"Ya sudah,aku akan merencanakan tanggal untuk itu,aku akan membicarakan nya pada papa ku,kalian hanya mempersiapkan mental dan senjata senjata kalian"ucap Vivi memegang hp yang seperti nya ingin menghubungi ayahnya.
Setelah pulang sekolah ia menuju ke rumah
nya,untuk membicarakan mengenai hal yang di sekolah. terparkirlah mobil mewah itu di sebuah rumah besar yang seperti istana.menginjak rem dan menarik rem tangan lalu keluar mobil.
Di situ ada asisten pribadi Vivi jika ia ada di rumah keluarga nya.asisten itu membungkuk memberikan salam dengan hangat,memegang tas ransel gadis itu dan memasuki rumah besarnya.
"Di mana papaku berada Han?"tanya Vivi yang menyusuri koridor rumah nya."Tuan besar ada di ruang tamu lantai dua nona,apakah anda ingin meminum sesuatu setelah di sana?"ucap Han--asisten Vivi,mengikuti langkah kaki Vivi dari arah belakang ."susu coklat dingin saja,aku lumayan lama gak meminum itu"
Lantai dua pun sudah dipijakannya,ia melihat papanya sedang sibuk sendiri dengan urusan kantor,"pah.."ucap Vivi duduk di sofa besar."wah..anak ku sudah tiba,bagaimana?apa seluruh geng mu setuju untuk membantu?"ucap papa sambil mengakhiri laptop yang ada di pangkuannya.
"Iya pah,mereka semua setuju untuk membantuku,seperti yang ada di chat,aku hanya menentukan kapan untuk pergi berperang"
"Hmm bagaimana kalau 15 hari lagi? sekarang papa tiba bisa mengirim mu ke Medan perang selagi kamu ujian,itu lebih penting,bagaimana apakah kamu setuju?"
"Aku sih ngikutin arahan papa aja,aku ingin menginap di rumah ini sementara,aku kelelahan"ucap nya menyandarkan kepalanya di sofa,rasanya begitu sangat rileks ketika ia menduduki sofa yang sangat empuk,kalah dengan sofa yang ada di rumah nya."bagaimana pekerja kuli?apakah mereka melakukannya dengan benar?mereka tidak menganggu pekerjaan mu kan nak?"
"Baik kok pah..berjalan sesuai arahan papa, menutup mulut rapat rapat dan mengerjakan nya dengan tenang"jawab Vivi menaikkan kakinya, sepertinya dia akan tidur di sofa sekarang?
Namun tiba lah seorang pelayan dengan nampan berisi susu coklat dingin sesuai permintaan Vivi, akhirnya pun Vivi membatal kan rencana tidurnya di sofa,dia ingin menyeruput secangkir coklat dengan tenang.
"Nak..ada yang papa bicarakan"ucap ayah Vivi serius, seperti nya kali ini memang serius"ada apa pah?bukannya sudah berjalan sesuai rencana?"sembari menyeruput coklat dingin nya,ia melirik papanya yang sedari tadi diam dengan menggabungkan tangan nya.
"Ayah ingin kamu bertunangan"baru juga lima kali seruputan secangkir coklat malah terjatuh begitu saja di lantai,entah ini kenapa apakah dia terkejut mendengar ia di jodohkan?"pah..aku menolak pria itu,sudah berkali-kali aku ucapkan pah,aku butuh pria yang bisa menjaga ku,dan memiliki kemampuan bertarung yang lebih kuat dari ku pah,kenapa papa bersikeras sekali?"ucap putri nya itu dengan nada keras, seperti biasa jika ada kata ucapan 'tunangan'selalu saja Vivi berteriak marah.
Papa Vivi menyuruh pelayan untuk membuat kan minuman yang baru dan membersihkan pecahan gelas itu yang ada di bawah kaki Vivi."tapi..lihatlah dulu Vivi jangan terburu buru,ayah sudah memilah milih pria yang cocok dengan selera mu"
"Memang di mana dia pah?aku akan menghajar nya di sini untuk melihat kemampuan nya!"ucap Vivi menggulung lengan baju sekolah Vivi ke atas,bahwa dia siap untuk bertarung dengan pria pilihan papa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments