menikmati

Malam dingin itu membuat semangat mereka terbakar semakin utuh,mereka mengendap endap dengan sempurna tanpa suara,mereka telah tiba di depan rumah target pertama nya.kodisinya sangat sunyi karena mereka melancarkan aksi nya di tengah malam.

Anggukan Vivi membuat Meyca mengerti seolah olah dia harus membuka kunci pintu itu dengan alat yang di rancang ya sendiri.di lakukan dengan perlahan dan tidak menimbulkan suara.

Sedangkan Arin dan Shiki sedang berjaga jaga,siapa tau ada yang melihat kejadian itu.Plank! Pintu pun terbuka. Vivi dan Meyca masuk ke dalam rumah itu.

Kondisi rumah yang sepi.. seperti nya si target hanya tinggal sendiri tanpa orang tua,ya itu bagus!gadis cantik itu menuangkan serbuk ke atas tissu.di telusuri satu per satu kamar dan akhirnya di temukan ya dengan keadaan tertidur.

Vivi dengan cepat menuangkan serbuk itu ke dalam mulut si target.setelah itu,Meyca langsung membekap mulut target dengan kain yang cukup tebal.

.

.

.

Kelopak mata ikut naik ke atas sesaat ia membuka mata,ia.. tidak ada pandangan sekali pun,ia merasa sangat pusing dan rasa sakit di sekujur tubuh nya,dia sepertinya tak bisa bergerak tangan ku ada yang menahannya dengan besi! Leher kedua tangan dan kedua kaki,aku tidak bisa bergerak!

Bruuk!!

Suara yang membuatku menoleh ke arah suara tersebut. "Hmmmmm!!!Hmmmmm!!Hngggg!!"ucap yang di sebelahnya nya."waduh..mereka berdua sudah bangun,kita apakan mereka bos?"ucap Arin menyiapkan peralatan favorit Vivi.

"Buka penutup matanya itu Arin,dan juga mulutnya,aku ingin mendengar alasan nya"ucap Vivi berjalan ke arah target sembari memasang sarung tangan hitam. Lalu mengambil barang favorit nya yaitu,P*sau tajam seperti mata birunya itu.ohh tatapannya sungguh tajam!seperti yang ia pegang sekarang.

"Lo!!kan adik kelas gueh!Lo mau apain gue!jangan macem macem Lo!"ucap target satu.dia meronta sekuatnya hingga kulitnya ingin lepas dari borgol besi yang berduri itu, usaha nya dia sia sekarang ia telah melihat temannya yang sama di perlakukan oleh ke empat gadis itu."Yonna!bangun!Gheza!bangun! Kita harus pergi di sini !!"ucap gadis yang bernama Hiffa.

"Haduh kak..percuma kok, mereka baru aja di beri obat tidur,kamu bisa ngapain kak!"

"Heh!Vivi!Lo itu mau ngapain gue!!jangan macem macem!gw bakal teriak kalo Lo berani celakai gue!"ucap Hiffa melotot ke arah Vivi yang sedang santai menga*sah pisaunya itu."terus saja berontak sampai kulitnya lepas, memang nya kita di kota ya?kita lagi di hutan Kak.."ucapnya lembut tetapi tatapannya sungguh mengerikan.

Ia mendekati Hiffa dan duduk di tempat singgah sananya. iya menarik kuat dagu Hiffa hingga terbentur kursi yang Vivi duduki."apa alasan mu membully teman ku?kenapa?apa kau ingin berkuasa di sekolah?iya?!"ucap Vivi memainkan pisau itu di dekat nadi Hiffa,tentu saja membuat Hiffa takut,ia bergetar hebat sesaat Vivi membuat barcode untuk nya(goresan ringan di tangan).

"A-aku..hanya kesal dengan teman mu itu!aku kesal ketika ia merebut kekasih tercinta ku!aku ingin membalas dendam ku padanya! aku hanya ingin pujaan hatiku hanya untuk ku saja,tidak untuk nya!"ucap Hiffa dengan keras sembari tutup mata sesaat Vivi semakin mendalam kan pisau itu di lengannya.

"Masa sih?gak percaya tuh aku,jujur saja,kamu hanya ingin memanfaatkan uang Yuki,dan kau juga ingin yang paling berkuasa karena kau ini kakak kelas,apa karena kau kakak kelas semua siswa di bawahmu akan menuruti permintaan mu?nggak!"ucapnya dingin,ia semakin mendalam kan pisau itu,hingga terlihatlah sedikit d*rah di lengannya."kamu kira pembullyan itu sepele?banyak siswa siswa di sekolah bundir karena mu!mereka telah mengeluarkan keluhan mereka dan rengekan mereka tepat di mataku!mereka memohon padaku karena aku sama sekali tidak pernah di bully!"ucapnya dengan cepat karena permainan nya terlalu seru!

"Ahhkkk!!!"teriaknya saat d*rah nya telah keluar dengan deras."Ahh seru ya,aku ingin sekali memutuskan nadi mu yang menggemaskan ini,apa, apakah permainan ini makin menjadi seru?!apa iya?apakah setelah kematian mu dapat membuat mereka tersenyum ceria?!!iya?hah!"ucapnya semakin lama semakin mempercepat perkataan nya karena terlalu seru bermain dengan mainan baru nya.

"Kau dasar gila!"ucap Hiffa mendorong kuat kursi itu agar Vivi terjatuh. tapi ia malah terbaring lemah sesaat melihat tangan nya yang merah berdarah itu menjadi biru dan..terlihat seperti kulit mengelupas,ada yang aneh!padahal cuma pisau,kenapa sangat sakit."hehehe..bagaimana rasa racun nya?manjur banget ya?hahaha.. terimakasih sudah mau menjadi bahan percobaan ku" ucap nya menginjak kepala Hiffa dengan sepatu hells nya.hingga mengeluarkan cairan merah di kepala Hiffa.

Muncul lah seringai itu,tampak nya ia benar benar Menikmati permainan ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!