Arkatama mengundang Jacob ke bar Attaboy, dia ingin mengadakan kerja sama dengan bar milik Jacob. Jacob sangat senang, karena diundang dengan sangat terhormat oleh Arkatama. Tak perlu berbasa-basi, Arkatama langsung memberikan amplop yang berisikan kontrak kerja sama. Jacob terkejut, melihat isi kontrak tersebut dia tidak menyangka seorang pebisnis besar seperti Arkatama mau bekerja sama dengannya.
" Kamu yakin akan keputusan ini? Bar aku itu terkadang sepi penonton kecuali saat Queen tampil maka banyak penonton yang hadir." ujar Jacob.
" Justru itu alasan aku ingin mengajak kerja sama." ucap Arkatama.
" Jadi ini hanya alasan karena ada Anindya? Anindya bilang padaku jika dia ingin berhenti." ujar Jacob.
" Bukan itu, kamu lupa jika aku Inis orang pebisnis yang membeli saham bukan hanya dia bar mu, tetapi di bar yang lain juga." ujar Arkatama mengambil kembali amplop namun ditahan oleh Jacob.
" Sabar dulu dong. Aku hanya ingin tahu apakah kerja sama ini karena kamu menginginkan artis yang tampil di bar ku atau?"
" Tentu saja tidak. Aku hanya ingin bekerja sama sekaligus membantu. Namun jika Anindya.."
" Anindya tidak berhenti." ucap Jacob memotong perkataan Arkatama.
" Jadi bagaimana?" tanya Arkatama.
" Butuh aku waktu ini bukan hal gampang untuk mengambil keputusan." jawab Jacob.
" Baiklah, aku akan menunggu sebelum hari Selasa." ujar Arkatama.
" Aku tidak masalah. Tapi aku hanya ingin bilang sebagai orang kenal dengan Anindya. Anindya sangat suka tampil diatas panggung. Jika kamu masih menganggapnya tunanganmu, aku harap kamu tidak melarangnya untuk melakukan apa yang dia mau." ujar Jacob.
Di rumah, Anindya berlari keluar sambil mencoba untuk menelpon kembali sahabat, dia menaiki taksi mencoba untuk terus menghubungi sahabat Rania. Dia yakin jika Rania membutuhkan bantuannya, karena pesan yang dikirim Rania. Namun, sedari tadi Raina justru tidak menjawab panggilannya. Hingga ponselnya berdering tetapi buka dari Rania melainkan dari Jacob.
" Hallo, Jacob, ada apa?" tanya Anindya karena dia sudah mengatakan jika dia akan beristirahat untuk tidak tampil di bar libra malam ini.
" Kamu bisa tampil hari ini? ada artis yang tidak bisa hadir hari ini. Kamu bisa bantu aku?" ujar Jacob memohon, disampingnya ada Arkatama yang berdiri menunggu keputusan dari Anindya.
" Tapi aku sudah bilang padamu jika aku beristirahat dulu." ujar Anindya.
" Iya, tapi aku sangat membutuhkan mu sekarang." ujar Jacob memohon.
" Aku tidak bisa. Kamu tahu hari adalah hari Minggu, aku harus pergi bersama arka." Anindya tetap menolak karena dia ingat hari minggu adalah jadwal kencannya bersama dengan Arkatama.
" Ah.. bagaiman dong, aku lupa jika hari ini hari minggu, hari kencanmu ya?" ujar Jacob sambil melirik kepada Arkatama yang berdiri disampingnya.
Arkatama segera mengeluarkan ponsel disaku jasnya dan segera menelepon Anindya.
" Jacob, nanti dulu ya, sepertinya Rania tengah menelepon ku." ujar Anindya mengakhiri sambungan teleponnya dengan Jacob.
Namun Anindya terkejut melihat nama Arkatama yang meneleponnya. Segera dia meminta supir taksi untuk mematikan musik agar Arkatama tidak curiga kemana dia berada. Dia mengatur suaranya, berakting seolah baru bangun tidur.
" Bagaimana dia sudah menjawab?" tanya Jacob melihat Arkatama masih diam dengan ponsel menempel di telinganya.
" Dia masih mengatur dirinya." jawab Arkatama yang sudah paham dengan tunangannya itu.
Anindya menjawab telepon dari Arkatama dengan suara serak seolah baru bangun tidur. Dia berbohong jika dirinya baru saja bangun dari tidur ketika mendengar suara telepon. Tanpa dia sadari Arkatama sudah tahu apa yang tengah Anindya lakukan.
Arkatama mengatakan jika malam ini mereka berdua tidak akan berkencan dengan alasan jika dirinya tengah mengadakan rapat dan akan pulang jam 10 malam.
" Oh, aku tidak masalah kok." jawab anindya.
" Baiklah, jika kamu lapar kamu lihat saja bahan makanan di dapur." ujar Arkatama.
" Tapi aku tidak bisa masak."
" Kalau begitu aku akan meminta Bagas membelikannya untukmu."
" Tapi bisakah makanannya datang letakkan di dapur saja, tidak perlu ke kamarku karena aku ingin fokus belajar malam ini." ujar Anindya berbohong.
" Oke.. Aku akan katakan pada Bagas. ingat, jarak antar rumah dan kantor tidak jauh." ujar Arkatama berpura-pura mengancam.
" Kamu juga tidak perlu buru-buru, aku sudah terbiasa sendiri dari rumah." ujar Anindya.
Telepon itu berakhir, Anindya tersenyum senang karena malam ini dia akan tampil tanpa sepengetahuan Arkatama. Sedangkan Arkatama memandangi Jacob, yang tidak lama mendapatkan telepon dari Anindya jika dia akan tampil malam itu.
Tak berselang lama, Anindya mendapat telepon dari Rania. Anindya yang khawatir menanyakan keadaan sahabat itu.
" Kamu dimana?" tanya Anindya.
" Aku di tempat les karate."
" Kamu barusan mengirimkan ku pesan. ada apa?"
" Aku ingin meminta tolong padamu, tapi sudahlah. Tadi Rakhatama datang kesini, dia tahu jika aku berbohong padanya. karena aku takut dia akan memarahiku makanya aku mengirimkan mu pesan seperti itu. Tapi ternyata tidak, dia tidak memarahiku sama sekali." ujar Rania.
" Benarkah? Itu beneran rakha?" tanya anindya seolah tidak percaya jika Rakhatama tidak memarahi Rania karena sudah berbohong.
" Iya, aku juga tidak percaya. Tapi setelah dipikir-pikir jika aku mengungkapkan sejujurnya, justru itu lebih baik dan membuat aku lega. Aku tidak perlu takut lagi." ujar Rania karena dia tidak ingin lagi berbohong kepada Rakhatama mengenai apapun itu.
" Padahal aku hendak kesana untuk menemui mu." ucap Anindya merasa lega jika sahabatnya tidak apa-apa.
" Tidak perlu. Aku akan pulang dengan Rakha. Sudah dulu ya, Rakha sudah menungguku." ujar Rania mematikan sambungan telepon mereka.
Anindya memberitahu supir taksi untuk mengantarkan ke bar libra, karena dia tidak perlu lagi ke tempat Rania berada.
Sesampai di bar libra, Anindya menemui Jacob dari pintu belakang bar.
" Hey! Anin!" sapa Jacob dengan senyuman manisnya.
" Aku tidak pulang hari ini, aku langsung kesini dengan penampilan seperti ini." ujar Anindya karena penampilannya yang tidak sesuai dengan karakter queen.
" Tidak masalah. Nilai jual queen bukan karena pakaian melainkan suara serta caramu bermain DJ." ujar Jacob.
" Tapi, ini tidak seperti diriku. pakaian ini terlalu formal." ujar Anindya belum percaya diri dengan penampilannya.
" Kamu tidak perlu khawatir, ada beberapa pakaian disini. Kamu tinggal padu padankan saja." ujar Jacob.
" Kenapa kamu menginginkan aku tampil malam ini?" tanya Anindya merasa Jacob begitu bersemangat menginginkannya tampil.
" Itu karena... Akan ada pasangan masa depanku hadir." jawab Jacob.
" Pasangan? Kamu sudah punya pacar?"
" Bukan.. Pokonya tampil yang terbaik ya." ucap Jacob lalu pergi.
Anindya mulai bernyanyi menghibur para penontonnya. Dari kejauhan Arkatama bersama Jacob melihat Anindya tampil diatas panggung. Mata Arkatama tidak terahlikan dan terus memandangi tunangannya itu.
" Kamu lihat sendiri, kan? Anindya sangat senang berada diatas panggung. Dia memang sangat berbakat dalam hal ini." ujar Jacob.
Arkatama tidak berhenti memandang, Anindya terlihat sangat senang bernyanyi untuk menghibur para penonton yang hadir. Dan benar apa yang dikatakan Jacob, jika Anindya tampil banyak sekali pengunjung yang hadir malam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments