Malam ini akan menjadi malam yang tidak bisa dilupakan oleh Anindya sendiri. Dia sudah membuat keputusan yang untuk mengungkapkan dirinya yang sebagai Queen di depan semua pengunjung bar malam ini. Dia sudah yakin akan keputusannya itu, tidak perduli dengan Arkatama sebagai calon suaminya. Dia sudah membuat keputusan untuk membatalkan pertunangan mereka. Malam ini akan menjadi malam dimana Anindya sudah berstatus single.
Anindya ditemani dengan sahabatnya Rania, mengunjungi bar yang selalu di kunjungi oleh Anindya bahkan bar itu menjadi tempat manggung Anindya selama ini. Anindya berniat menemui Jacob, meski malam ini bukan malam untuk dia tampil di bar.
" Jacob, aku dengar malam ini ada band yang tampil. Bisakah aku menjadi penyanyinya?" tanya Anindya kepada Jacob yang tengah berada dibelakang panggung.
" Tentu saja boleh. Justru itu sangat bagus jika kamu yang bernyanyi. Tapi kenapa kamu tiba-tiba meminta bukankah malam ini bukan jadwal kamu untuk tampil?" Jacob merasa heran, karena Anindya akan datang sesuai dengan jadwal manggungnya. Bahkan jadwal itu juga ditentukan oleh Anindya sendiri.
" Aku sudah tidak membutuhkan jadwal lagi untuk tampil. Malam ini akan aku tunjukan kepada mereka, siapa Queen sebenarnya." ujar Anindya dengan penuh keyakinan akan keputusannya.
" Maksudmu? Kamu akan mengungkapkan dirimu? Kamu yakin akan hal itu?" tanya Jacob yang tidak percaya dengan omongan Anindya sendiri. Biasanya Anindya tetap kukuh menyembunyikan identitasnya sebagai Queen karena dia lakukan itu demi tunangannya.
" Iya, kamu yakin dengan keputusanmu Anin? Kamu tidak berpikir terlebih dahulu?" tanya Raina yang merasa jika Anindya terlalu mengambil keputusan dengan cepat.
" Tidak, aku sudah yakin dengan keputusan ku." jawab Anindya.
" Lalu bagaimana dengan tunanganmu, apa kamu tidak takut jika tunanganmu tahu?" tanya Jacob karena itu alasan kenapa Anindya tidak mau mengungkapkan indentitasnya sebagai Queen.
" Kita sudah tidak bertunangan lagi." jawab Anindya.
" What? Bukankah semalam kalian baru saja berkencan?" Jacob terkejut dengan informasi tersebut.
" Iya, aku yang membatalkannya. Itu lebih baik daripada harus melanjutkan pertunangan ini tanpa cinta." jawab Anindya dengan rasa sakit hati yang dipendamnya.
" Baiklah.. Aku memperbolehkan mu tampil. Tapi aku hanya kamu berpikir kembali tentang keputusan mu itu." ujar Jacob.
" Aku sudah yakin, Jacob." jawab Anindya dengan tegas.
" Baiklah, aku sudah melihatnya dari matamu. Setelah tampil aku akan mentraktir kalian minum sepuasnya di bar malam ini." ujar Jacob dengan senyuman manisnya.
Anindya tidak mau berpikir kedua kalinya lagi. Dia sudah buat keputusan bulat. Dia tidak perduli jika Arkatama tahu dan marah padanya. Pertunangan mereka sudah Anindya batalkan. Tidak ada berhak bagi Arkatama untuk memarahinya lagi. Kini dia bebas menjadi dirinya sendiri.
Disisi lain, Rakhatama tengah membaca majalah di tempat kerjanya. Tiba-tiba ponselnya berdering, tertera nama adiknya yang menelepon.
" Apa?" tanya Rakhatama setelah menjawab telepon dari adiknya.
" Dimana lokasi Rania?"
" Bagaimana aku bisa tahu! Kenapa kamu bertanya kepadaku? Aku tidak seperti mu yang selalu mengikuti kemana Anindya pergi."
" Terserah! Aku bertanya karena mungkin saja Rania bersama dengan Anindya, kamu sendiri tahu jika mereka sering bersama. soalnya sedari tadi aku menghubungi Anindya, namun Anindya tidak menjawabnya." ujar Arkatama didalam sambungan telepon.
" Mana aku tahu!" ucap Rakhatama.
" Baiklah, terima kasih karena tidak membantu apapun." keluh Arkatama lalu mematikan sambungan telepon tersebut.
Rakhatama merasa heran dengan sikap Arkatama yang tiba-tiba kesal padanya. Padahal Arkatama sendiri tahu jika gaya pacaran Rakhatama yang tidak terlalu mengikuti kemana pacarnya pergi. Namun, tiba-tiba saja Rakhatama teringat akan percakapan di telepon tadi. Dia ingin tahu apa kekasih itu ada di apartemen atau sedang keluar. Segera Rakhatama beranjak pergi.
Anindya kini berada diatas panggung, bersiap untuk membawa sebuah lagu untuk penghibur para pengunjung. Penampilannya berbeda kali ini, dulu dia memakai masker dan topi untuk menutupi wajahnya. Namun kini dia menunjukkan siapa Queen itu sebenarnya didepan para penonton. Para penonton tidak mengetahui jika di depan mereka sudah ada Queen artis bar yang selama ini mereka kagumi.
Anindya mulai bernyanyi, suara begitu merdu didengar. Lagu kali ini cukup membuat galau pada penonton.
" Usai.. Semua sudah cerita yang telah kita ukir berdua.. meninggalkan dirimu adalah hal terberat yang harus kujalani.."
Anindya menyanyikan dengan penuh penghayatan. Seolah lagu itu seperti menyuarakan isi hatinya yang sedang patah malam itu. Namun tanpa dia sadari, Arkatama juga berada diantar penonton dan mendengar lagu yang dinyanyikan oleh Anindya.
Disela-sela mendengar nyanyian dari Anindya, Rania justru mendapati pesan dari kekasihnya. Segera Rania menjauh dari keramaian penonton. Dia mencari tempat yang sepi agar kebisingan tidak terdengar saat dirinya tengah menelepon.
" Hallo."
" Dimana kamu? kenapa belum pulang?" pertanyaan langsung Rania dapatkan dari sang kekasih melalui telepon.
" Aku masih bersama Anindya, kami tengah memilah pakaian Anindya yang sudah tidak dipakai." Rania berbohong kepada kekasihnya, dia takut mendapat amukan dari Rakhatama jika tahu dirinya tengah berada di bar.
" Oh, cepatlah pulang. Aku sudah berada di apartemen mu."
" Tunggu sebentar, 10 menit lagi aku akan kesana."
Obrolan itu berakhir, Rania masuk kembali kedalam bar tepat Anindya sudah selesai tampil, dia berada dibawah panggung sambil berteriak jika dirinya harus pulang dengan cepat. Anindya mengangguk mempersilahkan sahabatnya itu untuk segera pulang.
Tiba-tiba seorang penonton bertanya, " Apa kamu queen? Suaramu terdengar mirip dengan suara queen?"
" Iya, aku adalah Queen." jawab Anindya membuat penonton heboh.
" Aku adalah Queen yang selama ini menghibur kalian melalui suara ku dan juga alunan musik DJ ku. Malam ini aku ingin mengungkapkan diriku yang sebenarnya kepada kalian semua. Namaku yang sebenarnya adalah Anindya, cukup nama panggilan tidak perlu nama panjang. Malam ini kalian boleh memanggilku Anindya, atau mungkin ada yang ingin tetap memanggil Queen juga tidak masalah. Aku tidak ingin menyembunyikan diriku lagi. Aku ingin menunjukkan diriku yang sebenarnya kepada kalian semua." ujar Anindya mengungkapkan dirinya depan banyak orang.
Hati Anindya rasanya cukup melegakan setelah sekian lama menyembunyikan dirinya melalui nama Queen. Setelah mengungkapkan perasaannya menjadi senang, dia sudah menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya. Tanpa dia sadari Arkatama mendengar semuanya malam itu.
Rakhatama yang tengah menunggu kekasihnya pulang mengirimkan pesan jika kekasihnya tengah berada bersama Anindya di rumah Anindya sendiri. Ternyata Rakhatama telah dibohongi setelah membaca pesan dari Arkatama yang mengirimkan foto Rania tengah berdiri dibawah panggung. Alhasil membuat Rakhatama sangat marah karena kekasihnya sudah berani membohongi. Segera dia beranjak pergi untuk menemui kekasihnya itu.
Bukannya segera pulang, Rania justru masih berada dibelakang bar tersebut menunggu Anindya turun dari panggung. Rania seolah punya tanggung jawab besar terhadap Anindya. Bagaimanapun Anindya adalah seorang putri, sebagai sahabat dia ingin menjaga Anindya.
" Anindya, sebaiknya kita harus segera pulang." bujuk Rania setelah Anindya turun dari panggung.
" Jangan dulu dong, bukankah aku sudah bilang akan mentraktir kalian minuman." ujar Jacob yang datang menghampiri Anindya.
" Tapi..." belum sempat berbicara Jacob langsung memotong.
" Bagaimana perasaan mu setelah mengungkapkan semuanya?" tanya Jacob kepada Anindya.
" Sangat melegakan. sekarang tidak ada lagi yang perlu aku rahasiakan. Aku bisa tampil semauku." jawab Anindya dengan senang.
" Aku juga turut bahagia." ucap Jacob.
" Anin, kita sebaiknya pulang ya." bujuk Rania lagi yang takut jika dia terlambat sampai ke apartemennya.
" Kamu pulanglah duluan. Aku tahu Rakhatama pasti sudah menunggu. Dia sangat khawatir, kamu pulanglah." ujar Anindya.
" Tapi..."
" Kamu tidak perlu khawatir. Aku bisa menjaga diri kok. Anindya sekarang bukan seperti Anindya yang dulu lagi." ujar Anindya.
" Baiklah, tapi Jacob jangan membuatnya minum terlalu banyak. Jika dia mabuk dia tidak bisa dikontrol. Aku berkata serius! Ingat jangan minum terlalu banyak!" tegas Rania meski dia tidak tega harus pulang duluan dari Anindya.
Anindya hanya bisa tersenyum, Rania merupakan sahabat yang baik meski gadis itu terkesan cengeng dan manja. Namun Rania sangat menjaganya dengan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments