Demi Sang Tunangan
Seorang gadis memakai helm, lalu menghidupkan mesin motor sportnya. Motor itu dibawanya dengan kecepatan tinggi melintasi arena lintasan balapan. Dalam satu putaran dia bisa melewatinya dengan mudah.
" Anindya.. Astaga! Deru motornya bikin stop jantungku." ucap Rania, teman dekat Anindya.
Motor sport itu berhenti, sang gadis bernama Anindya masih belum beranjak dari motornya. Anindya mengancungkan ibu jarinya kepada Rania yang berjalan menghampirinya.
" Gila! Kecepatan mu semakin tinggi saja." ucap Rania melihat sahabatnya itu membawa motor sportnya dengan kecepatan tinggi.
" Benarkah! Aku terkesan mendengarnya." Anindya sangat senang ketika dia sudah bisa mencapai kecepatan yang dia mau.
" Ayo kita pulang." ajak Rania yang tak mau berlama-lama di arena balap tersebut.
" Jangan dulu dong, aku baru saja melintas satu putaran. Aku sudah sewa dengan mahal arena ini. Masa hanya satu putaran saja. Itu tidak sebanding dengan uang sewanya, tuan putri."
" Kamu memanggil ku tuan putri? Justru kamu sendiri yang tuan puteri, berani membawa motor sport seharga 200 juta ini dia arena ini, pake sewa pula." ujar Rania.
" Aku kesini hanya untuk mencari ketenangan, healing. Menghilangkan stres." ucap Anindya.
" Menghilangkan stres? Lalu untuk apa kamu membawaku bersamamu."
" Aku membawa mu bersamaku, untuk mengenang kembali kenangan kita semasa di California."
" Kenangan? Itu di California. Cuaca disini berbeda dengan disana."
" Tapi aku lebih suka berada disini, Indonesia." ucap Anindya.
" Lebih suka disini atau memang ingin bersama dengan tunanganmu, Arkatama." goda Raina.
" Lalu bagaimana denganmu? Kamu mengajak ku pulang karena kamu takut jika pemilik tempat ini tahu kalau kamu membolos kuliah dan datang kesini."
" Itupun kamu tahu, Rakhatama akan memarahiku."
" Rakhatama tidak sejahat Arkatama tentunya." ucap Anindya tersenyum membayangkan tunangannya.
" Justru itu, sebaiknya kita pulang."
" Jangan dulu, biarkan aku menikmati arena ini dulu. sebelum besok aku akan menjadi perempuan yang lemah lembut di depan Arkatama." ujar Anindya tersenyum.
Anindya Maheswari Basutara, nama lengkap gadis yang menyukai motor sport ini. Dia merupakan anak seorang bangsawan, memiliki darah keturunan kerajaan tersohor di negeri ini. Sebagai seorang putri bangsawan, Anindya sudah dijodohkan dengan seorang pengusaha terkenal berasal dari Singapura yang menetap di Indonesia bernama Arkatama Mahendra.
Anindya sangat mencintai Arkatama, bahkan dia menyembunyikan sikap aslinya hanya demi menjadi perempuan yang dicintai oleh sang tunangan. Anindya melakukan hal itu, karena tidak ingin Arkatama tahu jika Anindya adalah perempuan yang berbeda tidak seperti perempuan keturunan kerjaan lainnya yang bergaya layaknya seorang putri yang selalu memakai gaun dan bersikap lemah lembut.
Anindya bukanlah perempuan semacam itu, dia sangat berbeda. Dia sangat menyukai hal yang berbau otomotif, bahkan dia juga suka bernyanyi dan bermain alat musik. Untuk mengasah bakatnya, dia sering tampil setiap minggu di sebuah bar. Entah sebagai penyanyi atau sebagai DJ di bar malam langganannya. Untuk menyembunyikan hal itu, dia memakai identitas yang berbeda, dia menamai dirinya sebagai Queen.
Mobil melaju memasuki area gerbang perusahaan. Mobil tersebut berhenti di depan pintu masuk gedung perusahaan. Sang sopir keluar duluan, lalu membuka pintu untuk bosnya. Arkatama Mahendra keluar dengan penampilan rapi dan raut wajahnya tegas tanpa senyuman. Berjalan memasuki kantornya menuju ruangan rapat.
Hari ini perusahaan mengadakan rapat untuk persiapan untuk mempromosikan produk terbaru mereka. Arkatama sang CEO yang terkenal tegas itu duduk mendengarkan karyawan memberikan gagasan ide iklan untuk promosi produk mereka. Namun gagasan tersebut di tolak, dengan tegasnya dia mengatakan jika karyawan masih kurang becus dalam membuat ide.
" Bilang pada staff di bar AtBoy jika aku tiba disana di jam 09.50." ujar Arkatama kepada sekretarisnya sekaligus sopirnya bernama Bagas.
" Baik pak."
Arkatama Mahendra, sosok yang tegas merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar dan ternama di Indonesia. Dia dikenal karena sukses dalam memimpin perusahaan. Sikapnya yang cuek dan tegas dalam bertindak ini membuat semua karyawan khususnya perempuan sangat mengaguminya.
Alunan musik DJ menggema, dengan pakaian kantornya yang rapi Arkatama berjalan memasuki bar. Dia menuju tempat yang sudah disediakan dimana disana sudah ada kakaknya Rakhatama yang tengah menunggu sambil menikmati segelas wine.
" Katanya datang jam 9.50, ini sudah jam berapa." ucap sang kakak Rakhatama karena sudah menunggu adiknya.
" Aku sengaja memberitahumu. Karena aku tahu kakak selalu telat untuk datang."
" Bagas, bagaimana dengan pengunjung hari ini?" tanya Arkatama ingin tahu pengunjung bar milik kakaknya.
" Lumayan banyak." jawab Bagas.
" Bagaimana dengan bar pesaing?"
" Bar pesaing?" tanya Rakhatama.
" Bar Libra, bar disebelah."
" Jadi kamu berpikir itu adalah bar pesaing kita?"
" Ini hari Sabtu, Queen akan tampil jam 11 malam nanti. Tentu akan banyak pengunjung disana." ujar Bagas melaporkan.
" Queen? Siapa itu?" tanya Rakhatama.
" Aku juga penasaran siapa itu Queen."
Alunan DJ mengalun, banyak pengunjung yang menikmati banyak pula yang meneriaki nama Queen. Tampilan Queen kali cukup memukau para penontonnya. Anindya yang berpesan sebagai Queen tersenyum melihat para pengunjung begitu menikmati alunan musik yang dimainkannya.
" Gila! kamu keren banget Queen." puji Jacob selaku manager di bar libra tersebut.
" Makasih." ucap Anindya yang kini berperan sebagai queen.
" Anin, ayo kita pulang." ajak Rania, kemana Anindya pergi Rania selalu ikut bersamanya.
" Tunggu sebentar dong, aku baru saja selesai perform." ujar Anindya.
" Tapi tuan putri, kita harus pulang karena aku takut Rakhatama, kakak iparmu itu memarahi ku. Dia akan mengecek, jika aku belum pulang ke rumah." ujar Rania selalu pacaran dari Rakhatama.
" Baiklah, aku akan pulang."
" Tapi tunggu dulu, malam ini kamu sudah membuat minuman di bar ku laku keras. Aku harap besok malam minggu kamu bisa datang perform kembali." pinta Jacob, dia ingin mengambil keuntungan akan kehadiran Anindya di barnya.
" Untuk hari tentu dia tidak bisa." ucap Rania.
" Emangnya kenapa?"
" tuan putri ini khusus hari minggu, dia akan berperan menjadi perempuan yang sangat feminim dan lemah lembut di depan tunangan. Hari minggu adalah hari khusus untuk kencannya dengan Arkatama. Bahkan dia juga berani menunda mata kuliahnya jika ada kuliah di hari minggu." ujar Rania yang sangat tahu tentang Anindya.
" Tentu saja, aku tidak bisa untuk perform malam itu." ucap Anindya.
" Kalau begitu ajak saja dia kesini untuk melihat perfomance mu." usul Jacob.
" Tidak boleh!"
" Emangnya kenapa?"
" Aku tidak ingin dia tahu jika aku seorang penyanyi dan DJ, dan aku tidak ingin dia tahu jika aku adalah queen."
" Kenapa?"
" Karena dia tahu jika aku adalah perempuan yang berperilaku baik, aku tidak ingin dia tahu tentang ku yang sebenarnya. Aku ingin menjadi orang yang dicintai." jawab Anindya.
Mungkin akan terasa sulit bagi Anindya untuk menjadi pribadi yang bukan dirinya. Namun, semua itu Anindya lakukan untuk menjadi perempuan yang baik untuk tunangannya. Dia tidak menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya kepada tunangannya itu. Tak ingin membuat sang tunangan kecewa melihat watak asli Anindya. Makanya Anindya sengaja mengubah namanya ketika tampil di atas panggung bar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments