Bab 20

men temen aku update satu bab dulu ya. Aku mau langsung ngetik lagi jadi dua bab lagi nanti malem ya, ayo gas komen sama gas like

Setengah jam berlalu, akhirnya Mario bisa menetralkan nafasnya, emosinya juga sudah sedikit mereda.Tapi tentu saja dia belu bisa menghilangkan kekesalannya 100 persen.

Ini sudah 8 tahun berlalu, faktanya sampai detik ini perasaan cinta  Mario pada Soraya msih menggebu-gebu. Cintanya pada Soraya masih sama, hanya saja semua tertutup dengan amarah.

Faktanya selama ni pernikahan Regina dan Mario pun semu, karena sedari awal Mario tentu tidak pernah berniat untuk menikahi Regina. Dulu Mario sengaja memberikan pesta pernikahan mewah untuk Regina,   semata-mata untuk memanas-manasi Soraya, dan saat itu, Mario malah berniat untuk langsung menceraikan Regina setelah dia puas memanas-manasi Soraya.

Tapi tenyata, hal yang tidak Mario duga adalah Soraya malah pindah ke kota lain, awalnya mario tidak tau kemana Soraya pindah, hingga pada akhirnya setelah beberapa tahun berlalu Mario mengetahui tetang di mana Soraya tinggal, dan dia pun kembali mengajak Regina dan Naina untuk pindah.

Sebenarnya setelah Soraya pindah, Mario tidak tinggal dengan Regina dan anak mereka, bahkan awalnya Mario juga tidak terlalu perduli pada Naina, anaknya. Tapi ketika tau kota di mana Soraya tinggal dan menyelidiki Soraya, akhirnya Mario tau di mana sekolah anak Soraya, hingga dia mempunyai ide, yaitu menyekolahkan Naina di sekolah yang sama dengan Kirea, apalagi dia tau Soraya juga sering mengantar jemput Kirea, dan pada akhirnya Mario berencana kembali memanas-manasi Soraya, dia ingin Soraya tau bahwa pernikahannya dan Regina bahagia.

Seperti dulu, Mario  selalu berusaha memanas-manasi Soraya dengan cara bersikap manis pada Regina dan Naina, Agar Soraya menyesal berpisah dengannya, dia selalu bersikap baik pada Naina, agar Soraya tau bahwa dia bisa menjadi ayah yang baik dan putrinya tidak kekurangan kasih sayang. Dia juga sengaja memperlakukan  Soraya seperti orang asing agar Soraya semakin menyesal telah meninggalkannya.

Tapi lama kelamaan, Mario mulai kesal dengan Soraya yang sepertinya tidak pernah dengan terpengaruh dengan  apapun yang dia lakukan, padahal Mario berharap Soraya menyesal. Tapi ternyata Soraya  malah enjoy saja, dan sama sekali tidak kesal dengan apa yang dia lakukan, seolah Soraya benar-benar sudah melupakannya.

Tapi Mario tidak menyerah begitu saja,  dia mempunyai satu ide yaitu membangun rumah menggunakan jasa Soraya. Dia juga sengaja  ingin  desain rumah yang seperti Soraya inginkan, tapi dia mengatakan itu untuk Regina agar membuat Soraya panas.

Dan inilah alasan kenapa Mario selalu mengajak Regina ketika  bertemu dengan Soraya dan  selalu berpura-pura mesra di hadapan Soraya, berharap dia melihat reaksi Soraya yang cemburu ataupun reaksi yang berbeda.

Tapi ternyata Apa yang diharapkan Mario sama sekali tidak terjadi, setiap dia mesra dengan Regina di hadapan Soraya, Soraya tidak menampilkan raut wajah apapun. Dan itu benar-benar membuat Mario kesal.

Dan setelah Mario merasa dramanya tidak membuahkan hasil, Mario berpikir  tidak bisa lagi terus bersikap seperti ini, hingga Dia mempunyai ide.

Dia sengaja mengajak tim Soraya untuk bekerjasama, dan mengatakan pada Soraya bahwa keuangan Soraya  diretas. Mario juga sengaja melaporkan Soraya ke kantor polisi, agar  Soraya terjepit.

Dan Ketika Soraya sudah terjepit dan putus asa, Mario akan menawarkan satu kesepakatan pada Soraya, dia akan menyuruh Soraya agar  meninggalkan Cio  dan Kirea lalu kembali padanya.

Dan inilah yang membuat Mario kesal dan marah, ketika rencananya akan berhasil,  ketika dia akan memberi penawaran pada Soraya, tiba-tiba Kelvin  datang menghancurkan semuanya.

Mario bangkit dari duduknya, Kemudian dia berjalan ke arah meja kerjanya, lalu setelah itu dia menelpon sekretarisnya menyuruhnya menyuruh sekretarisnya untuk masuk dan membereskan ruangannya.

Mario  sadar, dia tidak boleh terus dalam emosi, dia harus menggunakan  cara lain untuk mendapatkan Soraya, dengan cara  memaksa ataupun dengan  cara baik-baik.

****

“Kelvin, sedari tadi kau menemaniku, pulanglah aku tidak apa-apa sendiri," ucap Soraya ketika mereka sedang  berada di depan ruang operasi. Sebenarnya operasi sudah selesai, hanya saja Kirea  masih belum keluar dari ruangan operasi, hingga Soraya dan Kelvin menunggu di depan ruangan operasi tersebut.

“Tidak apa-apa, Soraya. Aku juga sedang tidak ada pekerjaan," jawab Kelvin, dan sedetik kemudian pintu ruang operasi terbuka.

Para perawat   mendorong berankar  yang ditempati oleh Kirea, hingga dengan cepat Soraya pun bangkit dari duduknya.

“Kirea!”  Panggil Soraya, tubuhnya kembali melemas ketika melihat Kirea dipasangi selang-selang.

“Kami akan memindahkan anak Anda ke ruang ICU  terlebih dahulu,"  ucap suster ketika Soraya menghampiri mereka, hingga Soraya menggangguk,  dia pun langsung berjalan mengikuti suster yang mendorong berankar Kirea.

Dua Minggu kemudian

Tidak terasa ini sudah dua minggu  berlalu semenjak Kirea selesai di operasi. Setelah Kirea sadar, Kirea benar-benar tidak mau di tinggalkan lagi oleh ibunya, dia bahkan tidak memperbolehkan Soraya untuk menghilang dari penglihatannya.

Dan akhirnya setelah dua Minggu di rawat, Kirea sudah di perbolehkan untuk pulang.

“Jadi, maksud anda biaya rumah sakit sudah di lunasi?" Tanya Soraya, pada bagian administrasi.

”Ia, nona. Tuan Kelvin  yang membayarnya.” mata Soraya membulat ketika mendengar itu, dia tidak tau kenapa Kelvin sampai harus membayar biaya rumah sakit Kirea. Dan  dia  cukup terkejut ketika mendengar biaya tagihan rumah sakit  di lunasi oleh Kelvin. Padahal Kelvin sudah membantu urusannya dengan Mario, Soraya juga tidak tau kapan Kelvin datang ke rumah sakit, karena setelah operasi Kirea, Kelvin tidak pernah datang lagi menemuinya.             

“Oh, baiklah. Terima kasih.” Soraya pun berbalik, kemudian dia memutuskan untuk untuk menjemput putrinya.

Soraya masuk kedalam ruang rawat Kirea,  ternyata Kirea  sedang melamun, hingga Soraya pun langsung menghampiri Kirea  yang sedang duduk di sofa.

“Apa ada yang kau pikirkan?" tanya Soraya.

“Mommy!” panggilnya. Sudah lama sekali Kirea ingin mengatakan ini  Tapi tentu saja dia tidak bisa, karena kemarin-kemarin tenggorokannya sangat sakit.

“Kenapa, hmmm?"

“Aku tidak mau lagi bertemu dengan Daddy,” ucap Kirea. Sepertinya, kekecewaan Kirea  pada Cio benar-benar sudah mendarah daging, dia semakin membenci Cio, karena ketika ibunya pergi ke kantor polisi, Cio tidak datang hingga dia harus berada di rumah sakit seorang diri dan harus merasakan  ketakutan selama 2 hari.

Soraya mengangguk kemudian dia menggenggam tangan Kirea. “Apapun yang terjadi, Kau tidak boleh membenci siapapun.”

Soraya memberi pengertian pada Kirea, dia tidak ingin hidup putrinya dipenuhi dengan kebencian.

Saat Soraya akan mengajak Kirea untuk keluar dari ruang rawat, tiba-tiba pintu ruang rawat Kirea  terbuka dari arah luar, hingga Soraya dan Kirea  menoleh.

Dan ternyata Cio yang datang, rupanya Cio memberanikan diri untuk datang. Sedari awal kebohongan Marry Terbongkar, Cio merasa  bersalah dan merasa tidak enak pada Soraya,  tapi dia baru berani datang sekarang.

“Hallo, Soraya!” sapa Cio dengan malu-malu hingga Soraya hanya tersenyum samar.

Sedangkan Kirea sedang duduk sama sekali tidak mau menoleh ke arah Cio

“Boleh aku berbicara dengan Kirea?” tanya Cio,  hingga Soraya mengangguk. Dia menggeser tubuhnya, Kemudian membiarkan Cio menghampiri Kirea.

“Kirea!" Panggil Cio, Namun Kirea tidak menoleh sedikitpun pada Cio.

“Kita bicara saja di apartemen," kata Soraya, dia juga ingin berbicara pada Cio, dia PLO dr berencana untuk mengakhiri semuanya.

Selama dua Minggu ini, Soraya sudah banyak berpikir, sepertinya lebih baik jika dia dan Cio bercerai. Dia mungkin akan menjelaskan semuanya pada keluarga. Sebab, jika terus seperti ini mental Kirea yang akan di pertaruhkan.

Cio mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, sesekali dia melihat ke arah Kirea yang duduk  di belakang dan tidak mau melihat ke arahnya.  Begitupun dengan Soraya, yang juga  menghindari tatapannya.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh cio sampai di basement apartemen Soraya. Baru saja Cio  akan membukakan pintu mobil untuk kirea, langkahnya, terhenti ketika Kirea  sudah membuka mobil terlebih dahulu, lalu berjalan mendahului ke arah lift  tanpa menunggu dia dan Soraya.

***

“Ja-jadi maksudmu Soraya?" Cio menatap Soraya dengan tatapan tak percaya. Dia tidak menyangka kata-kata itu keluar dari mulut istrinya di mana Soraya mengajaknya untuk bercerai. Barusan, setelah masuk ke dalam apartemen, Soraya  tidak ingin membuang waktu lagi, dia langsung mengajak Cio berbicara.

”Hmm, Cio. Aku sudah memikirkan ini matang-matang. 8 tahun pernikahan kita,  pasti keluargaku akan memaklumi tentang alasan perceraian kita. Aku juga terlalu malas berhubungan dengan Marry. Kekasihmu benar-benar tidak tau diri." Soraya berbicara dengan berapi-api, setiap mengingat tingkah Marry,  rasanya darah Soraya mendidih.

”Kita bicara nanti." Entah kenapa Cio tidak terima keputusan Soraya tentang perceraian ini, hingga dia memutuskan untuk pergi, agar Soraya tidak membahas ini lagi.

***

”Oh, jadi dia sudah pulang dari rumah sakit?” tanya Kelvin pada anak buahnya. “Baiklah terimakasih.”

Setelah mendapat jawaban dari anak buahnya, Kelvin mematikan panggilannya, kemudian dia menyadarkan tubuhnya ke belakang. Dua minggu ini perasaan Kevin selalu mendadak tidak tenang ketika mengingat Soraya, dan dia sadar bahwa dia sudah tertarik pada wanita itu.

Tapi Kelvin tidak berani mendekati Soraya lebih jauh, karena pasti Soraya tidak akan mau padanya, terlebih lagi Soraya sudah tahu bagaimana masa lalu dia bersama Jena.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***