Bab 7- Kebahagiaan Kirea

Hati Kirea terasa berbunga-bunga, raut wajah gadis kecil itu juga terlihat sangat berbinar, sebab untuk pertama kalinya dia diantarkan sekolah oleh Cio karena biasanya dia di di antarkan sekolah oleh Soraya.

"Are you happy?" tanya Cio, ketika Kirea terus tersenyum, dan anehnya ketika melihat Kirea tersenyum, Cio merasa bahagia.

“Hmm, Happy.”

.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Cio sampai di sekolah Kirea dan Cio pun langsung turun, kemudian Cio membukakan pintu untuk Kirea.

Dan tentu saja itu membuat senyuman Kirea mengembang. Sungguh, apapun yang dilakukan oleh Cio benar-benar mampu membuat hati Kirea terbang. Dia begitu rindu sosok ayah, hingga apapun yang dilakukan oleh Cio walaupun Cio hanya melakukan hal sederhana, tapi mampu membuat Kirea terkesan.

Dan Tepat ketika Kirea keluar dari mobil, serta akan berjalan, Cio dan Kirea menghentikan langkahnya ketika melihat Mario keluar dari mobil, karena rupanya Mario memarkirkan mobil di sebelah mobil Cio.

Ketika Kirea melihat Mario, dia langsung menarik lembut tangan Cio kemudian menggenggamnya hingga Cio langsung menoleh, dan terlihat jelas bahwa Kirea menatap Mario dengan tatapan tidak nyaman dan jujur, Cio pun terkejut dengan kehadiran Mario dan anak di samping Mario. Itu berarti bahwa selama ini Soraya dan Mario setiap hari bertemu, begitupun dengan Kirea yang juga bertemu Mario.

"Ayo Daddy," ajak Kirea yang menarik tangan Cio hingga Cio tersadar dan setelah itu, Cio pun langsung mengikuti langkah Kirea.

Sembari berjalan, otak Cio melanglang buana memikirkan apa yang terjadi. kenapa Mario bisa sampai menyekolahkan anaknya di sini? Kenapa Mario tidak menyadari tentang Kirea? Pertanyaan itu terus berputar di benak Cio dan yang paling membuat Cio bingung, kenapa Kirea tampak tidak nyaman dan terlihat ketakutan ketika melihat lelaki itu?

"Kirea?" panggil Cio ketika mereka sudah masuk kedalam area sekolah. "Kenapa kau tadi tampak ketakutan melihat orang itu?" tanya Cio lagi yang langsung bertanya.

"Oh, itu Papa Naina. Dia dulu pernah memarahiku hanya karena aku tanpa sengaja mendorong Naina."

Secara refleks, Cio menghentikan langkahnya ketika mendengar itu. Rasa bersalah kembali menghinggapi Cio.

"Jadi, kau takut pada Paman itu karena dia pernah memarahimu?" tanya Cio.

"Iya, aku takut. Apa Daddy nanti bisa jemput aku tepat waktu, aku takut Mommy telat menjemputku seperti waktu itu.”

"Hmm, Daddy akan menjemputmu tepat waktu," jawab Cio, dan setelah itu, Kirea pun masuk ke dalam kelas, begitupun dengan Cio yang ikut berbalik kemudian berjalan ke arah parkiran untuk mengambil mobilnya.

Saat dia berada di parkiran, ternyata Mario sedang berdiri di samping mobilnya. Dia sengaja menyuruh putrinya untuk pergi sendiri ke kelas karena dia menunggu Cio.

"Kau menungguku?" tanya Cio ketika sudah berada dekat mobil.

"Tidak, siapa juga yang menunggumu," kata Mario yang gengsi mengakuinya.

Cio mengganggukan kepalanya dan itu membuat Mario kesal. Entah kenapa dari dulu sampai sekarang, respon seperti orang yang sedang mengejeknya.

"Aku baru melihatmu mengantarkan anakmu. Hubunganmu dan Soraya pasti tidak baik, 'kan?" tanya Mario yang langsung mengejek Cio.

". Apa kau sepenasaran itu dengan kehidupan istriku dan kehidupan keluarga kami, apa kualitas hubungan di nilai dari mengantar jemput anak sekolah?” tanya Cio membuat Mario mengatupkan bibirnya.

Seperti biasa, jawaban Cio walaupun sederhana mampu membungkam mulut lelaki itu.

Mario berdecak pelan, dan sedetik kemudian dia berusaha untuk menetralkan rasa kesalnya.

"Aku sama sekali tidak penasaran dengan keluargamu, Apa kau tidak lihat aku begitu bahagia dengan keluargaku?" tanya Mario hingga Cio menganggukkan kepalanya.

"Baguslah, jika kau bahagia." Setelah mengatakan itu, Cio pun langsung masuk ke dalam mobil kemudian dia menyalakan dan menjalankan mobilnya membuat rahang Mario mengeras.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***