Bab 5 Cio yang sadar

Mentemen aku update dua bab ya yuk bisa yu komen di atas 100 besok crazy up

Kirea, ayo makanan malam," ajak Cio, lelaki itu mengelus rambut Kirea, hingga Kirea mengerjap, dia langsung membuka mata.

”Oh, ini sudah malam," lirih Kirea, gadis kecil itu langsung menoleh ke arah depan, menatap Cio dengan aneh. Ini situasi normal untuk sebagian orang, tapi bagi Kirea, rasanya begitu aneh ketika bangun dari tidurnya dan dia bisa  menatap ayahnya.

“Kenapa kau menatap Daddy begitu?" Tanya Cio. Hingga wajah Kirea langsung memerah. Di tanya seperti itu, dia malah merasa malu.

“Tidak, apa-apa. Aku merasa aneh ketika aku  bangun dan langsung ada Daddy," jawab Kirea, terdapat kesedihan di dalam nada bicaranya.

Cio tersenyum. “Maafkan Daddy, Daddy berjanji. Daddy akan mulai sering mengunjungimu," jawab Cio, sedangkan Kirea hanya tersenyum samar. Dia hanya bisa mengangguk, lalu turun dari ranjang kemudian   dan berjalan ke kamar mandi.

***

Suasana ruang makan begitu hening, kecanggungan melanda Cio dan juga Kirea, kedua pasang ayah dan anak sambung itu fokus menikmati makan malam masing-masing.

Kirea mati-matian untuk tidak menangis, makan malam dngan Cio berdua adalah hal yang paling Kirea inginkan dan Kirea takut momen ini tidak akan terulang.

. Kirea adalah seorang anak perempuan di mana lazimnya anak perempuan selalu ingin dekat dengan ayah mereka, dan Kirea  pun sama, dia ingin terus  berdekatan dengan Cio, tapi karena pada awalnya Cio tidak pernah datang, Kirea jadi bersikap canggung dan tidak berani menuntut apa pun, padahal banyak sekali hal yang ingin Kirea lakukan bersama Cio.

"Kenapa, apa ada yang terjadi, apa ada yang terasa sakit?" tanya Cio ketika terdengar suara isakan kecil dari Kirea, karena rupanya KIrea sudah tidak sanggup lagi menahan tangisnya.

''Tidak, aku hanya rindu Mommy," jawab Kirea berbohong, Cio mengelus rambut Kirea.

"Mommy, akan pulang besok, jadi sabar saja oke."

Mendengar ucapan Cio, Kirea  malah ingin menangis, jika sang ibu pulang, ayahnya tidak akan lagi berada di dekatnya.

Acara makan malam pun selesai, Kirea langsung turun dari meja makan dan membawa piring berisi makanan bekasnya makan.

''Kirea, biar Daddy saja yang mencucinya,"  ucap Cio ketika kirea akan menyalakan keran air.

"Tidak apa-apa, Dad."

Setelah mencuci piring, Kirea tidak langsung keluar dari dapur, dia mendudukan diri di kursi yang ada di dapur, dia bingung harus melakukan apa, karena biasanya dia akan belajar bersama sang ibu.

Dan tak lama, Kirea teringat sesuatu, dia mempunyai tugas yang harus di selesaikan,

"Daddy!" Panggil Kirea, dia tadinya ragu untuk meminta Cio mengajarkannya, tapi dia benar-benar tidak mengerti dengan tugas yang di berikan gurunya.

"Kenapa,  hmm?" tanya Cio, dia yang sedang berkirim kabar dengan kekasihnya langsung menurunkan ponselnya kemudian langsung melihat ke arah Kirea.

''Daddy, apa Daddy bisa membantuku mengerjakan tugas, aku sedikit tidak mengerti, tapi itu pun jika Daddy tidak keberatan." Kirea langsung menunduk, karena dia takut Cio menolak keinginannya, Cio tidak menjawab dia malah menatap Kirea, ada sebongkah rasa sesak yang Cio rasakan, karena Kirea sepeti ragu meminta tolong padanya dan jika di pikir ini adalah waktu terlama  Cio bersama Kirea.

Cio yang sedang duduk di sofa langsung mendudukan diri d lantai, kemudian dia menyetarakan diri dengan Kirea.

"Kenapa selama ini kau tidak pernah protes pada Daddy jika Daddy tidak menemanimu dan tidak pernah berada di sisimu." Kata-kata itu  akhirnya meluncur dari bibir Cio, memperhatikan sikap Kirea dari tadi membuat Cio penasaran, hingga akhirnya dia bertanya.

Ditanya seperti itu,  tentu saja mata Kirea mengembun, "Mommy hanya bilang bahwa aku tidak boleh mengganggu Daddy dan tidak boleh menuntut apa pun pada Daddy karena Daddy sedang sibuk.''

Kirea menunduk, gadis kecil itu bahkan tidak berani menatap ayahnya, apalagi  satu kali kedipan saja sudah di pastikan air matanya akan menganak sungai.

Dan lagi-lagi Cio merasa sesak saat mendengar ucapan Kirea, dan otomatis dia langsung mengingat Soraya, dan lagi-lagi, Cio menyadari sesuatu selama ini  dia terlalu asik dengan dunianya, padahal jika di pikir, Soraya adalah penyelamatnya, jika tidak ada Soraya  kekasihnya mungkin tidak akan sembuh. Soraya sudah memberikan banyak hal untuknya, selalu memikirkan tentang dia,  tapi dia malah belum membalas Soraya.

"Maafkan Daddy, daddy terlalu sibuk dengan urusan Daddy, Daddy janji mulai sekarang Daddy akan lebih banyak waktu denganmu."

Mendengar ucapan Cio, Kirea  langsung mengangkat kepalanya kemudian dia langsung menatap Cio. Cio menghapus sudut mata Kirea, "Apa selama ini kau merindukan Daddy?" tanya Cio, Kirea menggeleng. Namun tak lama gelengan KIrea berubah menjadi anggukan.

Cio menarik lembut tangan Kirea, hingga kini  Kirea  duduk di atas pangkuannya, lalu Cio memeluk Kirea, dan sedetik kemudian Kirea  menangis sesegukan, di membalas pelukan Cio dengan sangat erat,  tangisan KIrea begitu pilu di telinga Cio dan  tangisan KIrea  mampu mengetuk hati Cio, dia seperti melihat dirinya di masa lalu di mana Cio juga anak broken home dan hanya  tingga  dengan ibunya.

Dalam sekejap perasaan Cio pada Kirea berubah, dia yang tadinya merasa biasa saja pada Kirea karena Kirea bukan anaknya, mulai tergugah, lelaki itu berjanji untuk tidak mengacuhkan KIrea lagi, setidaknya dia harus sering mengunjungi KIrea.

"Maafkan Daddy oke, walaupun Daddy tidak bisa tinggal di sini karena pekerjaan Daddy ada di luar kota Daddy berjanji pulang sekolah Daddy yang akan menjemputmu."

****

Soraya yang sedang melamun tersadar ketika ponselnya berbunyi, hingga wanita cantik itu langsung melihat siapa  yang memanggilnya, Helaan nafas terlihat wajah Soraya ketika melihat siapa yang menelponnya, yang ternyata adalah bagian timnya.

Soraya menghela nafas  gusar ketika menutup panggilan, padahal besok dia sedang ingin beristirahat. Tapi, besok ada kliet yang ingin  berkonsultasi dengannya  dan ingin memakai jasanya, untuk merancang rumah karena memang Soraya adalah Arsitek freelance yang tidak tergantung dengan perusahaan manapun, dan jika ada yang ingin mengunakan jasanya dia sendiri yang harus turun tangan.

Soraya menarik selimut kemudian mengubah posisi berbaringnya menjadi menyamping, hampa ... Saat ini Soraya benar-benar mersa hampa. "Adakah yang mengkhawatirkanku di luar sana.''

Soraya bergumam pelan, dalam kondisi seperti ini, Soraya tiba-tiba mengingat Helmia dan Zico yang tak lain orang tua angkatnya, seandainya dulu Helmia tidak menuduhnya menggoda Zico, mungkin Soraya masih bisa dekat dengan semua keluarganya.

***

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

sdh tahu pun kau pernah di gitukan cio. tapi knp kau buat kirea seperti tu

2024-07-23

2

guntur 1609

guntur 1609

kan jadi sedih aku bacanya

2024-07-23

0

SRI HANDAYANI

SRI HANDAYANI

kasihan soraya..😭😭😭😭

2024-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!