Men temen aku update 3 bab ya, yuk langsung gas komen ya
"Kenapa Kau harus emosi, bukankah kau harusnya senang jika uangmu bisa kembali dengan utuh?" Kelvin Langsung berbicara, ketika Mario bangkit dari duduknya dan terlihat emosi pada dia dan Soraya.
Soraya yang berada di belakang tubuh Kelvin, memegang kemeja Kelvin dengan sangat erat, karena dia benar-benar takut dengan raut wajah Mario yang menatapnya dengan bengis seolah akan menerkamnya.
"Its, oke Soraya tidak usah takut, kau aman sekarang." Kelvin menoleh ke belakang karena dia tau, Soraya sedang ketakutan.
Tentu saja ketika melihat itu Mario semakin meradang, lelaki itu rasanya ingin sekali menghajar Kelvin, rasa panas juga semakin mendera Mario ketika dia melihat tangan Soraya bertengger di pinggang Kelvin.
Mario menghela nafas sebanyak-banyaknya, dia berusaha untuk tetap tenang. Lelaki itu tidak boleh memperlihatkan emosinya karena akan semakin membuat jatuh martabatnya.
"Baiklah, cepat panggil orangmu, kita selesaikan semuanya secepat mungkin." Pada akhirnya, mario mengatakan itu, hingga Kelvin langsung mengutak-atik ponselnya kemudian dia langsung menelpon bagian keuangan di perusahaanya dan menyuruh untuk datang ke kantor kepolisian.
''Tunggu di sini, sebenar lagi stafku akan datang," ucap Kelvin, kemudian dia langsung menarik lembut tangan Soraya.
"Ayo kita menunggu di luar," ajak Kelvin, diapun langsung menarik lembut tangan Soraya kemudian berjalan keluar dari ruangan introgasi.
Ketika sudah berada diluar, Soraya langsung menarik tangannya dari tangan Kelvin, hingga Kelvin menoleh.
''Ke-Kelvin!" panggil Soraya dengan terbata dan sedetik kemudian, Soraya langsung memeluk tubuh Kelvin, dan memeluk Kelvin degan sangat erat. Tangis Soraya mengencang ketika memeluk Kelvin. Lelaki ini adalah penolongnya, jika tidak ada kelvin sudah di pastikan dia tidak akan segera bebas dari sini.
Jantung Kelvin berdetak dua kali lebih cepat ketika Soraya memeluknya, lelaki itu tiba-tiba merasa aneh dengan perasaannya sendiri. Sudah lama sekali Kelvin tidak merasakan perasaan yang seperti ini.
''Terima kasih Kelvin, terimakasih." Soraya berbicara sambil menangis sesegukan, dia tidak melonggarkan pelukannya sedikitpun, hingga pada akhirnya Kelvin membalas pelukan Soraya, mengelus punggung wanita malang itu.
Hingga beberapa saat berlalu.
Soraya sudah bisa menguasai diri, hingga pada akhirnya wanita cantik itu langsung melepaskan pelukannya dari Kelvin, setelah itu dia menghapus air matanya kemudian menatap Kelvin. Lalu dengan refleks Soraya langsung menarik tangan lelaki itu, menggenggam tangan Kelvin dengan sangat erat, menyalurkan rasa terima kasih yang menggebu-gebu.
"Kelvin, terimakasih banyak atas pertolonganmu, jika tidak ada kau, aku pasti tidak akan keluar dari sini. Aku berjanji aku akan secepatnya mengganti uangmu."
Kelvin tidak langsung menjawab, lelaki itu malah fokus pada tangannya yang sedang digenggam oleh Soraya, dan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.
"Kelvin!'' Panggil Soraya lagi ketika Kelvin tidak menjawab ucapannya, hingga Kelvin tersadar. Lalu tersenyum pada Soraya.
“Jangan pikirkan itu, yang penting kau bebas dulu dari sini.”
Soraya melepaskan genggaman tangannya dari Kelvin, dan mereka pun berjalan ke arah polisi yang sedang bertugas, Kelvin meminta izin untuk membawa Soraya duduk di ruang tunggu agar Soraya tidak kembali ke sel tahanan, dan karena Soraya ada yang menjamin, polisi pun mempersilahkan dan mengizinkan Soraya untuk duduk di ruang tunggu bersama Kelvin. Sedangkan Mario, tentu saja dia masih menunggu di ruang interogasi.
Setengah jam kemudian
Kelvin menoleh ke arah pintu, ternyata staf Kevin sudah datang. "Ayo kita bereskan semuanya," ajak Kelvin pada Soraya. Namun, dengan cepat Soraya menggeleng.
“Ke-Kelvin. Bolehkah aku tunggu di sini saja. Aku merasa takut melihat Mario.” Walaupun tidak enak mengatakan hal seperti ini tapi Soraya tetap mengatakannya, karena jujur dia benar-benar merasa ngeri jika harus melihat tatapan Mario.
“Hmm, tidak apa-apa. Biar aku yang menyelesaikannya.” Kelvin pun bangkit dari duduknya, lelaki tampan itu langsung mengajak stafnya untuk berjalan ke ruang interogasi di mana Mario masih berada di sana, tak lupa dia juga membawa polisi sebagai saksi, agar secepatnya Mario membebaskan Soraya dari penjara.
Satu jam kemudian
Soraya melihat ke arah pintu ketika pintu terbuka, ternyata yang masuk adalah Kelvin. Hingga dengan cepat Soraya pun bangkit dari duduknya, kemudian menghampiri kelvin yang berjalan ke arahnya.
“Ba-bagaimana Kelvin?" Tanya Soraya. , jantungnya berpacu dengan cepat ketika Kelvin belum menjawab ucapannya.
Kelvin tersenyum. “Semuanya sudah selesai, Mario mencabut tuntutannya, dan kau juga sudah bebas.”
Mendengar ucapan Kelvin, tubuh Soraya ambruk ke lantai, sungguh dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi, Dia pikir dia tidak akan keluar dari penjara secepat ini, apalagi dia tahu tidak ada yang menolongnya. Tapi ternyata Tuhan begitu baik, mengirimkan Kelvin ketika dia benar-benar putus asa.
Kelvin menekuk kakinya menyetarakan diri dengan Soraya. “Ayo Soraya kita pergi, bukankah kau harus menghampiri anakmu yang ada di rumah sakit.”
Mendengar ucapan Kelvin Soraya langsung tersadar, dia berusaha untuk menegakkan tubuhnya hingga dengan cepat Kelvin langsung membantu Soraya untuk bangkit.
***
"Apa sudah terisi?” tanya Kelvin ketika Soraya memegang ponselnya. Ponsel Soraya yang ditahan oleh polisi ternyata mati, hingga Soraya langsung mengisi baterai ponselnya.
Dan ketika sudah mengisi baterai sekitar 15% di mobil Kelvin, Soraya langsung menghidupkan ponselnya, dia berencana menelpon Cio menanyakan keadaan kirea.
“Hmm, nyala," jawab Soraya. Setelah ponselnya menyala. Soraya langsung menhubungi nomer Cio.
"Hallo, Cio!'' panggil Soraya ketika Cio mengangkat panggilannya.
"Ya, Soraya ada apa? apa ada hal urgent?" tanya Cio di sebrang sana membuat Soraya mengerutkan keningnya, kenapa Cio malah bertanya seperti itu.
"Cio, bagaimana keadaan Kirea, apa dia sudah membaik?"
"Kenapa kau menanyakan Kirea Soraya, Kirea kan tidak ada bersamaku." Cio menjawab bingung di sebrang sana.
"Ci-Cio, maksudmu, kau tidak bersama Kirea?" tubuh Soraya hampir saja terkulai ketika mendengar jawaban Cio.
"Hmm, Soraya, aku tidak bersama Kirea. aku juga tidak mengerti apa yang kau ucapkan."
Seketika Soraya menjatuhkan ponsel yang dia pegang, dia terlalu shock mendengar jawaban Cio, itu berarti selama dua hari di di penjara Kirea berada seorang diri di rumah sakit, dan tidak ada yang mengurus.
Melihat reaksi Soraya, Kelvin langsung meminggirkan mobilnya, kemudian dia langsung memegang tangan Soraya.
"Soraya, kau kenapa?" tanya Kelvin, yang menarik tangan Soraya, hingga akhirnya Soraya tersadar, wajah wanita itu langsung memucat.
"Ke-Kelvin, bisakah kau mengemudikan mobil dengan cepat. Ternyata selama 2 hari ini putriku sendiri di rumah sakit." Mata Kelvin membulat ketik mendengar itu, dia pun langsung menegakan tubuhnya dan kembali menjalankan mobilnya untuk ke rumah sakit.
***
"Ada apa cio?" tanya Marry ketika melihat Cio melamun.
Cio Langsung menoleh. “Marry apa Soraya pernah meneleponku dan kau yang mengangkatnya?" Tanya Cio dia rasa ada yang tidak beres dengan Marry.
“Ti-tidak," jawab Marry dengan terbata. Wanita itu merasakan takut dengan tatapan Cio.
"Jawab jujur, Marry!” Cio hampir membentak Marry, karena dia merasa Marry menyembunyikan sesuatu. Hingga pada akhirnya Marry pun mengatakan yang sebenarnya, bahwa Soraya pernah menelepon dan meminta Cio untuk menjaga Kirea di rumah sakit.
“Ma-marry, bagaimana mungkin kau ....” Cio benar-benar speechless dengan kelakuan Marry, tanpa pikir panjang lelaki itu langsung berbalik kemudian mengambil kunci mobil dia berencana untuk menyusul rumah ke rumah sakit.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Chantika Zahra Msi
berharap soraya dengan kevin
2024-07-13
1
Fenty Dhani
marry si rubah betina yang tak tau d untung😏😔
2024-03-09
2
Andri
cio dan merry gk thu diri semoga gk pernah bshagia
2024-02-04
1