Kejamnya Mario

Men temen aku lagi ga enak badan, jadi up.nha satu Dulu ya tapi panjang kok,.jangan lupa gas komen

Rasanya otak Soraya hampir meledak ketika memikirkan apa yang terjadi, kenapa Tuhan mengirimkan cobaan yang bertubi-tubi untuknya. KIni, Soraya bukan hanya menghadapi kehilangan uang saja, dia juga harus menghadapi kondisinya yang sepertinya mulai melemah.

Saat Soraya sedang menangis, ponsel Soraya berdering, hingga Soraya berusaha untuk menghentikan tangisnya lalu melihat ponselnya. Ternyata yang berbunyi adalah alarm, mengingatkan bahwa Soraya harus segera menjemput Kirea.

''Tenang Soraya tenang, pasti bisa mengatasi ini." Soraya berusaha untuk menghentikan tangisnya, dan berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri.

Terlebih lagi dia tidak mau memperlihatkan kondisi kacaunya di hadapan Kirea. Setelah bisa menguasai diri, Soraya pun langsung menegakkan tubuhnya, kemudian menyalakan mobil dan menjalankannya.

Sekarang di sinilah Soraya berada, di depan sekolah. Soraya bercermin, memastikan bahwa tampilannya sudah rapi, barusan dia juga mengulas make up tipis di wajahnya agar Kirea  tidak tahu bahwa dia sudah menangis.

Setelah  memastikan wajahnya segar, Soraya pun langsung turun dari mobil kemudian berjalan ke depan kelas untuk menjemput putrinya.

"Mommy, mommy kenapa?" Saat keluar dari kelas, dan ketika menghampiri ibunya Kirea  langsung bertanya, padahal Soraya sudah mengoleskan make up tipis agar tidak terlihat bahwa dia habis menangis. Tapi ternyata, penglihatan Kirea lebih tajam, hingga akhirnya Kirea  tahu bahwa ibunya baru saja menangis dengan waktu yang lama.

"Mommy tidak apa-apa, memangnya Mommy  kenapa?" Soraya malah membalikkan ucapan Kirea, agar Kirea tidak terus bertanya.

''Oh, mungkin hanya perasaanku saja," jawab Kirea membuat Soraya menghela nafas lega, karena  dia tidak harus menjawab pertanyaan putrinya.

''Ayo kita pulang," ajak Soraya, wanita cantik itu  mengulurkan tangannya pada sang Putri, dan mereka pun langsung berjalan ke arah mobil.

"Mommy sebelum kita pulang, bagaimana jika kita makan di restoran favorit kita?" Ucap kirea ketika Soraya sudah mengemudi, hingga Soraya dilanda kebingungan.

Dia  harus menghemat uang yang ada, apalagi  uang di rekeningnya tidak tersisa banyak, karena dana pribadi dia taruh di rekening bisnisnya yang sudah di retas..

''Mommy, apa mommy tidak punya uang?" Kirea  bertanya dengan polosnya, dia refleks bertanya sebab melihat wajah sang ibu yang seperti sedang bingung.

Mendengar ucapan putrinya, Soraya memarkirkan mobilnya di sisi, dia menghentikan sejenak perjalanannya agar bisa berbicara dengan kirea.

''kirea, Mommy  minta maaf untuk beberapa waktu ke depan, Mommy tidak bisa mengabulkan keinginanmu. Sebab keuangan Mommy  sedikit memburuk, apa kau mengerti maksud Mommy?" Tanya Soraya,  dia tidak tahu Kirea mengerti atau tidak tentang kondisinya, tapi Soraya harus jujur pada putrinya

"Oh Jadi Mommy  tidak punya uang?" Tanya Kirea  lagi yang mengulang ucapan Soraya.

"hmm, beberapa waktu ke depan Mommy tidak punya uang. Jadi tidak apa-apa kan kita makan seadanya, ataupun kita menunda keinginanmu.  Mommy berjanji, setelah keuangan mommy membaik, mommy akan memberikan apapun yang kau mau." Soraya berusaha tegar ketika menyampaikan hal seperti ini dia juga berusaha untuk tidak menangis.

"Hmm, mommy tidak apa-apa. Kita makan saja di apartemen, masakan mommy juga sangat lezat, tidak kalah dengan masakan restoran."

kirea menjawab dengan riang, Karena Dia Mengerti bagaimana posisi ibunya.

"Hmm, ayo kita pulang Mommy akan memasakan makanan kesukaanmu." Soraya pun kembali menegakan tubuhnya kemudian dia langsung melanjutkan perjalanannya.

Waktu menunjukkan pukul 12.00 malam, dari tadi, Soraya terus menelepon rekan bisnis, dan teman-temannya, berharap ada yang mau meminjamkan uang. Ternyata harapan Soraya terlalu tinggi, tidak ada satupun orang yang meminjamkan uang padanya, apalagi nominal uang yang di pinjam Soraya sangat tinggi.

Soraya yang sedang duduk di lantai menyandarkan tubuhnya ke belakang, wanita itu beristirahat sejenak, memikirkan harus kemana lagi dia mencari pinjaman. Mungkin dia mengajukan pinjaman ke bank, karena dana harus diterima secepat mungkin.

Tatapan mata Soraya menatap lurus ke depan, melihat pemandangan yang terlihat dari apartemennya. "Tuhan harus kemana lagi aku mencari pinjaman" Soraya bergumam pelan, wanita cantik itu rasanya hampir gila karena kehilangan uang yang jumlahnya sangat banyak, belum lagi dia mulai bingung harus mencari uang itu, sedangkan Kalindra tidak mau meminjamkan uang.

Dua Minggu berlalu

Soraya masuk kedalam ruang rawat Kirea, wajah Soraya sudah sangat kacau, tubuhnya terasa lemas tak bertenaga. Seluruh raga Soraya  seperti di tarik paksa dari raganya.

Ini sudah dua minggu berlalu semenjak Soraya kehilangan uangnya, dan selama dua Minggu ini Soraya terus berusaha untuk mencari uang, tapi tidak ada yang mau meminjamkan uang.

Soraya tidak berani meminjam pada keluarga angkatnya karena dia takut keluarga angkatnya sama seperti kakanya, yang tidak mau memberikan pinjaman dan malah mengatakan hal yang menyakitkan.

Duka yang di rasakan Soraya belum cukup sampai di situ, dua hari lalu, Kirea harus di rawat di rumah sakit karena kondisi putrinya tiba-tiba drop, dan Soraya masih harus menunggu hasil pemeriksaan dokter karena untuk mengetahui apa yang terjadi pada Kirea.

Dan untuk pengobatan Kirea dan cuci darahnya,  Soraya menjual mobilnya degan harga murah agar mobilnya secepatnya terjual.

Soraya mendudukkan dirinya di kursi samping berangkar, dia menatap wajah putrinya dengan lekat.  "Kirea, haruskah kita menyerah saja." Soraya bergumam pelan dengan tangis yang berlinang. Dia benar-benar tidak tau Bagaimana cara dia harus menghadapi permasalahannya dengan Mario.

"Mommy!'' tiba-tiba terdengar suara kirea memanggil Soraya, hingga Soraya yang sedang melamun langsung menoleh ke arah putrinya, dan dengan cepat, dia langsung menghapus air matanya.

"Apa ada yang terasa?" tanya Soraya, dia mendekat ke arah Kirea.

"Mommy, tenggorokanku sakit." Kirea menjawab dengan pelan, bahkan suaranya nyaris tidak terdengar.

"Sebentar, mommy akan panggilkan dokter." Soraya pun bangkit dari duduknya, kemudian dia langsung berjalan ke arah pintu untuk keluar dari ruang rawat Kirea.

Baru saja Soraya akan membuka pintu, ternyata pintu sudah terbuka dari luar.

Hingga Soraya mengerutkan keningnya ketika  melihat dua orang lelaki bertubuh tegap yang barusan membuka pintu, karena Soraya tidak mengenal orang itu.

"Maaf, kalian siapa?" tanya Soraya.

"Apa anda nona Soraya?" tanya salah satu lelaki itu, hingga Soraya langsung mengangguk, entah kenapa ketika melihat kedua orang di depannya, jantung Soraya berdetak sangat kencang.

''Aku smith, aku polisi yang di perintahkan untuk menangkapmu, Nona.''

Mata Soraya membulat ketika mendengar itu, dia bahkan menatap kedua orang di depannya dengan tatapan tak percaya,

"Me-menangkapku?" ulang Soraya degan terbata. Seketika rasa takut langsung menghantam Soraya, bahkan dia tidak berani menatap kedua lelaki di depannya ini.

"Hmm, anda di tahan karena tuduhan penggelapan uang Tuan Mario."

Soraya memegang pinggiran pintu ketika mendengar itu dari lelaki di depannya, kini tidak ada satupun hal yang tersisa dai Soraya, semuanya benar-benar hancur lebur.

''Bi-bisakah kalian menahanku nanti saja, anakku sedang di rawat." Dengan keadaan yang hancur, Soraya berusaha untuk berbicara, dia berusaha menegakan tubuhnya dan menatap kedu polisi di hadapannya dengan tatapan memohon.

"Maaf, Nona. Kami hanya menjalankan prosedur dari kantor, kami akan memberi waktu anda setengah jam untuk menelpon kelurga anda." Setelah mengatakan kedua polisi itu pun pergi dri hadapan Soraya.

Soraya yang sudah tidak kuat lagi menahan semuanya, mendudukan diri di lantai, tatapan mata wanita itu terlihat kosong, bahkan sekarang Soraya seperti orang linglung.

Dan ketika Soraya sedang larut dalam lamunannya, wajah Kirea langsung menubruk otak Soraya. Dia pun bangkit kembali dari duduknya, dia berpikir dia tidak boleh menyerah karena dia harus terus mendampingi Kirea dan harus terus bertahan demi putrinya.

Dengan tertatih-tatih Soraya kembali melanjutkan niatnya untuk memanggil dokter.

Setelah Memanggil dokter, Soraya tidak langsung masuk ke dalam ruang rawat Kirea, dia menundukkan diri sejenak di kursi tunggu, lalu berusaha menelepon keluarga angkatnya.

Dia tidak punya pilihan lain, dia harus minta tolong pada keluarga angkatnya

Tapi, setelah menelpon semuanya,  tidak ada satu pun  yang menjawab panggilan darinya,  hingga Soraya mulai putus asa dia berpikir Kalindra  mungkin sudah melarang semua keluarga angkat membantunya.

Padahal dia hanya ingin menitipkan Kirea, karena tidak mungkin dia meninggalkan Kirea sendiri kala Kirea sedang terbaring di ranjang rumah sakit dengan kondisi lemah tak berdaya. tapi mungkin itu hanya pikiran Soraya, karena Kalindra tidak mengatakan apa pun pada keluarga Joseph.

Soraya sejenak menyandarkan tubuhnya ke belakang, dia berusaha mengatur nafasnya yang sudah tidak beraturan. Rasa panik, rasa  takut menubruk otak Soraya, yang dia khawatirkan hanya soal Kirea.

Tak lama dia terpikirkan Cio, dia  tidak punya pilihan lagi selain menelepon suaminya, meminta Cio untuk menjaga Kirea. “Halo,"  Panggil Soraya ketika Cio  mengangkat panggilannya.

“Ia,  Soraya Ada apa?"

Soraya  terdiam ketika mendengar suara Merry, ternyata yang mengangkat panggilannya adalah Merry.

“Ma-Marry, bolehkah aku minta tolong pada Cio?” tanya Soraya  yang memberanikan diri berbicara pada Marry, walaupun dia merasa tidak enak.

“Hmm, katakan Soraya, aku akan menyampaikannya," jawab Marry.

“Tolong temani Kirea di rumah sakit, aku ada urusan dulu," ucap Soraya..

“Hmm, baiklah akan aku sampaikan setelah dia keluar dari kamar mandi."

Setelah Marry mengatakan itu, Soraya pun langsung mematikan panggilannya, dia bangkit dari duduknya, kemudian dia masuk ke dalam ruang rawat Kirea,.

Dia langsung pamit pada putrinya karena waktunya sudah tidak banyak, mungkin ketika di kantor polisi  dia akan memohon pada Mario agar Mario membebaskannya, bahkan Soraya tidak masalah jika harus berlutut di hadapan lelaki itu.

Ketika Soraya masuk kedalam ruang rawat Kirea, ternyata dokter baru saja selesai memeriksa Kirea. “Dok,  Apa hasil putriku belum juga keluar?"  tanya Soraya.

“Belum Nona, mungkin hasilnya akan keluar besok pagi,”  jawab dokter sehingga Soraya pun mengangguk. Lalu setelah itu dokter pun pergi dari ruang rawat Kirea.

Soraya membungkuk kemudian dia mencium seluruh wajah putrinya, dan kali ini tangisnya tidak bisa terbendung. Padahal dia sudah berusaha untuk tidak menangis di depan putrinya.

“Mommy, apa Mommy  harus pergi?”  tanya Kirea  yang kebetulan mendengar  percakapan Soraya dengan kedua polisi tadi.

“Kirea, mommy harus pergi, tapi kau jangan khawatir, sebentar lagi Daddy datang, kau tunggu bersama Daddy Oke.”

Mendengar itu, Kirea menggengam  tangan  Soraya dengan erat. “Mommy,  jangan tinggalkan aku.”  kali ini Kirea berusaha untuk berbicara dengan suara keras. Bahkan dia Hampir saja bangkit untuk memeluk Soraya, agar Soraya tidak pergi.

“Kirea, Maafkan Mommy. Mommy  berjanji akan segera kembali," ucap Soraya yang berusaha meyakinkan putrinya. Dan ketika melihat polisi sudah berada di depan pintu Soraya langsung di dera kepanikan.

“Kirea, kau anak manis, kau anak baik, ijinkan mommy pergi sebentar oke?" Ucap Soraya, dia menghapus air mata Kirea, dan juga air matanya, lalu menatap Kirea dengan tatapan memohon.

“Ba-baiklah Mommy. Cepat kembali.” Akhirnya Kirea mengijinkan Soraya pergi karena dia tak kuasa melihat tatapan ibunya, hingga pada akhirnya dengan hati yang hancur Soraya berjalan ke arah pintu untuk menghampiri polisi tersebut, wanita cantik itu tidak berani menoleh ke belakang karena dia tidak sanggup melihat Kirea.

***

“Siapa yang menelpon?" Tanya Cio dari arah belakang, hingga Marry menoleh.

“Oh, bukan siapa-siapa, itu hanya spam," jawab Marry, tentu saja dia tidak mau repot-repot memberitahukan permintaan Soraya pada Cio.

Cung yang nangis di bab ini.

Terpopuler

Comments

Nazwan Faiq

Nazwan Faiq

😭😭😭

2024-06-22

1

Rahmawati

Rahmawati

bener2 berada di titik terendah

2024-06-03

0

Evy

Evy

Teganya dirimu Merry...

2024-04-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!