Tuhan Kita Berbeda

Tuhan Kita Berbeda

bab 1

Hari ini adalah hari yang sudah lama dinantikannya. Hari dimana maira dan Sisi merasakan bangku perkuliahan. Ya, hari ini adalah pertama menjalani rangkaian kegiatan di Universitas yang ternama. Sahabatnya berjalan sangat cepat hingga menyerupai berlari, membuatnya ngos-ngosan untuk mengimbangi.

“ Jalannya bisa pelan dikit Ngga, Ra? ” rengek sisi

“ Udah mau jam 7 nanti kita telat, jangan sampai kita telat, jangan sampai kita dihukum pertama kita ospek ”. Jawabnya tetap dengan langkah cepat.

Tidak ada pilihan lain, selain sisi mengikuti langkah cepat sahabatnya.

Keterlambatan ini juga kesalahannya karna habis subuh memilih tidur lagi dan berujung bangun kesiangan. Deretan mahasiswa baru sudah baris rapi di lapangan. Para senior sedang memberi instruksi kepada mahasiswa baru yang menjalani ospek hari ini. Dengan langkah gopoh, Maira dan sahabatnya sisi berlari mencari barisan kelompok mereka masing-masing. Kebetulan Maira dan Sisi memilih prodi yang berbeda masih dalam fakultas yang sama.

“ Kalian maju ke depan”. Ucap salah satu senior dari depan dengan lantang.

Maira dan Sisi masih diam di tempat, menunduk tidak berani menatap mereka.

“ Kenapa masih di tempat? ”. Silakan maju ke depan, saya berbicara dengan kalian, “ ucapnya lagi mempertegas perintah.

Maira dan Sisi melangkah ke depan. Rasa malunya tidak terbendung lagi. Pengalaman buruk di hari pertama ospek.

Baik Maira atau sisi, keduanya sudah pasrah menerima hukuman dan sanksi yang telah diberikan senior.

“ Tapi kak, kita kan Cuma terlambat 2 menit”. Sahut Maira tidak terima.

“ Jangankan 2 menit 1 detik pun pasti akan mendapat hukuman”. Jawab senior tersebut dengan wajah datar dan dingin.

Akhirnya Maira dan Sisi pun menjalankan hukumannya mengeliling lapangan sebanyak 10 kali.

Ezar Gabriel Christian. Lelaki tampan yang menjadi most wanted di kampus ini. Lelaki yang kini dibangku kuliah semester 5. Memang Ezar ini menjadi incaran para wanita.

“ Gila, tampan sih tapi dingin bangett kek di kutub Utara.” Ucap sisi.

“ Astagfirullah, dijaga matanya bestii.” Jawab Maira dengan tawa ringannya.

“ Hehehe, iya bestii maafkan temanmu ini.” Ucap sisi sembari dengan kekehan.

Mereka berpisah di barisan prodi masing-masing. Kelompok barisan Maira dan kelompok barisan sisi hanya berjarak 3 barisan. Membuat Maira dan Sisi masih bisa diskusi karena barisan mereka berada di barisan paling belakang.

Ezar yang sedari tadi memperhatikan mahasiswa baru yang dihukumnya itu mengulas senyum yang nyaris tidak terlihat.

Dimata Ezar, gadis itu unik. Di saat para wanita berlomba-lomba bersikap manis di depannya, gadis itu justru memperlihatkan sikap tak acuhnya didepan seniornya. Bagi Ezar itu adalah sebuah yang membanggakannya.

“ Zar, beri instruksi kepada maba untuk ishoma.” Ucap Fahril membuyarkan lamunan Ezar.

“ Rangkaian acara akan dilanjut setelah ishoma. Kalian bisa meninggalkan.

Tepat di bawah panggung Ezar tidak bisa menyembunyikan senyumannya ketika melihat kelompoknya maju ke depan. Ezar kagum dengan kelompok yang di dampinginya, terlebih dengan suara indah gadis yang sejak awal menjadi pusat perhatian.

Prokk..... Prokkk...... Prokkk

Dengan langkah gontai Ezar menuju ke belakang panggung. Kali ini Ezar menghampiri kelompok yang didampinginya dengan memberikan seulas senyum simpul.

“ Kalian hebatt.... Kerenn bangett pokoknya ” Ucap Ezar sambil mengacungkan 2 jempolnya.

“ Kalian semua luar biasa, drama musikalnya sangat indahh, saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh anggota yang ada, baik yang terlibat dalam pertunjukan atau yang belum kesempatan terlibat ” Sambung Ezar dengan bangga.

“ Sama-sama kak sudah membimbing dan mendampingi kita ” Jawab mereka dengan kompak.

“ Kalau begitu, saya permisi untuk ke depan panggung ” Pamit Ezar.

Ezar yang baru saja bergabung didepan panggung disambut wajah masam pacarnya. Tidak biasanya Rara bersikap seperti itu.

“ Kenapa, hmmm? “ Tanya ezar ke kekasihnya.

Rara diam tidak merespon ucapan ezar, moodnya terlanjur jelek.

“ Kenapa, ada yang salah Sama aku? ” Tanya Ezar lagi ke kekasihnya.

“ Bahagia banget 2 hari bisa dekat sama anak baru yang sok alim itu ” Jawab Rara dengan ketus.

“ Aku tidak punya hubungan apa-apa, semua murni bicara soal pentas situ Jawab ezar dengan jujur.

Ezar pun bingung menyikapi Rara bagaimana, karena jika wanita sudah cemburu berapa kali menjelaskan pun tetap di abaikan. Dalam pandangan pria, sangat sulit memahami karakter wanita.

“ Jadi ceritanya cemburu ni ” Goda Ezar.

“ Pakai nanya lagi ” Jawab Rara dengan ketus.

Ezar sengaja menanggapi dengan godaan.

“ Haduhh, makin cantik aja kalau marah gini ” Goda Ezar lagi.

“ Mau bukti apalagi, kalau aku Cuma cinta sama kamu? Mau dinikahi sekarang ? ” Canda ezar.

Rara yang mendengar itu pun langsung tersenyum, Ezar memang selalu berhasil membuat kekasihnya luluh dengan sikap manisnya.

“ Uluh uluhhh manisnya kalau senyum ” Goda Ezar di akhiri dengan kekehan.

“ Masih marah ? ” Tanya Ezar.

Rara pun menggelengkan kepalanya tanda bahwa sudah tidak marah ke kekasihnya.

Sejauh ini memang tidak ada ketertarikan, hanya ketertarikan kagum saja, nggak tau kalau nanti. Bahkan untuk menaruh perasaan lebih takut karna ada dinding penghalang yang kokoh.

Lagi-lagi, Sisi dan Maira menyaksikan betapa romantisnya dua insan yang sedang dimabuk cinta.

“ Sweet banget Ra! ” Ucap sisi kegirangan.

“ Jangan, lebay si ” cibir Maira.

“ Kayaknya mereka, habis bertengkar deh, ” ucap Sisi, membuat maira mengarahkan pandangannya ke arah sepasang kasih itu.

Maira lebih suka yang romance islami, kisah yang pacaran setelah menikah, berbanding terbalik dengan sisi yang sangat suka dengan Drakor dan sejenisnya

.

.

.

.

.

Mama Fatim, memiliki 2 anak perempuan sangat cantik yaitu, Maira dan Sarah. Mama Fatim memutuskan tidak menikah setelah kepergian belahan jiwanya. Mama Fatim bertekad untuk membesarkan putri-putrinya seorang diri.

Pagi yang cerah, maira dan Sarah berjalan-jalan ke pasar. Sedangkan mama fatim memutuskan untuk pulang lebih dulu, karena ada acara kondangan bareng ibu-ibu komplek.

Brak.

Tubuh Maira jatuh, setelah menabrak seseorang yang ada di depannya. Karna saking asyiknya bercerita, bercanda ria bareng adiknya.

“ Maaf, maaf, saya tidak sengaja ,” pekik Maira dengan rasa bersalahnya.

“ Lain kali lihat depan.” Jawabnya orang itu dingin.

Orang yang ditabrak pun kemudian pergi. Maira merasa bersalah karna sudah menabrak meskipun tidak sengaja.

Sesampainya di rumah. Maira pun mengeksekusi belanjanya yang ia beli tadi dipasar. Maira dan Sarah masak bersama-sama dengan penuh cinta.

.

.

.

.

.

.

Malamnya Maira dan Sarah menuju ke alun-alun kota untuk memanjakan mata. Mereka menikmati malam di kota alun-alun sangat bahagia.

Ketika maira asyik bercerita, maira tidak sengaja melihat ezar bersama keluarganya.

“ Maira ” panggil ezar.

“ Kak ezar ” jawab maira.

Sama halnya dengan maira terkejut, mendapati orang yang tidak asing dan maira kenal sebelumnya.

“ Loh kalian kenal nak ” Tanya wanita paruh baya di samping Ezar.

“ Dia junior Ezar di kampus Bun ” Jawab Ezar menjawab dengan penuh tanya bundanya.

“ Iya Tante, kebetulan kak Ezar jadi panitia ospek kemarin ” Imbuh Maira.

“ Masya Allah, rumahnya mana nak? ” Tanya Ima, wanita paruh baya yang dipanggil oleh ezar.

“ Di depan gang itu Tante! ” Jawabnya sopan.

" Wah kebetulan sekal, rumah Tante di mushola sebrang. " Ucapnya begitu antusias.

" Kita permisi dulu! " Pamit ezar dengan wajah datarnya menggandeng tangan bundanya agar menjauh dari maira.

Sepeninggal ezar dan mamanya. Sarah terus menggoda kakaknya. Membuat maira kesal.

" Ciee cieee, yang habis ketemu kakak tampan, " goda Sarah.

" Apaan sih. " Jawab maira dengan kesal. “ Wah kebetulan sekal, rumah Tante di mushola sebrang “ Ucapnya begitu antusias.

“ Kita permisi dulu! ” Pamit Ezar dengan wajah datarnya menggandeng tangan bundanya agar menjauh dari Maira.

Sepeninggal Ezar dan mamanya. Sarah terus menggoda kakaknya. Membuat Maira kesal.

“ Ciee cieee, yang habis ketemu kakak tampan,” goda Sarah.

“ Apaan sih. “ Jawab Maira dengan kesal.

.

.

.

.

Sepulang dari alun-alun mama Ima Tertarik dengan kepribadian maira, sejak awal bertemu tadi. Sikap santun, tutur katanya yang lembut, pandangannya yang selalu terjaga dan parasnya yang indah.

“ Cantik ya, bang. Kalau kalian seiman. Bunda mau tuh punya menantu seperti maira ” Goda mama Ima.

“ Apa sih, Bun. Ezar udah punya rara. Seiman juga ” Kesal ezar yang terus digoda bundanya.

Ima sangat cocok, jika gadis itu yang menjadi pasangan ezar kelak. Sayangnya, Ima harus mengubur impian tersebut mengingat putranya yang tidak seiman dengan gadis itu.

Dilihat dari penampilannya gadis itu menganut keyakinan yang sama dengan dirinya. Sedangkan ezar, putranya itu menganut kepercayaan yang berbeda dengan dirinya.

Terpopuler

Comments

Ahmad Anshori

Ahmad Anshori

kok bisa anak dan ibu beda keyakinan

2024-01-22

1

Ksatria_90

Ksatria_90

mampir Thor 🤗🤗🤗

2024-01-11

1

Teteh Lia

Teteh Lia

Assalamualaikum.. mampir jg yu ke love story in SMA ". makasih

2023-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!