Kedua gadis cantik itu sebelum kembali ke asrama. Mereka, pergi ke cafe sebentar untuk memesan makanan. Urusan makanan mereka tidak ribet dan hampir sama, beda lagi kalau urusan buku bacaan mereka beda. Maira lebih suka novel berbau islami, kisah para rasul. Sisi, lebih suka film Drakor.
“ Masya Allah enak banget ya, Ra? ” tanya Sisi.
“ iya, enak banget jadi kangen masakan mama aq ” jawab Maira.
“ heem benar, kemarin pas waktu pulang senang banget kumpul sama keluarga” balas Sisi.
“ iya, beruntung kamu masih punya orang tua yang lengkap, tapi aq juga bahagia karna, masih ada Sarah sama mama ” balas Maira.
Tidak semua orang beruntung, memiliki tempat pulang yang nyaman. Tapi, ini bukan tentang rumah. Tetapi, tentang isi yang di dalam rumah. Kenyamanan dan kasih sayang yang tercurahkan di dalamnya.
“ Pokoknya kamu jangan patah semangat ya, Ra? Ada aku yang akan menemani kamu ketika duka maupun senang ” Ucap Sisi.
“ makasih ya, Si udah mau berteman sama aku” balas Maira.
Rezeki bulan hanya uang. Tetapi, memiliki teman yang bisa menerima kita apa adanya juga termasuk rezeki.
Hari Minggu, selalu ditunggu dengan bahagia oleh Ezar dan seluruh umat Kristen. Hari dimana hari yang sangat spesial untuk beribadah.
“ Bunda, ayah pamit dulu ” pamit Ezar ke kedua orangtuanya.
“ iya, hati-hati dijalan ya ” balas kedua orang tua Ezar.
Maira dan Sisi pergi ke pasar untuk belanja. Meskipun, tinggal di asrama Maira dan Sisi juga kadang masak sendiri. Karna, masak sendiri bisa mengobati masakan dirumah.
Cit........
Ezar menginjak rem karna takut merenggut nyawa orang, di hari Minggu, banyak orang berlalu lalang di jalan.
Dengan panik, Ezar keluar dari mobil. Ia menghampiri orang yang di tabrak.
“ loh kamu ? ” ucap Ezar sambil menunjuk ke arah Sisi.
Kepala Maira terbentur di trotoar dengan keras. Sehingga mengeluarkan banyak darah.
“ kak tolongin Maira, pliss tolongin sahabat aku kak. Sepertinya kehilangan banyak darah” pinta Sisi kepada Ezar.
Akhirnya Ezar menggendong Maira, dan harus cepat-cepat dibawa ke rumah sakit. Ezar merasa bersalah sekali. Karna, sudah menabrak Maira walaupun, unsur ketidaksengajaan. “ Maaf, ya tadi udah menggendong tubuh sahabatmu. Maafkan saya ” ucap Ezar.
“ nggak papa kak, Maira pasti maklumi ” jawab Sisi.
Ezar membelokkan mobil nya ke rumah sakit terdekat, Ezar panik banget antara merasa bersalah dan takut kondisi Maira.
Ezar terlihat gelisah dari tadi mondar mandir sampai akhirnya, Dia teringat bundanya kini kenal Maira.
( Halo, Bun! Bunda bisa ke rumah sakit nggak? Ezar tidak sengaja menabrak Maira )
( Ada apa sayang, kamu nggak kenapa-kenapa kan? )
( Bunda, tenang dulu. Aku nggak papa! Nanti aq ceritain)
Akhirnya bunda Ima dan suaminya berangkat menuju ke rumah sakit. Panik, mendengar Maira di rumah sakit dan takut Ezar terluka.
.
.
.
Sesampainya di rumah sakit Ezar menceritakan kejadian yang menimpa dirinya.
“ mohon maaf, apa nomer keluarga yang bisa saya hubungi ayahnya mungkin? ” tanya Ezar ke Sisi.
“ maaf kak, kita tidak membawa handphone. Ayahnya Maira sudah nggak ada ” jawab Sisi.
“ Oh, maaf, maaf. Kalau gitu kamu kembali ke asrama beritahu pihak asrama, nanti aq antar dulu ke rumahnya Maira ” ucap Ezar.
“ baik, kak ” jawab Sisi sekenanya.
Sisi sedih sekali melihat sahabatnya terbaring di rumah sakit, tapi gimana lagi, takdir terjadi begitu aja.
“ andaikan, tadi tidak keluar, pasti Maira tidak kenapa Napa! ” batin sisi.
Sisi mengalahkan dirinya sendiri, kenapa? Tadi mengajak Maira belanja.
**
Di rumah sakit. Dokter baru saja keluar dari ruangan Maira, mama Ima sangat cemas dengan keadaan Maira.
“ Gimana, dok keadaannya? ” Tanya mama Ima dengan antusias.
“ tadi kehilangan banyak darah tapi, Alhamdulillah stok darah yang diperlukan pasien ada ” jawab dokter.
“ pasien, masih belum sadar. Mungkin 2 jam lagi sudah sadar kembali. Tetapi, jangan di ajak banyak bicara dulu ya, buk. Biar pasiennya istirahat dulu ” sambung dokter.
“ baik, dok. Terimakasih sudah menyelamatkan nyawanya ” ucap mama Ima.
Mama Ima menyayangi Maira seperti anaknya sendiri, semoga Ezar segera mendapatkan hidayah. Supaya, masuk Islam dan semoga Allah menakdirkan mereka jodoh. Aamiin aamiin ya rabbal alamin.
.
.
.
.
.
Sedangkan di asrama Sisi memikirkan sahabatnya yang terkulai lemas di rumah sakit. Tapi, gimana lagi Sisi harus kembali ke asrama.
Sisi bisa merasakan sahabatnya dengan kakak tingkatnya itu, sejak mereka pertama bertemu. Walaupun, Maira tidak menyukai sikap Ezar yang angkuh. Tapi Sisi, bisa merasakan yang tanpa sahabatnya sadari.
.
.
.
.
Tok....tok....tokk
“ Assalamualaikum! ”
“ waalaikumsalam ”
“ ya Allah bagaimana keadaan anak saya mbak?” tanya mama Maira.
“ Alhamdulillah, sudah ditangani dokter ini tinggal nunggu Maira siuman ” jawab Bunda Ima.
“ terimakasih ya, mbak sudah menjaga anak saya” balas mama Fatim.
.
.
.
.
Di lain tempat, Rara sedang frustasi karna Ezar tidak menelfonnya. Padahal sepulang dari gereja mau di ajak nonton bioskop.
“ kemana, aja sih Ezar? ” monolog Rara
Mencintaimu adalah anugerah terindah ( dering telfon hpnya Rara )
“Halo, kamu kemana aja sih? Dari tadi di tunggu di gereja nggak datang, kamu lupa kita ada janji sepulang dari gereja mau nonton bioskop. Apa kamu sengaja menghindar dari aku ” cerca Rara dengan panjang lebar.
“ emangnya kamu tau, aq disini itu kenapa? Ada kejadian apa? Bukannya tanya baik-baik malah nyolot ” balas Ezar dengan kesal.
“ makanya kalau ada apa-apa bilang kamu jangan egois, apa gara-gara anak baru yang sok cantik, sok alim itu. Kamu jadi menghindar dari aq ” ucap Rara.
“ aku egois dari mana? Bilang! Yang egois itu Lo, bukan aq, selama ini aq sabar menghadapi sikapmu yang egois, yang selalu mementingkan dirimu sendiri tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Semua tidak ada sangkut pautnya sama Maira ” jawab Ezar.
“ kurasa, hubungan kita sudah nggak sehat. Cukup sampai disini hubungan kita ” sambung Ezar.
Kemudian Ezar memutus sambungan telfonnya. Kurang sabar apa? Sampai ada musibah pun dia tak mau tau.
“ kenapa nak? ” tanya ayah Ezar.
“ nggak kenapa-kenapa ayah ” jawab Ezar.
“ nggak usah bohong dengan ayah, ada apa? apa yang membuat kamu kayak gini? ” tanya ayah.
“ aku putus yah sama Rara, dia egois banget tidak pernah mengerti maunya dimengerti saja ” balas Ezar.
“ lebih baik putus. daripada, bersama tapi toxic, jodoh sudah ada yang ngatur ” ucap ayah.
Ezar hanya diam mendengarkan ayahnya, dilain itu Ezar juga bahagia karna udah putus dengan kekasihnya yang tau diri itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Calliope
Begitu sulit melepaskan buku ini dari genggaman. 👐
2023-10-25
1