Hari ini adalah hari yang sudah lama dinantikannya. Hari dimana maira dan Sisi merasakan bangku perkuliahan. Ya, hari ini adalah pertama menjalani rangkaian kegiatan di Universitas yang ternama. Sahabatnya berjalan sangat cepat hingga menyerupai berlari, membuatnya ngos-ngosan untuk mengimbangi.
“ Jalannya bisa pelan dikit Ngga, Ra? ” rengek sisi
“ Udah mau jam 7 nanti kita telat, jangan sampai kita telat, jangan sampai kita dihukum pertama kita ospek ”. Jawabnya tetap dengan langkah cepat.
Tidak ada pilihan lain, selain sisi mengikuti langkah cepat sahabatnya.
Keterlambatan ini juga kesalahannya karna habis subuh memilih tidur lagi dan berujung bangun kesiangan. Deretan mahasiswa baru sudah baris rapi di lapangan. Para senior sedang memberi instruksi kepada mahasiswa baru yang menjalani ospek hari ini. Dengan langkah gopoh, Maira dan sahabatnya sisi berlari mencari barisan kelompok mereka masing-masing. Kebetulan Maira dan Sisi memilih prodi yang berbeda masih dalam fakultas yang sama.
“ Kalian maju ke depan”. Ucap salah satu senior dari depan dengan lantang.
Maira dan Sisi masih diam di tempat, menunduk tidak berani menatap mereka.
“ Kenapa masih di tempat? ”. Silakan maju ke depan, saya berbicara dengan kalian, “ ucapnya lagi mempertegas perintah.
Maira dan Sisi melangkah ke depan. Rasa malunya tidak terbendung lagi. Pengalaman buruk di hari pertama ospek.
Baik Maira atau sisi, keduanya sudah pasrah menerima hukuman dan sanksi yang telah diberikan senior.
“ Tapi kak, kita kan Cuma terlambat 2 menit”. Sahut Maira tidak terima.
“ Jangankan 2 menit 1 detik pun pasti akan mendapat hukuman”. Jawab senior tersebut dengan wajah datar dan dingin.
Akhirnya Maira dan Sisi pun menjalankan hukumannya mengeliling lapangan sebanyak 10 kali.
Ezar Gabriel Christian. Lelaki tampan yang menjadi most wanted di kampus ini. Lelaki yang kini dibangku kuliah semester 5. Memang Ezar ini menjadi incaran para wanita.
“ Gila, tampan sih tapi dingin bangett kek di kutub Utara.” Ucap sisi.
“ Astagfirullah, dijaga matanya bestii.” Jawab Maira dengan tawa ringannya.
“ Hehehe, iya bestii maafkan temanmu ini.” Ucap sisi sembari dengan kekehan.
Mereka berpisah di barisan prodi masing-masing. Kelompok barisan Maira dan kelompok barisan sisi hanya berjarak 3 barisan. Membuat Maira dan Sisi masih bisa diskusi karena barisan mereka berada di barisan paling belakang.
Ezar yang sedari tadi memperhatikan mahasiswa baru yang dihukumnya itu mengulas senyum yang nyaris tidak terlihat.
Dimata Ezar, gadis itu unik. Di saat para wanita berlomba-lomba bersikap manis di depannya, gadis itu justru memperlihatkan sikap tak acuhnya didepan seniornya. Bagi Ezar itu adalah sebuah yang membanggakannya.
“ Zar, beri instruksi kepada maba untuk ishoma.” Ucap Fahril membuyarkan lamunan Ezar.
“ Rangkaian acara akan dilanjut setelah ishoma. Kalian bisa meninggalkan.
Tepat di bawah panggung Ezar tidak bisa menyembunyikan senyumannya ketika melihat kelompoknya maju ke depan. Ezar kagum dengan kelompok yang di dampinginya, terlebih dengan suara indah gadis yang sejak awal menjadi pusat perhatian.
Prokk..... Prokkk...... Prokkk
Dengan langkah gontai Ezar menuju ke belakang panggung. Kali ini Ezar menghampiri kelompok yang didampinginya dengan memberikan seulas senyum simpul.
“ Kalian hebatt.... Kerenn bangett pokoknya ” Ucap Ezar sambil mengacungkan 2 jempolnya.
“ Kalian semua luar biasa, drama musikalnya sangat indahh, saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh anggota yang ada, baik yang terlibat dalam pertunjukan atau yang belum kesempatan terlibat ” Sambung Ezar dengan bangga.
“ Sama-sama kak sudah membimbing dan mendampingi kita ” Jawab mereka dengan kompak.
“ Kalau begitu, saya permisi untuk ke depan panggung ” Pamit Ezar.
Ezar yang baru saja bergabung didepan panggung disambut wajah masam pacarnya. Tidak biasanya Rara bersikap seperti itu.
“ Kenapa, hmmm? “ Tanya ezar ke kekasihnya.
Rara diam tidak merespon ucapan ezar, moodnya terlanjur jelek.
“ Kenapa, ada yang salah Sama aku? ” Tanya Ezar lagi ke kekasihnya.
“ Bahagia banget 2 hari bisa dekat sama anak baru yang sok alim itu ” Jawab Rara dengan ketus.
“ Aku tidak punya hubungan apa-apa, semua murni bicara soal pentas situ Jawab ezar dengan jujur.
Ezar pun bingung menyikapi Rara bagaimana, karena jika wanita sudah cemburu berapa kali menjelaskan pun tetap di abaikan. Dalam pandangan pria, sangat sulit memahami karakter wanita.
“ Jadi ceritanya cemburu ni ” Goda Ezar.
“ Pakai nanya lagi ” Jawab Rara dengan ketus.
Ezar sengaja menanggapi dengan godaan.
“ Haduhh, makin cantik aja kalau marah gini ” Goda Ezar lagi.
“ Mau bukti apalagi, kalau aku Cuma cinta sama kamu? Mau dinikahi sekarang ? ” Canda ezar.
Rara yang mendengar itu pun langsung tersenyum, Ezar memang selalu berhasil membuat kekasihnya luluh dengan sikap manisnya.
“ Uluh uluhhh manisnya kalau senyum ” Goda Ezar di akhiri dengan kekehan.
“ Masih marah ? ” Tanya Ezar.
Rara pun menggelengkan kepalanya tanda bahwa sudah tidak marah ke kekasihnya.
Sejauh ini memang tidak ada ketertarikan, hanya ketertarikan kagum saja, nggak tau kalau nanti. Bahkan untuk menaruh perasaan lebih takut karna ada dinding penghalang yang kokoh.
Lagi-lagi, Sisi dan Maira menyaksikan betapa romantisnya dua insan yang sedang dimabuk cinta.
“ Sweet banget Ra! ” Ucap sisi kegirangan.
“ Jangan, lebay si ” cibir Maira.
“ Kayaknya mereka, habis bertengkar deh, ” ucap Sisi, membuat maira mengarahkan pandangannya ke arah sepasang kasih itu.
Maira lebih suka yang romance islami, kisah yang pacaran setelah menikah, berbanding terbalik dengan sisi yang sangat suka dengan Drakor dan sejenisnya
.
.
.
.
.
Mama Fatim, memiliki 2 anak perempuan sangat cantik yaitu, Maira dan Sarah. Mama Fatim memutuskan tidak menikah setelah kepergian belahan jiwanya. Mama Fatim bertekad untuk membesarkan putri-putrinya seorang diri.
Pagi yang cerah, maira dan Sarah berjalan-jalan ke pasar. Sedangkan mama fatim memutuskan untuk pulang lebih dulu, karena ada acara kondangan bareng ibu-ibu komplek.
Brak.
Tubuh Maira jatuh, setelah menabrak seseorang yang ada di depannya. Karna saking asyiknya bercerita, bercanda ria bareng adiknya.
“ Maaf, maaf, saya tidak sengaja ,” pekik Maira dengan rasa bersalahnya.
“ Lain kali lihat depan.” Jawabnya orang itu dingin.
Orang yang ditabrak pun kemudian pergi. Maira merasa bersalah karna sudah menabrak meskipun tidak sengaja.
Sesampainya di rumah. Maira pun mengeksekusi belanjanya yang ia beli tadi dipasar. Maira dan Sarah masak bersama-sama dengan penuh cinta.
.
.
.
.
.
.
Malamnya Maira dan Sarah menuju ke alun-alun kota untuk memanjakan mata. Mereka menikmati malam di kota alun-alun sangat bahagia.
Ketika maira asyik bercerita, maira tidak sengaja melihat ezar bersama keluarganya.
“ Maira ” panggil ezar.
“ Kak ezar ” jawab maira.
Sama halnya dengan maira terkejut, mendapati orang yang tidak asing dan maira kenal sebelumnya.
“ Loh kalian kenal nak ” Tanya wanita paruh baya di samping Ezar.
“ Dia junior Ezar di kampus Bun ” Jawab Ezar menjawab dengan penuh tanya bundanya.
“ Iya Tante, kebetulan kak Ezar jadi panitia ospek kemarin ” Imbuh Maira.
“ Masya Allah, rumahnya mana nak? ” Tanya Ima, wanita paruh baya yang dipanggil oleh ezar.
“ Di depan gang itu Tante! ” Jawabnya sopan.
" Wah kebetulan sekal, rumah Tante di mushola sebrang. " Ucapnya begitu antusias.
" Kita permisi dulu! " Pamit ezar dengan wajah datarnya menggandeng tangan bundanya agar menjauh dari maira.
Sepeninggal ezar dan mamanya. Sarah terus menggoda kakaknya. Membuat maira kesal.
" Ciee cieee, yang habis ketemu kakak tampan, " goda Sarah.
" Apaan sih. " Jawab maira dengan kesal. “ Wah kebetulan sekal, rumah Tante di mushola sebrang “ Ucapnya begitu antusias.
“ Kita permisi dulu! ” Pamit Ezar dengan wajah datarnya menggandeng tangan bundanya agar menjauh dari Maira.
Sepeninggal Ezar dan mamanya. Sarah terus menggoda kakaknya. Membuat Maira kesal.
“ Ciee cieee, yang habis ketemu kakak tampan,” goda Sarah.
“ Apaan sih. “ Jawab Maira dengan kesal.
.
.
.
.
Sepulang dari alun-alun mama Ima Tertarik dengan kepribadian maira, sejak awal bertemu tadi. Sikap santun, tutur katanya yang lembut, pandangannya yang selalu terjaga dan parasnya yang indah.
“ Cantik ya, bang. Kalau kalian seiman. Bunda mau tuh punya menantu seperti maira ” Goda mama Ima.
“ Apa sih, Bun. Ezar udah punya rara. Seiman juga ” Kesal ezar yang terus digoda bundanya.
Ima sangat cocok, jika gadis itu yang menjadi pasangan ezar kelak. Sayangnya, Ima harus mengubur impian tersebut mengingat putranya yang tidak seiman dengan gadis itu.
Dilihat dari penampilannya gadis itu menganut keyakinan yang sama dengan dirinya. Sedangkan ezar, putranya itu menganut kepercayaan yang berbeda dengan dirinya.
Mama fatim membantu maira membawakan beberapa barang bawaannya yang akan dibawa ke asrama. Seperti biasa, semenjak adiknya mahir naik sepeda motor, maira selalu minta antar jemput adiknya ketika pulang atau balik ke asrama.
“ Masih kangen banget sama mama ” Celetuk maira.
“ Kalau kuliahnya libur ya kita bertemu lagi, kalau nggak gitu mama sama Sarah yang kesana ” Jawab mama fatim sambil berpelukan.
“ Belajar yang rajin ya selalu minta perlindungan Allah di manapun kamu berada, tetap jaga pergaulan ya sayang ” Imbuh mama fatim.
Maira berpamitan kepada mamanya. Mencium punggung tangan dan kedua pipi mamanya. Begitu juga sebaliknya.
.
.
.
.
“ Kenapa motornya berhenti dek ” Tanya maira.
“ Bannya bocor mbak yang depan ” Jawab maira.
“ Ya Allah, ada bengkel nggak didekat sini? ” Ucap maira gelisah.
“ Ada mbak, tapi ya masih jauh ” Cemas Sarah.
Sarah mendorong motornya, ditemani maira yang berjalan dibelakang-Nya.
Cit......
Terdengar bunyi suara mobil yang sengaja berhenti mendadak. Membuat Sarah dan maira menengok ke belakang. Mencari asal sumber suara. Dengan penasaran Sarah dan maira menunggu orang yang keluar dari mobil. Kemudian, paruh baya itu keluar diikuti dengan pemuda yang umurnya tidak jauh dengan maira.
“ Maira? ” Sapa perempuan paruh baya itu.
“ Loh, Tante ? ” Kaget maira.
“ Mau kemana nak, kenapa dengan motornya? ”Tanya bunda ima.
“ Mbak maira mau balik ke asrama, Tante, tapi ban motornya bocor ” Bukan Maira yang menjawab melainkan Sarah adik perempuannya maira.
“ Masya Allah, kalau gitu kita aja yang nganter. Urusan motornya nanti Tante telfon orang buat urus nanti ” ajaknya.
“ Tidak usah Tante, nanti ngrepotin ” Tolak maira.
Wanita paruh baya itu terlihat ramah kepada maira, lelaki di hadapannya hanya diam mengamati bundanya interaksi di hadapannya.
**
“ mairaaaaaaaa ” Teriak seorang gadis yang seumuran dengan maira.
“ Ah, kangen bangett aq Ra ” Ucapnya sambil berpelukan.
“ Asik... Asikk ada yang kangen ni ” Jawab maira sambil ketawa ketiwi.
Ya, gadis itu adalah sisi. Sahabat maira dan teman seperjuangan maira dalam menghadapi Lika liku kehidupan yang ada.
“ Tumben banget kamu berangkat telat, biasanya si paling rajin ” Tanya sisi.
Tadi ada insiden ban bocor ” Jawab maira seadanya.
“ Ya Allah kasihan bangett sahabatkuu ini, terus kamu kesini di antar siapa?” Tanya sisi dengan khawatir.
“ Diantar bunda ” Jawab maira datar.
Kemudian, bunda ima datang sambil membawa barang maira yang kelupaan dimobil.
“ Ini nak, barangnya ketinggalan” Ucap bunda ima.
“ Oh iya, makasih ya Bun” Jawab maira.
Kemudian sisi mencium tangan bunda Ima dengan takdzim.
“ Titip maira ya nak, yang rukun ya” Ucap bunda ima.
“ Insyaallah Tante” Jawab sisi sopan sambil tersenyum.
“ Yaudah, kalau gitu bunda pulang dulu ya nak” Pamit bunda ima
“ Iya bunda, hati-hati dijalan” Jawab maira dan Sisi berbarengan sambil mencium tangan bunda ima.
Saat tiba dikamar maira ditatap penuh tanya oleh sisi. Maira tertawa melihat wajah sahabatnya yang meminta penjelasan.
“ Yang nganter kamu tadi siapa?” Tanya sisi sambil menggoyangkan bahu maira.
“ Itu tadi bundanya kak ezar senior kita” Jawab maira sekenanya.
“ Whattt kok bisa kenal gimana raa” Ucap Sisi dengan meninggikan nadanya.
Setelah itu maira bercerita awal ketemu bunda Ima ke Sisi, Sisi pun mendengarkan cerita Maira dengan penuh antusias.
Kemudian Maira dan Sisi akhirnya beres-beres kamar entah itu menyapu kamarnya dan menata barang bawaannya dari rumah.
Urusan beres-beres sudah selesai, mereka melanjutkan dengan bersih-bersih badan, yaitu mandi. Dengan tertib sesuai antrian.
.
.
.
.
.
.
Sampai dirumah bunda ima gencar menggoda ezar. Maira emang cantik, baik dan sopan. Bunda ima tertarik dengan maira.
“ Seandainya ezar bukan penganut agama Kristen, pasti bisa bersatu dengan maira”. Batin bunda ima.
“ Kenapa Bun kok melamun? ”Tanya ezar.
“ Kamu cocok Lo sama maira” Ucap bunda ima.
Ezar memutuskan untuk ke kamar, dirinya habis di goda bundanya. Maira memang cantik akhlaknya, kecerdasannya, kepemimpinannya, dan keberaniannya perlu di acungi jempol.
Maira tidak mungkin menjadi pacar ezar, karna maira sangat agamis. Dan alasan paling utamanya adalah tembok besar dan keyakinannya yang menjadi penghalang.
Maira sangat kuat memegang prinsip agamanya begitupun dengan ezar.
Walau dibesarkan dikeluarga yang memiliki pondasi Islam sangat kuat, tapi bundanya tidak pernah menuntut ezar untuk menganut kepercayaan yang sama.
Indahnya hidup dikeluarga yang memiliki toleransi, saling memahami dan saling menghargai satu sama lain. Bahkan ayah dan bunda selalu mengingatkan ezar setiap hari Minggu untuk beribadah ke gereja.
Pada dasarnya semua agama memberikan pondasi yang baik tapi semua itu tergantung masing-masing diri manusia.
.
.
.
.
.
.
Hari pertama kembali setelah liburan akhirnya kembali ke asrama. Kini dunia perkuliahan sudah mulai aktif masuk kuliah.
Cantik banget bukkk, mau ketemu siapa sihh” Ledek sisi.
“ Apaan sih, ” jawab maira dengan wajah kesal.
Kemudian, Sisi dan Maira pun berangkat ke kampus. Karena, hari ini pertama kali ada mata kuliah ( matkul ). Mereka, berangkat dengan perasaan yang bahagia, dan siap untuk mengikuti rangkaian pembelajaran yang ada di kampus.
Setiba di kampus Maira dan Sisi langsung menuju ke kelasnya masing-masing. Mereka, berbeda kelas. akan tetapi, masih satu fakultas.
“ Selamat pagi semua! ” ucap Ezar. Ya, Ezar adalah asisten dosen, menggantikan dosen yang sedang cuti.
“ pagi, pak ” jawab mereka serempak.
“ Baik, langsung aja buka bukunya hal. 11, ketika, waktu pelajaran jangan ada yang main hp, berbicara, harus fokus mendengarkan apa yang saya jelaskan! faham semua ” ucap Ezar dengan lantang.
“ faham, pak! ” jawab mereka dengan serempak.
Ketika pelajaran sedang berlangsung, mereka mendengar pelajaran yang dijelaskan oleh Ezar, dengan tenang, fokus, dan tidak ada yang rame sendiri.
“ sebelum pelajaran berakhir, saya akan menunjuk kalian sebagai ketua kelas ” Ucap Ezar.
“ baik, Maira saya tunjuk sebagai ketua kelas, jadi nanti kalau ada tugas dikumpulkan di Maira ” sambung Ezar.
“ kenapa, harus aku ? Malas tau berhubungan sama kak Ezar ” batin Maira.
“ Oke, terimakasih untuk hari ini, selamat istirahat! ” Ezar mengakhiri kelasnya.
Saat istirahat Maira keluar dengan wajah kesal.
“ Mairaaa ” Ucap Sisi sambil menepuk bahu Maira.
“ Astaghfirullah, kaget tau bisa pelan nggak si, kalau manggil? ” jawab Maira.
“ Ya, maaf orang kamu lagi asik melamun ” sahut Sisi.
“ Kenapa, wajahmu terlihat kesal? Ada yang membuat mu kesal hari ini ” tanya Sisi.
“ Kita ke kantin dulu ya, entar aku ceritain ” jawab Maira.
Kemudian Maira dan Sisi berjalan menuju kantin, untuk mengisi perutnya. Karena, pelajaran di hari pertama masuk sungguh menyenangkan sekali.
“ Duduk situ dulu, gue pesan dulu! kamu mau makanan apa Ra ? ” Tanya Sisi.
“ samain kamu aja, minumnya es teh ya! ” jawab Maira.
“ oke ” jawab Sisi.
Sisi pun pergi untuk mengantri makanan.
“ Buk, aq pesan nasi goreng 2, es teh 1, es jeruk 1 ” ucap Sisi ke ibu kantin.
“ Baik, neng tunggu bentar ya ” jawab ibu kantin.
Sambil menunggu antrian Sisi ngobrol sama ibu kantin, dan ngobrol bersama teman dari jurusan lain. Selain mendapatkan ilmu, kuliah juga bisa mendapat teman.
“ Ini neng, pesanannya. Totalnya 30rb ” ucap ibu kantin sambil menyodorkan nampan berisi makanan dan minuman.
Kemudian sisi kembali ke mejanya, sisi dan maira pun makan dengan tenang.
Selesai makan Maira pun menceritakan kejadian dikelas tadi, kenapa? Disetiap kegiatan mesti ada kak Ezar.
Kemudian, Sisi kembali ke mejanya. Sisi dan Maira pun makan dengan tenang.
Selesai makan Maira pun menceritakan kejadian di kelas tadi, kenapa? Di setiap kegiatan selalu ada kak Ezar.
“ Jodoh kali ya, setiap ada kegiatan selalu bersama kak Ezar ” ucap Sisi.
“ Apaan, sih nggak lah ya ” jawab Maira dengan kesal.
“ wkwkwk, jangan marah raa ” balas Sisi.
Ting.....Ting.....Ting
Menandakan bel masuk kelas bunyi, para mahasiswa yang di kantin pun berlarian untuk menuju ke kelas. Takut telat karena, ada yang waktunya dosen killer.
“ yok, kita masuk Ra. Habis ini aku waktunya pak Bima ” ucap Sisi sambil berjalan menuju kelas.
“ Babay, semangat belajar Si ” jawab Maira sambil memberikan semangat kepada sahabatnya.
“ makasih, Ra semangat jugaa ” balas Sisi.
Semua mahasiswa sudah masuk kelas masing-masing, dan mengikuti rangkaian pembelajaran.
Kedua gadis cantik itu sebelum kembali ke asrama. Mereka, pergi ke cafe sebentar untuk memesan makanan. Urusan makanan mereka tidak ribet dan hampir sama, beda lagi kalau urusan buku bacaan mereka beda. Maira lebih suka novel berbau islami, kisah para rasul. Sisi, lebih suka film Drakor.
“ Masya Allah enak banget ya, Ra? ” tanya Sisi.
“ iya, enak banget jadi kangen masakan mama aq ” jawab Maira.
“ heem benar, kemarin pas waktu pulang senang banget kumpul sama keluarga” balas Sisi.
“ iya, beruntung kamu masih punya orang tua yang lengkap, tapi aq juga bahagia karna, masih ada Sarah sama mama ” balas Maira.
Tidak semua orang beruntung, memiliki tempat pulang yang nyaman. Tapi, ini bukan tentang rumah. Tetapi, tentang isi yang di dalam rumah. Kenyamanan dan kasih sayang yang tercurahkan di dalamnya.
“ Pokoknya kamu jangan patah semangat ya, Ra? Ada aku yang akan menemani kamu ketika duka maupun senang ” Ucap Sisi.
“ makasih ya, Si udah mau berteman sama aku” balas Maira.
Rezeki bulan hanya uang. Tetapi, memiliki teman yang bisa menerima kita apa adanya juga termasuk rezeki.
Hari Minggu, selalu ditunggu dengan bahagia oleh Ezar dan seluruh umat Kristen. Hari dimana hari yang sangat spesial untuk beribadah.
“ Bunda, ayah pamit dulu ” pamit Ezar ke kedua orangtuanya.
“ iya, hati-hati dijalan ya ” balas kedua orang tua Ezar.
Maira dan Sisi pergi ke pasar untuk belanja. Meskipun, tinggal di asrama Maira dan Sisi juga kadang masak sendiri. Karna, masak sendiri bisa mengobati masakan dirumah.
Cit........
Ezar menginjak rem karna takut merenggut nyawa orang, di hari Minggu, banyak orang berlalu lalang di jalan.
Dengan panik, Ezar keluar dari mobil. Ia menghampiri orang yang di tabrak.
“ loh kamu ? ” ucap Ezar sambil menunjuk ke arah Sisi.
Kepala Maira terbentur di trotoar dengan keras. Sehingga mengeluarkan banyak darah.
“ kak tolongin Maira, pliss tolongin sahabat aku kak. Sepertinya kehilangan banyak darah” pinta Sisi kepada Ezar.
Akhirnya Ezar menggendong Maira, dan harus cepat-cepat dibawa ke rumah sakit. Ezar merasa bersalah sekali. Karna, sudah menabrak Maira walaupun, unsur ketidaksengajaan. “ Maaf, ya tadi udah menggendong tubuh sahabatmu. Maafkan saya ” ucap Ezar.
“ nggak papa kak, Maira pasti maklumi ” jawab Sisi.
Ezar membelokkan mobil nya ke rumah sakit terdekat, Ezar panik banget antara merasa bersalah dan takut kondisi Maira.
Ezar terlihat gelisah dari tadi mondar mandir sampai akhirnya, Dia teringat bundanya kini kenal Maira.
( Halo, Bun! Bunda bisa ke rumah sakit nggak? Ezar tidak sengaja menabrak Maira )
( Ada apa sayang, kamu nggak kenapa-kenapa kan? )
( Bunda, tenang dulu. Aku nggak papa! Nanti aq ceritain)
Akhirnya bunda Ima dan suaminya berangkat menuju ke rumah sakit. Panik, mendengar Maira di rumah sakit dan takut Ezar terluka.
.
.
.
Sesampainya di rumah sakit Ezar menceritakan kejadian yang menimpa dirinya.
“ mohon maaf, apa nomer keluarga yang bisa saya hubungi ayahnya mungkin? ” tanya Ezar ke Sisi.
“ maaf kak, kita tidak membawa handphone. Ayahnya Maira sudah nggak ada ” jawab Sisi.
“ Oh, maaf, maaf. Kalau gitu kamu kembali ke asrama beritahu pihak asrama, nanti aq antar dulu ke rumahnya Maira ” ucap Ezar.
“ baik, kak ” jawab Sisi sekenanya.
Sisi sedih sekali melihat sahabatnya terbaring di rumah sakit, tapi gimana lagi, takdir terjadi begitu aja.
“ andaikan, tadi tidak keluar, pasti Maira tidak kenapa Napa! ” batin sisi.
Sisi mengalahkan dirinya sendiri, kenapa? Tadi mengajak Maira belanja.
**
Di rumah sakit. Dokter baru saja keluar dari ruangan Maira, mama Ima sangat cemas dengan keadaan Maira.
“ Gimana, dok keadaannya? ” Tanya mama Ima dengan antusias.
“ tadi kehilangan banyak darah tapi, Alhamdulillah stok darah yang diperlukan pasien ada ” jawab dokter.
“ pasien, masih belum sadar. Mungkin 2 jam lagi sudah sadar kembali. Tetapi, jangan di ajak banyak bicara dulu ya, buk. Biar pasiennya istirahat dulu ” sambung dokter.
“ baik, dok. Terimakasih sudah menyelamatkan nyawanya ” ucap mama Ima.
Mama Ima menyayangi Maira seperti anaknya sendiri, semoga Ezar segera mendapatkan hidayah. Supaya, masuk Islam dan semoga Allah menakdirkan mereka jodoh. Aamiin aamiin ya rabbal alamin.
.
.
.
.
.
Sedangkan di asrama Sisi memikirkan sahabatnya yang terkulai lemas di rumah sakit. Tapi, gimana lagi Sisi harus kembali ke asrama.
Sisi bisa merasakan sahabatnya dengan kakak tingkatnya itu, sejak mereka pertama bertemu. Walaupun, Maira tidak menyukai sikap Ezar yang angkuh. Tapi Sisi, bisa merasakan yang tanpa sahabatnya sadari.
.
.
.
.
Tok....tok....tokk
“ Assalamualaikum! ”
“ waalaikumsalam ”
“ ya Allah bagaimana keadaan anak saya mbak?” tanya mama Maira.
“ Alhamdulillah, sudah ditangani dokter ini tinggal nunggu Maira siuman ” jawab Bunda Ima.
“ terimakasih ya, mbak sudah menjaga anak saya” balas mama Fatim.
.
.
.
.
Di lain tempat, Rara sedang frustasi karna Ezar tidak menelfonnya. Padahal sepulang dari gereja mau di ajak nonton bioskop.
“ kemana, aja sih Ezar? ” monolog Rara
Mencintaimu adalah anugerah terindah ( dering telfon hpnya Rara )
“Halo, kamu kemana aja sih? Dari tadi di tunggu di gereja nggak datang, kamu lupa kita ada janji sepulang dari gereja mau nonton bioskop. Apa kamu sengaja menghindar dari aku ” cerca Rara dengan panjang lebar.
“ emangnya kamu tau, aq disini itu kenapa? Ada kejadian apa? Bukannya tanya baik-baik malah nyolot ” balas Ezar dengan kesal.
“ makanya kalau ada apa-apa bilang kamu jangan egois, apa gara-gara anak baru yang sok cantik, sok alim itu. Kamu jadi menghindar dari aq ” ucap Rara.
“ aku egois dari mana? Bilang! Yang egois itu Lo, bukan aq, selama ini aq sabar menghadapi sikapmu yang egois, yang selalu mementingkan dirimu sendiri tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Semua tidak ada sangkut pautnya sama Maira ” jawab Ezar.
“ kurasa, hubungan kita sudah nggak sehat. Cukup sampai disini hubungan kita ” sambung Ezar.
Kemudian Ezar memutus sambungan telfonnya. Kurang sabar apa? Sampai ada musibah pun dia tak mau tau.
“ kenapa nak? ” tanya ayah Ezar.
“ nggak kenapa-kenapa ayah ” jawab Ezar.
“ nggak usah bohong dengan ayah, ada apa? apa yang membuat kamu kayak gini? ” tanya ayah.
“ aku putus yah sama Rara, dia egois banget tidak pernah mengerti maunya dimengerti saja ” balas Ezar.
“ lebih baik putus. daripada, bersama tapi toxic, jodoh sudah ada yang ngatur ” ucap ayah.
Ezar hanya diam mendengarkan ayahnya, dilain itu Ezar juga bahagia karna udah putus dengan kekasihnya yang tau diri itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!