"Cucu?" Lani menutup mata nya ketika Tia bertanya pada Mamah nya.
"Lah Lani nggak cerita sekarang di apartemen nya kan ada cucu temen mamah, sengaja mamah naruh dia di sana habis nya dia nggak mau nikah ya sudah mamah kasih anak langsung." Lani menunduk dan.
Hahahahhahahaha
Tawa terdengar sangat nyaring terlebih suara tawa Tia yang sangat menyebalkan bagi Lani.
Habis sudah gue di ledek ck si anak singa juga enak banget ketawa nya bisa bisa nya gue pernah suka sama dia. Batin Lani berdecak.
"Emang mamah Las ini nggak ada lawan orang mah nitipin janda biar di nikahin sekalian kasian lah mah jomblo terus ahhahahahaha." Lani menelan makanan nya dengan kasar dasar anak singa.
"Halah di kasih janda dia nggak mau, lagian yah wajar kan mamah kasih dia anak masa dia mau gendong cucu anak nggak ada di rumah kan aneh, bilang lah pada kakak mu itu Tia mamah pengin gendong cucu," Adu mamah, Tia mengangguk.
"Sabar mah, nanti kalau sampe tahun depan dia nggak nikah kita paksa dia nikah sama janda baru di kampung aku ada mah," Mamah Las mengangguk semangat.
"Inget tuh Lan kalau sampai tahun depan kamu nikah akan mamah nikah kan kamu sama janda tetangga Tia." Lani menghela nafas nya.
"Kenapa nggak nikah sama Tia aja mah?" Ledek Lani. Fahmi menatap Lani tajam.
"Nggak ah sekalipun Tia Singel mamah juga nggak mau punya menantu Tia." Sahut mamah Las. Tia mengerutkan alis nya.
"Loh kenapa mah?"
"Soal nya sama sama kaya singa." Cletuk Lani membuat kedua singa itu menatap tajam.
"APA..!!!" Lani berlari takut kena gaplok ke dua singa di hadapan nya ini.
.
.
.
.
Setelah makan malam yang terkesan resmi semua berkumpul di ruang tamu.
Ruang tamu? Kenapa? Ada apa? Batin Ale bertanya tanya dengan semua keadaan.
"Ekhem, Selamat malam semua nya, Kedatangan kami sekeluarga ke sini ingin menyampaikan niat baik anak kami Axelo yang ingin melamar ananda Ale menjadikan nya sebagai istri anak kami Axelo, semoga niat baik kami di terima dengan baik oleh keluarga pak Fahmi." Mata Ale membola setelah mendengar perkataan opa Lani terkikik melihat anak gadis Fahmi yang sudah ia anggap anak juga terkaget.
"Terimakasih sebelum nya, kami sekeluarga jelas menerima baik niat nak Xelo yang sudah kita anggap keluarga namun kembali lagi kepada yang bersangkutan, silahkan nak kau yang kebih berhak menjawab nya." Ale berkedip kedip lucu mendengar perkataan ayah Fahmi.
"Ini acara Lamaran untuk ku?" tanya Ale, semua kompak mengangguk.
"Apa apaan!" sentak Ale.
Deg deg deg
Dada Xelo berdebar mendengar sentakan Ale akan kah ini menjadi jawaban ia sudah di tolak sebelum berkata sepatah kata pun? Axelo menunduk sedih.
"Apa sih.!" Sentak emak, melihat Ale yang menggeleng semua sontak menatap kasihan kepada Xelo yang sedang menunduk. Kecuali Lani yang mengulum bibir nya ingin tertawa melihat kesedihan Xelo.
Emang yah kakek lani ini kagak ada otak.
"Kamu menolak cowok sebaik nak Xelo." Ucap emak. Ale menghela nafas nya.
"Mas kamu gimana sih?" Ucap Ale pada Xelo.
"Kamu yang apa apaan." Sentak emak.
"Ale menolak mas? Mas trima Ale menolak mas tapi mas mohon beri mas satu kesempatan agar Ale melihat ketulusan mas." Xelo bersimpuh di depan Ale.
"Siapa yang menolak?" Ucap Ale. Semua mengerutkan alis nya.
"Tadi kamu."
"Mas, Ale bukan menolak, Ale cuma ngerasa nggak adil buat Ale masa kalian pake baju bagus sedang Ale yang di lamar pake piyama mana pucet nggak pake make up." Dengus Ale membuat semua menganga.
"Jadi mas di terima, Ale mau menjadi istri mas." Ale tersenyum mengangguk. Xelo yang senang menggendong dan membawa Ale pergi.
"WOI BALIKIN ANAK GUE..!!" Sentak emak. Semua tertawa.
Hahahahahahaha tawa Lani yang paling kencang melihat Fahmi part 3 muncul.
"Fahmi ke tiga tuh." Semua menatap Lani.
"Lah Fahmi ke dua siapa?" Tanya Oma.
"Robi hahahahahaha." Semua mengangguk setuju.
"Kenapa gue nggak masuk jajaran Fahmi?" Tanya Lintang.
"Mana bisa Lo jadi kaya Fahmi." Sembur Lani.
"Kenapa tidak bisa?" Lintang masih mencerna maksud ucapan Lani.
"Soal nya kamu kaku pah." Jawaban Bulan membuat semua tertawa terlebih Lani.
Hahahahhaha.
"Ini anak mau gue pites enak bener yah ketawa nya hemm?" Lani sontak terdiam patuh mendengar suara dingin bos nya.
"Udah sana kamu balik kasihan cucu mamah sendirian, kamu sih pake acara di tinggal segala." Dengus Mamah.
"Iya sudah mah Lani pulang dulu, semua gue pamit balik." Pamit Lani semua mengangguk.
"Eh Tia anak lo aman tuh sama Xelo gue kasih tahu yah, Xelo nggak sepolos Robi hahahahhaha." kelakar Lani membuat Robi mendelik.
"Aku sudah nggak sepolos itu yah." Protes Robi tak terima.
"Dia udah nggak polos lagi Lan, Lagian nggak bakal macem macem tuh calon mantu mau gue cabut surat ijin menikah nya." Cetus Tia sambil makan kacang. Lani menggeleng lalu pergi dari rumah sohib nya itu.
Balik lah siapa tahu gue juga bisa polos hihihi. Batin Lani semangat.
Selama di perjalanan Pulang Lani terus tersenyum tak sabar ingin bertemu Nana.
Lani juga manusia biasa yang memiliki sifat iri terlebih semua sohib nya sudah pada menikah, sudah pada punya anak, bahkan Lintang yang notaben nya si polos tak pernah pacaran saja sudah memiliki Langit. Hanya dia dan Coki yang masih setia dengan dunia malam nya.
"Kapan gue menikah dan memiliki anak?" Gumam Lani menatap jalanan di depan nya senyum yang sedari tadi ia perlihatkan kini menyurut meratapi nasib nya yang sudah empat puluh satu tahun namun masih berstatus kan singel, bujang Lapuk lebih tepat nya.
Akan ada masa nya hidup ku berwarna, aku percaya hari itu ada Tuhan.. Batin Lani memohon.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kasihan kakek Lani yang lagi galau, makan nya Lan baik baik lah sama macil tranfer nya yang gede, biar macil bisa kasih enak enak nya cepet biar cepet pula punya baby🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Riska Fatihica
semangat papi lani 💪
2023-10-14
0