Nana membuka mata nya perlahan di lihat nya kini ia berada di kamar apartemen milik papi Lani, ia ingat semalam ia sedang makan malam dan ngobrol di sofa tapi kenapa pagi ini ia ada di sofa, mungkin kah karna papi yang memindah kan nya? Pikir Nana dalam hati, dia memutus kan untuk mandi terlebih dahulu.
Ia memakai kaos besar tanpa celana, Nana merasa tinggal di kota ini sangat panas, walaupun sudah memakai ac tetap saja ia merasa panas ck ck ck di kampung saja panas apa lagi di kota.
Nana memilih membuat nasi goreng agar mempersingkat waktu.
Gubrak
Jedug
"Aaw." Nana menghela nafas nya mendengar suara gaduh di dalam kamar papi Lani.
Bodo amat lah lagi nanggung. Batin Nana sebab memang ia sedang memasak.
Namun mendengar suara gaduh lagi membuat Nana menghentikan masak nya dia beranjak dari dapur menuju kamar Lani.
Ceklek
Nana menganga melihat kamar yang kemarin rapih kini berantakan lagi, lantas ia menuju ruang ganti syukur lah belum di obrak abrik seperti kemarin.
Nana menyiapkan baju kerja papi Lani dengan segala keperluan Lain.
"Na." Nana melihat papi Lani sudah selesai mandi dahi nya mengerut saat melihat ada memar di dahi Lani.
"Papi kening nya kenapa?" Tanya Nana sembari mendekat.
"Kejedot pintu, aku sudah telat, pagi pagi ada meeting penting." Ujar Lani panik sembari berganti baju untung lah Nana faham dengan keadaan ia tak berbalik ia tahu Lani sedang terburu buru.
"Dasiku mana na?" Nana berbalik ia mengambil dasi di bawah jas dan memakai kan nya saat Lani mengancing lengan baju nya.
"Apa mau setiap pagi Nana bangun kan pih?" Tangan Nana dengan terampil merapih kan baju lani, ia juga mengambil jam tangan serta memakai kan jas pada Lani, siapa yang tak terlena dengan perhatian kecil seperti ini.
"Nana tinggal ke dapur dulu yah." Pamit Nana setelah memberikan obat oles pada kening Lani, lantas ia pergi ke dapur mengambil nasi goreng yang sudah matang, ia taruh di piring tepat saat Lani keluar menenteng sepatu juga tas kerja nya.
Saat Lani sedang memeriksa berkas yang ia pastikan tidak ketinggalan Nana mendekat dan duduk di samping Lani,
"Aaaa." Mata Lani mengerjap dia di suapi macam anak tk lagi bersiap menyiap kan barang bawaan.
"Tangan Nana pegel pih," Lani terkesiap dia menerima suapan dari Nana.
"Setidak nya papi sarapan jadi perut papi tidak kosong, jadi papi bisa fokus kerja." Ujar Nana sambil menyuapi Lani.
"E em." Sahut Lani karna mulut nya penuh dengan nasi goreng enak buatan Nana.
setelah beberapa menit Lani menata semua berkas nya dan menaruh di tas, dia memakai sepatu nya namun dahi nya mengerut saat Nana tak menyuapi nya lag.
"Nana Aaa." Ucap Lani menganga menatap Nana.
"Sudah habis pih, papi mau lagi?" Tawar Nana membuat Lani tersenyum kikuk padahal ia sempat melihat porsi nasi goreng itu banyak sedang Nana tak terlihat mengunyah arti nya ia menghabis kan semua nasi goreng itu sendiri.
"Nggak usah, aku sudah telat, aku pergi dulu yah?" Nana mengangguk.
"Papi jatah," Lani terkekeh dalam hati saat melihat Nana mengangkat satu tangan kanan nya dengan mata berbinar binar.
"Segini cukup kan?" Nana mengangguk dua uang kertas nominal seratus ribu cukup untuk Nana yang tak keluar apartemen asiik bisa ia simpan sebagai tabungan.
"Makasih papiiii cup." Lani tersenyum saat menerima kecupan lembut itu.
"Dia setiap makasih terus sun bibir gue, jadi gue harus berbuat baik terus nih biar di sun terus, suara batin Lani tertawa.
"Aku pergi dulu." Pamit Lani Nana mengantar Lani ke pintu.
"Pi," Lani menghentikan langkah nya ia berbalik menatap Nana ada apa pikir nya
"Kenapa, jatah udah kan?" Nana mengangguk dia menunjukan kening nya.
"Salam perpisahan karna papi mau kerja." Lani mendekat pada Nana.
Cup
Deg deg deg
Jantung ke dua manusi itu berdetak lebih cepat merasakan kenyamanan di hati masing masing.
"Hati hati pih." Ujar Nana dan Lani bergegas menuju lift, tanpa Nana sadari senyum Lani terbit saat melangkah menuju lift.
"Ck be.go di pelihara, kenapa nggak sun bibir tadi yah, ah rejeki di buang." Keluh Lani di dalam lift.
Sedang Nana memegang dada nya ini baru permulaan namun dia sudah merasakan sesuatu yang tak semestinya ia rasakan.
"Apa kah harus mundur, atau maju?" Lirih Nana duduk di sofa ruang tamu menatap langit langit ruang tamu, hati nya bimbang, hatinya resah namun yang ia tahu pasti, hati nya nyaman.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Siti Shiro
apa ada campur tangan mamanya kakek lani.. ad ap ini thor
2023-12-26
0
evita vita
nana pura2 polos aja pdahal dia sebenarnya tau dan dewasa😆😆😆kynya lani kena mudos enaknya nana
2023-10-21
0
Riska Fatihica
tentu kamu harus maju.... aku dukung.....🥰👍
2023-10-14
0