Lani mengeluarkan ular milik nya menggesek gesek pada bagian bawah Nana.
"Kita sama sama menikmati nya sayang." Bisik Lani saat diri nya pun sudah mulai panas.
Sssshhhh
Uuuuuhhhh
Lani semakin menggesek gesekan milik nya hingga ledakan itu tak bisa ia hindari lagi.
Aaaaahhh
Lani tersenyum walaupun dia belum memasukan nya namun ia lega bisa mengeluarkan nya, di bersih kan nya ca.iran itu dari tubuh Nana dengan tisu.
Lani seolah tak bisa berfikir jernih saat diri nya melakukan hal tersebut kepada Nana, yang ia fikir kan sensasi yang baru saja ia rasakan.
"Kau sudah menjadi canduku sayang." Bisik Lani memeluk tubuh Nana erat.
Lelah yang mereka rasakan membuat tidur pagi mereka menjadi panjang hingga siang hari.
"Eeenngggh." Mata Nana terbuka diri nya tertegun saat ada tangan kekar melingkar di perut nya, saat Nana berbalik wajah Lani berada di hadapan nya, sekarang Nana ingat kejadian sebelum ia terlelap, wajah nya memerah saat mengingat pelajaran baru nya tadi.
"Jam berapa sekarang." Gumam Nana melihat ponsel nya, dahi nya mengerut saat melihat banyak sekali panggilan telfon serta chat dari ke tiga teman masa kecil nya.
"Ya ampun!" Pekik Nana saat mendapat kabar bahwa teman nya sudah pergi dari beberapa jam yang lalu membuat Nana mendengus saat jelas saja diri nya di tinggal.
Ini semua karna ulah papih. Batin Nana berdecak.
Cup
"Kenapa hemm?" Nana berdecak saat Lani mengecup punggung Nana yang pol.os.
"Gara gara papi nih Nana nggak jadi pergi pih, semua teman Nana sudah pergi ke mal sedari tadi." Dengus Nana sambil berlalu pergi dengan tu.buh po.los nya, meninggal kan Lani yang menganga.
"Na." Panggil Lani namun Nana tak menggubris nya, enggan sebenar nya acara liburan kali ini gagal padahal senin besok dia akan mulai kuliah.
Nana memasuki kamar mandi nya bodo amat lah dengan Lani.
Nana bergegas menyusul para sahabat nya ke mall
Dapat Nana Lihat ke tiga sahabat nya sedang duduk sambil makan cilok.
"Bagi bagi napa." Nana menyomot cilok yang hendak masuk ke mulut Bimo.
"Ck lo udah di beliin juga." Gerutu Bobi.
"Kita mau ngapain nih?" Tanya Nana.
"Gimana kalau kita nonton film horor terbaru?" Ajak Bela semua mengangguk antusias.
"Fer ambil tiket dan Bim bim ambil brondong." Titah Nana membuat ke dua sahabat nya mendelik.
"Brondong, jagung mleduk lah." Sembur Feri.
"Iz kau malah lebih ngawur, pop corn yang bener." Sembur Bimo.
"Halah kalau di desa kita kan brondong nama nya." Sahut Nana.
"Udah udah sana ambil." Lerai Bela,
Mereka berempat bersiap memasuki gedung bioskop duduk berjejer dan fokus menatap layar tancep kalau kata mereka berempat.
Hihihihihi
"Halah ketahuan banget boong nya, mereka apa nggak tahu suara mbak kun itu mirip kaya suara burung hantu." Bisik Bimo di angguki ke tiga teman nya.
"Ada juga yang seperti suara angsa kwak kwak." Sambung Feri.
"Itu kalau dia lagi seneng," Ucap Bela lirih ketiga sahabat tersebut saling pandang.
"Lah kalau lagi sedih?" Tanya Nana berbisik karna dia yang paling penakut di antara ke empat sohib nya.
"Ya rintihan nya itu bikin merinding." Nana mendelik mendengar jawaban Bela.
"Lah gue pernah denger yang kaya orang nyapu pake sapu lidi itu dia lagi kenapa coba." Sahut Feri semua terdiam saling lirik.
"Dia lagi mikir gimana caranya nagih hutang sama saudara nya, di tagih takut berantem nggak enak, nggak di tagih dia lagi butuh buat beli sampo rambut nya lengket." Sambung Feri membuat ke tiga sahabat nya saling pandang.
"Pengalaman lo yah?" Dan sial nya Feri mengangguk membuat ke tiga sahabat nya tertawa.
Hahahahha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Riska Fatihica
ternyata temen... temennya Nana kompakan banget.....
2023-10-15
2