ceklek

Lani memasuki kantor Mareeta grup, status nya yang menjadi tangan kanan bos nya tak bisa membuat nya semena mena di kantor milik sahabat nya.

Ting

"Semangat kerja Lani, sekarang ada yang minta jatah sama lo." Gumam Lani terkekeh dia bersandar di dinding lift masih terasa kenyaman yang ia rasakan saat mencium kening bocah belut itu.

"Ck bisa bisa nya kebayang mulu, fokus Lan fokus." Decak nya sembari keluar lift tujuan nya adalah ruangan bos nya.

ceklek

"Pagi boooooos." Lintang mendengus melihat Lani untung sohib kalau nggak sudah ia pecat karna telat mulu.

"Lo bisa nggak dateng ke kantor tuh sebelum gue dateng, untung gue butuh tenaga lo coba kalau nggak pengangguran lo." Gerutu Lintang membuat Lani terkekeh, maklum lah terkadang ia suka begadang ke bar pulang sampai larut.

"Maaf bos, mulai besok janji bakal lebih pagi dari lo ok, sekarang kita meeting kan?" Lintang mendengus rupa nya asisten nya ini masih ingat tentang meeting.

"Ini telat gara gara lo juga." Decak Lintang sembari melangkah menuju lift bersama Lani dan Fahmi yang sedang terkikik melihat amarah Lintang dan Lani yang menjadi objek kemarahan nya malah santai seolah tak terjadi apa apa.

"Kita meeting kali ini lo yang pimpin. Mood gue ancur pagi ini gara gara lo." Lani mengangguk saja dari pada ia kena semprot lagi.

Beberapa jam terlewati Lani bisa bernafas lega saat mood big boss nya sudah kembali baik setelah meeting kali ini berjalan lancar tanpa hambatan.

"Uuuhh lelah nya." Ingin rasa nya Lani istirahat namun pekerjaan yang menumpuk membuat nya harus tetap memantau laptop nya,

Ceklek

"Lan mau ikut nggak?" Lani mendongak menatap Fahmi yang terlihat hanya kepala nya saja.

"Kemana?"

"Balik rumah, Tia masak banyak, mau ikut nggak?" Ajak nya sedang Lani memang ingin ikut tapi seketika ingat akan pekerjaan nya.

"Nggak ah kerja gue banyak, bos lo kejem." Sahut Lani membuat Fahmi terkekeh.

"Ok lah, gue balik dulu yah, nanti ke sini lagi jam dua." Lani mengangkat jempol nya tanda ok.

"Enak bener punya bini balik rumah ada yang masakin. Ck nasib jomblo." Lani kembali fokus pada pekerjaan nya hingga.

Ceklek.

"Om Lani mau ikut balik nggak?" Lani menggeleng, pekerjaan nya tertunda lagi karna Robi yang bertanya.

"Emak masak banyak loh, serius nggak mau ikut balik?" Robi coba memastikan sekali lagi takut takut om yang sudah ia anggap bapak itu berubah fikiran.

"Nggak Rob, lo kalau mau balik balik aja dah." Robi mengangguk tanda mengerti.

"Baik lah om, nanti aku ke sini lagi jam tiga yah om." Ujar nya sebelum menutup pintu,

Lani menghela nafas nya, tadi bapak nya jam dua, sekarang anak nya jam tiga baru balik.

Lani kembali fokus pada pekerjaan nya ia harap kali ini akan aman sungguh perut nya amat sangat lapar. Namun harapan hanya harapan setelah mata fokus kepada pekerjaan nya namun kembali ia mendapat gangguan.

Ceklek

"Woi Lan mau ikut nggak?" Lani mendongak rupa nya kali ini big boss nya.

"Kagak," Ketus Lani.

"Tia masak banyak loh, mau nggak?" Lani melambaikam tangan nya tanda ia menolak.

"Serius?" Lani menghela nafas nya.

"Lima rius!" Lintang terkekeh.

"Ok lah gue balik dulu yah, nanti gue ke sini lagi jam empat." Sahut nya, Lani mendengus.

"Terserah lo. Lo boss nya di sini lo kagak balik pun nggak akan ada yang marah." Sentak Lani geram, ingin rasa nya ia melempar meja di hadapan nya untuk bos jahil nya.

"Enak bener ketawa nya, dasar bos edan." Gerutu Lani ia kembali fokus dengan pekerjaan nya, syukur lah ke tiga manusia itu sudah pergi rasa nya damai sekali Lani rasakan.

kruyuk kruyuk

Lani menghela nafas nya dia jadi ingat ajakan ke tiga teman nya namun ia juga kembali emosi dengan ketiga sohib nya itu.

Ceklek

Lani menarik nafas nya "Udah gue bilang gue nggak mau, balik sana lo ganggu waktu gue aja!" Sentak Lani.

"Pi," Lani kaget mendengar suara yang selalu ada di pikiran nya.

"Apa gue terlalu berharap yah, gue kayak nya terlalu berhalusinasi." Ucap nya.

"Pi, jadi Nana balik lagi nih, padahal Nana bawa makanan buat papi tajut papi laper." Lani mendongaks mata nya membola ternyata ini benar bocah belut, bukan lagi khayalan nya.

"Loh Na ini kamu, maaf maaf aku kira tadi temen aku, sini masuk." Titah Lani, Nana menurut saja ikut masuk dan duduk di sofa ruangan Lani.

"Papi belum makan kan? Ini Nana bawa makan siang buat papi." Lani mengangguk.

"Aku laper tapi nggak bisa makan, pekerjaan aku banyak banget." Keluh Lani mata nya terlalu fokus pada laptop di hadapan nya ini.

"Aaaa." Lani tersenyum diri nya menerima dengan senang hati perlakuan manis Nana.

Gue satu langkah di depan kalian, kalau kalian yang nyamperin istri kalian gue justru di datengin malah gue di suapi sekalian hahahahha. Batin Lani tertawa senang merasa kemenangan di depan mata nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Riska Fatihica

Riska Fatihica

bener... benar rejeki nomplok papi lani.... makanya cepetan nikahin Nana nya....biar bisa pamer.....🤣🤣🤣🤣😁

2023-10-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!