cucu oma

"Serius banget Na?" Lani mengangkat alis nya saat tak mendengar jawaban dari Nana, Nana terlalu fokus pada tontonan nya hingga ia menengok melihat tayangan di layar datar di depan nya mata nya membola melihat sepasang ke kasih sedanng panas melakukan adegan kiss penuh dengan gairah.

Glek

"Ke napa?" Tanya Lani terbata saat melihat tatapan aneh dari Nana yang di tunjukan pada nya, jangan lupakan senyum nya yang nampak seperti senyum mesyum bagi Lani.

"Pih Nana juga pengin ngerasain kaya mereka Ajarin Nana pih?" Rengekan Nana membuat mata Lani membola.

"Apa!"

Ajari kiss sepanas itu? Gue aja belum pernah pea bahkan frist kiss gue lo yang ambil bocah belut!!!!! Batin Lani berteriak

"Ayo piiiih Nana pengin," Rengekan Nana sukses membuat otak licik Lani menyembul.

Dia kan tau nya gue berpengalaman nih, manfaatin aja dah mumpung dia yang minta kata Tia rejeki nggak baik di tolak ok gue nurut apa kata lo Tia. Batin Lani terkekeh.

"Baik papih ajari kamu tapi ada syarat nya?" Nana menatap mata Lani berbinar.

"Apa syarat nya pih?" Lani tersenyum.

"Jangan bilang ke siapapun termasuk oma singa." Nana mengerutkan alis nya oma singa? Siapa?

"Oma singa siapa pih?" Lani menepuk kening nya.

"Oma Las ok? Kalau dia tanya bilang papi ajari kamu soal pelajaran jangan bilang soal ciuman nanti malah kamu nggak boleh tinggal di sini dan papih nggak bisa kasih kamu jatah uang mau?" Nana sontak menggeleng.

"Nana janji pih nggak bakal bilang sama oma singa, ayok pih Nana harus ngapain." Ucap Nana girang sedang Lani tersenyum dalam hati asiiik ciuman gratis dari bocah belut ini akan segera ia rasakan.

Lani mendekat pada Bibir Nana

Cup

Mata Lani terpejam saat benda kenyal saling bertabrakan, Lani mulai menghisap sedikit menggerakan kepala nya ke kanan dan ke kiri meng.ulum dan melu.mat bibir tipis Nana hingga.

"Mmm pih." Tiba tiba saja Nana memundurkan wajah nya dari Lani meninggalkan mata Lani yang berkedip dan mulut nya yang masih menganga.

"Kenapa?" Tanya Lani dengan mata sayu nya.

Sialan nih bocah belut gue lagi nikmat malah mundur ck batin Lani berdecak marah.

"Rasa nya aneh ya pih?" Lani mengertukan alis nya aneh?

"Aneh kenapa?" Nana berkedip kedip.

"Aneh pih eeemm rasa nya badan Nana panas pih, apa nanti jika Nana ciuman sama pac ah." Pekik Nana ketika dia di angkat ke pangkuan menghadap Lani.

"Jangan pernah pacaran, lelaki di luar sana semua nya busuk kau mengerti?" Nana mengangguk angguk kepala nya.

Cup.

Lani mencium kembali Bibir Nana dia tidak terima jika nikmat yang baru ia rasakan hilang seketika, Lani menekan pinggang Nana dengan tangan kanan nya agar posisi inti Nana berada tepat di atas pusat nya, dan tangan kiri Lani berada di tengkuk Nana menekan ciuman mereka agar semakin intens dan panas.

Akhir nya gue bisa praktek juga setelah sekian lama nonton film horor. Batin Lani bersorak merasakan kemenangan.

Ciuman itu semakin Lama semakin panas semakin menuntut hingga tangan Lani pun sudah tak bisa terkontrol.

"Ennggghh." Lenguhan Nana terdengar sangat seksih di telinga Lani.

Saat ciuman Lani turun menyusuri leher putih Nana.

Dreeet dreeet.

"Piiiih a da tel fon." Desah Nana tertahan, Lani mendengus siapa yang sudah mengganggu nya.

📞 ANAK SINGA.

Alis Lani mengkerut untuk apa anak singa menghubungi nya malam malam begini.

"Anak singa telfon, Nana diam yah?" Nana mengangguk patuh tetap berada di posisi saat Lani mengangkat panggilan telfon dari anak singa.

"Halo."

".........." Mata Lani membola.

"Kenapa dadakan gini sih.!" Sentak Lani membuat Nana terkaget.

"........."

"Iya iya gue kesana bentar dah yah Lagi nanggung juga." Dengus Lani menutup ponsel nya.

"Kenapa Pih?" Lani menatap Nana.

"Papi ada urusan sebentar, Nana tidur aja di kamar yah belajar nya besok Lagi ok?" Ucap Lani. Nana tampak berfikir.

"Kenapa?" Tanya Lani.

"Apa nggak papa kalau papi ketemu anak singa.?" Pertanyaan Nana membuat Lani terbahak.

"Bukan singa beneran Nana, hanya sebutan saja, ingat jangan katakan ke siapapun kamu belajar soal ciuman tadi sama papi ok? ini rahasia kita berdua faham?" Nana mengangguk faham.

"Pintar, gih masuk ke kamar." Nana mengangguk dia berjalan menuju kamar nya dan menutup pintu meninggalkan Lani yang sedang meratapi nasib pusat nya berdiri tanpa bisa di cegah.

"Senam tangan Lagi deh." Lani menuju kamar mandi di kamar nya, melepas seluruh baju nya dan ia lempar pada keranjang baju kotor.

"Eeem ssshhhh ah." Desah Lani wajah nya mendongak saat mengingat ciuman panas tadi terlebih dia juga merasakan buah apel milik Nana ternyata benar milik nya jumbo bahkan tak cukup dengan satu tangan nya.

"Aaaaahhh Naaaa naaaa." Erangan panjang itu sangat lah nikmat untuk Lani terlebih jika mengingat Nana.

huh huh huh

Nafas Lani naik turun namun senyum terbit di bibir nya.

"Besok aku akan ajari kamu lebih dari sekedar ciuman sayang." Desis Lani dengan wajah mesum nya.

.

.

.

.

.

brumm bruumm

Suara mobil Lani terparkir di depan pekarangan rumah Fahmi.

"Bi, di mana anak singa?" Tanya Lani pada pembantu di kediaman Fahmi sohib nya.

"Ada mas, lagi pada diskusi di ruang tengah sana aja mas." Lani mengangguk berjalan santai menuju ruang biasa mereka berkumpul.

"Nah dateng nih kakek Lani." Lani mendengus saat anak singa memanggil nya kakek Lani.

"Nggak usah berisik, ada apa gue di suruh kemari!" Sembur Lani duduk di sebelah Robi.

"Yah yang kaya gue ngomong mau ada acara Lamaran Xelo sama Ale." Lani menghela nafas nya.

"Eh Tia lo yang bener aja dong masa acara lamaran dadakan gini mana lo telfon pas gue lagi nanggung." Dengus Lani pada anak singa.

"Eh gue juga nggak tau tiba tiba onoh tetangga sebelah mau ngelamar ya udah kita mah terima aja ya nggak yang." Fahmi mengangguk setuju ucapan istri nya.

"Terus gue di sini ngapain?" Sembur Lani agak nya masih kesel aja acara nikmat nya terhenti.

"Mamah Las ada ikut rombongan sebelah jadi lu ikut sini bantuin tatain makanan napah nyembur aja bisa nya." Dengus Tia dengan terpaksa Lani mengikuti Robi dan Fahmi yang sedang menata makanan di meja panjang itu. Sedang anak singa asik mengatur sana sini dengan berkacak pinggang membuat Lani mendengus ingin rasa nya dia jambak rabut anak singa itu.

"Udah turutin aja dari pada dia ngomel ngomel nggak jelas." Bisik Fahmi pada Lani.

Kedatangan rombongan keluarga Mareeta menambah kesan Rame.

"Mak masak sambel pete nggak?" Tanya Langit. Emak mengangkat jempol nya.

"Ada yuk mari kita makan malam dulu sebelum acara inti." Tawar Fahmi dan di sambut riang oleh semua nya.

Saat di meja makan semua melihat Ale yang datang sambil meringis jelas saja Xelo langsung bergegas.

"Masih sakit kah?" Ale menggeleng.

"Ale laper mas." Xelo lega segeran menuntun Ale ke kursi.

"kamu mau kemana mas malem malem pake batik?" Xelo terdiam.

"Udah makan dulu sesi nanya nanya entaran." Sembur emak mereka menikmati makan malam resmi itu.

"Eh Lani cucu oma kamu tinggal?" Lani mendelik kenapa singa betina ini bahas Nana di sini.

"Cucu?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!