Lima Hari Berlalu...
Felly sudah terilahat sangat membaik, namun wajahnya masih di penuhi lebam, bebeapa anggota tubuh yang tak terlihat juga masih nampak lebam.. Namun Fely menutuskan untuk pulang kerumah..
Selama Lima Hari ini Rey sama sekali tidak menemui Fely di rumah sakit, tentu menbuat Fely semakin tenang, namun ada sedikit rasa kecewa pada diri Fely tentunya..
Fely kembali kerumah bersama Bu Mar yang selalu menjaganya dan merawatnya..
Fely Tiba dirumah pada siang hari, rumah nampak sangat sepi, hanya ada dua ART yang bekerja pulang pergi.. Irna dan Yuni...
"Buu, boleh aku Tidur sama Ibu?" Tanya Fely membuat mata Bu Mar membulat
"Jangan Non, kamar Ibu Sempit hanya muat satu orang tidur" ucap Bu Mar dengan cepat
Nampak raut kesedihan pada diri Fely
"Aku takut masuk kemar itu Bu" Ucap Fely mengingat betapa kejamnya Rey meluapkan segala emosinya di kamar itu, Bu Mar pun mengerti..
"Non mau tidur di kamar tamu? Tapi tidak seluas kamar di atas Non" Ucap Bu Mar
"Gak masalah Bu, asal bisa untuk saya tidur sementara" Ucap Fely membuat Bu Mar mengerutkan Keningnya..
"ayo Buu, aku merasa lelah sekali" Ucap Fely agar segera menepis segala pikiran Bu Mar
***
"Maaf Den, Nona mau tidur di kamar tamu.. sepertinya Nona Trauma dengan kejadian di kamar itu" Ucap Bu Mar pada Rey yang baru saja pulang dari pekerjaan nya di luar kota, yang terpaksa harus ia ikuti demi kemajuan kantor yang ia pegang ini..
"Gapapa Bu, itu salah saya juga.. Saya mau menemuinya" kata Rey melangkah..
"Maaf Den, Nona baru aja tidur.. baiknya Den Rey mandi nanti Baru temui Nona" Ucap Bu Mar lalu Rey menurutinya..
***
Sore Hari..
Hujan mengguyur kota tersebut..
Fely terbangun dari Tidurnya mendengar hujan turun begitu deras, petir bersahut-sahutan...
mahh.. pah...
Aku rindu kalian... hiks hiks, andai kalian tau perih hidup di sini sebagai sebatang kara..
Fely menangis di atas kasurnya, posisinya duduk dengan kaki di biarkan lurus memanjang didalam selimut, ia memeluk bantal erat, ia menangis meratapi kehidupannya kini..
Rey yang turun dari kamarnya sangat tergesa-gesa, tujuan awalnya adalah menemui Fely..
klek
Dibukanya pimtu kamar itu, Fely dan Rey saling berpandang, hingga Felly meraih Jilbab instannya di atas nakas samping kasurnya dengan tangannya, segera ia memakainya..
Rey mendekat dan tersenyum...
"Sudah membaik?"Tanya Rey berdiri di saping tempat Tidur
Fely sambil merapihkan jilbab nya berkata dengan santainya "sudah"..
Rey kemudian menarik kursi meja rias dan meletakkanya di samping Tempat tidur...
"kamu habis menangis ya? apa ada yang sakit lagi?" Tanya Rey kali ini nada bicaramya sedikit membuat telinga nyaman, hingga Fely merasa aneh dengan sikap Rey saat ini, Fely terlihat mengusap air matanya dengan cepat "Gak ada... " Ucapan itu sungguh membuat Rey menghela nafasnya..
"Mama dan Papa akan kembali dua bulan kedepan, papaku tengah menjalani terapi pada lututnya disana...bersabarlah"
ucap Rey membuat Fely bingung bersikap, disisi lain ia tak sanggup untuk bertahan, namun disisi lain keadaan seperti itu tidak mungkin membuatnya pergi begitu saya, apalagi kondisi mertuanya masih menjalani pengobatan yang tak terduga disana...
"Baiklah selagi ada jarak antara kita... oy iyaa" Ucap Felly terhenti ia mengeluarah sebuah cincin dari manisnya
"Abang bisa pegang ini" Kata Fely meletakan Cincin emas putih dengan tiga berlian kecil tertanam
Rey mengerutkan keningnya
"Aku akan bersikap sama seperti abang, Cuek, dingin, kasar, dan Aku tidak memakain cincin pernikahan kita, sama seperti abang... perhiasan yang lain juga aku masih simpan di laci meja rias di kamar abang" ucap Fely tersenyum
Rey merasa tersentak, ada rasa malu juga dalam dirinya kini..
namun Rey masih tetap pada pendirian awalnya untuk bercerai..
"fel.. maafkan aku, aku tersulut em----"
"Bang.. bisa kan kita ga membahas itu, luka di tubuhku belum sepenuhnya sembuh, maka aku juga gamau mengingat luka di hatiku bang" kata Fely dengan ketusnya
"Maaf"
"Sudah ku maafkan, maaf bang bisa Abang keluar? Aku mau istirahat..." ucapnya berbohong, ia begitu sakit menatap wajah Rey , ada luka kekejaman di hatinya, namun ada secercah rasa ingin memeluknya yang memang tak akan mungkin bisa ia lakukan...
Rey mengangguk, lalu ia keluar dengan sedikit kekecewaan...
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
⏤͟͟͞R◇Adist
udah main tangan mending cerai aja dech...syngi dan hargai dirimu sendiri fel..jagn bertahan klo udh g kuat
2022-03-09
0
najwa
perempuan di ibaratkan cermin kalo cermin retak masih bisa di satukan tapi pantulan bayanganya ga akan sempurna begitupun dg perempuan kalo sudah tergores hatinya . mudah memaafkan tapi sulit untuk melupakan apa yang telah dia rasakan seumur hidupnya akan teringat,sepertinya itu yang akan dirasakan fely
2022-03-09
0
᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺
bner felly cerai ajj...ngpain hdup bersama laki" yg suka maen tangan
😡😡😡
2022-03-09
1