Ep 20; Asal Kau Tau

Kamala menatap tas belanja yang ada di sampingnya dengan tatapan kosong. Ia tidak menyangka dalam waktu beberapa menit saja ia sudah mengeluarkan hampir tiga bulan gajinya sebagai guru. Helaan nafas panjang terus saja keluar dari ujung hidung mungilnya saat membayangkan mengganti uang yang Bara keluarkan untuk membayar semua itu.

Tidak hanya berhenti di handphone, Bara juga mengajak Kamala keluar masuk toko baju dan sepatu. Laki-laki itu memaksa Kamala untuk mencoba beberapa pakaian dan sepatu yang akhirnya dibeli Bara dengan menggunakan kartunya. Ia tidak sempat menahan Bara dan malah terus dijadikan bahan ejekan oleh anak itu.

“Sampai kapan kau mau mengalamun, hah?” Bara meletakan minuman di depan Kamala duduk.

Kamala memilih tidak menjawab dan meraih minuman yang baru saja diberikan Bara. Lagi-lagi ia menghela nafas. Bahkan harga minumannya itu bisa ia gunakan untuk makan seharian.

Setelah puas Bara membuat Kamala panik, mereka akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam salah satu cafe untuk mencari minum dan melanjutkan tujuan utama mereka keluar bersama. Bangku berkapasitas empat orang Bara pilih karena lokasinya yang lumayan jauh dari kerumunan dan cocok untuk berbicara yang lebih privat.

“Biasanya cewek akan sangat berterima kasih jika dibelanjain segini banyaknya, ini malah kayak lagi berkabung aja! Aneh!” kata Bara sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.

“Tidak semua cewe sama dan ini bukan gayaku menghabiskan uang. Karena dari awal memang tidak pernah ada,” jujur Kamala mengakuinya. Bahkan celana jeans baru dan sepatu sneaker putih yang kini dikenakannya terasa bukan gayanya.

“Kau cocok memakainya, jangan meragukan penilaianku,” Bara sekali lagi mengamati Kamala dengan seksama. Walau tidak mengatakannya secara langsung, Bara bisa melihat bahwa Kamala sebenarnya adalah wanita yang menarik. Terlepas dari gayanya yang kampungan, kulit Kamala bersih dan tubuh kecilnya bisa dikatakan proporsional.

“Bukan itu masalahnya!” kata Kamala kesal. Pasalnya sepertinya Bara tidak mengerti maksud sikapnya, “gajiku itu nggak sampai tiga juga Bar, apa kau nggak mikir apa kata orang-orang kalau aku memakai pakaian branded dan gadget dengan harga yang bisa sampai bulan gajiku? Dikira aku ngepet dari mana!”

“Kenapa mikirin pendapat orang lain sih?” Bara asal menimpali.

“Aku nggak hidup sendiri!” Kamala tidak kalah tegas. Dia tidak ingin membuat orang berpikir rendah terhadap dirinya. Apalagi dengan hal-hal yang bersifat hedonisme seperti itu.

“Bilang aja kau menikah dengan orang kaya. Beres. Toh kenyataannya seperti itu.”

“Aku tidak mau repot menjelaskan sesuatu yang belum tentu,” kalimat Kamala menghentikan aktivitas Bara yang sedang menikmati minumannya. Ia meletakan kembali gelas minumnya di atas meja.

“Ya kalau itu maumu, pakai semua itu saat kau pergi bersamaku. Anggap saja itu seragam...” ada nada kecewa dari kalimat Bara, “Ayo kita buat kesepakatan!”

Bara menyerahkan ponselnya pada Kamala dan memperlihatkan catatan yang sudah ditulisnya dari semalam.

“Apa menjaga privasi masing-masing ini berarti aku akan mendapatkan kamarku sendiri setelah ini?” clausal pertama catatan itu langsung membuat Kamala bertanya-tanya sejauh mana arti privasi yang dimaksud oleh Bara.

“Tidak, kita akan tetap menggunakan kamar yang sama!”

“Lalu apa maksudnya ini? Itu saja sudah melanggar privasi!” Kamala menuntut penjelasan.

“Ya urusan kita di luar itu...”

“Itu sama saja nggak jelas, pun sama dengan keinginan-keinginan mu yang lainnya...” Kamala membaca larangan-larangan yang dibuat Bara. Hal-hal yang sangat kekanak-kanakan untuk usia Kamala yang sudah tidak lagi remaja, “semuanya sudah kau langgar, satu-satunya hal yang masuk akal di sini hanyalah larangan untuk berhubungan asmara dengan lawan jenis,” simpul Kamala. Ia lalu menutup note catatan yang dibuat Bara dan menghapusnya.

“Apa kau sudah memikirkan jawaban pertanyaanku?” tanya Kamala serius.

Bara menatap lekat-lekat kedua mata Kamala untuk mencari tahu kesungguhan dari pertanyaan Kamala. Jujur ia tidak bisa membaca jalan pikir Kamala sampai saat ini. Kamala bagaikan kertas polos di mana ia kesulitan untuk menentukan motif setiap pergerakannya.

“Seandainya aku menjawab aku ingin kau berada dipihakku, bagaimana aku bisa langsung mempercayaimu?” daripada menjawabnya langsung dengan jawaban iya atau tidak, Bara akhirnya memilih untuk meyakinkan dirinya terlebih dahulu.

“Aku tidak menyuruhmu untuk langsung mempercayaiku, percaya atau tidak itu adalah hakmu. Aku hanya melempar umpan untuk menentukan ke arah mana kita harus berjalan,” Kamala menjawab dengan logika yang menurutnya paling mudah untuk dimengerti. Ia tidak ingin memperumit dirinya sendiri.

“Jika kau memilihku, aku juga akan memilihmu. Tapi jika tidak, kita sudahi saja permainan ini, kita tinggal satu atap tapi hidup masing-masing. Toh kau menikahiku karena kau memiliki tujuan lain kan?” Kamala meneguk air minumnya setelah mengatakan hal itu. Ia bahkan tidak berani melirik ke arah Bara untuk melihat bagaimana reaksinya.

“Kau terlihat sangat menyakinkan untuk orang yang dipaksa untuk menikahi seorang remaja,” sindir Bara melihat cara bicara Kamala yang terkesan penuh janji yang menggiurkan baginya.

“Kau tidak selamanya akan menjadi remaja...” jawaban Kamala menohok Bara. Ia kini memberanikan diri menatap laki-laki itu, “dan asal kau tahu, aku menikahimu bukan karena dipaksa, itu pilihanku sendiri.”

“Apa? Apa kau sudah gila?” Bara hampir saja berteriak jika Kamala tidak memberinya kode dengan tatapan mata.

“Entahlah, aku hanya menghargai pendapat kedua orang tua kita. Mereka masih memberiku pilihan, tapi seperti yang aku bilang sebelumnya, aku tidak memiliki alasan untuk menolak,” Kamala berkata jujur. Ini kesempatan untuk meluruskan segalanya. Ia tidak mau Bara salah paham dengan dirinya. Terlebih lagi, Bara adalah orang yang mau tidak mau akan ada di hidupnya sampai waktu yang tidak ditentukan. Akan lebih mudah berdamai daripada bermusuhan.

“Apa kau tidak pernah merasakan jatuh cinta hingga kau tidak ingin menikahi laki-laki yang kau cintai? Kau ini bodoh atau apa sih!” Bara heran menatap Kamala. Biasanya wanita memiliki cita-cita tentang pernikahan dan laki-laki yang diinginkannya.

“Sayangnya tidak, aku tidak memiliki laki-laki seperti itu, aku tidak memiliki waktu untuk hal-hal seperti itu,” jawaban Kamala membuat perasaan kalut yang dirasakan Bara mulai mereda. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan wanita di hadapannya itu. Ia mulai menimbang-nimbang jawaban apa yang akan ia berikan pada Kamala.

Tidak seperti pikirannya semula, kini berteman dengan Kamala pun terasa  cukup menarik. Ia bahkan menolak mentah-mentah ide Kamala untuk hidup masing-masing. Bara sudah melangkah lebih jauh daripada perkiraannya hingga ia enggan melepaskan Kamala begitu saja.

“Jika aku menginginkanmu, apa yang kau inginkan dariku?” ini adalah pertanyaan final yang akan menentukan kemana keputusan Bara akan berlabuh. Ia harus memastikan sekali lagi syarat yang akan diberikan setelah tawaran menggiurkan itu diberikan. Tentu saja, tidak ada yang gratis di dunia ini.

Terpopuler

Comments

Arizona

Arizona

semangat thor cerita nya seru😊

2023-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2 Ep. 2; Menikahi Murid!
3 Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4 Ep 4; Menggenggam Bara
5 Ep 5; Jangan Sampai
6 Ep 6; Perangkap
7 Ep 7; Perusak Kesenangan
8 Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9 Ep 9; Apa Salahnya
10 Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11 Ep 11: Hormon Testosteron
12 Ep 12; Adil
13 Ep 13; Menghilang
14 Ep 14; Ruang Baca Bunda
15 Ep 15; Sisi Lemah
16 Ep 16; Keluarga?
17 Ep 17; Apa Motif Kamala
18 Ep18; Tiba-tiba baik
19 EP 19; Pergi Bersama
20 Ep 20; Asal Kau Tau
21 EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22 Ep 22; Aku Bukan…
23 EP 23; Pertama Kalinya
24 Ep 24; Tunas
25 Ep 25; Gencatan Senjata
26 Ep 26; Sakit Sekali
27 Ep 27; Air Mata
28 Ep 28; Dunia yang Berbeda
29 Ep 29; Kembali Bekerja
30 Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31 Ep 31; Hutang Budi
32 Ep 32: Kecurigaan Haga
33 Ep 33; Preventif
34 Ep 34; Benang Kusut
35 Ep 35; Tidak Rela
36 Ep 36; Hubungan Lebih
37 Ep 37; Pertengkaran
38 Ep 38; Secepat Itu
39 Ep 39; Umpan Pertama
40 Ep 40; Kau Cemburu?
41 Ep 41; Mungkin
42 Ep 42; Pengakuan
43 Ep 43; Dunia yang Asing
44 Ep 44; Pertemuan
45 Ep 45; Hutang Budi
46 Ep 46; Menyingkirkannya
47 Ep 47; Berulah
48 Ep 48; Dia Milik Gue
49 Ep 49; Jaga bicaramu!
50 Ep 50; Rumit
51 maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52 Ep 51; Kabar dari Haga
53 Ep 52; Hai Trauma!
54 Ep 53; Tamparan Keras
55 Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56 Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57 Ep 56; Rumah Sakit
58 Ep 57; Prasangka
59 Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60 Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61 Ep 60; Teman atau Saingan
62 EP 61; Lupa
63 Ep 62; Operasi
64 Ep 63; Antar Lelaki 1
65 Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66 Ep 65; Pertemuan Kembali
67 Ep 66; Percaya
68 Ep 67; Tak Habis Pikir
69 Ep 68; Cinta Pertama
70 Ep 69; Masa lalu
71 Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72 Ep 71; Kembali Sendiri
73 Ep 72: Asuransi
74 Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75 Ep 74; Berpindah Kapal
76 Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77 Ep 76; Antar Lelaki 2
78 Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79 Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80 Ep 79; Ingin Menyerah
81 Ep 80; Krisis Identitas
82 Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83 Ep 82; Berpisah
84 Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85 Ep 84: Seperti Orang Asing
86 Ep 85; Maafkan Ayah
87 Ep 86; Bukan Suami
88 Ep 87; Harus Bahagia
89 Ep 88; Mengamuk
90 Ep 89; Lain kali
91 Ep 90; Berhenti
92 Ep 91; Memulai Masa Depannya
93 Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94 Ep 93; Berita dari Kawan
95 Ep 94; Rasa Bersalah
96 Ep 95; Pengakuan
97 Ep 96; Kamala Padma
98 Hai semua!
99 Ep 97; Gejolak Sensai
100 Ep 98; Lo Itu Spesial
101 Ep 99; Cerai Aja
102 Ep 100; Tiada Kabar
103 Ep 101; Menjadi Normal
104 Ep 102; Berpindah Haluan
105 Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106 Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107 Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108 Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109 EPILOG
110 A Good Bye
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2
Ep. 2; Menikahi Murid!
3
Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4
Ep 4; Menggenggam Bara
5
Ep 5; Jangan Sampai
6
Ep 6; Perangkap
7
Ep 7; Perusak Kesenangan
8
Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9
Ep 9; Apa Salahnya
10
Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11
Ep 11: Hormon Testosteron
12
Ep 12; Adil
13
Ep 13; Menghilang
14
Ep 14; Ruang Baca Bunda
15
Ep 15; Sisi Lemah
16
Ep 16; Keluarga?
17
Ep 17; Apa Motif Kamala
18
Ep18; Tiba-tiba baik
19
EP 19; Pergi Bersama
20
Ep 20; Asal Kau Tau
21
EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22
Ep 22; Aku Bukan…
23
EP 23; Pertama Kalinya
24
Ep 24; Tunas
25
Ep 25; Gencatan Senjata
26
Ep 26; Sakit Sekali
27
Ep 27; Air Mata
28
Ep 28; Dunia yang Berbeda
29
Ep 29; Kembali Bekerja
30
Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31
Ep 31; Hutang Budi
32
Ep 32: Kecurigaan Haga
33
Ep 33; Preventif
34
Ep 34; Benang Kusut
35
Ep 35; Tidak Rela
36
Ep 36; Hubungan Lebih
37
Ep 37; Pertengkaran
38
Ep 38; Secepat Itu
39
Ep 39; Umpan Pertama
40
Ep 40; Kau Cemburu?
41
Ep 41; Mungkin
42
Ep 42; Pengakuan
43
Ep 43; Dunia yang Asing
44
Ep 44; Pertemuan
45
Ep 45; Hutang Budi
46
Ep 46; Menyingkirkannya
47
Ep 47; Berulah
48
Ep 48; Dia Milik Gue
49
Ep 49; Jaga bicaramu!
50
Ep 50; Rumit
51
maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52
Ep 51; Kabar dari Haga
53
Ep 52; Hai Trauma!
54
Ep 53; Tamparan Keras
55
Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56
Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57
Ep 56; Rumah Sakit
58
Ep 57; Prasangka
59
Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60
Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61
Ep 60; Teman atau Saingan
62
EP 61; Lupa
63
Ep 62; Operasi
64
Ep 63; Antar Lelaki 1
65
Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66
Ep 65; Pertemuan Kembali
67
Ep 66; Percaya
68
Ep 67; Tak Habis Pikir
69
Ep 68; Cinta Pertama
70
Ep 69; Masa lalu
71
Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72
Ep 71; Kembali Sendiri
73
Ep 72: Asuransi
74
Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75
Ep 74; Berpindah Kapal
76
Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77
Ep 76; Antar Lelaki 2
78
Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79
Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80
Ep 79; Ingin Menyerah
81
Ep 80; Krisis Identitas
82
Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83
Ep 82; Berpisah
84
Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85
Ep 84: Seperti Orang Asing
86
Ep 85; Maafkan Ayah
87
Ep 86; Bukan Suami
88
Ep 87; Harus Bahagia
89
Ep 88; Mengamuk
90
Ep 89; Lain kali
91
Ep 90; Berhenti
92
Ep 91; Memulai Masa Depannya
93
Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94
Ep 93; Berita dari Kawan
95
Ep 94; Rasa Bersalah
96
Ep 95; Pengakuan
97
Ep 96; Kamala Padma
98
Hai semua!
99
Ep 97; Gejolak Sensai
100
Ep 98; Lo Itu Spesial
101
Ep 99; Cerai Aja
102
Ep 100; Tiada Kabar
103
Ep 101; Menjadi Normal
104
Ep 102; Berpindah Haluan
105
Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106
Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107
Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108
Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109
EPILOG
110
A Good Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!