Ep 4; Menggenggam Bara

Kamala kembali menghela nafas begitu ia memasuki kamar yang sengaja dipersiapkan untuknya. Tepatnya untuk dia dan Bara. Kamar terbaik di sebuah resort mewah itu telah disulap sedemikian rupa menjadi kamar untuk malam pertama yang sangat indah. Bunga mawar bertebaran di sudut-sudut kamar dengan estetika sekelas hotel bintang lima. Beberapa lilin aromatik sengaja di nyalakan untuk menambah nuansa romantis bagi sang penghuni kamar.

Nyatanya tiada suasana romantis yang akan tercipta mengingat penghuni kamar malam ini bukanlah pasangan yang menikah bahagia. Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh orang tuanya? Tiba-tiba saja Kamala dan Bara jatuh cinta dan menggunakan kamar itu bersama-sama?

“Benar-benar konyol. Mereka pikir kita akan menghabiskan malam pertama di sini? Aku denganmu? Cih...” Bara masuk ke dalam kamar dan langsung melempar handuk berbentuk angsa itu ke ujung ruangan.

Kamala mengikuti langkah Bara tanpa berniat mendebatnya. Ia juga memiliki pemikiran yang sama dengan Bara. Sudah wajar jika keduanya kehilangan kata-kata begitu melihat situasi kamar.

“Aku mandi duluan dan pergi dari sini...” tanpa menunggu Kamala menjawab, ia masuk ke dalam kamar mandi setelah melempar jas yang dikenakannya sembarangan.

Kamala diam tidak peduli. Toh itu kalimat pernyataan bukan pertanyaan. Ia juga tidak perlu menjawab ataupun memberitahu Bara bahwa laki-laki itu tidak akan bisa menjalankan apa yang menjadi keinginannya. Tempat ini sudah dijaga. Tentu saja, ia tidak bisa pergi ke mana-mana.

Jemari Kamala menelusuri pinggiran meja saat ia berjalan menuju balkon kamar. Langkahnya terhenti saat ia melihat melihat sosok yang terpantul dari kaca besar di ujung meja panjang. Wajah yang biasanya polos tanpa riasan itu kini terlihat berbeda didandani make up artis ternama. Ia bahkan hampir tidak bisa mengenali wajahnya sendiri. Bagian diri Kamala yang terlihat asing itu bahkan telah merebut kebebasannya. Ia tidak lagi seorang lajang tapi menjadi istri orang.

Buliran bening air mata mengalir perlahan dari sudut mata Kamala. Ia menarik kursi dan duduk tanpa berniat mengalihkan pandangannya dari cermin kaca.  Dengan tatapan kosong, Kamala mulai melepaskan hiasan di kepalanya. Satu persatu ia mencoba mengurai kekalutan hati dan pikirannya. Ia tidak bisa berlama-lama larut dalam kesedihannya.

“Apa mereka menyiapkan baju ganti?” Bara keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada. Ia menghampiri Kamala yang masih duduk diam di depan cermin kamar.

“Apa kau anak kecil yang harus disiapkan segalanya?” jawab Kamala tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Bara. Ia tidak tahu harus melihat ke arah mana. Dari pantulan kaca saja sudah terlihat kalau anak kecil itu hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya.

“Kau tidak bisa ya berhenti menghinaku?” bukannya menjauh, Bara justru mendekati Kamala. Membuat tubuh laki-laki itu terlihat jelas di mata Kamala.

“Kau... ingin aku menjawab apa?” Kamala menelan ludah untuk menenangkan dirinya.

Mata Bara berbinar melihat kepanikan yang tersirat dari wanita yang kini telah menjadi istrinya itu. Tiba-tiba saja ia ingin menjahili Kamala, “apa sebenarnya kau ingin malam ini seperti layaknya malam pertama yang sesungguhnya?” bisik Bara di telinga Kamala.

Kamala mendorong tubuh Bara menjauh. Tangannya yang bersentuhan langsung dengan kulit Bara terasa panas. Ia lalu berdiri untuk menjaga jarak dengan laki-laki yang kini menyunggingkan senyum yang tak bisa diartikannya.

“Jangan bercanda...” tatapan Kamala berubah tajam. Ia tidak ingin jatuh ke permainan Bara.  Ia lalu memanfaatkan jeda itu untuk mengambil baju ganti dan beranjak ke kamar mandi. Kama ingin segera mengguyur semua kejadian hari ini yang masih berbekas jelas melalui make up dan baju kebaya pengantin yang masih dikenakannya.

Setelah memastikan kunci kamar mandi terpasang sempurna, Kamala segala melepaskan kebaya yang menempel ketat di tubuhnya. Setelah menggantung baju itu hati-hati, ia mulai membersihkan make up dari wajahnya.

Lagi-lagi Kamala teringat nasibnya saat melihat pantulan dirinya dari dalam kaca. Air mata kembali mengalir bersamaan dengan sulitnya make up untuk dihapus dari wajahnya. Ia berkali-kali mengusapnya dengan kapas yang sudah dilumuri cleanser, sudah juga dengan tisu basah, namun sisa riasan itu masih tetap ada. Kamala melampiaskan emosinya pada wajahnya  yang tak berdosa itu.

Suara shower air menenggelamkan isak tangis Kamala. Ia sengaja berdiam diri cukup lama di bawah guyuran air panas. Sambil menetapkan hatinya untuk terakhir kali, Kamala mencurahkan semua emosinya saat ini. Setelah ini, ia tidak akan lagi mengasihani dirinya sendiri. Ia harus terus melangkah maju apapun rintangannya.

Itulah tujuan hidupnya saat ini.

Kamala keluar dari kamar mandi setelah lebih dari satu jam membersihkan diri. Ia mengedarkan mata untuk mencari keberadaan Bara. Tidak seperti keinginan awalnya, laki-laki itu kini justru tengah tertidur di atas kasur. Ia jelas-jelas kelelahan dengan prosesi dan pesta pernikahan yang baru saja digelar.

Kamala berjalan mendekat dan menarik selimut untuk menutupi tubuh Bara yang setengah telanjang. Biar bagaimanapun juga tidur di ruangan berpendingin seperti itu bisa membuatnya masuk angin. Kamala hanya tidak ingin hal itu terjadi.

“Bisa berikan kami satu selimut lagi?” tanya Kamala begitu sambungan telepon kabelnya terhubung dengan meja resepsionis, “apa ada P3K? Kalau ada tolong bawakan ke kamar. Terima kasih...”

Saat menyelimuti Bara, ia menyadari bahwa buku-buku jari Bara terlihat terbuka dan mengeluarkan darah. Luka tadi siang belum sepenuhnya mengering saat terkena air begitu laki-laki itu membersihkan diri sewaktu mandi.

Tidak lama kemudian seseorang membunyikan bel kamar. Kamala buru-buru membuka kan pintu kamar. Petugas hotel membawakan pesanan yang diminta Kamala dan segera undur diri dari kamar, “apa saya bisa minta bantuan?”

“Bisa Nyonya,” jawabnya langsung.

“Saya tadi menggunakan ruang tunggu pengantin di samping ballroom utama. Bisakah pihak hotel membawakan baju yang ada di ruangan itu ke kamar kami setelah mencucinya?” Kamala teringat baju yang ditanggalkan Bara begitu saja di ruangan itu.

“Tentu saja Nyonya, besok pagi akan kami antarkan ke kamar.”

“Terima kasih!” Kamala kembali pintu kamar. Ia lalu berjalan ke samping tempat tidur untuk merawat luka di tangan Bara. Ia mengambil tangan kanan laki-laki itu pelan agar tidak membangunkannya. Hati-hati ia mulai menyemprotkan pembersih luka sebelum mengolesinya dengan salep agar lukanya segera mengering. Terakhir Kamala menempelkan hypafix untuk menutup luka itu agar tidak kembali terbuka. Ia tersenyum sambil mengusap hasil pekerjaannya yang terlihat sempurna.

“Jangan terlalu peduli jika kau juga akan pergi...” kalimat Bara membuat Kamala menoleh. Tatapan keduanya beradu. Ia tidak tahu sejak kapan Bara terbangun dan memperhatikannya.

“Maafkan aku...” Kamala melepaskan tangan Bara yang masih digenggamnya.

“Sakit...dingin...” Bara menarik selimutnya lebih tinggi hingga menutupi kepalanya. Tak lama setelahnya terdengar kembali dengkuran halus darinya, menunjukkan jika Bara sudah kembali terlelap dalam tidurnya.

Kamala buru-buru turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah sofa yang ada di samping jendela. Ia membawa serta bantal dan selimut yang semula di pesannya. Kamala meringkuk membelakangi Bara sambil menatap ke arah luar jendela. Ia berharap langit malam mampu mendamaikan hatinya dan mengusir pikiran liar yang kini tengah menghantuinya. Buntut kata-kata yang diucapkan Bara ternyata begitu membekas bagi Kamala. Entah Bara sadar atau tidak saat mengatakannya.

Episodes
1 Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2 Ep. 2; Menikahi Murid!
3 Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4 Ep 4; Menggenggam Bara
5 Ep 5; Jangan Sampai
6 Ep 6; Perangkap
7 Ep 7; Perusak Kesenangan
8 Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9 Ep 9; Apa Salahnya
10 Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11 Ep 11: Hormon Testosteron
12 Ep 12; Adil
13 Ep 13; Menghilang
14 Ep 14; Ruang Baca Bunda
15 Ep 15; Sisi Lemah
16 Ep 16; Keluarga?
17 Ep 17; Apa Motif Kamala
18 Ep18; Tiba-tiba baik
19 EP 19; Pergi Bersama
20 Ep 20; Asal Kau Tau
21 EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22 Ep 22; Aku Bukan…
23 EP 23; Pertama Kalinya
24 Ep 24; Tunas
25 Ep 25; Gencatan Senjata
26 Ep 26; Sakit Sekali
27 Ep 27; Air Mata
28 Ep 28; Dunia yang Berbeda
29 Ep 29; Kembali Bekerja
30 Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31 Ep 31; Hutang Budi
32 Ep 32: Kecurigaan Haga
33 Ep 33; Preventif
34 Ep 34; Benang Kusut
35 Ep 35; Tidak Rela
36 Ep 36; Hubungan Lebih
37 Ep 37; Pertengkaran
38 Ep 38; Secepat Itu
39 Ep 39; Umpan Pertama
40 Ep 40; Kau Cemburu?
41 Ep 41; Mungkin
42 Ep 42; Pengakuan
43 Ep 43; Dunia yang Asing
44 Ep 44; Pertemuan
45 Ep 45; Hutang Budi
46 Ep 46; Menyingkirkannya
47 Ep 47; Berulah
48 Ep 48; Dia Milik Gue
49 Ep 49; Jaga bicaramu!
50 Ep 50; Rumit
51 maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52 Ep 51; Kabar dari Haga
53 Ep 52; Hai Trauma!
54 Ep 53; Tamparan Keras
55 Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56 Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57 Ep 56; Rumah Sakit
58 Ep 57; Prasangka
59 Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60 Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61 Ep 60; Teman atau Saingan
62 EP 61; Lupa
63 Ep 62; Operasi
64 Ep 63; Antar Lelaki 1
65 Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66 Ep 65; Pertemuan Kembali
67 Ep 66; Percaya
68 Ep 67; Tak Habis Pikir
69 Ep 68; Cinta Pertama
70 Ep 69; Masa lalu
71 Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72 Ep 71; Kembali Sendiri
73 Ep 72: Asuransi
74 Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75 Ep 74; Berpindah Kapal
76 Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77 Ep 76; Antar Lelaki 2
78 Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79 Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80 Ep 79; Ingin Menyerah
81 Ep 80; Krisis Identitas
82 Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83 Ep 82; Berpisah
84 Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85 Ep 84: Seperti Orang Asing
86 Ep 85; Maafkan Ayah
87 Ep 86; Bukan Suami
88 Ep 87; Harus Bahagia
89 Ep 88; Mengamuk
90 Ep 89; Lain kali
91 Ep 90; Berhenti
92 Ep 91; Memulai Masa Depannya
93 Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94 Ep 93; Berita dari Kawan
95 Ep 94; Rasa Bersalah
96 Ep 95; Pengakuan
97 Ep 96; Kamala Padma
98 Hai semua!
99 Ep 97; Gejolak Sensai
100 Ep 98; Lo Itu Spesial
101 Ep 99; Cerai Aja
102 Ep 100; Tiada Kabar
103 Ep 101; Menjadi Normal
104 Ep 102; Berpindah Haluan
105 Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106 Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107 Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108 Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109 EPILOG
110 A Good Bye
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2
Ep. 2; Menikahi Murid!
3
Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4
Ep 4; Menggenggam Bara
5
Ep 5; Jangan Sampai
6
Ep 6; Perangkap
7
Ep 7; Perusak Kesenangan
8
Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9
Ep 9; Apa Salahnya
10
Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11
Ep 11: Hormon Testosteron
12
Ep 12; Adil
13
Ep 13; Menghilang
14
Ep 14; Ruang Baca Bunda
15
Ep 15; Sisi Lemah
16
Ep 16; Keluarga?
17
Ep 17; Apa Motif Kamala
18
Ep18; Tiba-tiba baik
19
EP 19; Pergi Bersama
20
Ep 20; Asal Kau Tau
21
EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22
Ep 22; Aku Bukan…
23
EP 23; Pertama Kalinya
24
Ep 24; Tunas
25
Ep 25; Gencatan Senjata
26
Ep 26; Sakit Sekali
27
Ep 27; Air Mata
28
Ep 28; Dunia yang Berbeda
29
Ep 29; Kembali Bekerja
30
Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31
Ep 31; Hutang Budi
32
Ep 32: Kecurigaan Haga
33
Ep 33; Preventif
34
Ep 34; Benang Kusut
35
Ep 35; Tidak Rela
36
Ep 36; Hubungan Lebih
37
Ep 37; Pertengkaran
38
Ep 38; Secepat Itu
39
Ep 39; Umpan Pertama
40
Ep 40; Kau Cemburu?
41
Ep 41; Mungkin
42
Ep 42; Pengakuan
43
Ep 43; Dunia yang Asing
44
Ep 44; Pertemuan
45
Ep 45; Hutang Budi
46
Ep 46; Menyingkirkannya
47
Ep 47; Berulah
48
Ep 48; Dia Milik Gue
49
Ep 49; Jaga bicaramu!
50
Ep 50; Rumit
51
maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52
Ep 51; Kabar dari Haga
53
Ep 52; Hai Trauma!
54
Ep 53; Tamparan Keras
55
Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56
Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57
Ep 56; Rumah Sakit
58
Ep 57; Prasangka
59
Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60
Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61
Ep 60; Teman atau Saingan
62
EP 61; Lupa
63
Ep 62; Operasi
64
Ep 63; Antar Lelaki 1
65
Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66
Ep 65; Pertemuan Kembali
67
Ep 66; Percaya
68
Ep 67; Tak Habis Pikir
69
Ep 68; Cinta Pertama
70
Ep 69; Masa lalu
71
Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72
Ep 71; Kembali Sendiri
73
Ep 72: Asuransi
74
Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75
Ep 74; Berpindah Kapal
76
Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77
Ep 76; Antar Lelaki 2
78
Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79
Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80
Ep 79; Ingin Menyerah
81
Ep 80; Krisis Identitas
82
Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83
Ep 82; Berpisah
84
Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85
Ep 84: Seperti Orang Asing
86
Ep 85; Maafkan Ayah
87
Ep 86; Bukan Suami
88
Ep 87; Harus Bahagia
89
Ep 88; Mengamuk
90
Ep 89; Lain kali
91
Ep 90; Berhenti
92
Ep 91; Memulai Masa Depannya
93
Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94
Ep 93; Berita dari Kawan
95
Ep 94; Rasa Bersalah
96
Ep 95; Pengakuan
97
Ep 96; Kamala Padma
98
Hai semua!
99
Ep 97; Gejolak Sensai
100
Ep 98; Lo Itu Spesial
101
Ep 99; Cerai Aja
102
Ep 100; Tiada Kabar
103
Ep 101; Menjadi Normal
104
Ep 102; Berpindah Haluan
105
Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106
Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107
Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108
Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109
EPILOG
110
A Good Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!