EP 19; Pergi Bersama

Bara kembali terkejut dengan sikap Kamala. Ia tidak menyangka Kamala akan bersikap seperti itu pada Leni yang baru saja dikenalnya. Belum selesai keterkejutan itu, Bara tergagap saat Kamala tiba-tiba menyentuh lengannya.

“Be…bentar!” Bara menghentikan langkah Kamala dan kembali menatap Leni, “kembalikan kartuku dan berikan kartu milik Kamala. Walau kau mendapat perintah dari Ayah. Kau tidak berhak membawanya. Apalagi tidak memberikannya pada kami setelah perintah itu selesai!”

Leni yang belum sepenuhnya bisa menerima situasi yang baru saja terjadi, tanpa sadar memberikan dua kartu kredit berwarna hitam yang langsung diambil oleh Bara. Bahkan tangannya gemetar, entah antara menahan amarah atau kesal dilawan seperti itu oleh dua orang. Bara bahkan tersenyum lebar sambil menggandeng tangan Kamala menuju garasi tempat motornya berada. Hatinya terlalu puas melihat wajah Leni yang pias. Ia seperti mendapatkan teman untuk melawan wanita yang dibencinya itu.

“Kita mau naik ini?” walau ini kedua kalinya Kamala melihat motor Bara, tapi ia tidak berpikir akan ikut menumpang di atasnya. Sekali pandang saja, Kamala tahu bahwa motor itu lebih mahal dari mobil keluarga paling baru sekalipun.

“Ya iya lah, mau naik motor buntutmu? Itu kalau aku yang naik langsung turun mesin tauk!” bukannya berniat menghina motor Kamala yang mungkin saja ia beli dengan uangnya sendiri. Tapi apa yang dikatakan Bara tidaklah salah. Motor matic milik Kamala memiliki body yang kecil sehingga jika dikendarai oleh Bara yang sebesar beruang sangat tidak direkomendasikan.

“Biar begitu…”

“...aku membelinya dengan uangku sendiri.” Bara ikut menimpali ucapan Kamala seperti yang sudah ia duga.

“Kok gitu sih!”

“Dah apal, gih naik!” Bara bahkan memberikan helem lain pada Kamala. Jelas Bara risih dengan helem yang memiliki merek yang sama dengan pabrik motornya itu.

Kamala kembali menelan untaian kata portes yang hendak ia ungkapkan dan memilih menerima helem yang diberikan oleh Bara. Ia menunggu Bara naik motor terlebih dulu dan mengambil ancang-ancang untuk naik di belakangnya.

“Aku boleh pegangan nggak? Di belakang nggak ada handlenya ini,” lagi-lagi Bara tertawa mendengar ucapan Kamala. Dia sampai heran ini kenapa ada anak sepolos itu.

“Bolehlah, pakai nanya!” mendengar izin yang diberikan oleh Bara, kamala memegang jaket Bara dengan kedua tangannya.

“Kalau pegangannya ga bener, aku nggak tanggung jawab kalau sampai jatoh lo ya?”

“Ini udah kenceng bawel!” protes Kamala.

Tapi bukannya marah, lagi-lagi seulas senyum menghiasi wajah Bara. Kedua tangan Bara meraih tangan Kamala dan menariknya melingkari pinggangnya. Ia bisa merasakan tubuh Kamala yang menegang saat ia menarik kedua tangannya.

“Santai istri, nggak ada yang tahu kalau aku masih SMA ini,” kelakar Bara sebelum menyalakan mesin motornya.

“Masalahnya nggak cuma itu aja…” perkataan Kamala tidak terdengar oleh Bara saking lirihnya. Semua ini terasa sangat asing bagi Kamala. Tentu saja karena ini juga pertama kalinya ia berboncengan dengan laki-laki sedekat dan semesra itu. Belum lagi di jalan raya di mana banyak orang yang akan melihat mereka. Tapi yang paling mengusiknya adalah debaran jantung Kamala yang tidak bisa dikendalikannya.

Secara teori Kamala memang sedang berpegangan agar tidak jatuh saat mengendarai motor. Tapi secara praktek, Kamala sedang memeluk laki-laki lain selain Papanya.  Bagaimana hatinya tidak gusar berada di posisi tersebut?

“Kau ingin ke mana? Pantai ? Kafe? Kota tua?” tanya Bara saat ia mulai melajukan motornya.

“Tujuan utama kita kan untuk bicara, nggak untuk liburan,” komentar Kamala sambil mengencangkan pegangannya.

“Kalau gitu kita cari cafe aja, tapi sebelum itu ada tempat lain yang ingin aku tuju,” Bara mulai menggeber motor gedenya melintasi jalan Kota Surabaya yang mulai ramai. Tidak ada percakapan di antara kedua insan yang masih menggenggam keraguan di hati masing-masing. Tubuh keduanya saling beradu  dengan kebimbangan detak jantung siapa yang paling bertalu-talu. Kamala hanya bisa mengalihkan pandangannya pada riuhnya jalanan di kala pulang kerja. Tatapannya kosong menyapu suasana hingga ia tidak sadar bahwa motor yang ditumpanginya telah berganti arah dan masuk ke pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di tengah kota tua.

“Kau mau beli apa?” tanya Kamala begitu ia sadar mereka masuk ke basement parkiran mall.

“Ikut aja…” kata Bara santai. Ia memarkirkan motornya di tempat parkiran mobil, membuat Kamala bingung.

“Kok parkir di sini?” protes Kamala sambil ragu turun dari motor.

“Emang ada yang bilang nggak boleh?” lagi-lagi Bara terkekeh melihat muka Kamala yang kebingungan. Bara menyerahkan kunci motornya pada seorang petugas valet parkir yang ada lalu mendorong punggung Kamala masuk ke dalam mall.

“Bisa pelan dikit nggak?” protes Kamala saat berusaha menjajari langkah kaki Bara untuk kesekian kalinya. Perbedaan tinggi keduanya baru benar-benar terasa saat mereka berjalan bersamaan seperti itu. Kamala kewalahan mengikuti Bara yang jalan tergesa.

“Dasar bocah!” Berbeda dengan ucapannya, Bara memelankan langkah kakinya, “sini, tar ilang!”

“Kau makan apa sih bisa segede itu?” kata Kamala sambil melangkahkan kakinya ke arah eskalator. Bara menarik lengan Kamala agar bisa berada satu tangga bersamanya.

“Kau aja yang kena stunting!” Bara meringis saat Kamala mencubit lengannya. Keduanya memang terlihat terus berdebat, namun sebenarnya sepasang sejoli ini terlihat seperti pasangan pada umumnya. Saling bercanda dan terlihat bahagia. Bara juga menikmati caranya mengejek Kamala yang memiliki style dan gaya hidup yang jauh berbeda dengannya.

“Kita mau ke mana sih?” Bukannya menjawab pertanyaan Kamala, Bara justru mendorong punggung Kamala masuk ke dalam store bergambar apel silver.

“Aku ngga mau!” tolak Kamala tegas bahkan sebelum Bara mengatakan apa tujuannya masuk ke sana. Ia langsung berbalik keluar dan mengabaikan Bara yang terkikik geli. Ia bisa melihat wajah panik Kamala begitu ia menyentuh handphone keluaran terbaru dari merek itu.

“Kau butuh hape baru kan?” Bara menghadang langkah Kamala.

“Iya, tapi nggak itu juga!”

“So? Merek yang sama?” Bara menunjuk gerai lainnya.

Kamala ragu hendak mengangguk, ia berfikir jika membelinya di luar mall mungkin ada selisih harga yang dapat digunakan untuk membeli kebutuhan lainnya, “Aku yang beli di luar aja,” akhirnya memberanikan diri menyatakan pendapatnya.

“Siapa yang menyuruhmu membelinya?” Bara sudah mendahului Kamala masuk kedalam gerai tanpa menunggu jawabannya. Tangannya langsung menyentuh beberapa model yang di display.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya pramuniaga yang mendatangi Bara.

“Yang paling baru mana?” Bara mengikuti arah langkah kaki pramuniaga tanpa mempedulikan wajah Kamala yang langsung panik.

“Bara! Aku itu aja!” Kamala langsung menunjuk gadget dengan harga sekitar dua jutaan yang tertangkap matanya. Ia ingin segera mengakhiri penderitaan di dalam ruangan yang berisi banyak barang dengan harga yang tidak bisa dijangkaunya.

“Tapi ini bagus…”

“Aku nggak mau, aku mau itu aja!” Kamala bergidik melihat dua digit angka yang tertera di samping hape yang dipegang oleh Bara.

Bara kembali tergelak, sambil menghampiri Kamala yang terus gelisah. Ia melihat hape yang ditunjuk oleh Kamala dan mempelajari fiturnya. Jelas dibanding miliknya, hape yang ditunjuk oleh Kamala hanya memiliki fitur dasar.

“Kau yakin?”

“Iya!” jawab Kamala cepat. Setidaknya ia masih memiliki tabungan yang cukup untuk membeli itu.

“Aku yang bayar, kau boleh memilih yang lain…”

“Tidak! Itu cukup!” tawaran Bara tetap tidak membuat Kamala goyah.

Episodes
1 Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2 Ep. 2; Menikahi Murid!
3 Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4 Ep 4; Menggenggam Bara
5 Ep 5; Jangan Sampai
6 Ep 6; Perangkap
7 Ep 7; Perusak Kesenangan
8 Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9 Ep 9; Apa Salahnya
10 Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11 Ep 11: Hormon Testosteron
12 Ep 12; Adil
13 Ep 13; Menghilang
14 Ep 14; Ruang Baca Bunda
15 Ep 15; Sisi Lemah
16 Ep 16; Keluarga?
17 Ep 17; Apa Motif Kamala
18 Ep18; Tiba-tiba baik
19 EP 19; Pergi Bersama
20 Ep 20; Asal Kau Tau
21 EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22 Ep 22; Aku Bukan…
23 EP 23; Pertama Kalinya
24 Ep 24; Tunas
25 Ep 25; Gencatan Senjata
26 Ep 26; Sakit Sekali
27 Ep 27; Air Mata
28 Ep 28; Dunia yang Berbeda
29 Ep 29; Kembali Bekerja
30 Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31 Ep 31; Hutang Budi
32 Ep 32: Kecurigaan Haga
33 Ep 33; Preventif
34 Ep 34; Benang Kusut
35 Ep 35; Tidak Rela
36 Ep 36; Hubungan Lebih
37 Ep 37; Pertengkaran
38 Ep 38; Secepat Itu
39 Ep 39; Umpan Pertama
40 Ep 40; Kau Cemburu?
41 Ep 41; Mungkin
42 Ep 42; Pengakuan
43 Ep 43; Dunia yang Asing
44 Ep 44; Pertemuan
45 Ep 45; Hutang Budi
46 Ep 46; Menyingkirkannya
47 Ep 47; Berulah
48 Ep 48; Dia Milik Gue
49 Ep 49; Jaga bicaramu!
50 Ep 50; Rumit
51 maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52 Ep 51; Kabar dari Haga
53 Ep 52; Hai Trauma!
54 Ep 53; Tamparan Keras
55 Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56 Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57 Ep 56; Rumah Sakit
58 Ep 57; Prasangka
59 Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60 Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61 Ep 60; Teman atau Saingan
62 EP 61; Lupa
63 Ep 62; Operasi
64 Ep 63; Antar Lelaki 1
65 Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66 Ep 65; Pertemuan Kembali
67 Ep 66; Percaya
68 Ep 67; Tak Habis Pikir
69 Ep 68; Cinta Pertama
70 Ep 69; Masa lalu
71 Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72 Ep 71; Kembali Sendiri
73 Ep 72: Asuransi
74 Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75 Ep 74; Berpindah Kapal
76 Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77 Ep 76; Antar Lelaki 2
78 Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79 Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80 Ep 79; Ingin Menyerah
81 Ep 80; Krisis Identitas
82 Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83 Ep 82; Berpisah
84 Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85 Ep 84: Seperti Orang Asing
86 Ep 85; Maafkan Ayah
87 Ep 86; Bukan Suami
88 Ep 87; Harus Bahagia
89 Ep 88; Mengamuk
90 Ep 89; Lain kali
91 Ep 90; Berhenti
92 Ep 91; Memulai Masa Depannya
93 Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94 Ep 93; Berita dari Kawan
95 Ep 94; Rasa Bersalah
96 Ep 95; Pengakuan
97 Ep 96; Kamala Padma
98 Hai semua!
99 Ep 97; Gejolak Sensai
100 Ep 98; Lo Itu Spesial
101 Ep 99; Cerai Aja
102 Ep 100; Tiada Kabar
103 Ep 101; Menjadi Normal
104 Ep 102; Berpindah Haluan
105 Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106 Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107 Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108 Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109 EPILOG
110 A Good Bye
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2
Ep. 2; Menikahi Murid!
3
Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4
Ep 4; Menggenggam Bara
5
Ep 5; Jangan Sampai
6
Ep 6; Perangkap
7
Ep 7; Perusak Kesenangan
8
Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9
Ep 9; Apa Salahnya
10
Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11
Ep 11: Hormon Testosteron
12
Ep 12; Adil
13
Ep 13; Menghilang
14
Ep 14; Ruang Baca Bunda
15
Ep 15; Sisi Lemah
16
Ep 16; Keluarga?
17
Ep 17; Apa Motif Kamala
18
Ep18; Tiba-tiba baik
19
EP 19; Pergi Bersama
20
Ep 20; Asal Kau Tau
21
EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22
Ep 22; Aku Bukan…
23
EP 23; Pertama Kalinya
24
Ep 24; Tunas
25
Ep 25; Gencatan Senjata
26
Ep 26; Sakit Sekali
27
Ep 27; Air Mata
28
Ep 28; Dunia yang Berbeda
29
Ep 29; Kembali Bekerja
30
Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31
Ep 31; Hutang Budi
32
Ep 32: Kecurigaan Haga
33
Ep 33; Preventif
34
Ep 34; Benang Kusut
35
Ep 35; Tidak Rela
36
Ep 36; Hubungan Lebih
37
Ep 37; Pertengkaran
38
Ep 38; Secepat Itu
39
Ep 39; Umpan Pertama
40
Ep 40; Kau Cemburu?
41
Ep 41; Mungkin
42
Ep 42; Pengakuan
43
Ep 43; Dunia yang Asing
44
Ep 44; Pertemuan
45
Ep 45; Hutang Budi
46
Ep 46; Menyingkirkannya
47
Ep 47; Berulah
48
Ep 48; Dia Milik Gue
49
Ep 49; Jaga bicaramu!
50
Ep 50; Rumit
51
maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52
Ep 51; Kabar dari Haga
53
Ep 52; Hai Trauma!
54
Ep 53; Tamparan Keras
55
Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56
Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57
Ep 56; Rumah Sakit
58
Ep 57; Prasangka
59
Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60
Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61
Ep 60; Teman atau Saingan
62
EP 61; Lupa
63
Ep 62; Operasi
64
Ep 63; Antar Lelaki 1
65
Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66
Ep 65; Pertemuan Kembali
67
Ep 66; Percaya
68
Ep 67; Tak Habis Pikir
69
Ep 68; Cinta Pertama
70
Ep 69; Masa lalu
71
Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72
Ep 71; Kembali Sendiri
73
Ep 72: Asuransi
74
Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75
Ep 74; Berpindah Kapal
76
Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77
Ep 76; Antar Lelaki 2
78
Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79
Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80
Ep 79; Ingin Menyerah
81
Ep 80; Krisis Identitas
82
Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83
Ep 82; Berpisah
84
Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85
Ep 84: Seperti Orang Asing
86
Ep 85; Maafkan Ayah
87
Ep 86; Bukan Suami
88
Ep 87; Harus Bahagia
89
Ep 88; Mengamuk
90
Ep 89; Lain kali
91
Ep 90; Berhenti
92
Ep 91; Memulai Masa Depannya
93
Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94
Ep 93; Berita dari Kawan
95
Ep 94; Rasa Bersalah
96
Ep 95; Pengakuan
97
Ep 96; Kamala Padma
98
Hai semua!
99
Ep 97; Gejolak Sensai
100
Ep 98; Lo Itu Spesial
101
Ep 99; Cerai Aja
102
Ep 100; Tiada Kabar
103
Ep 101; Menjadi Normal
104
Ep 102; Berpindah Haluan
105
Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106
Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107
Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108
Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109
EPILOG
110
A Good Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!