Ep 17; Apa Motif Kamala

Dugaan Kamala tidak salah, tangan Dipa terangkat dan bersiap untuk memukul Bara. Dalam gerakan cepat yang diperlambat, Kamala dengan menarik tangan Bara sehingga pukulan itu hanya mengenai udara. Sambil mengatur nafasnya yang masih memburu, Kamala menempatkan dirinya di antara ayah-anak itu.

“Selamat siang, Ayah!” sapa Kamala setenang mungkin. Nyalinya sempat ciut melihat Dipa yang murka dengan mata merah. Ia belum pernah melihat sosok Dipa yang seperti itu selama ia mengenalnya. Kamala menggenggam erat tangan Bara di balik punggungnya demi meredakan rasa takut yang mulai ia rasakan.

Bara bisa merasakan ketakutan dari eratnya pegangan tangan Kamala. Ia menatap punggung wanita yang sedang mengumpulkan keberanian itu dengan mata sendu. Bara tidak tahu apa yang harus ia lakukan dalam situasi ini. Ia merasa malu karena Kamala melihat betapa hancurnya keluarganya namun ada desiran lain yang membuat hatinya terasa hangat dalam lindungan punggung kecil dihadapannya. Terlebih lagi, ia sedikit senang melihat kepanikan di wajah ayahnya.

“Oh, Kamala…” Dipa sedikit linglung. Ia amat sangat terkejut dengan kemunculan Kamala yang tiba-tiba. Dipa yang semula dibutakan oleh amarah tiba-tiba harus mencerna emosi lain yang muncul. Ia malu dan takut jika sampai Kamala melihat sosoknya yang seperti itu, “Su..sudah dari tadi?” tanpa bisa ia tahan, Dipa tergagap di hadapan Kamala.

“Belum, baru aja sampai. Ayah kenapa tidak memberi kabar kalau akan pulang?” Kamala bisa melihat kegugupan dari Dipa. Itu membuatnya sedikit lega.

“Aku sudah mengabarkannya pada Leni…” Dipa mengusap wajahnya dengan kasar.

“Kami tidak tahu,” kali ini Kamala menatap tajam ke arah Leni, “lain kali bisakah kau memberitahu kami?” kalimat Kamala ia tekankan lebih pada perintah daripada permintaan.

“Ba…baik Nyonya…” Leni bisa melihat amarah yang ada dalam tatapan tajam Kamala. Ia belum sepenuhnya mengenal nyonya barunya itu hingga ia tidak tahu ada aura lain yang sangat mengintimidasi dari Kamala

“Ayah sudah makan siang?” walau hati Kamala masih diliputi rasa takut, tapi ia berusaha untuk tetap tenang sambil terus mencoba mencairkan suasana.

“Sudah tadi, kamu?” suara Dipa jauh lebih tenang dari sebelumnya.

“Ehm sudah… Ayah sendiri atau sama Ibu?” Kamala mengalihkan pandangan untuk mencari di mana ibu mertuanya berada.

“Tidak…Ayah sendiri, Ayah ada pekerjaan mendadak,” Dipa baru teringat tujuannya datang ke Surabaya. Ia lalu bergegas pamit, “Ayah harus ke kantor, nanti malam kita makan malam bersama.”

“Ayah!” Kamala memanggil Dipa sebelum laki-laki itu pergi, “kami sudah terlanjur ada janji keluar malam ini,” walau tidak sepenuhnya bohong, tapi Kamala tidak ingin duduk bersama dengan Dipa setelah situasi ini.

“Oh, baiklah…” Dipa kemudian meninggalkan kamar dengan terburu-buru diikuti Leni dibelakangnya.

Kamala langsung berlari untuk menutup kamar sebelum menjatuhkan dirinya di balik pintu. Ia merasakan lututnya lemas dan kehilangan kekuatan untuk menopang tubuhnya setelah ketegangan itu berakhir. Sambil memejamkan mata, Kamala bersandar pasrah di pintu kamar.

“Kau pikir aku akan berterima kasih atas apa yang kau lakukan?” tanya Bara sambil berjongkok di hadapan Kamala.

“Aku tidak membutuhkan ucapan terima kasihmu. Aku bertindak atas keinginanku sendiri…” Kamala masih belum membuka matanya sehingga tidak menyadari kehadiran Bara di depannya. Laki-laki itu mengamati setiap inci wajah Kamala yang masih pucat.

“Kenapa?”

“Aku hanya tidak ingin menyesal…” mata Kamala bergetar saat kedua pasang mata itu bertemu, ia tidak menyadari bahwa Bara sedekat itu. Keduanya tidak terdiam sambil mencoba membaca arti tatapan masing-masing.

“Kau tau, kadang bersikap tidak peduli itu akan meninggalkan penyesalan yang lebih panjang. Aku hanya tidak mau abai dengan suara hatiku sendiri,” tegas Kamala menjelaskan maksud tindakannya. Ia memang tidak ingin kejadian menyedihkan itu terjadi di depan mata kepalanya sendiri. Selama ia bisa mencegahnya, ia akan melakukannya saat itu juga.

“Bisa saja kau yang kena pukul,” ujar Bara, “lain kali jangan bermain-main di antara dua singa yang gelap mata.

“Kau tahu, menolong kucing yang jatuh di got tidak lantas membebaskan dirimu dari cakaran atau gigitannya. Pun sama, ketika menolong orang belum tentu kita akan selalu mendapatkan kebaikannya,” Kamala tidak ingin kalah, “intinya, jangan berhenti untuk berbuat baik.”

“Kau jangan sok bijak!” Bara tidak yakin dengan ucapan Kamala.

“Tidak, aku hanya menyadari bahwa waktu yang sudah berlalu tidak akan pernah kembali,” Kamala masih teguh dengan prinsipnya.

“Dasar keras kepala!” Bara berdiri terlebih dahulu lalu mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Kamala tanpa pikir panjang.

“Memang kita mau ke mana malam ini?” tanya Bara begitu Kamala berdiri.

“Entahlah, kau ada ide? Kita perlu bicara dan aku nggak mau berada di rumah setelah situasi mengerikan tadi,” Kamala melangkah melewati Bara. Ia berjalan menuju tempat tidur di ujung kamar.

“Apa benar kau dinikahkan untukku untuk membuatku jinak? Kau ini ada dipihak mana sih?” tanya Bara heran. Ia tidak dapat menahan senyumnya saat melihat Kamala menjatuhkan diri di atas kasur seperti anak kecil dan mulai merenggangkan tubuhnya.

“Itu pertanyaan yang harus kau jawab, bukan aku,” Kamala memejamkan matanya, “pikirkan baik-baik sebelum kita bicara nanti. Terlepas dari kenyataan kita dipaksa untuk berada di perahu yang sama, kau ingin aku ada dipihak siapa?”

“Bangunkan aku setelah kau selesai bersih-bersih. Tiba-tiba aku ngantuk sekali,” sambung Kamala karena Bara tidak juga menjawab. Tidak lama setelahnya terdengar dengkuran halus dari Kamala, menandakan bahwa dia sudah berada di alam yang berbeda.

Sedangkan Bara masih tertegun di tempatnya berdiri. Ia menatap Kamala dengan bingung. Berapa kali dipikir pun ia masih merasa aneh dengan pribadi Kamala. Di luar patuhnya ia pada orang tuanya, Kamala justru terlihat memiliki jiwa yang bebas. Wanita itu terlihat sangat santai dan cenderung semuanya sendiri. Ia tidak lantas mengekang bahkan mengatur Bara seperti dugaan awalnya.

Apa motif Kamala sebenarnya?

Bara yang masih dirundung kegalauan memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia juga merasa tubuhnya tidak nyaman karena tidur seharian, ditambah lagi ia bangun dalam keadaan terkejut. Ia bahkan masih bisa merasakan lehernya yang kaku akibat kekalutan emosi yang baru saja dirasakannya. Ia tidak melakukan apapun hari ini, tapi rasanya tubuhnya terasa begitu lelah.

“Kau ingin aku ada dipihak siapa?” suara Kamala terngiang jelas di bawah shower mandi yang mengguyur tubuh Bara.

“Dasar wanita aneh! Apa kau pikir kau bisa mengelabuhiku!” berbeda dari ucapannya, dengusan nafas dari hidung Bara terasa begitu pahit. Hati kecilnya berharap ia bisa mempercayai ucapan Kamala. Tapi logikanya merasakan dilema dan ketakutan akan penghianatan yang mungkin saja bisa terjadi setelah Bara memberikan Kamala seluruh kepercayaannya pada wanita itu.

Dari semua rasa ketidakpastian itu hanya satu hal yang pasti.

Bara takut kecewa dan terluka oleh harapannya sediri.

Episodes
1 Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2 Ep. 2; Menikahi Murid!
3 Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4 Ep 4; Menggenggam Bara
5 Ep 5; Jangan Sampai
6 Ep 6; Perangkap
7 Ep 7; Perusak Kesenangan
8 Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9 Ep 9; Apa Salahnya
10 Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11 Ep 11: Hormon Testosteron
12 Ep 12; Adil
13 Ep 13; Menghilang
14 Ep 14; Ruang Baca Bunda
15 Ep 15; Sisi Lemah
16 Ep 16; Keluarga?
17 Ep 17; Apa Motif Kamala
18 Ep18; Tiba-tiba baik
19 EP 19; Pergi Bersama
20 Ep 20; Asal Kau Tau
21 EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22 Ep 22; Aku Bukan…
23 EP 23; Pertama Kalinya
24 Ep 24; Tunas
25 Ep 25; Gencatan Senjata
26 Ep 26; Sakit Sekali
27 Ep 27; Air Mata
28 Ep 28; Dunia yang Berbeda
29 Ep 29; Kembali Bekerja
30 Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31 Ep 31; Hutang Budi
32 Ep 32: Kecurigaan Haga
33 Ep 33; Preventif
34 Ep 34; Benang Kusut
35 Ep 35; Tidak Rela
36 Ep 36; Hubungan Lebih
37 Ep 37; Pertengkaran
38 Ep 38; Secepat Itu
39 Ep 39; Umpan Pertama
40 Ep 40; Kau Cemburu?
41 Ep 41; Mungkin
42 Ep 42; Pengakuan
43 Ep 43; Dunia yang Asing
44 Ep 44; Pertemuan
45 Ep 45; Hutang Budi
46 Ep 46; Menyingkirkannya
47 Ep 47; Berulah
48 Ep 48; Dia Milik Gue
49 Ep 49; Jaga bicaramu!
50 Ep 50; Rumit
51 maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52 Ep 51; Kabar dari Haga
53 Ep 52; Hai Trauma!
54 Ep 53; Tamparan Keras
55 Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56 Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57 Ep 56; Rumah Sakit
58 Ep 57; Prasangka
59 Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60 Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61 Ep 60; Teman atau Saingan
62 EP 61; Lupa
63 Ep 62; Operasi
64 Ep 63; Antar Lelaki 1
65 Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66 Ep 65; Pertemuan Kembali
67 Ep 66; Percaya
68 Ep 67; Tak Habis Pikir
69 Ep 68; Cinta Pertama
70 Ep 69; Masa lalu
71 Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72 Ep 71; Kembali Sendiri
73 Ep 72: Asuransi
74 Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75 Ep 74; Berpindah Kapal
76 Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77 Ep 76; Antar Lelaki 2
78 Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79 Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80 Ep 79; Ingin Menyerah
81 Ep 80; Krisis Identitas
82 Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83 Ep 82; Berpisah
84 Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85 Ep 84: Seperti Orang Asing
86 Ep 85; Maafkan Ayah
87 Ep 86; Bukan Suami
88 Ep 87; Harus Bahagia
89 Ep 88; Mengamuk
90 Ep 89; Lain kali
91 Ep 90; Berhenti
92 Ep 91; Memulai Masa Depannya
93 Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94 Ep 93; Berita dari Kawan
95 Ep 94; Rasa Bersalah
96 Ep 95; Pengakuan
97 Ep 96; Kamala Padma
98 Hai semua!
99 Ep 97; Gejolak Sensai
100 Ep 98; Lo Itu Spesial
101 Ep 99; Cerai Aja
102 Ep 100; Tiada Kabar
103 Ep 101; Menjadi Normal
104 Ep 102; Berpindah Haluan
105 Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106 Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107 Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108 Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109 EPILOG
110 A Good Bye
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2
Ep. 2; Menikahi Murid!
3
Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4
Ep 4; Menggenggam Bara
5
Ep 5; Jangan Sampai
6
Ep 6; Perangkap
7
Ep 7; Perusak Kesenangan
8
Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9
Ep 9; Apa Salahnya
10
Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11
Ep 11: Hormon Testosteron
12
Ep 12; Adil
13
Ep 13; Menghilang
14
Ep 14; Ruang Baca Bunda
15
Ep 15; Sisi Lemah
16
Ep 16; Keluarga?
17
Ep 17; Apa Motif Kamala
18
Ep18; Tiba-tiba baik
19
EP 19; Pergi Bersama
20
Ep 20; Asal Kau Tau
21
EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22
Ep 22; Aku Bukan…
23
EP 23; Pertama Kalinya
24
Ep 24; Tunas
25
Ep 25; Gencatan Senjata
26
Ep 26; Sakit Sekali
27
Ep 27; Air Mata
28
Ep 28; Dunia yang Berbeda
29
Ep 29; Kembali Bekerja
30
Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31
Ep 31; Hutang Budi
32
Ep 32: Kecurigaan Haga
33
Ep 33; Preventif
34
Ep 34; Benang Kusut
35
Ep 35; Tidak Rela
36
Ep 36; Hubungan Lebih
37
Ep 37; Pertengkaran
38
Ep 38; Secepat Itu
39
Ep 39; Umpan Pertama
40
Ep 40; Kau Cemburu?
41
Ep 41; Mungkin
42
Ep 42; Pengakuan
43
Ep 43; Dunia yang Asing
44
Ep 44; Pertemuan
45
Ep 45; Hutang Budi
46
Ep 46; Menyingkirkannya
47
Ep 47; Berulah
48
Ep 48; Dia Milik Gue
49
Ep 49; Jaga bicaramu!
50
Ep 50; Rumit
51
maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52
Ep 51; Kabar dari Haga
53
Ep 52; Hai Trauma!
54
Ep 53; Tamparan Keras
55
Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56
Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57
Ep 56; Rumah Sakit
58
Ep 57; Prasangka
59
Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60
Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61
Ep 60; Teman atau Saingan
62
EP 61; Lupa
63
Ep 62; Operasi
64
Ep 63; Antar Lelaki 1
65
Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66
Ep 65; Pertemuan Kembali
67
Ep 66; Percaya
68
Ep 67; Tak Habis Pikir
69
Ep 68; Cinta Pertama
70
Ep 69; Masa lalu
71
Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72
Ep 71; Kembali Sendiri
73
Ep 72: Asuransi
74
Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75
Ep 74; Berpindah Kapal
76
Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77
Ep 76; Antar Lelaki 2
78
Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79
Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80
Ep 79; Ingin Menyerah
81
Ep 80; Krisis Identitas
82
Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83
Ep 82; Berpisah
84
Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85
Ep 84: Seperti Orang Asing
86
Ep 85; Maafkan Ayah
87
Ep 86; Bukan Suami
88
Ep 87; Harus Bahagia
89
Ep 88; Mengamuk
90
Ep 89; Lain kali
91
Ep 90; Berhenti
92
Ep 91; Memulai Masa Depannya
93
Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94
Ep 93; Berita dari Kawan
95
Ep 94; Rasa Bersalah
96
Ep 95; Pengakuan
97
Ep 96; Kamala Padma
98
Hai semua!
99
Ep 97; Gejolak Sensai
100
Ep 98; Lo Itu Spesial
101
Ep 99; Cerai Aja
102
Ep 100; Tiada Kabar
103
Ep 101; Menjadi Normal
104
Ep 102; Berpindah Haluan
105
Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106
Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107
Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108
Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109
EPILOG
110
A Good Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!