Ep 10; Orang-orang Menyebalkan

“Kau bisa berkata seperti itu karena kau tidak pernah tahu bagaimana aturan itu bisa mencekikmu!” tatapan tajam mata Bara membuat Kamala tidak ingin mendebatnya. Ia belum tahu apa yang sebenarnya dialami oleh Bara dan bagaimana kehidupannya sampai saat ini.

Kebaikan yang Om Dipa berikan pada Kamala belum tentu sama dengan apa yang dirasakan Bara. Biar bagaimanapun juga Kamala tetaplah orang luar.

“Ya mungkin aturan itu tidak berlaku untukmu...” Kamala berdiri dari tempat duduknya, “dimana kamarku? Aku ingin beristirahat.”

“Cih, kau sudah ada di kamarmu...” ucapan Bara membuat Kamala termangu. Terlihat jelas di wajah ayunya jika ia terkejut dengan situasi itu, “kenapa? Kau kan istriku, sudah sewajarnya kita menggunakan kamar yang sama. Lagi pula ini bukan pertama kalinya!”

“Bukan itu masalahnya!” Kamala melempar pegangan kopernya hingga terantuk lantai di bawahnya, “bukankah kau tidak menginginkan pernikahan ini? Untuk apa kita harus berpura-pura juga di tempat ini. Toh Ayah tidak tinggal di rumah ini!”

“Kapan aku mengatakannya? Aku awalnya memang menolak, tapi melihatmu seperti itu membuatku tidak ingin melepaskanmu begitu saja!” Bara bisa-bisanya tertawa dalam kondisi tersebut. Ia merasa situasi ini sangatlah menarik, “lagi pula, walau Ayah tidak tinggal disini, bukan berarti dia tidak tahu apa-apa.”

“Aku nggak paham maksudmu!” Kamala menatap Bara dengan putus asa. Apakah laki-laki itu tidak bisa membiarkannya saja. Bahkan jika Kamala bisa tidur di kamar pembantu pun menurutnya itu akan jauh lebih nyaman daripada harus berbagi kamar dengan Bara.

“Akan aku beritahu sesuatu yang lebih menarik...” sambil mengatakan hal tersebut. Bara ikut berdiri dari duduknya. Ia mendekati Kamala perlahan tanpa mengalihkan kuncian matanya pada wanita itu.

“Kau mau apa?” kaki Kamala secara naluri melangkah mundur. Salah satu kakinya terantuk koper yang tergeletak di lantai, membuat tubuhnya oleng dan kehilangan keseimbangan. Bara dengan cepat menarik tangan Kamala hingga membuat keduanya terjatuh di atas sofa yang semula diduduki keduanya.

“Teriaklah, sekencang yang kau bisa,” tanpa sempat mengolah maksud kalimat Bara, mata Kamala langsung melebar saat bibir keduanya kembali beradu. Kamala berusaha mendorong tubuh Bara namun gagal. Posisi Kamala yang tertindih tubuh beruang milik Bara membuatnya tidak bisa bergerak bebas.

“Ba..ra...” Kamala berhasil melepaskan kuncian Bara. Ia mengalihkan wajahnya hingga Bara tidak bisa menjangkaunya.

“Aku bilang teriaklah, berteriaklah kecuali kau memang ingin melakukannya...” bisik Bara di telinga Kamala. Gadis itu memang bisa menjauhkan bibirnya dari Bara dengan terus menoleh ke samping, tapi Kamala membuka peluang lain tanpa disadarinya. Bara hanya tersenyum melihat sikap polos Kamala itu.

“Kau masih sekolah...” kata Kamala di sela usahanya melepaskan diri.

“Itu bukan jawaban yang tepat...” Bara justru senang dengan jawaban Kamala. Secara tersirat bukan masalah rasa atau kemauan yang membuat Kamala tidak menginginkan kegiatan intim ini. Hanya masalah moral saja yang mengganggu wanita itu. Hal itu membuat Bara semakin ingin menggodanya.

Tanpa menunggu lagi, Bara menyatukan bibirnya di leher Kamala yang tanpa perlindungan. Wanita itu lengah dan membuat Bara dengan mudah mengecup leher jenjang Kamala sekuat tenaga.

“AKH! BARA!” akhirnya Kamala berteriak. Ia merasakan sensasi menggelitik yang membuatnya gila. Ia tidak mengira akan mendapatkan serangan yang lebih membuatnya hampir kehilangan akal sehatnya.

“BARA! JANGAN BERCANDA!” tangan Kamala kini tidak lagi sungkan untuk menarik rambut Bara saat laki-laki itu melebarkan jangkauannya hingga jauh lebih ke dalam bajunya.

Saat itulah pintu kamar Bara dibuka dengan paksa dari luar.  Tiga orang laki-laki berbadan besar langsung masuk tanpa meminta izin si empunya kamar. Bara menarik diri dari atas tubuh Kamala. Tanpa berkata apapun tangannya mengambil bantal duduk disamping kakinya untuk menutupi Kamala dari jangkauan padang tamu yang tak diundang itu.

“Apa tindakan kalian ini atas seizin Ayah?” nada bicara Bara berubah tajam.

“Kami harus memastikan semua keselamatan orang yang ada di rumah ini,” jawaban itu datang dari Leni. Ia masuk di barisan terakhir dan langsung mengedarkan pandangannya untuk melihat situasi, “anda baik-baik saja Nyonya?”

“Tentu saja dia baik-baik saja...” Bara menghalangi usaha Leni untuk melihat Kamala. Bara sendiri sempat terkejut melihat hasil karyanya hingga ia tidak ingin orang lain melihatnya.

“Saya harus memastikan...”

“APA KAU GILA!” teriak Bara. Matanya ****** menatap Leni.

“Apa Anda lupa tugas saya?” dari nada bicaranya, Leni seolah tidak takut dengan Bara. Ia merasa memiliki kekuasan penuh di rumah ini melebihi Bara sekali pun dan Kamala tidak bodoh untuk bisa menebak situasinya.

“Aku tidak apa-apa. Kalian bisa keluar dari sini. Lain kali, apapun yang kalian dengar dari kamar ini, kalian tidak berhak masuk ke kamar tanpa izin!” tegas Kamala dari balik punggung Bara.

“Saya harus melihat dan memastikan Anda baik-baik saja Nyonya...”

“Hanya suamiku yang boleh melihat keadaanku, sekarang semuanya tolong keluar. Aku harus memakai bajuku dulu untuk menjelaskan situasinya bukan?” kalimat terakhir Kamala membuat Bara hampir tidak bisa menahan ekspresi wajahnya untuk tidak tersenyum. Kenapa wanita itu malah semakin membuat drama ini semakin menyenangkan?

“Jika Tuan bersikap kurang ajar....” Leni seperti tidak mau menyerah.

“Tolong keluar sekarang!” tandas Kamala. Kali ini ada nada perintah yang ia tekankan diakhir kalimat.

Leni menatap tajam ke arah Bara sebelum ia keluar dari kamar bersama dengan para bodyguard. Ia seolah menekankan pada Bara untuk tidak berbuat seenaknya.

Bara melempar bantal kursi yang masih dipegangnya ke arah dinding dengan sekuat tenaga untuk meredam kekesalannya yang kembali naik ke ujung kepala.

“Tidak bisakah kau memberitahuku betapa menyebalkannya dia dengan cara yang biasa-biasa saja?” Kamala juga merasa kesal. Tidak hanya karena Leni tapi juga karena sikap Bara yang seenaknya.

“Apa kau akan percaya begitu saja?” ucapan Bara tidaklah salah. Kamala tidak akan mudah percaya hanya dengan cerita.

“Tapi itu bukanlah alasan dirimu bebas memperlakukanku seperti itu...” Kamala masih berusaha merapikan rambut dan bajunya yang berantakan. Walau statusnya memang sudah menjadi istri sah Bara. Tapi ia masih tidak rela Bara berbuat sesuka hatinya.

“Apa salahnya aku mencicipi istriku sendiri?” Bara kembali duduk di samping Kamala yang kini terlihat canggung. Ia bahkan tidak berani menatap mata Bara seperti sebelumnya, “lalu sejak kapan aku melepas bajumu?” kali ini tawa Bara pecah.

“Diam, aku hanya terbawa suasana...” Kamala memukul bahu Bara yang tidak menghentikan tawanya.

“Mandi sana! Kau sangat kacau luar biasa!” sambil mengatakan demikian, tangan Bara mengusap bagian luar bibir Kamala. Lipstik yang dikenakan wanita itu meleber keluar akibat ulahnya.

“Kau pikir ini gara-gara siapa!” Kamala berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi. Ia meraih bantal yang tadi dilempar Bara dan melemparkannya balik pada Bara yang sedang lengah hingga mengenai kepalanya.

Episodes
1 Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2 Ep. 2; Menikahi Murid!
3 Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4 Ep 4; Menggenggam Bara
5 Ep 5; Jangan Sampai
6 Ep 6; Perangkap
7 Ep 7; Perusak Kesenangan
8 Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9 Ep 9; Apa Salahnya
10 Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11 Ep 11: Hormon Testosteron
12 Ep 12; Adil
13 Ep 13; Menghilang
14 Ep 14; Ruang Baca Bunda
15 Ep 15; Sisi Lemah
16 Ep 16; Keluarga?
17 Ep 17; Apa Motif Kamala
18 Ep18; Tiba-tiba baik
19 EP 19; Pergi Bersama
20 Ep 20; Asal Kau Tau
21 EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22 Ep 22; Aku Bukan…
23 EP 23; Pertama Kalinya
24 Ep 24; Tunas
25 Ep 25; Gencatan Senjata
26 Ep 26; Sakit Sekali
27 Ep 27; Air Mata
28 Ep 28; Dunia yang Berbeda
29 Ep 29; Kembali Bekerja
30 Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31 Ep 31; Hutang Budi
32 Ep 32: Kecurigaan Haga
33 Ep 33; Preventif
34 Ep 34; Benang Kusut
35 Ep 35; Tidak Rela
36 Ep 36; Hubungan Lebih
37 Ep 37; Pertengkaran
38 Ep 38; Secepat Itu
39 Ep 39; Umpan Pertama
40 Ep 40; Kau Cemburu?
41 Ep 41; Mungkin
42 Ep 42; Pengakuan
43 Ep 43; Dunia yang Asing
44 Ep 44; Pertemuan
45 Ep 45; Hutang Budi
46 Ep 46; Menyingkirkannya
47 Ep 47; Berulah
48 Ep 48; Dia Milik Gue
49 Ep 49; Jaga bicaramu!
50 Ep 50; Rumit
51 maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52 Ep 51; Kabar dari Haga
53 Ep 52; Hai Trauma!
54 Ep 53; Tamparan Keras
55 Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56 Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57 Ep 56; Rumah Sakit
58 Ep 57; Prasangka
59 Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60 Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61 Ep 60; Teman atau Saingan
62 EP 61; Lupa
63 Ep 62; Operasi
64 Ep 63; Antar Lelaki 1
65 Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66 Ep 65; Pertemuan Kembali
67 Ep 66; Percaya
68 Ep 67; Tak Habis Pikir
69 Ep 68; Cinta Pertama
70 Ep 69; Masa lalu
71 Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72 Ep 71; Kembali Sendiri
73 Ep 72: Asuransi
74 Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75 Ep 74; Berpindah Kapal
76 Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77 Ep 76; Antar Lelaki 2
78 Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79 Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80 Ep 79; Ingin Menyerah
81 Ep 80; Krisis Identitas
82 Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83 Ep 82; Berpisah
84 Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85 Ep 84: Seperti Orang Asing
86 Ep 85; Maafkan Ayah
87 Ep 86; Bukan Suami
88 Ep 87; Harus Bahagia
89 Ep 88; Mengamuk
90 Ep 89; Lain kali
91 Ep 90; Berhenti
92 Ep 91; Memulai Masa Depannya
93 Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94 Ep 93; Berita dari Kawan
95 Ep 94; Rasa Bersalah
96 Ep 95; Pengakuan
97 Ep 96; Kamala Padma
98 Hai semua!
99 Ep 97; Gejolak Sensai
100 Ep 98; Lo Itu Spesial
101 Ep 99; Cerai Aja
102 Ep 100; Tiada Kabar
103 Ep 101; Menjadi Normal
104 Ep 102; Berpindah Haluan
105 Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106 Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107 Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108 Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109 EPILOG
110 A Good Bye
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2
Ep. 2; Menikahi Murid!
3
Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4
Ep 4; Menggenggam Bara
5
Ep 5; Jangan Sampai
6
Ep 6; Perangkap
7
Ep 7; Perusak Kesenangan
8
Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9
Ep 9; Apa Salahnya
10
Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11
Ep 11: Hormon Testosteron
12
Ep 12; Adil
13
Ep 13; Menghilang
14
Ep 14; Ruang Baca Bunda
15
Ep 15; Sisi Lemah
16
Ep 16; Keluarga?
17
Ep 17; Apa Motif Kamala
18
Ep18; Tiba-tiba baik
19
EP 19; Pergi Bersama
20
Ep 20; Asal Kau Tau
21
EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22
Ep 22; Aku Bukan…
23
EP 23; Pertama Kalinya
24
Ep 24; Tunas
25
Ep 25; Gencatan Senjata
26
Ep 26; Sakit Sekali
27
Ep 27; Air Mata
28
Ep 28; Dunia yang Berbeda
29
Ep 29; Kembali Bekerja
30
Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31
Ep 31; Hutang Budi
32
Ep 32: Kecurigaan Haga
33
Ep 33; Preventif
34
Ep 34; Benang Kusut
35
Ep 35; Tidak Rela
36
Ep 36; Hubungan Lebih
37
Ep 37; Pertengkaran
38
Ep 38; Secepat Itu
39
Ep 39; Umpan Pertama
40
Ep 40; Kau Cemburu?
41
Ep 41; Mungkin
42
Ep 42; Pengakuan
43
Ep 43; Dunia yang Asing
44
Ep 44; Pertemuan
45
Ep 45; Hutang Budi
46
Ep 46; Menyingkirkannya
47
Ep 47; Berulah
48
Ep 48; Dia Milik Gue
49
Ep 49; Jaga bicaramu!
50
Ep 50; Rumit
51
maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52
Ep 51; Kabar dari Haga
53
Ep 52; Hai Trauma!
54
Ep 53; Tamparan Keras
55
Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56
Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57
Ep 56; Rumah Sakit
58
Ep 57; Prasangka
59
Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60
Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61
Ep 60; Teman atau Saingan
62
EP 61; Lupa
63
Ep 62; Operasi
64
Ep 63; Antar Lelaki 1
65
Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66
Ep 65; Pertemuan Kembali
67
Ep 66; Percaya
68
Ep 67; Tak Habis Pikir
69
Ep 68; Cinta Pertama
70
Ep 69; Masa lalu
71
Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72
Ep 71; Kembali Sendiri
73
Ep 72: Asuransi
74
Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75
Ep 74; Berpindah Kapal
76
Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77
Ep 76; Antar Lelaki 2
78
Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79
Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80
Ep 79; Ingin Menyerah
81
Ep 80; Krisis Identitas
82
Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83
Ep 82; Berpisah
84
Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85
Ep 84: Seperti Orang Asing
86
Ep 85; Maafkan Ayah
87
Ep 86; Bukan Suami
88
Ep 87; Harus Bahagia
89
Ep 88; Mengamuk
90
Ep 89; Lain kali
91
Ep 90; Berhenti
92
Ep 91; Memulai Masa Depannya
93
Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94
Ep 93; Berita dari Kawan
95
Ep 94; Rasa Bersalah
96
Ep 95; Pengakuan
97
Ep 96; Kamala Padma
98
Hai semua!
99
Ep 97; Gejolak Sensai
100
Ep 98; Lo Itu Spesial
101
Ep 99; Cerai Aja
102
Ep 100; Tiada Kabar
103
Ep 101; Menjadi Normal
104
Ep 102; Berpindah Haluan
105
Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106
Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107
Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108
Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109
EPILOG
110
A Good Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!