Ep 5; Jangan Sampai

Bara menatap punggung wanita yang sedang tertidur diatas sofa itu dengan mata menyelidik. Ia belum benar-benar kembali tidur. Suara bel yang dibunyikan petugas hotel membuatnya terjaga. Ia juga mendengar semua percakapan Kamala dengannya. Ia juga berpura-pura tidur saat wanita itu merawat lukanya. Bara sengaja menunggu untuk memastikan sesuatu.

Bara sebenarnya tidak membenci Kamala. Tapi tidak pula mempercayai wanita itu. Ia tidak tahu motif dibalik pernikahannya. Ia juga tidak tahu apa alasan wanita itu menyetujui pernikahan yang menurutnya sangat tidak masuk akal ini. Apa wanita itu menerima uang atau perjanjian dengan Ayahnya sebagai syarat pernikahan ini? Atau ada hal lain yang ia tidak ketahui sehingga membuat wanita itu terpaksa? Dilihat dari caranya memperlakukan Bara seharian ini juga tidak ada yang aneh. Justru yang paling mengganggu Bara ada bisikan yang mengatakan kalau wanita itu adalah wanita baik-baik.

Tapi wanita baik mana yang mau menikah dengan anak SMA? Apa dia sudah gila?

Pertanyaan-pertanyaan itu membuat Bara terjaga untuk waktu yang lama. Ia tidak bisa menemukan jawaban yang tepat untuk menyimpulkan apa dan maksud tujuan wanita bernama Kamala itu.

Bara beranjak dari tempat tidur begitu memasuki waktu subuh. Hal pertama yang dilakukannya adalah menghubungi resepsionis untuk  mengirimkan bajunya sekarang. Bara langsung membersihkan diri begitu menerima kembali bajunya. Ia ingin segera pergi dari sana seperti rencananya semula.

Akan tetapi saat Bara hendak meninggalkan kamar matanya menangkap sosok yang masih tertidur pulas di atas sofa. Wanita itu sama sekali tidak merubah posisinya ataupun terbangun setelah Bara melakukan aktivitas pagi yang menimbulkan banyak suara. Urung Bara membuka pintu. Ia berjalan menghampiri Kamala.

Pelan, Bara menyentuh bahu Kamala. Walaupun posisinya berubah, wanita itu tetap tidak bergeming. Setelah memastikan bahwa Kamala memang benar-benar tertidur, ia bersiap-siap mengangkat tubuh istrinya. Wajah Bara terkejut saat merasakan beban di tangannya lebih ringan dari perkiraannya.

Geliat tubuh Kamala membuat Bara kembali tersadar. Pelan-pelan ia membawa Kamala di atas tempat tidur dan meletakkannya secara hati-hati agar tidak terbangun. Tangan Bara menyingkirkan anak rambut dari wajah Kamala. Ia terdiam sesaat sambil menatap wajah ayu itu dengan seksama. Baru kali ini Bara benar-benar melihat wajah asli Kamala setelah sebelumnya make up menutupi permukaannya. Ia menelan ludah untuk membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba mengering. Tanpa menoleh lagi  Bara pergi meninggalkan Kamala sendirian di kamarnya.

Kamala sedikit terkejut saat mendapati dirinya berada di atas tempat tidur. Seingatnya, semalam ia tidur di atas sofa. Kedua netranya yang belum sepenuhnya terbuka menyapu seluruh ruangan. Tidak ada jejak keberadaan Bara di sana.

Sambil mengumpulkan ingatan, Kamala beranjak turun untuk mencuci mukanya. Diamati wajahnya yang kini terlihat jauh lebih segar daripada semalam. Walau sembab di kelopak matanya belum sepenuhnya menghilang, tapi Kamala merasa lebih tenang.

Kamala mengambil cardigan panjang untuk menutupi piyama polosnya. Setelah mengambil kaca mata, ia keluar kamar menuju resto untuk sarapan. Perutnya mengalahkan egonya, ia tidak peduli pendapat orang tentang penampilannya. Cacing di perutnya sudah protes sejak ia membuka mata, mengingatkan bahwa terakhir kali ia makan adalah kemarin siang.

“Kenapa kau sarapan sendiri? Apa anak itu belum bangun?” tegur Om Dipa.

“Om...” Kamala buru-buru menelan sepotong telur dadar yang ada di mulutnya.

“Sekarang aku juga Ayahmu,” Om Dipa tersenyum saat mengatakannya. Ia menarik kursi di samping Kamala.

“Anda ingin Kopi atau Teh, Tuan?” pramusaji segera menghampiri Om Dipa begitu ia duduk di samping Kamala.

“Aku sudah minum, terima kasih...” kata Om Dipa sambil menunjuk meja berjarak 50 meter dari tempat duduk yang dipilih Kamala. Mata Kamala mengikuti arah telunjuk Om Dipa dan tersenyum untuk menyapa ibu mertuanya, Tante Sylvi.

“Anak itu ya benar-benar! Bisa-bisanya membiarkanmu sarapan sendirian!” Om Dipa langsung saja melampiaskan kekesalannya.

“Aku keburu lapar Om, eh Yah...” Kamala masih belum terbiasa dengan perubahan panggilan itu.

“Tapi tetap saja...” Om Dipa menghela nafas panjang. Tidak habis pikir dengan sikap putranya, “jangan ragu untuk bilang ke Om kalau dia berbuat aneh-aneh!”

Kamala terkekeh mendengar Om Dipa menyebut dirinya sebagai Om. Ia pasti juga merasakan hal yang sama. Sulit untuk merubah panggilan itu dalam waktu semalam.

“Aneh-aneh gimana?” Kamala kembali memasukan potongan sosis ke dalam mulutnya.

“Ya, semisal dia sampai menyakitimu...” Om Dipa terlihat salah tingkah. Ia tidak bisa mendeskripsikan maksud dari kata-katanya sendiri. Jikapun Bara melakukan hal yang dilakukan suami-istri itu hal yang wajar, tapi di matanya, kedua orang itu masih anak-anak baginya.

“Papa dimana?” Kamala mengubah topik pembicaraan. Ia tidak ingin membahas hal yang serius apalagi sensitif sepagi ini.

“Papa sudah sarapan pagi tadi, beliau bilang ingin segera kembali ke panti. Ada hal penting yang harus ia urus...” Kamala mengangguk-angguk mengerti. Ia keluar kamar hampir pukul sembilan. Sudah sewajarnya jika orang-orang sudah kembali menjalani aktivitas seperti biasanya.

“Ayah juga sudah mau pergi?” tanya Kamala sambil membiasakan diri untuk memanggil Om Dipa dengan sebutan itu.

“Ha...eh.. iya... aku akan kembali ke Jakarta sore ini...” bahkan Om Dipa sendiri masih merasa aneh saat mendengar panggilan itu dari Kamala.

“Baiklah...”

“Apa kalian ingin tinggal di sini untuk beberapa hari? Aku akan meninggalkan pesan untuk resepsionis...”

“Tidak...” potong Kamala tegas, “kami akan check out sesuai jadwal. Aku pikir juga lebih nyaman jika berada di rumah,” Kamala segera memberikan penjelasan sebelum salah paham.

“Ah iya... kau akan tinggal di rumah kami kan? Kalian tinggal di rumah kami sampai menemukan tempat tinggal yang cocok untuk kalian tinggali berdua,” Om Dipa menatap Kamala dengan penuh harap.

“Terserah Bara nanti...” jawaban Kamala terdengar ambigu. Ia tidak tahu harus memulai kisah ini dari mana.

“Maafkan aku Mala... aku tidak bisa mendidik Bara dengan benar dan malah merepotkanmu seperti ini,” terlihat sekali bahwa Om Dipa benar-benar merasa bersalah telah melimpahkan kewajibannya pada Kamala. Ia kini senang namun juga sedih dengan situasi ini.

“Jangan sampai Bara mendengar ini secara langsung Yah. Itu terdengar seperti ayah yang sedang membuang anaknya,” tegas Kamala memperingatkan Om Dipa. Entah kenapa ia merasa perkataan itu tidaklah pantas diucapkan oleh seorang Ayah.

Om Dipa sendiri tercengang mendengarnya. Ia merasa sedang ditegur oleh seseorang. Ia tidak menyangka Kamala sudah berubah menjadi sangat dewasa. Bahkan cara pikir dan bicaranya benar-benar menunjukan betapa terdidiknya dia sebagai seorang guru. Ia tidak akan menyesal menjadikan Kamala sebagai menantunya. Buktinya, dalam waktu semalam Bara sudah mendapatkan orang yang berada dipihaknya.

“Aku akan mengingatnya... terima kasih La...” ucap om Dipa sungguh-sungguh. Ia benar-benar bersyukur Kamala bersedia menjadi menantunya.

Episodes
1 Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2 Ep. 2; Menikahi Murid!
3 Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4 Ep 4; Menggenggam Bara
5 Ep 5; Jangan Sampai
6 Ep 6; Perangkap
7 Ep 7; Perusak Kesenangan
8 Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9 Ep 9; Apa Salahnya
10 Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11 Ep 11: Hormon Testosteron
12 Ep 12; Adil
13 Ep 13; Menghilang
14 Ep 14; Ruang Baca Bunda
15 Ep 15; Sisi Lemah
16 Ep 16; Keluarga?
17 Ep 17; Apa Motif Kamala
18 Ep18; Tiba-tiba baik
19 EP 19; Pergi Bersama
20 Ep 20; Asal Kau Tau
21 EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22 Ep 22; Aku Bukan…
23 EP 23; Pertama Kalinya
24 Ep 24; Tunas
25 Ep 25; Gencatan Senjata
26 Ep 26; Sakit Sekali
27 Ep 27; Air Mata
28 Ep 28; Dunia yang Berbeda
29 Ep 29; Kembali Bekerja
30 Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31 Ep 31; Hutang Budi
32 Ep 32: Kecurigaan Haga
33 Ep 33; Preventif
34 Ep 34; Benang Kusut
35 Ep 35; Tidak Rela
36 Ep 36; Hubungan Lebih
37 Ep 37; Pertengkaran
38 Ep 38; Secepat Itu
39 Ep 39; Umpan Pertama
40 Ep 40; Kau Cemburu?
41 Ep 41; Mungkin
42 Ep 42; Pengakuan
43 Ep 43; Dunia yang Asing
44 Ep 44; Pertemuan
45 Ep 45; Hutang Budi
46 Ep 46; Menyingkirkannya
47 Ep 47; Berulah
48 Ep 48; Dia Milik Gue
49 Ep 49; Jaga bicaramu!
50 Ep 50; Rumit
51 maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52 Ep 51; Kabar dari Haga
53 Ep 52; Hai Trauma!
54 Ep 53; Tamparan Keras
55 Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56 Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57 Ep 56; Rumah Sakit
58 Ep 57; Prasangka
59 Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60 Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61 Ep 60; Teman atau Saingan
62 EP 61; Lupa
63 Ep 62; Operasi
64 Ep 63; Antar Lelaki 1
65 Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66 Ep 65; Pertemuan Kembali
67 Ep 66; Percaya
68 Ep 67; Tak Habis Pikir
69 Ep 68; Cinta Pertama
70 Ep 69; Masa lalu
71 Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72 Ep 71; Kembali Sendiri
73 Ep 72: Asuransi
74 Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75 Ep 74; Berpindah Kapal
76 Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77 Ep 76; Antar Lelaki 2
78 Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79 Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80 Ep 79; Ingin Menyerah
81 Ep 80; Krisis Identitas
82 Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83 Ep 82; Berpisah
84 Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85 Ep 84: Seperti Orang Asing
86 Ep 85; Maafkan Ayah
87 Ep 86; Bukan Suami
88 Ep 87; Harus Bahagia
89 Ep 88; Mengamuk
90 Ep 89; Lain kali
91 Ep 90; Berhenti
92 Ep 91; Memulai Masa Depannya
93 Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94 Ep 93; Berita dari Kawan
95 Ep 94; Rasa Bersalah
96 Ep 95; Pengakuan
97 Ep 96; Kamala Padma
98 Hai semua!
99 Ep 97; Gejolak Sensai
100 Ep 98; Lo Itu Spesial
101 Ep 99; Cerai Aja
102 Ep 100; Tiada Kabar
103 Ep 101; Menjadi Normal
104 Ep 102; Berpindah Haluan
105 Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106 Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107 Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108 Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109 EPILOG
110 A Good Bye
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2
Ep. 2; Menikahi Murid!
3
Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4
Ep 4; Menggenggam Bara
5
Ep 5; Jangan Sampai
6
Ep 6; Perangkap
7
Ep 7; Perusak Kesenangan
8
Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9
Ep 9; Apa Salahnya
10
Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11
Ep 11: Hormon Testosteron
12
Ep 12; Adil
13
Ep 13; Menghilang
14
Ep 14; Ruang Baca Bunda
15
Ep 15; Sisi Lemah
16
Ep 16; Keluarga?
17
Ep 17; Apa Motif Kamala
18
Ep18; Tiba-tiba baik
19
EP 19; Pergi Bersama
20
Ep 20; Asal Kau Tau
21
EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22
Ep 22; Aku Bukan…
23
EP 23; Pertama Kalinya
24
Ep 24; Tunas
25
Ep 25; Gencatan Senjata
26
Ep 26; Sakit Sekali
27
Ep 27; Air Mata
28
Ep 28; Dunia yang Berbeda
29
Ep 29; Kembali Bekerja
30
Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31
Ep 31; Hutang Budi
32
Ep 32: Kecurigaan Haga
33
Ep 33; Preventif
34
Ep 34; Benang Kusut
35
Ep 35; Tidak Rela
36
Ep 36; Hubungan Lebih
37
Ep 37; Pertengkaran
38
Ep 38; Secepat Itu
39
Ep 39; Umpan Pertama
40
Ep 40; Kau Cemburu?
41
Ep 41; Mungkin
42
Ep 42; Pengakuan
43
Ep 43; Dunia yang Asing
44
Ep 44; Pertemuan
45
Ep 45; Hutang Budi
46
Ep 46; Menyingkirkannya
47
Ep 47; Berulah
48
Ep 48; Dia Milik Gue
49
Ep 49; Jaga bicaramu!
50
Ep 50; Rumit
51
maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52
Ep 51; Kabar dari Haga
53
Ep 52; Hai Trauma!
54
Ep 53; Tamparan Keras
55
Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56
Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57
Ep 56; Rumah Sakit
58
Ep 57; Prasangka
59
Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60
Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61
Ep 60; Teman atau Saingan
62
EP 61; Lupa
63
Ep 62; Operasi
64
Ep 63; Antar Lelaki 1
65
Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66
Ep 65; Pertemuan Kembali
67
Ep 66; Percaya
68
Ep 67; Tak Habis Pikir
69
Ep 68; Cinta Pertama
70
Ep 69; Masa lalu
71
Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72
Ep 71; Kembali Sendiri
73
Ep 72: Asuransi
74
Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75
Ep 74; Berpindah Kapal
76
Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77
Ep 76; Antar Lelaki 2
78
Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79
Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80
Ep 79; Ingin Menyerah
81
Ep 80; Krisis Identitas
82
Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83
Ep 82; Berpisah
84
Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85
Ep 84: Seperti Orang Asing
86
Ep 85; Maafkan Ayah
87
Ep 86; Bukan Suami
88
Ep 87; Harus Bahagia
89
Ep 88; Mengamuk
90
Ep 89; Lain kali
91
Ep 90; Berhenti
92
Ep 91; Memulai Masa Depannya
93
Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94
Ep 93; Berita dari Kawan
95
Ep 94; Rasa Bersalah
96
Ep 95; Pengakuan
97
Ep 96; Kamala Padma
98
Hai semua!
99
Ep 97; Gejolak Sensai
100
Ep 98; Lo Itu Spesial
101
Ep 99; Cerai Aja
102
Ep 100; Tiada Kabar
103
Ep 101; Menjadi Normal
104
Ep 102; Berpindah Haluan
105
Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106
Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107
Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108
Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109
EPILOG
110
A Good Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!