Ep. 2; Menikahi Murid!

Kamala sebenarnya berada dalam situasi yang tidak kalah pelik. Ia tidak kuasa melihat kedua orang yang memiliki andil besar dalam kehidupannya itu sampai memohon padanya, “Sebenarnya sangat sulit bagiku. Tapi mana mungkin aku menolak permintaan Papa dan Om Dipa. Kalian berdua selalu memberikan hal yang terbaik untukku...” Ada rasa pedih yang tidak biasa Kamala sampaikan langsung pada keduanya. Ia bisa saja membuat seribu satu alasan untuk menolak. Ia bisa saja langsung pergi meninggalkan tempat itu dan tidak kembali. Toh dia kini sudah bisa mandiri. Tapi apakah itu pantas ia lakukan pada orang yang sudah merawatnya selama ini? Apalagi Papa. Tidak mungkin orang tua yang sangat menyayanginya itu menjerumuskannya.

“Maafkan Om La. Tapi Bara bukanlah orang yang bisa dikatakan baik. Ia masih butuh pendampingan. Itulah mengapa Papa ingin kau mendampinginya...” Om Dipa kembali meremas jemari tanganya. Sebagai seorang guru, Kamala bisa melihat permasalahan yang sedang dihadapi oleh Om Dipa.

“Tidak ada orang yang tidak berubah Dipa. Nyatanya kau yang dulunya nakal kini jadi idaman. Kau adalah sosok yang berhasil bangkit dari masa-masa sulit. Mungkin saja Bara sedang ada dalam masa itu dan membutuhkan orang lain. Sama sepertimu dulu.” Papa meremas bahu Om Dipa untuk menguatkannya.

“Papa dari dulu selalu begitu...” rasa haru kembali membiru. Membuat Om Dipa teringat akan masa mudanya dulu.

“Mungkin Mala bisa menerimanya, tapi bagaimana dengan Bara? Apa Bara akan setuju?” Kamala masih sedikit berharap bahwa pernikahan itu akan dibatalkan dari pihak Bara. Biar bagaimanapun juga, urusan ini tidak hanya menyangkut dirinya sendiri. Masih ada orang lain yang berkaitan dengan dirinya dan memiliki kemungkinan menolak. Terlebih lagi, setahu Kamala, usia Bara terpaut beberapa tahun lebih muda dari pada dirinya. Tentunya kemungkinan penolakan datang dari Bara cukup tinggi. Apalagi anak itu dilabeli nakal oleh ayahnya sendiri.

“Om akan memaksanya, bagaimanapun caranya jika kau setuju dengan perjodohan ini.” Ada secerca cahaya harapan yang berbinar dari mata Om Dipa saat menatap Kamala. Gadis itu semakin tidak bisa berkata tidak padanya. Hanya satu hal yang mengajal di pikiranya.

“Saya, maksudku kami akan tetap tinggal di Surabaya kan Om?” Kamala teringat akan kontrak tugas yang baru saja diembannya. Ia tidak bisa meninggalkan Surabaya untuk beberapa tahun kedepan.

“Tentu saja, Bara tinggal di Surabaya kok!” jawab Om Dipa semangat.

Akhirnya dengan berat hati Kamala mengangguk. Menandakan bahwa ia setuju dan tidak ingin mendebat keinginan orang tuanya.

“Baiklah, sudah kita putuskan bahwa anak-anak akan segera menikah. Jangan tunda-tunda lagi.” Papa bahkan bertepuk tangan saking gembiranya. Ia memeluk anak perempuannya dengan erat, “terima kasih sayang...”

“Tapi ngomong-ngomong, ada apa anak Papa ini datang kemari? Padahal ini bukan weekend?” Papa teringat kejangalan yang terjadi.

“Aku hanya merindukanmu Pap,” Kamala memeluk erat Papa. Ia menyimpan lagi niatnya untuk mengabarkan diterimanya dia sebagai pengajar dengan ketetapan resmi, tidak lagi honorer di sekolahnya. Hatinya tidak siap merayakan kebahagiaan setelah mendapatkan kabar seperti itu.

“Mencurigakan...” Papa semakin tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Ia membalas pelukan putri semata wayangnya itu dengan erat. Berharap pelukan itu dapat menyampaikan semua rasa dalam dirinya.

“Andai saja Bara memiki separuh saja dari sifatmu itu, Om pasti akan sangat bahagia sekali. Om benar-benar merasa menjadi orang tua yang gagal!” Om Dipa kembali dirundung kesedihan. Kamala sampai penasaran bagaimana sifat Bara yang sebenarnya hingga membuat orang sebaik Om Dipa merasa putus asa seperti ini.

“Aku akan berusaha sekeras mungkin agar dia berubah Om...” tanpa sadar Kamala berjanji. Janji yang tidak tahu kapan akan terpenuhi.

“Dia pandai berurusan dengan anak-anak Dip, sekarang dia bekerja sebagai guru. Itulah alasannya mengapa ia ingin tetap tinggal di Surabaya. Kau juga tidak perlu merisaukan Bara bisa lulus atau tidak,” Papa menepuk-nepuk bahu Kamala dengan bangga.

“Oh ya, kamu ngajar di mana?”

“Di SMA Negeri 3, Om!” Kamala memandang Papanya heran, “tapi apa hubungannya Bara bisa lulus atau tidak dengan pekerjaanku?”

“Bara murid di SMAmu, mungkin kau tidak pernah bertemu dengannya karena beda kelas...”

“APA!” teriak Kamala. Ia sangat terkejut dengan berita ini.

“Kau tidak perlu khawatir, Bara sudah berusia 19 tahun kok, akhir tahun ini 20. Jadi kau tidak menikahi anak di bawah umur,” Om Dipa berusaha menenangkan Kamala yang masih tidak percaya dengan ucapan Om Dipa.

“Bagaimana mungkin  aku menikahi muridku sendiri?” Kamala buru-buru mengelola emosinya agar tidak berubah menjadi buliran air mata.

“Kita adakan pernikahan secara kekeluargaan saja, setelah Bara lulus kita baru berpesta. Hal itu sudah wajar kok saat ini.” Kamala bukannya tidak tahu. Tapi ia masih saja tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja didengarnya.

Kamala hanya bisa membisu. Ia telah terlanjur berucap. Tidak mungkin ia menjilat ludahnya sendiri dengan menolak perjodohan ini. Diamnya Kamala diartikan lain oleh Papa dan Om Dipa.

“Kau bersedia mendampinginya saja sudah membuat Om bahagia La. Kau adalah calon mantu terbaik yang bisa Om dapatkan. Terima kasih, anakku!”

Seolah ada benteng yang terbuat dari air mata, pandangan mata Kamala terasa kabur. Ia merasakan pedih yang kini seolah menghujam hatinya.

Mulut mungkin bisa diam, namun hati tidak bisa berbohong,

Ia merasakan kepahitan yang keluar dari asam lambung yang perlahan memanjat melalui kerongkongannya.

Kalau saja, ia bertemu dengan jodohnya dengan cara seperti orang kebanyakan, kalimat yang baru saja diucapkan oleh Om Dipa adalah penghargaan yang luar biasa. Ia mungkin akan jauh lebih bahagia karena diterima baik oleh mertuanya. Apalagi mertua yang sudah mengenalnya layaknya keluarga sendiri.

Andai saja...

Tapi takdir ternyata mengikat keduanya dengan cara yang paling misterius.

Harapan Kamala tentang batalnya pernikahannya dengan Bara sempat melambung tinggi. Calon suaminya itu tidak pernah muncul dalam pertemuan keluarga, pun ia tidak datang saat mempersiapkan pesta kecil-kecilan yang hanya akan didatangi oleh keluarga inti. Walau ia terpaksa melakoninya semuanya sendiri, ia masih berharap bahwa Bara akan tetap seperti itu sampai akhir.

BRAK!

Pintu ruangan tempat Kamala menunggu di hari penikahannya  dibuka kasar oleh seseorang yang tidak ia kenal. Laki-laki itu berjalan dengan langkah berat ke arah Kamala. Matanya merah seolah menahan amarah yang terakumulasi di dalam tubuh yang sudah begitu jangkung. Menambah aura mengerikan yang kini menguar mencari sasaran.

Kamala mencengkeram jarik yang dikenakannya. Walau ia ketakutan setengah mati, ia tidak melepaskan pandangannya dari laki-laki itu. Ia tidak ingin kehilangan momentum untuk bisa menyelamatkan diri.

“Akhhhh!” teriakan itu bersamaan dengan suara tangan yang menghantam meja di samping tempat duduk Kamala. Membuat kaca di atasnya pecah menjadi kepingan, darah segar membasahi permukaannya.

“Jika kau segitu inginnya menikah denganku, baiklah, aku akan menunjukan padamu bagaimana rasanya neraka yang ada di dunia!”

Terpopuler

Comments

Kuningan

Kuningan

Panjang banget /Scare/, untung aku tipe pembaca scroll kalo enggak sih bakalan siwer mataku 🤣🤣

2024-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2 Ep. 2; Menikahi Murid!
3 Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4 Ep 4; Menggenggam Bara
5 Ep 5; Jangan Sampai
6 Ep 6; Perangkap
7 Ep 7; Perusak Kesenangan
8 Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9 Ep 9; Apa Salahnya
10 Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11 Ep 11: Hormon Testosteron
12 Ep 12; Adil
13 Ep 13; Menghilang
14 Ep 14; Ruang Baca Bunda
15 Ep 15; Sisi Lemah
16 Ep 16; Keluarga?
17 Ep 17; Apa Motif Kamala
18 Ep18; Tiba-tiba baik
19 EP 19; Pergi Bersama
20 Ep 20; Asal Kau Tau
21 EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22 Ep 22; Aku Bukan…
23 EP 23; Pertama Kalinya
24 Ep 24; Tunas
25 Ep 25; Gencatan Senjata
26 Ep 26; Sakit Sekali
27 Ep 27; Air Mata
28 Ep 28; Dunia yang Berbeda
29 Ep 29; Kembali Bekerja
30 Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31 Ep 31; Hutang Budi
32 Ep 32: Kecurigaan Haga
33 Ep 33; Preventif
34 Ep 34; Benang Kusut
35 Ep 35; Tidak Rela
36 Ep 36; Hubungan Lebih
37 Ep 37; Pertengkaran
38 Ep 38; Secepat Itu
39 Ep 39; Umpan Pertama
40 Ep 40; Kau Cemburu?
41 Ep 41; Mungkin
42 Ep 42; Pengakuan
43 Ep 43; Dunia yang Asing
44 Ep 44; Pertemuan
45 Ep 45; Hutang Budi
46 Ep 46; Menyingkirkannya
47 Ep 47; Berulah
48 Ep 48; Dia Milik Gue
49 Ep 49; Jaga bicaramu!
50 Ep 50; Rumit
51 maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52 Ep 51; Kabar dari Haga
53 Ep 52; Hai Trauma!
54 Ep 53; Tamparan Keras
55 Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56 Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57 Ep 56; Rumah Sakit
58 Ep 57; Prasangka
59 Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60 Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61 Ep 60; Teman atau Saingan
62 EP 61; Lupa
63 Ep 62; Operasi
64 Ep 63; Antar Lelaki 1
65 Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66 Ep 65; Pertemuan Kembali
67 Ep 66; Percaya
68 Ep 67; Tak Habis Pikir
69 Ep 68; Cinta Pertama
70 Ep 69; Masa lalu
71 Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72 Ep 71; Kembali Sendiri
73 Ep 72: Asuransi
74 Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75 Ep 74; Berpindah Kapal
76 Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77 Ep 76; Antar Lelaki 2
78 Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79 Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80 Ep 79; Ingin Menyerah
81 Ep 80; Krisis Identitas
82 Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83 Ep 82; Berpisah
84 Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85 Ep 84: Seperti Orang Asing
86 Ep 85; Maafkan Ayah
87 Ep 86; Bukan Suami
88 Ep 87; Harus Bahagia
89 Ep 88; Mengamuk
90 Ep 89; Lain kali
91 Ep 90; Berhenti
92 Ep 91; Memulai Masa Depannya
93 Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94 Ep 93; Berita dari Kawan
95 Ep 94; Rasa Bersalah
96 Ep 95; Pengakuan
97 Ep 96; Kamala Padma
98 Hai semua!
99 Ep 97; Gejolak Sensai
100 Ep 98; Lo Itu Spesial
101 Ep 99; Cerai Aja
102 Ep 100; Tiada Kabar
103 Ep 101; Menjadi Normal
104 Ep 102; Berpindah Haluan
105 Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106 Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107 Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108 Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109 EPILOG
110 A Good Bye
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ep. 1; Kabar Baik dan Kabar Buruk
2
Ep. 2; Menikahi Murid!
3
Ep 3; Kau adalah wanita dewasa, Kamala.
4
Ep 4; Menggenggam Bara
5
Ep 5; Jangan Sampai
6
Ep 6; Perangkap
7
Ep 7; Perusak Kesenangan
8
Ep 8: Tidak akan Pulang Tanpamu
9
Ep 9; Apa Salahnya
10
Ep 10; Orang-orang Menyebalkan
11
Ep 11: Hormon Testosteron
12
Ep 12; Adil
13
Ep 13; Menghilang
14
Ep 14; Ruang Baca Bunda
15
Ep 15; Sisi Lemah
16
Ep 16; Keluarga?
17
Ep 17; Apa Motif Kamala
18
Ep18; Tiba-tiba baik
19
EP 19; Pergi Bersama
20
Ep 20; Asal Kau Tau
21
EP 21; Apa Kau Mencintaiku?
22
Ep 22; Aku Bukan…
23
EP 23; Pertama Kalinya
24
Ep 24; Tunas
25
Ep 25; Gencatan Senjata
26
Ep 26; Sakit Sekali
27
Ep 27; Air Mata
28
Ep 28; Dunia yang Berbeda
29
Ep 29; Kembali Bekerja
30
Ep 30; Seseorang yang bisa disebut Kerabat
31
Ep 31; Hutang Budi
32
Ep 32: Kecurigaan Haga
33
Ep 33; Preventif
34
Ep 34; Benang Kusut
35
Ep 35; Tidak Rela
36
Ep 36; Hubungan Lebih
37
Ep 37; Pertengkaran
38
Ep 38; Secepat Itu
39
Ep 39; Umpan Pertama
40
Ep 40; Kau Cemburu?
41
Ep 41; Mungkin
42
Ep 42; Pengakuan
43
Ep 43; Dunia yang Asing
44
Ep 44; Pertemuan
45
Ep 45; Hutang Budi
46
Ep 46; Menyingkirkannya
47
Ep 47; Berulah
48
Ep 48; Dia Milik Gue
49
Ep 49; Jaga bicaramu!
50
Ep 50; Rumit
51
maaf bukan update. ㅋㅋㅋ
52
Ep 51; Kabar dari Haga
53
Ep 52; Hai Trauma!
54
Ep 53; Tamparan Keras
55
Ep 54; Harga sebuah Harga Diri
56
Ep 55; Terikat Sesuatu dari Masa Lalu
57
Ep 56; Rumah Sakit
58
Ep 57; Prasangka
59
Ep 58; Pikiran Sesat Sesaat
60
Ep 59; Yang Brengsek Itu Elo
61
Ep 60; Teman atau Saingan
62
EP 61; Lupa
63
Ep 62; Operasi
64
Ep 63; Antar Lelaki 1
65
Ep 64; Jangan Jatuh Cinta sama Gue
66
Ep 65; Pertemuan Kembali
67
Ep 66; Percaya
68
Ep 67; Tak Habis Pikir
69
Ep 68; Cinta Pertama
70
Ep 69; Masa lalu
71
Ep 70; Dua sisi yang berbeda
72
Ep 71; Kembali Sendiri
73
Ep 72: Asuransi
74
Ep 73; Sepertinya tidak Masalah
75
Ep 74; Berpindah Kapal
76
Ep 75; Melewatkan Sesuatu
77
Ep 76; Antar Lelaki 2
78
Ep 77; Ingin Menghancurkannya
79
Ep 78; Keamanan dan Kenyamanan
80
Ep 79; Ingin Menyerah
81
Ep 80; Krisis Identitas
82
Ep 81; Tidak Ada yang Sesuai Rencana
83
Ep 82; Berpisah
84
Ep 83; Runtuhnya Rumah Singgah Kamala
85
Ep 84: Seperti Orang Asing
86
Ep 85; Maafkan Ayah
87
Ep 86; Bukan Suami
88
Ep 87; Harus Bahagia
89
Ep 88; Mengamuk
90
Ep 89; Lain kali
91
Ep 90; Berhenti
92
Ep 91; Memulai Masa Depannya
93
Ep 92; Jalan Keluar yang Paling Mudah
94
Ep 93; Berita dari Kawan
95
Ep 94; Rasa Bersalah
96
Ep 95; Pengakuan
97
Ep 96; Kamala Padma
98
Hai semua!
99
Ep 97; Gejolak Sensai
100
Ep 98; Lo Itu Spesial
101
Ep 99; Cerai Aja
102
Ep 100; Tiada Kabar
103
Ep 101; Menjadi Normal
104
Ep 102; Berpindah Haluan
105
Ep 103; Untuk Pertama Kalinya, Maafin Aku!
106
Ep 104; Tidur Seperti Orang Mati
107
Ep 105; Kau adalah Pengecualian
108
Ep 106; Syarat untuk Menjadi Sebuah Keluarga
109
EPILOG
110
A Good Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!