Sudah

"Lebih baik aku menjauh dari kehidupan Sisila. Dan muncul kembali saat situasi sudah aman." ucap Jeki dalam ruangannya.

Beberapa menit kemudian, anak buahnya mengetuk pintu ruangannya. Jeki pun meminta anak buahnya untuk masuk kedalam.

"Masuk."

"Permisi tuan, di depan markas kita sudah ada sekelompok polisi. Kita harus bagaimana ini?" ucap anak buah Jeki.

"Sekarang juga kita pergi dari tempat ini, dan pindah ke tempat lain, karena tempat ini sudah tidak aman untuk kita tinggali. Cepat berkemas, sebelum polisi menggeledah rumah ini." perintah Jek.

"Baik tuan." anak buah Jeki kemudian keluar.

"Huh, tempat ini benar-benar sudah tidak aman lagi. Secepatnya aku harus pergi dari sini." batin Jeki sambil mengemasi barang-barangnya. Lalu Jeki dan beberapa anak buahnya pergi mengendap-endap, suapaya tidak diketahui oleh polisi. Jeki dan anak buahnya pindah ke luar negeri selama beberapa tahun.

...*******...

                 Melihat ada rumah di tengah hutan, polisi lalu menggeledah rumah tersebut. Namun, rumah itu sudah kosong dan hanya tertinggal beberapa karung di sebuah ruangan, yang terdapat banyak mayat mutilasi. Polisi pun mengendus sebelumnya, ada sekelompok orang yang berbuat kriminal di rumah itu. Mereka lalu mengamankan beberapa potongan tubuh untuk di periksa ke laboratorium, begitu juga sehelai rambut Jeki dan anak buahnya yang tertinggal di tempat itu, suapaya polisi bisa mengetahui pelakunya.

"Amankan ini semua." perintah komandan polisi.

"Baik." semua polisi kemudian mengeledah rumah tersebut.

...*******...

                   Di pagi hari, Daniel sedang menyuapi Sisila, Daniel pun mengajak bicara Sisila, dan ada beberapa pembicaraan yang membuat Daniel tersentuh.

"Sil, bagaimana, apa kamu sudah merasa lebih baik?" tanya Daniel sambil menyuapi Sisila.

"Cukup baik, tapi aku jadi merasa tidak enak, karena aku jadi merepotkan kamu? lalu bagaimana dengan pekerjaan kamu, kalau kamu terus merawatku seperti ini.? sudah tinggalkan saja aku sendiri, kamu urusin saja urusan kamu, aku tidak apa-apa kok, kan sudah ada perawat juga." sahut Sisila dengan tatapan kosong.

"Tidak Sil, aku akan tetap menjagamu sampai kamu benar sembuh, dan untuk mesalah pekerjaan, aku bisa mencari yang lain." sahut Daniel tersenyum.

"Terimakasih Daniel, kamu adalah sahabat terbaikku. Aku janji, aku tidak akan melupakan semua kebaikanmu dan akan membalasnya suatu hari nanti.." ucap Sisila tersenyum.

"Kamu, tidak perlu membalas semua kebaikanku Sil, jadilah Istriku, aku sudah senang." batin Daniel menatap wajah Sisila.

"Kamu sedang memikirkan apa Daniel?" tanya Sisila.

"Tidak ada. Ya sudah, aku keluar dulu, ada perlu sesuatu." sahut Daniel, kemudian berjalan keluar, Sisila hanya tersenyum melihat kepergian Daniel.

...******...

Ketika malam tiba, Sisila yang di tinggal pergi oleh Daniel. Merasa kesepian dan sedikit merinding.

"Kenapa Daniel belum datang juga? Aku takut menjadi sedikit takut." batin Sisila, lalu tiba-tiba terdengar suara teriakan dari balik jendela, kemudian muncul sebuah bayangan besar dan bertaring. Sisila kemudian menutup matanya, lalu tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, Sisila yang masih ketakutan tetap menutup matanya, lalu pundak ia ada yang memegang, sontak membuat Sisila terkejut.

"Aaaaaaa ..." teriak Sisila setelah tersentuh pundaknya oleh Daniel.

"Sil, kamu kenapa?" tanya Daniel.

"Daniel, aku baru saja melihat monster di balik jendela itu, aku takut Daniel, lain kali kamu jangan pergi lama-lama ya." sahut Sisila memeluk Daniel.

"Iya, aku janji, tidak akan meninggalkanmu lagi, dan ada kabar gembira Sil."

"Kabar apa?"

"Kata dokter, mungkin untuk beberapa hari kedepan, kamu sudah bisa pulang."

"Iya Daniel, terimakasih ini semua juga berkat kamu yang sudah mau menjagaku sampai sekarang."

"Iya Sil, sekarang kamu tidur dulu. Aku juga mau tidur."

"Iya Daniel, tapi kamu harus janji jangan tinggalkan aku sendiri lagi."

"Iya." Daniel dan Sisila pun tidur. Daniel di sofa, sedangkan Sisila ditempat tidur pasien.

...*******...

Polisi yang sudah menggeledah rumah markas Jeki, akhirnya mengetahui identitas dari para pelaku, yang ternyata sudah lama menjadi buronan, termasuk juga dengan Jeki, si pelaku pembunuhan utama. Polisi kemudian melacak, pergerakan Jeki dan anak buahnya melalui kartu kredit yang sedang dipakai Jeki, dan tanpa waktu lama Polisi pun mengetahui tempat persembunyian mereka, namun karena masih diluar negeri, kelompok Jeki, harus dibawa pulang ke Indonesia untuk melakukan proses hukumnya.

"Pak, pak.. Aku mohon, aku tidak bersalah." ucap Jeki dalam mobil Polisi saat dibawa pulang ke Indonesia.

"Diam, kamu harus menerima hukuman, akibat dari perbuatanmu itu." sahut Polisi.

Jeki dan anak buahnya, hanya bisa pasrah menerima hukuman mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!