Penampakan

"Humhh... ternyata si.. Sisila orangnya menepati janji." batin Wahyu setelah mengambil uang di ATM sebentar Rp 4.000.000,-

Tiba-tiba ada sekelebat bayangan hitam lewat di hadapannya.

"Apaan tadi itu... kenapa tiba-tiba bulu kudukku jadi merinding seperti ini... waktu juga hampir magrib seperti ini, aku harus cepat pergi dan pulang dari tempat ini." ucap Wahyu mengelus leher belakangnya, ketika Wahyu memulai ancang-ancang untuk lari, tiba-tiba kaki ia seperti ada yang menarik, dan saat ia melihat siapa yang menarik kakinya dengan rasa takut, ia melihat sesosok hantu yang sudah ia bunuh waktu itu. Wahyu lalu meminta maaf, dan mengompol dicelana karena saking takutnya. Tapi hantu tersebut merangkak naik ke tubuhnya dan hendak mencekik leher Wahyu dengan satu tangannya. Namun Daniel dan kedua temannya yang hendak ke Masjid, melihat Wahyu sedang sekarat, lalu menghampirinya dan membantu Wahyu.

"Wahyu sadar Wahyu.." ucap Daniel menepuk pipi Wahyu. Wahyu pun sadar.

"Kamu kenapa Wahyu?" tanya salah satu teman Daniel.

"Tadi aku melihat hantu..." ucap Wahyu lalu lari ngibrit dari tempat tersebut.

            Sesampainya di rumah, Wahyu kemudian pergi untuk mengambil air wudhu, tapi sekelebat bayangan hitam terlihat di belakang Wahyu yang sedang wudhu. Ketika Wahyu selesai wudhu dan berbalik badan, ia terkejut karena saat melihat hantu itu lagi dan berada tepat di depannya, lalu mencekik leher Wahyu lagi, tapi Wahyu tidak tinggal diam, ia mencoba untuk melepaskan cekikan dari hantu tersebut dan berlari ke luar rumah, namun dengan cepat hantu itu tiba-tiba sudah berada di belakangnya, dan mencekik leher Wahyu dari belakang, Wahyu mulai kehilangan nafasnya, kemudian jatuh ke tanah dan meninggal, sedangkan hantu tersebut kemudian tertawa terbahak-bahak dan pergi menghilang.

          Keesokan paginya, Ayah Wahyu yang melihat anaknya meninggal dengan bekas cekikan di leher yang berwarna hitam pekat, menangis tersedu-sedu sambil memangku jenazah anaknya yang meninggal, dan menyesal karena telah meninggalkan anaknya di rumah sendirian.

"Maafkan Ayah nak, andai saja Ayah tidak pergi malam itu, pasti kamu tidak akan mengalami hal buruk seperti ini..." ucap Ayah Wahyu, kemudian Ayah Wahyu membawa jenazah anaknya dan mengubur jenazahnya anaknya di belakang rumah, agar ia tidak merasa kesepian.

           Hari terus berganti, Ketika Daniel dan satu temannya hendak pergi ke Masjid, ia melihat sesosok hantu Wahyu dari kejauhan dan terdiam menyendiri di tempat yang waktu itu Daniel pernah menolong Wahyu, namun karena Daniel sengaja berpura-pura tidak tau bahwa Wahyu sudah meninggal, ia dan temannya menghampiri hantu Wahyu dan mengajaknya untuk pergi ke Masjid bersama. Tapi, Wahyu hanya diam saja, teman Daniel yang mencurigai ada yang tidak beres, lalu mengajak Daniel untuk segera pergi meninggalkan hantu Wahyu.

"Eh itu bukannya Wahyu, kenapa dia diam saja disitu? ayo kita ajak sholat bersama." ucap Daniel menunjuk ke arah hantu Wahyu yang sedang berdiri.

"Iya, eh tapi tunggu Daniel, sepertinya ada yang aneh." sahut teman Daniel memegang pundak Daniel.

"Wahyu, ayo kita sholat bersama." ucap Daniel saat sudah berada di dekat Wahyu. Tapi Wahyu masih saja terdiam.

"Daniel, ayo cepat kita pergi.." ucap teman Daniel mulai merinding.

"Tapi bagaimana dengan Wahyu."

"Sudah ayo kita tinggalkan dia." teman Daniel mengajak Daniel dengan paksa. Lalu ketika teman Daniel menoleh ke belakang, ia melihat wajah Wahyu yang pucat dan melototi dirinya. Teman Daniel kemudian menceritakan apa yang ia lihat sesampainya di Masjid.

"Daniel, apa kamu tidak merasa kalau Wahyu itu bukanlah Wahyu asli?" ucap teman Daniel yang masih ketakutan.

"Iya, aku tau, dia memang bukan Wahyu, aku hanya ingin tau jawaban dari arwah Wahyu, sebenarnya apa yang sudah terjadi? karena sudah beberapa hari ini, Wahyu tidak terlihat." sahut Daniel dengan tenang.

"Wah wah, kamu sudah gila Daniel, ternyata kamu sudah tau, tapi kamu tidak mau pergi, kamu memang nekat sekali, dan kamu tau tidak, tadi waktu aku melihat ke belakang, dia melototi ku, Hiiii aku jadi semakin merinding." ucap teman Daniel.

"Iya, aku rasa ada sesuatu dengan meninggalkannya Wahyu, karena sebelumnya, waktu kita menyelamatkan Wahyu waktu itu, aku melihat ada arwah jahat yang mengintainya. Mungkin sebelumnya Wahyu merahasiakan sesuatu yang berdampak sangat fatal baginya." sahut Daniel.

"Tapi kalau memang Wahyu sudah meninggal, kenapa tidak ada siarannya?"

"Aku juga belum tau pasti, tapi aku akan mencoba untuk mencari tau, dengan cara menanyakan keberadaan Wahyu pada Ayahnya." sahut Daniel.

Suara komat pun terdengar, mereka kemudian melaksanakan ibadah sholat Magrib berjamaah.

Keesokan harinya, beredar kabar bahwa banyak warga melihat penampakan hantu Wahyu yang sangat mengerikan, sampai warga yang melihat langsung lari ngibrit. Sisila yang kebetulan lewat mendengar pembicaraan warga.

"Apa benar Wahyu sudah meninggal? Tapi kenapa tidak ada siarannya? padahal waktu itu aku juga masih sempat kontekan dengannya saat hendak mengirimkan transferan uang. Atau jangan-jangan?" batin Sisila, kemudian Sisila mengunjungi rumah Wahyu, namun rumah Wahyu tampak sepi. Sisila lalu mencoba mengintip dari balik jendela, ia seperti melihat Wahyu berdiri membelakanginya, Sisila kemudian memanggilnya.

"Wahyu ..Wahyu. aku Sisila temanmu. bukankan pintunya, aku ingin masuk." teriak Sisila dari balik jendela. Namun ketika Wahyu berbalik arah, ia tiba-tiba berjalan cepat menuju ke arah Sisila tepat di hadapan jendela yang Sisila lihat dengan wajah menyeramkan. Sisila yang terkejut terjatuh, dan tidak menyangka kalau Wahyu menjadi seperti itu. Ia kemudian pergi kembali ke rumah dengan rasa penasaran, tentang keberadaan Wahyu yang arwahnya sudah meneror banyak warga.

"Wahyu kenapa kamu harus meninggal dunia dengan arwah penasaran seperti itu, sebenarnya dimana jenazahmu?" batin Sisila yang syok setelah melihat penampakan hantu Wahyu.

Ditempat lain, Daniel dan temannya berniat untuk mengunjungi rumah Wahyu, sesampainya di sana, Daniel melihat Ayah Wahyu sedang duduk di depan rumah. Daniel kemudian menyapanya.

"Selamat siang om.." ucap Daniel tersenyum.

"Siang." sahut Ayah Wahyu.

"Om kedatangan saya dan teman saya kesini untuk menanyakan kabar Wahyu. Apakah Wahyu ada dirumah? kami ingin mengajaknya jalan-jalan sebentar." ucap Daniel memaksakan senyuman, padahal ia sendiri takut, karena Ayah Wahyu orangnya sangat keras.

"Untuk apa kalian berdua mengajak anakku keluar?!! dia sedang sibuk di rumah. Jadi tidak bisa diganggu, sudah sana kalian pergi! ganggu orang lagi santai saja." sahut Ayah Wahyu tegas.

"Baiklah kalau begitu, kami pamit." sahut Daniel meninggalkan rumah Wahyu dan menatap ke arah jendela seperti melihat Wahyu sedang menatap mereka berjalan. Daniel pun kembali melanjutkan perjalanannya.

"Daniel, kalau Ayah Wahyu saja bersikap seperti itu, bagaimana kita bisa mencari tau kabar Wahyu." ucap teman Daniel.

"Kita tunggu saja waktunya, aku ada cara lain." sahut Daniel dengan percaya diri untuk rencana keduanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!