Misteri Pembunuhan

Misteri Pembunuhan

Perkenalan

           Ditepi sungai banyak warga yang berkerumun melihat jasad seorang laki-laki yang sudah termutilasi, satu kaki dan satu tangannya hilang. Jasad tersebut bukan orang dari tempat tersebut. Ada yang mengira bahwa jasad tersebut, sengaja di letakkan di tempat itu, hanya untuk menakut-nakuti warga sekitar.

"Ya Allah kejam sekali orang yang sudah membunuh mayat tersebut." ucap salah satu warga yang melihat.

"Aku menjadi takut keluar." ucap salah satu warga lainnya.

"Semoga saja, kasus ini dapat diusut tuntas, supaya tidak menjadikan warga semakin takut." ucap salah seorang laki-laki.

             Mobil Polisi kemudian datang dan mengolah TKP, warga sekitar dilarang mendekat. Dan jasad korban dimasukkan kedalam sebuah wadah khusus mayid. Lalu di bawa ke Rumah Sakit untuk diotopsi.

Daniel yang merupakan salah satu warga tersebut, heran dengan banyaknya warga dan Polisi di TKP, karena ia baru pulang dari kerja.

"Maaf pak, ini ada korban kecelakaan ya?" tangan Daniel menepuk pundak salah satu warga yang sedang melihat.

"Tidak Daniel, ini lebih mengerikan lagi, karena jasad korban tersebut termutilasi. Hiiihhh aku jadi begidik ngeri." jawab Bapak tersebut.

"Kenapa akhir-akhir ini banyak penemuan jasad seperti itu ya? Aku jadi penasaran dengan pelakunya." batin Daniel beranjak pergi dari tempat tersebut.

Di tempat lain seorang laki-laki bernama Wahyu sedang menefon seseorang. Ia membahas mengenai rencana pembunuhan selanjutnya.

"Iya, aku sudah menyelesaikan tugas yang diberikan. Sekarang, berapa gaji yang akan aku terima?" tanya Wahyu dari telfonya.

"Nanti kamu melihat sendiri, dan aku akan segera mentransfernya." jawab suara wanita dari balik telfon.

"Baiklah. Aku akan menunggunya." Wahyu kemudian menutup telfonnya.

...*******...

"Sekarang aku akan membuat kalian semua menyesal, dan akan terus aku teror dengan karya-karya terbaikku. Hemhemhem." batin wanita yang barusan ditelfon Wahyu di dalam rumahnya.

Wanita tersebut bernama Sisila, ia merupakan warga desa tersebut yang ingin membalaskan dendam kepada warga yang sudah menghina dirinya dan juga keluarganya. Sampai pada akhirnya, keluarganya harus di asingkan karena kesalahpahaman.

Flashback

Dulu, dimalam hari, pernah terjadi kejadian kebakaran yang menewaskan seluruh penghuni rumah, yaitu Suami, Istri dan kedua anaknya, karena mereka semua tengah tertidur pulas. Ibu Sisila yang bekerja sebagai ART di rumah tersebut, dijadikan tersangka oleh para warga, sampai harus di arak kampung dan dipermalukan dengan cara merobek pakaian yang dikenakan oleh Ibu Sisila. Ibu Sisila hanya menangis karena bukan ia pelakunya.

"Aku mohon jangan hukum aku .. aku tidak bersalah." ucap Ibu Sisila menangis ketakutan.

"Alah! dulu, kamu pernah berkata bahwa kamu tidak suka dengan majikanmu yang galak itu, pasti kamu kan yang sudah merencanakan pembunuhan tersebut?" ucap salah satu teman ART Ibu Sisila yang berkhianat dan iri dengan penghasilan Ibu Sisila.

"Demi Allah, aku tidak tau apa-apa dengan kejadian ini..aku sendiri hendak menolong majikanku saat mendengar suara ledakan yang aku dengar, karena rumahku memang tidak jauh dari rumah majikanku." jawab Ibu Sisila menegaskan.

Namun, para warga malah percaya dengan ART pembohong dan mengarak Ibu Sisila keliling kampung dengan pakaian yang sudah sengaja di robek oleh warga. Sisila yang waktu itu masih kecil, melihat ibunya diperlukan seperti itu, mulai membenci para warga, sedangkan Ayahnya Sisila mendekati para warga dan membujuk mereka supaya tidak melanjutkan hukumannya, tapi bukannya mereka berhenti, para warga malah memukul Ayah Sisila bersama dengan Ibu Sisila, setelah itu, para warga meninggalkan mereka berdua yang kesakitan menahan tubuhnya yang terluka. Ibu dan Ayah Sisila kembali ke rumah dengan lemas, sedangkan Sisila hanya bisa menangis melihat kondisi kedua orang tuanya yang terluka akibat perbuatan para warga. Semenjak kejadian itu, Sisila menjadi anak yang pendiam dan dingin, serta memiliki imajinasi kekerasan yang mulai tercipta saat masih kecil. Di sekolah pun Sisila, dianggap aneh oleh gurunya, karena Sisila kerap kepergok bicara sendiri.

"Sisila sedang bicara dengan siapa? aneh." batin salah satu Guru Sisila dari kejauhan.

...******...

Sisila lalu berdiri dan berniat untuk mengunjungi makam kedua orang tuanya. Ia keluar dari rumah, dan berjalan menuju TPU, walau harus di lihat aneh oleh orang lain yang melihatnya. Sisila menatap sinis terhadap orang lain yang melihatnya itu.

"Hey lihat, si aneh keluar dari rumahnya, kira-kira mau kemana?"

"Paling mau semedi di goa dalam hutan. hahahaha"

Sisila menoleh ke arah orang tersebut dengan sinis, sehingga membuat mereka berdua menjadi takut dan pergi. Selain niatnya untuk membalas dendam, Sisila juga mempunyai pekerjaan sampingan, yaitu membuat gambar menarik di aplikasi, kemudian ia jual lewat internet dan sudah banyak peminatnya, sehingga walaupun ia hidup sendiri, ia tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Sesampainya di TPU.

"Ma Pa, aku janji, aku akan terus meneror para warga, agar mereka tau seberapa hebat keluarga kita." ucap Sisila menidurkan kepalanya di atas makam ayah dan ibunya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!