Benih-benih Asmara

                Ketika masuk ke dalam rumah, Sisila dan Daniel mencium aroma bau anyir di dalam rumah. Daniel pun mencari letak bau tersebut, yang ternyata bau tersebut ada di dapur. Daniel pun merapalkan doa dan akhirnya arwah tersebut keluar pergi. Sisila berterimakasih kepada Daniel.

"Terimakasih Daniel, kalau bukan karena bantuanmu, mungkin aku akan terganggu lagi sama mantan makhluk halus itu." ucap Sisila menatap wajah Daniel.

"Iya, sama-sama. Ya sudah, sekarang kamu tidak takut lagi kan?" sahut Daniel.

"Iya sudah mendingan." ucap Sisila.

"Kalau begitu, aku pulang ya." sahut Daniel berbalik arah.

"Tunggu.. masih ada yang ingin aku bicarakan kepadamu." ucap Sisila menahan tangan Daniel.

"Apa?"

"Sebenarnya, waktu itu.. aku pergi bersama seorang lelaki." ucap Sisila gugup.

"Lelaki siapa? Apa kamu mengenalnya?" tanya Daniel terkejut.

"Iya, aku mengenalnya."

"Kamu tidak di apa-apain kan?" tanya Daniel melihat seluruh tubuh Sisila, dari atas sampai bawah.

"Tidak, aku baik-baik saja kok, kenapa? atau jangan-jangan kamu menyimpan rasa cinta kepadaku ya?" tanya Sisila tersenyum malu.

"Mmm yang penting, kamu tidak kenapa-napa, kalau begitu, aku pulang dulu ya." berjalan keluar rumah.

"Ehhh kenapa dia malah pergi..? Tapi aku senang, akhirnya aku bisa memancingnya untuk menunjukkan rasa cintanya kepadaku." batin Sisila tersenyum. Sisila pun kembali ke dalam rumah, dan duduk di atas tempat tidurnya.

...*******...

"Kenapa kamu memancing pertanyaan seperti itu, aku kan jadi hampir keceplosan, tapi aku masih penasaran, apakah Sisila benar baik-baik saja bersama dengan lelaki itu, lalu kenapa Sisila bisa bersama dengan lelaki itu?" batin Daniel termenung, sampai hampir terperosok di got. Tapi Daniel bisa menghindarinya. Daniel pun kembali ke rumah dalam keadaan masih memikirkan Sisila terus.

"Sil, lama-lama kamu membuatku semakin gila, tapi tunggu saja, aku akan segera mengumpulkan uang, dan segera meminangmu." batin Daniel duduk di kursi tamu.

...*******...

                Ketika Sisila hendak keluar dari rumah, dan mengunci pintu, Jeki diam-diam mengawasi pergerakan Sisila sampai ke pasar, tempat tujuan Sisila pergi, Sisila pun merasakan seperti ada yang mengikutinya. Di perjalanan pulang, Sisila mempercepat langkahnya sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Jeki terus mengejar Sisila, sampai akhirnya, Jeki mengejutkan Sisila yang sedang berhenti sejenak, karena kelelahan berlari.

"Hay...."

"Astaghfirullah.. Jeki.. kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Sisila dengan nafas terengah-engah.

"Aku sedang menikmati keindahan alam saja, Kamu kenapa Sisila? seperti habis dikejar-kejar perampok saja."

"Iya, dari tadi, aku merasa seperti ada yang mengikutiku." sahut Sisila mulai duduk di kursi pinggir trotoar, diikuti juga oleh Jeki.

"Maaf ya.. Aku sudah membuatmu tidak tenang, hehehe"

"Maksud kamu? jadi dari tadi yang mengikutiku adalah kamu?"

"hehehe iya."

"Ihhh dasar kamu Jeki." Sisila memukul pundak Jeki, Jeki pun tertawa bahagia. Sementara itu, Daniel yang hendak pergi kerja, tidak sengaja melihat kedekatan Sisila bersama Jeki waktu itu. Daniel pun mengepalkan tangannya dan pergi menjauh.

"Sisila? jadi lelaki itu yang kemarin bersamamu..? awas saja." batin Daniel geram.

"Sudah Jeki, aku mau pulang dan memasak." Sisila berdiri.

""Tunggu Sil, sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan." Jeki menahan tangan Sisila.

"Apa Jeki?"

"I love you.." Jeki tersenyum manis menatap wajah Sisila.

"Apa? tidak Jeki, kamu pasti bercanda." Sisila panik.

"Aku serius Sil, aku benar-benar mencintaimu.." Jeki menatap tajam ke arah Sisila.

"Lepaskan aku, aku harus pulang sekarang." Sisila melepaskan tangannya dan berlari menjauh.

Jeki hanya menatap Sisila pergi, kemudian ia kembali ke markasnya.

...*******...

              Sisila bingung, karena ia begitu terkejut dengan kedua lelaki yang sama-sama mencintainya. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa paniknya, kemudian menaruh barang belanjaannya di meja dapur, lalu pergi ke kamar untuk merehatkan pikirannya.

"Semoga saja ini hanya mimpi? mereka berdua, tidak mungkin mencintaiku kan?" batin Sisila. Kemudian Sisila tidur dan bermimpi seperti yang ia alami di alam nyata. Ia pun terbangun, lalu turun dari tempat tidur dan mencuci muka di kamar mandi. Ia semakin kefikiran dengan apa yang ia alami.

"Kenapa hal itu sampai terbawa mimpi? Sebenarnya ada apa ini?" batin Sisila keluar dari kamar mandi dan pergi ke dapur untuk masak.

Di malam harinya, Ia tidur dan bermimpi Daniel dan Jeki bermusuhan. Karena Daniel melihat Sisila berduaan dengan Jeki.

Ketika Pagi hari tiba, seperti biasa Sisila pergi ke pasar, tapi kali ini ia ke pasar untuk menjual beberapa makanan yang ia buat kepada beberapa penjual, setelah itu, ia bertemu dengan Jeki, Jeki mengajak Sisila untuk berbicara di sebuah taman, dan seketika itu juga Daniel melihat Sisila yang sedang berduaan bersama dengan Jeki, Daniel menghampiri Jeki dan berpura-pura baik untuk berkenalan dengan Jeki.

"Sil..." teriak Daniel memanggil Sisila, lalu menghampirinya.

"Daniel?" batin Sisila.

"Oh jadi ini teman barumu itu..boleh aku memperkenalkan diri..?" tanya Daniel menjabat tangan Jeki.

"Namaku Jeki, teman sekolah Sisila waktu kecil." ucap Jeki menyambut uluran tangan Daniel.

"Oh.. namaku Daniel teman Sisila." sahut Daniel tersenyum.

Beberapa menit berlalu, Daniel dan Jeki hanya bicara seperlunya saja. Setelah itu, Daniel mengajak pulang Sisila. Jeki pun menatap tajam kepergian mereka berdua. Namun, Sisila merasa kalau hal seperti ini pernah terjadi, tapi dimana? Di perjalanan pulang, Sisila memikirkan hal itu, sampai akhirnya ia ingat, dan membuat Daniel terkejut.

"Oh ya, mimpi.. betul, aku pernah bermimpi seperti ini." ucap Sisila yang membuat Daniel terkejut.

"Kamu kenapa Sil? mengagetkan saja." Daniel menoleh ke arah Sisila.

"Tidak, tidak apa-apa. Hanya aku sudah ingat saja."

"Ingat apa maksud kamu?"

"Itu tidak terlalu penting, ya sudah aku masuk ke dalam rumah, kamu hati-hati di jalan."

Daniel pun pulang, sementara Sisila masuk ke dalam kamar, dengan hati yang berdetak kencang.

"Aku pasti mimpi? dua lelaki tampan, mereka semua mencintaiku? iiihhhhhhh rasanya campur aduk hati ini." ucap Sisila senang.

...********...

Kemudian Jeki pergi ke markas untuk melakukan rencana, dan rencana kali ini, Jeki akan menargetkan Daniel menjadi tahanannya, dan membuat Daniel tidak bisa mendekati Sisila lagi.

"Daniel, lihat saja nanti, aku akan membuatmu pergi dari kehidupan Sisila, dia hanya milikku dan harus menjadi milikku, walau nyawa sebagai taruhannya. Dan aku tidak mau, kalau sampai Sisila mengetahuinya." batin Jeki mengepalkan tangannya dan meninjukannya di dinding.

Dimalam hari, Jeki tidur dan bermimpi menikah dengan Sisila, ia memiliki 3 anak dan hidup bahagia. Sampai di saat Jeki menggendong anaknya di mimpinya, ia terjatuh dari tempat tidurnya dan membuka matanya dengan punggung yang sedikit sakit.

"Aawww.. sakit. Ternyata hanya mimpi." ucap Jeki mengeluh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!