Teman Sisila

"Apa? tidak mungkin? aku pasti salah melihat." ucap Sisila dengan bibir bergetar.

"Memangnya kenapa? kenapa kamu harus terkejut seperti itu?" tanya Jeki tersenyum.

"Kamu adalah teman kelasku yang mendapat beasiswa berkali-kali itu kan.. aku tidak percaya kalau kamu bisa mengalami hal buruk seperti itu? aku kira, kamu hidup bahagia karena prestasimu itu.." sahut Sisila.

"Terlalu tinggi bayanganmu.. kenyataan tidak seperti yang kamu lihat Sil, aku kira juga hidupku akan bahagia dengan prestasi yang aku miliki, tapi kenyataannya, orang tuaku selalu saja bertengkar dan tidak pernah mempedulikanku sama sekali, sampai akhirnya mereka berdua berpisah dan tidak mengajakku sama sekali, sehingga aku sudah terbiasa hidup menyendiri tanpa kasih sayang kedua orang tua. Aku juga tau, kalau kamu juga dikucilkan oleh warga Desa?" ucap Jeki.

"Ya begitulah, tapi aku sudah terbiasa dengan perilaku mereka." sahut Sisila.

"Kalau kamu tidak menyukai mereka, biar aku bunuh mereka satu persatu, supaya hidupmu tidak terganggu lagi." ucap Jeki menatap wajah Sisila.

"Tidak perlu, aku tidak mau hal buruk terjadi lagi padaku, karena belum lama, aku mengalami teror dari orang yang sudah aku jadikan korban."sahut Sisila menundukkan kepalanya.

"Aku tau, kamu sudah membunuh banyak orang hanya untuk menakut-nakuti warga, tapi jika orang yang sudah kamu bunuh itu tidak bersalah, ya benar saja mereka akan melakukan teror seperti itu." ucap Jeki.

"Darimana kamu tau masalahku itu?" tanya Sisila.

"Sebenarnya, sejak kita masih kecil, dari kejauhan, aku sudah pernah melihat kedua orang tuamu dihukum oleh para warga dan aku bisa merasakan kesedihanmu waktu itu.." ucap Jeki, hingga membuat Sisila teringat kembali kenangan buruknya itu dan menangis. Jeki yang melihat Sisila menangis menjadi menghentikan ceritanya dan memberikan minuman air putih untuk Sisila. Sisila pun berhenti menangis dan menatap wajah Jeki, Jeki pun mengusap air mata Sisila. Sejenak mereka berdua terdiam dan saling bertatapan muka.

...*******...

              Sedangkan Daniel yang baru menjahili salah satu korban Sisila, berniat untuk menemuinya, tapi ternyata Sisila tidak ada di rumahnya. Daniel pun sedikit curiga karena, di dalam rumah Sisila tidak terasa ada aura yang menghuni rumah tersebut. Daniel pun mengira kalau Sisila sedang keluar dari rumahnya. Namun, sudah beberapa hari terakhir, Daniel tidak melihat keberadaan Sisila, ternyata Sisila masih disandera oleh Jeki, dan mulai ada kedekatan antara Jeki dan Sisila, kemudian Jeki mengatur sebuah rencana untuk bisa membuat Sisila menjadi timnya.

"Bagaimana kabarmu Sil?" tanya Jeki masuk ke dalam ruangan Sisila ditahan, sambil membawakan makanan.

"Aku baik." sahut Sisila.

"Makanlah, aku akan mengeluarkanmu dan menjadikanmu sebagai timku. Apa kamu mau?" ucap Jeki.

"Tidak, biarkan aku pulang ke rumahku, aku rindu rumahku." sahut Sisila.

"Jadi kamu beneran tidak mau menjadi timku? ok, aku akan melepaskanmu. Tapi aku mohon jangan sebarkan identitasku kepada orang lain, termasuk teman lelakimu itu." ucap Jeki melepaskan Sisila dan membiarkan Sisila pergi.

"Apa? kenapa dia bisa tau Daniel, apa jangan-jangan dia sudah lama memata-mataiku?" batin Sisila.

Sisila kemudian pergi dari tempat tersebut dan kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, Sisila terkejut, karena melihat Daniel sudah menunggunya di depan rumah. Sisila pun sedikit memarahi Daniel, karena takut kalau ada orang lain yang curiga.

"Daniel..."batin Sisila melihat Daniel.

"Apa yang kamu lakukan di depan rumahku?!"tanya Sisila sedikit emosi.

"Lho.. kenapa tiba-tiba kamu marah, aku hanya ingin memberi tahu kabar gembira kepadamu." sahut Daniel beranjak dari duduknya.

"Tapi kan, kamu tau sendiri orang sekitar sini seperti apa?" sahut Sisila membuka pintu rumah.

"Iya, aku tau, maaf ya.."

"Iya, ayo masuk." Sisila mempersilahkan Daniel masuk, sebelum orang lain melihat mereka berdua.

Mereka pun akhirnya masuk ke dalam rumah dan membicarakan tentang kabar mereka masing-masing.

"Sudah lama aku mengunjungi rumahmu, tapi aku tidak pernah melihat kamu? kamu pergi kemana saja?" tanya Daniel.

"Aku, kemarin pergi ke rumah temanku sebentar, karena ada hal penting yang harus dibicarakan." sahut Sisila gugup.

"oh ... Sil, ada hal yang ingin aku sampaikan." ucap Daniel.

"Apa?"

"Orang yang sudah mengganggumu sekarang tidak akan berani mengganggumu lagi, karena mereka sudah aku beri pelajaran dengan cara membuat mereka takut dengan boneka-bonekaku yang meneror mereka di waktu malam hari." ucap Daniel.

"Apa kamu yakin? mereka tidak akan menggangguku lagi?" tanya Sisila.

"Iya, seratus persen aku yakin." sahut Daniel.

"Kalau begitu, terimakasih atas bantuanmu."

"Iya.. ya sudah, aku hanya ingin memberi tahu kabar itu kepadamu. Aku pamit pulang ya." sahut Daniel berdiri dari tempat duduknya.

"Tunggu Daniel, kalau aku butuh bantuanmu, aku boleh kan menghubungimu?"

"Iya boleh, kalau ada waktu, aku pasti siap membantu." Daniel tersenyum dan pergi keluar dari rumah Sisila, Sedangkan Sisila, merasa ada yang aneh dengan tingkah laku Daniel.

...******...

               Di malam hari, saat Sisila hendak tidur, ia mendengar suara keributan di depan rumah. Ia pun keluar untuk melihat kondisi di depan rumah, ternyata ada sebuah kecelakaan yang membuat salah satu tetangga Sisila meninggal sekeluarga, dan kedua orang tuanya yang mendengar kabar tersebut, langsung histeris.

"Hiks hiks hiks... anakku... ketiga cucuku .. menantuku..." teriak Ibu dari korban.

"Sudah Bu, ikhlaskan saja. Mereka semua sudah tenang di alam sana." sahut salah satu kerabat dari korban.

"Bagaimana saya bisa tenang, sudah beberapa tahun, mereka tidak berkunjung ke sini, tapi saat hampir sampai kesini, mereka malah meregang nyawa semua. hiks hiks hiks..." sahut Ibu korban.

Sisila yang melihat lokasi kecelakaan keluarga tersebut, mencurigai kalau itu semua adalah perbuatan Raja jin yang ingin minta tumbal.

"Tapi kasian sekali, kalau mereka semua harus meninggal dunia secara bersamaan." batin Sisila melihat kondisi tetangganya di depan rumahnya.

Kemudian, polisi dan tim medis datang untuk mengamankan lokasi TKP. Sisila pun sempat melihat jenazah mereka semua, dan merasa takut. Ia menjadi teringat kembali dengan kejadian kecelakaan di waktu pertama kali ia melihat tepat di jalan raya depan rumahnya, tapi kali ini, kecelakaan tersebut sedikit jauh dari rumahnya. Sisila kemudian kembali pulang, tapi ketika ia hendak masuk ke dalam rumah, tiba-tiba ada angin berhembus kencang masuk ke dalam rumahnya. Sisila pun menjadi sedikit merinding, dan mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam rumah, ia kemudian pergi ke rumah Daniel, sesampainya di rumah Daniel, kebetulan sekali Daniel baru saja pulang dari kerja. Sisila pun memasang wajah sumringah saat Daniel mendekatinya.

"Nah, akhirnya .. Daniel pulang juga." batin Sisila melihat kedatangan Daniel.

"Daniel, kebetulan sekali kamu sudah pulang." ucap Sisila dengan wajah senangnya.

"Emangnya, kamu kenapa Sil?" tanya Daniel sembari menarik kursi dan duduk di dekat Sisila.

"Tadi waktu aku mau masuk ke dalam rumah, aku merasakan sesuatu bahaya yang akan mengancamku lagi, karena tiba-tiba saja ada angin kencang masuk ke dalam rumahku." sahut Sisila.

"Baiklah, karena kamu butuh bantuanku, aku akan segera pergi ke rumahmu." ucap Daniel.

"Tapi, aku belum berani pulang sendiri, aku ikut kamu saja ya ..masa bodoh dengan pandangan warga sekitar, aku sedang takut kok.." sahut Sisila, lalu ia menunggu Daniel mengganti pakaiannya. Setelah itu, mereka berdua pergi ke rumah Sisila. Dan benar saja, rumah Sisila ada yang memasuki, dan itu adalah sosok jahil, tapi bukan utusan dari Raja jin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!