Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 17

Perjalanan menuju Desa Janggala Sukma terasa begitu melelahkan untuk mereka berdua. Saat sampai di sebuah kota, Sutono mendatangi salah satu temannya yang bernama Panji. Panji adalah mantan anak buah Sutono sewaktu masih di kepolisian. Panji orang yang bisa dipercaya dan sulit untuk disuap. Bahkan, saking jujurnya si Panji ini, dia lebih dulu dipecat dari Sutono, karena tidak mau membantu menyembunyikan kelicikan yang dilakukan oleh pimpinannya. Setelah beberapa tahun menghilang, Panji dikabarkan hidup menjadi seorang pengusaha warung makan kecil-kecilan.

Namun dari situ, kehidupan Panji perlahan-lahan mulai berubah dan berkembang menjadi lebih baik, daripada saat dirinya masih menjadi seorang polisi. Apalagi Panji tinggal di dekat tempat wisata. Banyak orang-orang dari luar daerah yang sering datang ke warungnya untuk makan. Saat Sutono dan Pak Bandri datang ke sana, Panji begitu terkejut. Karena selama ini, Panji mengira kalau Sutono sudah mati di tangan pimpinannya sendiri.

"Pak Sutono?! Ya Allah! Apa kabar pak?! Bapak sehat?! Duduk Pak! Duduk! Duduk!" Ucap Panji mempersilahkan Sutono dan Pak Bandri untuk duduk di dalam rumahnya.

"Terima kasih Panji!"

Terdengar kalau Panji memberitahukan kedatangan Sutono dan Pak Bandri kepada istri dan anaknya. Nampaknya, Sutono dan Panji sudah sangat akrab, sampai anak dan istri Panji pun tahu siapa Sutono. Satu anak perempuan keluar dari dalam rumah, dan menyambut kedatangan Sutono serta Pak Bandri. Keluarga Panji merasa sangat senang dengan adanya Sutono di rumahnya. Mereka sekeluarga benar-benar tidak menyangka kalau Sutono masih hidup. Padahal, mereka sudah tidak bertemu selama kurang lebih lima tahun. Selama itu pula, Sutono tidak pernah memberikan kabar apapun kepada Panji dan keluarganya. Sutono seakan menghilang ditelan bumi. Bahkan Panji sempat membuat acara doa bersama bersama dengan keluarga kecilnya itu.

"Panji... Panji... Untuk apa kamu sampai melakukan hal itu? Saya masih hidup dan masih sehat sampai sekarang." Ucap Sutono kepada Panji.

"Maafkan saya sekeluarga ya pak. Saya juga tidak menyangka kalau ternyata bapak masih hidup. Saya fikir...."

"Ah! Sudah. Sudah. Masa lalu kita tidak perlu dibahas lagi. Yang penting, sekarang kita semua sudah berjumpa kembali. Dan ini, dia adalah Bandri, sahabat saya. Dia tengah menghadapi masalah yang sangat berat, Panji. Saya rasa, hanya kamulah yang bisa membantunya."

Panji dan keluarganya pun tertegun mendengar ucapan Sutono. Sudah bertahun-tahun mereka hidup dalam ketenangan dan kedamaian, tapi sekarang, mereka harus dihadapkan kembali kepada sebuah masalah, yang tentunya sangat mengganggu kehidupan mereka.

"....Ini bukan hanya soal saya dan Pak Bandri, Panji. Tapi ini semua soal kita. Apa kamu masih ingat dengan Desa Janggala Sukma?"

Mendapat pertanyaan dari Sutono, Panji kembali mengingat masa lalunya saat masih bertugas dengan Sutono. Desa Janggala Sukma dalam mimpi buruk bagi kehidupannya. Selama menangani kasus yang terjadi di Desa Janggala Sukma, Panji seringkali mendapatkan banyak sekali masalah. Salah satunya adalah teror yang sangat mengerikan. Dan teror itu terjadi berulang-ulang kali. Namun karena Panji dan keluarganya adalah orang yang taat, mereka bisa dengan mudah menangkan hal-hal aneh yang dikirim oleh orang-orang dari Desa Janggala Sukma. Ditambah lagi, Panji juga ternyata murid langsung dari Dyah Tunggal Marani. Banyak hal yang sudah ia pelajari dari Dyah Tunggal Marani, yang sudah sangat membantu kehidupannya saat ini.

"Ya. Saya masih ingat dengan apa yang terjadi saat itu pak. Tapi, apa kasus itu belum selesai pak?"

"Kasus itu tidak akan pernah selesai, karena mantan pimpinan kita tidak pernah menyelesaikannya. Dia hanya peduli kepada dirinya sendiri. Kitalah yang seharusnya menyelesaikan kasus sialan itu."

"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang Pak Sutono?"

"Kamu adalah murid langsung dari Den Ayu Dyah Tunggal Marani. Sudah banyak yang kamu pelajari darinya. Aku yakin, kemampuan yang kamu miliki akan sangat berguna untuk membantu menyelesaikan semua masalah kita."

Masalah ini membuat Panji kebingungan. Dia dan Sutono adalah sahabat dekat, sudah seperti keluarga sendiri. Tapi di sisi lain, Panji juga tidak mau kembali ke masa lalunya. Karena hal itu akan sangat membahayakan keluarganya. Namun, istri dan anak Panji dapat memahami apa yang akan Panji lakukan bersama Sutono dan Pak Bandri. Saat dulu Panji masih bekerja bersama Sutono, istri dan anak Panji juga mengalami peristiwa-peristiwa aneh dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tetapi mereka semua bisa mengatasinya dengan sangat mudah. Hanya saja kali ini yang akan dilakukan oleh Panji dan Sutono akan jauh lebih berat dan lebih beresiko, karena mereka berdua akan langsung pergi ke Desa Janggala Sukma.

"Mas, kalau masalah itu tidak segera diselesaikan, kita tidak akan pernah tenang sampai kapanpun. Aku tidak mau kalau kita terus-menerus hidup dalam bayang-bayang orang-orang dari Desa Janggala Sukma. Pergilah Mas, aku dan Ratih pasti akan baik-baik saja mas. Allah akan melindungi kita semua sekeluarga." Ucap istri Panji.

"Iya Ayah. Kita semua pasti akan baik-baik saja kok. Ayah pergilah. Selesaikan apa yang harus Ayah selesaikan." Ungkap Ratih.

Akhirnya, dengan berat hati, Panji memutuskan untuk ikut bersama Sutono dan Pak Bandri, untuk menemui teman-teman mereka yang lainnya, yang dulu pernah bergabung dengan kelompok kesatuan Sutono. Sutono merasa sangat berterima kasih kepada Panji, karena Panji sudah mau menerima ajakannya untuk kembali menyelesaikan kasus yang mereka tinggalkan di Desa Janggala Sukma. Masih ada empat orang lagi yang harus mereka temui. Dan tempat mereka saling berjauhan satu sama lain. Selanjutnya, mereka memutuskan untuk pergi ke tempat tinggal Sanca. Sanca juga mantan anak buah Sutono, yang sama-sama dipecat seperti Panji dan Sutono.

"Pak Sutono, apa Pak Sutono yakin kalau Sanca masih hidup? Saya dengar dulu dia sempat sakit selama beberapa bulan. Tapi Saya tidak tahu bagaimana kabar pastinya setelah itu." Ucap Panji kepada Sutono.

Saat itu mereka bertiga sudah berada di dalam mobil, dan akan segera pergi ke tempat tinggal Sanca. Tapi Panji ragu, kalau Sanca masih hidup. Karena kabarnya, Sanca sempat terkena sakit parah selama beberapa bulan. Sayangnya, Panji tidak mengetahui lagi bagaimana kabarnya.

"Masih hidup ataupun tidak, itu tidaklah penting. Yang penting kita semua sudah berusaha sebaik mungkin yang kita bisa. Kalau Sanca sudah mati, ya mau bagaimana lagi? Tidak ada yang bisa kita lakukan. Kalau dia masih hidup, dalam keadaan apapun, Sanca pasti mau ikut dengan kita." Jawab Sutono.

"Iya Pak."

Mereka mencoba mengingat kembali setiap detail peristiwa yang terjadi di Desa Janggala Sukma. Masa-masa menyakitkan itu sempat membuat jiwa mereka terguncang. Faktanya, semua kejadian yang ada di Desa Janggala Sukma ternyata disebabkan oleh pimpinan mereka yang rakus dan serakah. Pimpinan mereka dulu bekerja sama dengan para keluarga mafia, untuk menggusur Desa Janggala Sukma. Namun penduduk Desa Janggala Sukma melakukan perlawanan. Dan hal tidak diketahui oleh Sutono serta anak buahnya adalah, pimpinan mereka ternyata menyewa kelompok lain untuk membersihkan orang-orang yang membangkang. Sehingga mengakibatkan banyak korban berjatuhan.

Tapi, Sutono dan anak buahnya juga terkena imbasnya. Karena sebagian besar penduduk Desa Janggala Sukma yang masih hidup, mereka kemudian menganut sebuah ajaran sesat, untuk bisa mendapatkan kekuatan, agar mereka bisa kembali melakukan perlawanan kepada orang-orang yang ingin menggusur tanah mereka. Dan saat ini, kelompok khusus yang konon katanya dipimpin oleh Mbah Brengkut, adalah orang-orang yang dulu tersakiti. Masalahnya, Mbah Brengkut menggunakan kekuatan yang diberikan oleh Dyah Tunggal Marani untuk menindas orang-orang yang ada di sana. Padahal, Dyah Tunggal Marani tidak pernah mengajarkan ajaran sesat dalam bentuk apapun. Tapi Mbah Brengkut-lah yang membuat ilmu putih yang ia pelajari berubah menjadi ilmu hitam yang menyesatkan.

Bahkan, Mbah Brengkut yang awalnya juga melakukan perlawanan, justru berubah membela para keluarga mafia tanah, demi mendapatkan harta dan kekayaan. Tak hanya itu saja, Mbah Brengkut juga merubah sejarah sebenarnya yang terjadi di Desa Janggala Sukma. Dia membunuh semua orang yang mengetahui secara aslinya, demi kepentingan pribadinya. Termasuk Sutono dan semua anak buahnya yang masih hidup. Karena pimpinan Sutono di kesatuan tidak mau rahasia mereka tersebar ke masyarakat luas. Dari sanalah Pena Kota dibentuk oleh Dyah Tunggal Marani, setelah Pak Bandri mendapatkan kepercayaan dari pimpinannya untuk memegang perusahaan tersebut.

Episodes
1 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 1
2 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 2
3 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 3
4 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 4
5 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 5
6 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 6
7 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 7
8 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 8
9 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 9
10 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 10
11 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 11
12 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 12
13 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 13
14 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 14
15 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 15
16 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 16
17 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 17
18 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 18
19 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 19
20 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 20
21 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 21
22 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 22
23 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 23
24 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 24
25 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 25
26 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 26
27 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 27
28 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 28
29 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 29
30 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 30
31 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 31
32 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 32
33 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 33
34 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 34
35 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 35
36 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 36
37 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 37
38 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 38
39 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 39
40 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 40
41 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 41
42 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 42
43 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 43
44 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 44
45 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 45
46 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 46
47 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 47
48 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 48
49 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 49
50 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 50
51 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 51
52 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 52
53 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 53
54 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 54
55 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 55
56 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 56
57 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 57
58 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 58
59 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 59
60 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 60
61 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 61
62 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 62
63 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 63
64 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 64
65 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 65
66 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 66
67 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 67
68 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 68
69 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 69
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 1
2
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 2
3
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 3
4
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 4
5
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 5
6
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 6
7
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 7
8
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 8
9
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 9
10
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 10
11
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 11
12
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 12
13
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 13
14
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 14
15
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 15
16
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 16
17
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 17
18
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 18
19
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 19
20
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 20
21
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 21
22
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 22
23
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 23
24
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 24
25
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 25
26
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 26
27
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 27
28
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 28
29
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 29
30
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 30
31
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 31
32
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 32
33
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 33
34
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 34
35
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 35
36
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 36
37
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 37
38
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 38
39
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 39
40
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 40
41
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 41
42
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 42
43
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 43
44
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 44
45
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 45
46
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 46
47
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 47
48
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 48
49
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 49
50
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 50
51
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 51
52
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 52
53
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 53
54
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 54
55
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 55
56
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 56
57
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 57
58
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 58
59
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 59
60
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 60
61
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 61
62
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 62
63
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 63
64
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 64
65
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 65
66
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 66
67
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 67
68
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 68
69
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 69

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!