Selesai menyantap makanan, mereka berdua pun keluar dari rumah Mbah Brengkut. Mereka ingin mengetahui apa saja yang ada di Desa Janggala Sukma ini. Meskipun Mbah Brengkut nampak tidak suka dengan mereka yang keluar tanpa izin darinya, Yati dan Iwan tetap tidak peduli. Mereka ingin semuanya segera selesai. Mereka tidak mau terus-menerus berada di desa aneh ini. Semua yang ada di desa ini sebenarnya tampak normal. Namun setelah mereka berdua melihat adanya sekelompok orang yang berpakaian serba hitam, mereka mulai kembali mempercayai apa yang dikatakan oleh Hermanto dan Pak Bandri sebelum mereka berangkat ke tempat ini.
"Sekarang aku sudah mengerti apa yang dimaksud oleh Pak Bandri dan Hermanto. Inilah yang sebenarnya terjadi di desa ini. Pasti ada rahasia yang disembunyikan oleh Mbah Brengkut dari kita berdua. Cepat atau lambat, Mbah Brengkut pasti akan mengetahui semua rencana kita. Dan pada saat itu terjadi, aku harap semuanya sudah selesai." Ucap Yati kepada Iwan.
"Ya. Aku juga berharap begitu Yati. Keraguan yang ada di dalam diriku, seketika menghilang begitu saja, setelah aku melihat orang-orang berpakaian serba hitam itu. Dari percakapan Mbah Brengkut dengan mereka, aku yakin Desa Janggala Sukma sebenarnya sedang dilanda masalah yang besar. Tapi, Mbah Brengkut tidak mungkin menceritakannya kepada kita."
"Kamu benar, Iwan. Mbah Brengkut sudah pasti akan menutupinya rapat-rapat. Apalagi kita berdua baru saja tiba di tempat ini. Semalaman ini, aku benar-benar sulit untuk tidur. Walaupun badanku sudah sangat lelah, tapi aku membutuhkan waktu yang lama untuk bisa memejamkan mataku. Apa kamu tidak mengalami hal aneh malam ini?" Tanya Yati.
Awalnya Iwan sama sekali tidak mau menceritakan apa yang ia alami semalam. Namun karena Yati bertanya terlebih dahulu, mau tidak mau dia harus menceritakannya. Iwan mengatakan, kalau semalam lihat sosok hantu yang sangat menyeramkan, sampai dia tidak mampu menahan dirinya, dan akhirnya dia jatuh pingsan. Setelah pagi hari tiba, Iwan baru menyadari kalau dia sudah terjatuh dari ranjang. Iwan lalu menceritakan semuanya kepada Mbah Brengkut. Namun Mbah Brengkut hanya tersenyum dan tidak memberikan komentar apapun, tentang apa yang sudah ia alami. Untuk melepaskan penatnya, Iwan memutuskan untuk keluar dari rumah, dan berbincang dengan warga desa.
Beberapa orang warga desa yang berbincang dengannya, mempertanyakan mengapa Iwan mau tinggal di rumah Mbah Brengkut. Karena setahu warga desa, Mbah Brengkut adalah seorang ahli sihir yang sangat jahat. Dia bisa membunuh siapa saja yang berani macam-macam dengan dirinya. Namun cerita tersebut harus berhenti, karena tiba-tiba kepala Desa Janggala Sukma mendatangi mereka. Kepala desa itu bernama Bambang Wibowo. Pak Bambang Wibowo adalah seorang laki-laki berumur 50 tahun, yang sudah berkali-kali menjabat di Desa Janggala Sukma. Meskipun Desa Janggala Sukma adalah sebuah desa yang terpencil, tapi Desa Janggala Sukma tetap memiliki kepala desa.
Bambang Wibowo adalah orang yang sangat dihormati di Desa Janggala Sukma. Dan entah karena alasan apa, Bambang Wibowo juga heran dengan keberadaan Yati dan Iwan di rumah Mbah Brengkut. Padahal tidak ada satupun orang yang berani datang ke rumah Mbah Brengkut. Meskipun Mbah Brengkut adalah seorang ketua adat, tapi dia menjadi orang paling dihindari di desa ini. Orang-orang mau menerima kehadirannya, ketika ada kepentingannya saja. Namun Bambang Wibowo tidak menceritakan secara detail, apa yang sebenarnya terjadi kepada Mbah Brengkut. Sampai di harus dibenci oleh seluruh warga Desa Janggala Sukma. Dan saat Yati memanggil Iwan, cerita tentang kehidupan Mbah Brengkut pun harus selesai.
"Jadi? Sebenarnya Mbah Brengkut adalah orang paling dibenci di desa ini? Kamu yakin kalau para warga desa tidak berbohong?" Tanya Yati.
"Entahlah Yati. Itulah yang harus kita selidiki sekarang. Kita bisa memulai semuanya dari Pak Kepala Desa. Mungkin saja, dari sana kita bisa menemukan sesuatu."
"Jangan dulu Iwan. Kita belum tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Kalau kita ingin mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah, maka kita harus membuat masalah di tempat ini."
"Maksudnya?"
"Kita harus mencari tahu, siapa yang benar? Dan siapa yang salah?"
Iwan masih bingung dengan apa yang diucapkan oleh Yati kepadanya.
"Lalu?"
"Orang yang baik pasti bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sedangkan orang yang jahat, dia akan langsung mengambil kesimpulan, tanpa mempertanyakan masalahnya terlebih dahulu." Jawab Yati.
Iwan lalu mengerti apa yang dikatakan oleh Yati. Mbah Brengkut adalah orang yang bermasalah, karena sekalipun dia orang yang baik, amarahnya mudah terpancing. Jadi, Yati akan menggunakan Mbah Brengkut sebagai umpan, untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Mereka berdua akhirnya sepakat untuk melakukan hal-hal yang sekiranya membuat Mbah Brengkut marah. Mereka pun kembali masuk ke dalam rumah Mbah Brengkut, dan berpura-pura mengacuhkannya. Mbah Brengkut seperti tidak dianggap keberadaannya oleh Yati dan Iwan. Padahal, rumah itu adalah rumah Mbah Brengkut.
Sebenarnya, pada saat ini Mbah Brengkut sudah mencoba untuk kembali bersikap baik kepada Yati dan Iwan. Tetapi Yati dan Iwan yang sudah terlanjur kesal, terpaksa menggunakan Mbah Brengkut sebagai umpan, untuk membuat masalah di desa ini.
"Ono opo si Ngger?! Heh?! Takoni wong tuo kok koyo wedus!" Ucap Mbah Brengkut yang kesal melihat tingkah Yati dan Iwan, yang menurutnya tidak sopan.
Di depan Mbah Brengkut, Yati dan Iwan pura-pura bermesraan. Mereka berpelukan. Bahkan, Iwan dengan beraninya memangku Yati. Padahal, hal itu tidak pernah sekalipun mereka lakukan sebelumnya. Mbah Brengkut yang sudah naik pitam, pun mengambil sebuah kayu bakar, dan berusaha memukul mereka berdua. Dari sinilah keributan di rumah itu mulai terjadi. Mereka berdua akhirnya lari sekencang mungkin dari rumah Mbah Brengkut. Tanpa rasa bersalah sedikitpun, mereka berteriak meminta tolong kepada para warga desa. Mereka bahkan menuduh Mbah Brengkut, kalau Mbah Brengkut ingin membunuh mereka berdua.
Reaksi para warga desa benar-benar di luar dugaan. Awalnya Yati dan Iwan berharap kalau mereka akan mendapatkan pertolongan dari warga desa. Tetapi, para warga desa justru hanya menonton mereka saja, tanpa melakukan apapun.
"Jangan mencari masalah di desa ini. Atau kalian tidak akan pernah bisa pulang." Ucap Mbah Brengkut kepada mereka berdua.
Melihat kalau suasana sudah semakin aneh, Yati dan Iwan pun berusaha lari dari kerumunan tersebut. Tiba-tiba, Mbah Brengkut memerintahkan kepada seluruh warga desa untuk menangkap Yati dan Iwan.
"Tangkap mereka berdua! Dan serahkan kepada Den Mas Bagas!" Perintah Mbah Brengkut kepada para warga desa.
Dari sini, sudah bisa diketahui, kalau Bagas Mantari sama sekali belum mati. Dan dia adalah orang penting di Desa Janggala Sukma. Iwan sempat mendengar apa yang diucapkan oleh Mbah Brengkut. Namun karena Yati terus menariknya untuk pergi dari sana, Iwan tidak tahu lagi apa yang dilakukan oleh para warga desa dan juga Mbah Brengkut setelah mereka berdua menjauh dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments