Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 8

Belum satu hari berada di Desa Janggala Sukma, Mbah Brengkut sudah mengenalkan banyak hal kepada Yati dan Iwan. Mereka berdua sama sekali tidak menemukan hal aneh di desa tersebut. Perilaku Mbah Brengkut yang dikenal sebagai ketua adat, juga masih terbilang normal dan tidak aneh. Bahkan Mbah Brengkut bersikap sangat baik kepada mereka berdua. Iwan dan Yati sekarang berbalik mencurigai Pak Bandri dan Hermanto. Karena semua yang mereka katakan sama sekali tidak pas dengan apa yang terjadi di tempat ini. Penduduk juga melakukan kegiatan yang tampak biasa saja.

Sore harinya, para penduduk sudah pulang dari kebun. Beberapa yang memiliki sawah, juga pulang dari sawah mereka. Sama sekali tidak ada hal yang aneh, selain adat istiadat yang ada di tempat itu. Bagi Iwan dan Yati, hal itu masih bisa dibilang normal dan tidak berlebihan. Saat sedang mengobrol dengan Mbah Brengkut, Yati memberanikan dirinya untuk bertanya tentang bagaimana sebenarnya penduduk yang ada di desa ini.

"Maaf Mbah. Bukannya saya bermaksud lancang. Saya mau bertanya tentang sesuatu." Ucap Yati kepada Mbah Brengkut.

"Silahkan Ngger."

"Apa benar di desa ini ada kelompok adat? Jujur saja, saya masih meragukan apa yang dikatakan oleh Hermanto kepada kami berdua."

Ucapan Yati membuat Iwan terkejut, karena itu adalah hal sensitif untuk ditanyakan. Seharusnya, Yati dan Iwan tidak perlu menanyakan apapun, sesuai dengan apa yang diperintahkan Pak Bandri kepada mereka. Namun, Mbah Brengkut menanggapi pertanyaan Yati dengan sangat bijak. Bahkan Mbah Brengkut menjawabnya dengan sangat sopan.

"Begini Ngger. Di desa ini, semua orang masih memegang teguh adat istiadat leluhur. Kami ini orang Kejawen. Jadi jangan heran kalau kami melakukan sesuatu yang mungkin membuat kalian tidak nyaman. Kalau soal kelompok adat yang disebutkan oleh Mas Manto, itu memang benar adanya. Kami membuat sebuah perkumpulan, agar kami tidak mudah terpecah belah." Jawab Mbah Brengkut.

"Iya Mbah. Saya paham. Tapi, apa saya benar-benar diperbolehkan untuk ikut dengan Mbah Brengkut? Saya dan Iwan ini kan orang dari kota. Pasti, banyak warga desa yang tidak suka kepada kami. Karena kami berdua adalah orang asing di tempat ini."

"Laahh... Ya jangan begitu Ngger. Kami semua akan menyambut baik siapa saja yang masuk ke desa ini. Asal, orang itu juga berniat baik. Lagipula, kita semua ini kan pada dasarnya sama saja. Sama-sama manusia biasa. Jangan hanya karena sebuah perbedaan, lantas kita merasa seperti diasingkan. Anggaplah Desa Janggala Sukma ini seperti tempat kelahiran kalian sendiri. Yang harus kalian rawat dengan baik."

"Nggih Mbah." Jawab Yati dan Iwan.

Mereka berdua menjadi semakin ragu kepada Pak Bandri dan Hermanto. Benar-benar tidak ada satupun hal yang aneh di tempat ini. Apa yang mereka katakan sama sekali tidak benar. Apalagi kalau dihubungkan dengan kasus pembunuhan yang terjadi kepada Bagas Mantari. Hal itu terdengar aneh bagi mereka untuk saat ini. Lebih aneh daripada adat istiadat yang ada di tempat ini. Namun, Pak Bandri juga tidak pernah salah dalam memberikan pendapatnya. Iwan dan Yati sudah pernah menghadapi orang-orang yang berpura-pura baik di depan, tapi sangat jahat di belakang. Dan mereka bisa selamat karena mengikuti nasehat dari Pak Bandri.

Tetapi entah mengapa, keraguan mereka kepada Pak Bandri menjadi semakin besar. Mereka sulit untuk kembali mempercayai apa yang dikatakan oleh Pak Bandri. Ditambah lagi dengan Pak Bandri yang memiliki para petinggi dari kaum-kaum elit, yang tidak dikenal oleh Iwan dan Yati. Dalam kebingungan dan kegundahan itu, Mbah Brengkut seperti mengerti apa yang ada di dalam kepala mereka berdua. Mbah Brengkut mengatakan, siapa saja boleh mempercayai, dan tidak masalah jika tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Mbah Brengkut. Mbah Brengkut tidak memaksa siapapun untuk percaya kepada dirinya. Mbah Brengkut juga berpesan kepada mereka berdua,

"Terkadang, apa yang menurut kita nyata, tidaklah semuanya nyata Ngger. Ada banyak hal yang tidak bisa kita jelaskan di dunia ini. Banyak orang yang menganggap kami ini adalah orang-orang aneh, orang-orang primitif, orang-orang terbelakang, dan orang-orang yang diasingkan. Tapi, kami tidak pernah membalas perkataan mereka. Kami hanya ingin melestarikan adat istiadat yang telah dibangun oleh nenek moyang kami." Ucap Mbah Brengkut.

Yati dan Iwan menjadi tidak enak hati kepada Mbah Brengkut, karena Yati sudah memberikan pertanyaan sensitif seperti itu.

"Maafkan saya ya Mbah. Saya sudah lancang memberikan pertanyaan seperti itu kepada Mbah Brengkut. Tapi, saya tidak ada maksud untuk menghina kepercayaan yang telah dianut oleh Mbah Brengkut."

"Mboten nopo Ngger. Itu sudah biasa. Sama dengan Mas Manto, dulu dia juga tidak percaya dengan apa yang Mbah katakan. Tapi, sekarang dia sudah menjadi murid kesayangan Mbah." Jawab Mbah Brengkut.

Barulah di sini Yati dan Iwan mulai mencurigai sesuatu. Hermanto bilang, kalau dia hanyalah anggota kultus biasa. Namun, Mbah Brengkut mengatakan kalau Hermanto adalah murid kesayangannya. Entah siapa yang harus mereka berdua percaya. Tetapi, apapun yang akan terjadi di tempat ini, mereka berdua harus siap untuk menghadapinya. Yang tadinya mereka hanya mencurigai Hermanto dan Pak Bandri, sekarang mereka juga mencurigai Mbah Brengkut. Perasaan mereka benar-benar sudah campur aduk. Mereka tidak bisa berkonsentrasi seperti biasanya. Pikiran mereka seakan sudah terpecah, dan sangat sulit untuk mempercayai orang-orang yang sebelumnya mereka percaya. Bahkan Pak Bandri yang telah merawat mereka pun sudah mereka curigai, dan sudah mereka ragukan.

"Ya wis. Mbah mau istirahat dulu. Ini sudah malam. Kalian juga istirahat di kamar kalian masing-masing ya Ngger." Ucap Mbah Brengkut yang kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Tak terasa, obrolan Mereka ternyata berlangsung sampai malam hari. Bahkan, Yati dan Iwan sampai lupa, kalau mereka sama sekali belum memakan apapun di tempat ini. Di sinilah hal aneh mulai mereka rasakan.

"Kamu haus?" Tanya Iwan kepada Yati.

"Tidak. Aku hanya minum satu gelas saja. Tapi sampai sekarang tidak lagi merasakan haus."

"Kamu tahu? Aku bahkan belum mencicipi air ini setetes pun." Kata Iwan dengan memegang teko yang ada di depannya. Dan barulah Iwan minum di tempat ini, setelah seharian penuh ia tidak meminum setetes air pun.

"Ya sudahlah. Aku mau masuk ke kamar. Aku mau istirahat. Aku lelah." Ucap Yati yang kemudian berlalu ke kamar yang telah disediakan untuknya.

Iwan masih belum bisa memberikan pendapat apapun tentang tempat ini. Dia benar-benar bingung, dan tidak tahu harus melakukan apa. Tidak ada barang-barangnya yang ia bawa ke tempat ini, selain pakaiannya saja, yang belum ia keluarkan dari dalam tas. Iwan bahkan tidak memiliki alat tulis, karena hal itu memang dilarang di Desa Janggala Sukma. Tidak tahu apa yang akan ia lakukan, Iwan akhirnya keluar dari rumah itu, setelah dia ingat, kalau dia menyimpan satu bungkus rokok dan juga sebuah korek di dalam sakunya. Iwan menghisap rokoknya perlahan-lahan, sembari menikmati suasana malam di desa tersebut. Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Sampai dia merasa berat di bagian punggungnya. Seperti ada sesuatu yang hinggap di atas tubuhnya.

Cepat-cepat ia masuk kembali ke dalam rumah Mbah Brengkut. Tidak lupa Iwan juga menutup pintu rumah sederhana itu. Kemudian dia langsung masuk ke kamar yang sudah disediakan untuknya oleh Mbah Brengkut. Saking takutnya, Iwan sampai lupa, kalau tasnya masih ada di ruang tamu. Hal aneh lainnya mulai muncul. Ranjang kayu yang ia gunakan untuk merebahkan dirinya, tiba-tiba saja berderit. Padahal Iwan sama sekali tidak bergerak. Karena penasaran, Iwan memberanikan dirinya untuk melihat apa yang ada di bawah ranjang tersebut. Perlahan, Iwan mulai memperhatikan apa yang ada di bawah ranjang, yang membuat ranjang itu bergoyang.

Tapi setelah melihat ke kolong ranjang, Iwan sama sekali tidak melihat apa-apa. Namun tiba-tiba, setelah dia kembali berbaring, Iwan melihat sesosok hitam legam berada tepat di atas wajahnya, dengan mulutnya yang menganga. Iwan tidak tahu pasti itu sosok apa. Iwan hanya bisa berdiam diri, tanpa bisa melakukan apapun. Bahkan mulutnya terasa terkunci, sehingga dia tidak bisa berteriak untuk meminta tolong kepada Yati ataupun Mbah Brengkut. Karena sudah terlewat takut, Iwan pun akhirnya pingsan. Dia benar-benar ketakutan melihat sosok hitam yang berada tepat di atas tubuhnya, yang seperti bergelantungan di atap rumah itu.

Terpopuler

Comments

ayularasati91

ayularasati91

mulai seru cerita nya😍 lanjut baca marathon lagi 💃 semangat berkarya thor

2023-11-10

1

lihat semua
Episodes
1 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 1
2 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 2
3 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 3
4 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 4
5 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 5
6 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 6
7 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 7
8 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 8
9 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 9
10 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 10
11 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 11
12 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 12
13 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 13
14 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 14
15 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 15
16 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 16
17 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 17
18 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 18
19 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 19
20 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 20
21 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 21
22 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 22
23 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 23
24 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 24
25 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 25
26 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 26
27 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 27
28 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 28
29 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 29
30 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 30
31 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 31
32 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 32
33 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 33
34 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 34
35 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 35
36 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 36
37 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 37
38 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 38
39 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 39
40 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 40
41 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 41
42 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 42
43 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 43
44 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 44
45 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 45
46 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 46
47 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 47
48 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 48
49 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 49
50 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 50
51 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 51
52 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 52
53 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 53
54 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 54
55 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 55
56 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 56
57 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 57
58 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 58
59 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 59
60 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 60
61 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 61
62 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 62
63 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 63
64 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 64
65 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 65
66 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 66
67 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 67
68 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 68
69 Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 69
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 1
2
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 2
3
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 3
4
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 4
5
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 5
6
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 6
7
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 7
8
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 8
9
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 9
10
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 10
11
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 11
12
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 12
13
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 13
14
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 14
15
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 15
16
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 16
17
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 17
18
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 18
19
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 19
20
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 20
21
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 21
22
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 22
23
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 23
24
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 24
25
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 25
26
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 26
27
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 27
28
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 28
29
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 29
30
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 30
31
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 31
32
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 32
33
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 33
34
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 34
35
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 35
36
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 36
37
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 37
38
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 38
39
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 39
40
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 40
41
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 41
42
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 42
43
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 43
44
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 44
45
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 45
46
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 46
47
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 47
48
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 48
49
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 49
50
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 50
51
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 51
52
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 52
53
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 53
54
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 54
55
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 55
56
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 56
57
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 57
58
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 58
59
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 59
60
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 60
61
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 61
62
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 62
63
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 63
64
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 64
65
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 65
66
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 66
67
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 67
68
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 68
69
Kutukan Desa Janggala Sukma : Bab 69

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!