Di kantornya, Pak Bandri sangat mengkhawatirkan keadaan Yati dan Iwan. Hermanto juga tidak memberikan kabar apapun tentang mereka berdua, kepada dirinya. Pak Bandri lalu menelepon seseorang, dengan sebuah telepon yang ada di meja kerjanya.
"Hallo! Mereka berdua masih belum ada kabar sampai sekarang. Hermanto juga tidak memberikan informasi apapun. Saya harap, sesuatu yang buruk tidak menimpa mereka berdua." Ucap Pak Bandri di sambungan telepon itu.
Lalu Pak Bandri menutup sambungan telepon tersebut setelah beberapa saat. Entah jawaban seperti apa yang membuatnya sampai menangis. Namun, Pak Bandri langsung menghubungi orang lain, yang mungkin saja anak buahnya.
"Cari informasi tentang mereka berdua. Aku tidak mau kalau sampai mereka kenapa-napa. Jangan pulang sebelum kalian mendapatkan informasi yang pasti." Perintah Pak Bandri kepada seseorang yang ada di sambungan telepon itu.
Pak Bandri duduk terdiam di meja kerjanya. Sesaat, Pak Bandri kembali mengingat masa-masa saat ia masih muda dulu. Dulu, Pak Bandri hanya seorang pegawai biasa. Bahkan, banyak orang yang merendahkannya di Pena Kota, karena posisinya tidak pernah berubah. Dia tidak pernah merasakan nikmatnya kenaikan gaji, seperti karyawan Pena Kota yang lain. Sejak saat itu, Pak Bandri memutuskan untuk pergi dari Pena Kota. Hal itu terjadi beberapa puluh tahun yang lalu, sebelum dia berkeluarga, dan sebelum dia bertemu dengan Yati serta Iwan. Ternyata, Pak Bandri dulu juga bagian dari kultus sesat yang ada di Desa Janggala Sukma. Dalam kultus tersebut, Pak Bandri mempelajari banyak hal. Salah satunya adalah, cara menjadi kaya dengan cepat.
Masa-masa itu adalah masa yang sangat menyakitkan dalam hidupnya. Pak Bandri sampai harus banting tulang kesana kemari, untuk membiayai hidupnya sendiri, yang sedang dalam keadaan susah payah. Karena setelah memutuskan untuk keluar dari Pena Kota, Pak Bandri tidak memiliki profesi apapun. Sehari-hari ia habiskan hanya untuk meratapi nasibnya yang semakin hari semakin pelik. Sampai pada akhirnya, salah seorang temannya mengajaknya untuk bergabung dengan sebuah kultus. Kata teman Pak Bandri, kultus itu adalah kultus suci. Dan tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam kultus tersebut. Namun setelah masuk, Pak Bandri dihadapkan dengan berbagai macam kesesatan.
Sejak saat itu, Pak Bandri memutuskan untuk meninggalkan Desa Janggala Sukma. Dalam pelariannya dari kejaran orang-orang yang ada di Desa Janggala Sukma, Pak Bandri ditolong oleh seorang perempuan. Dan perempuan itu adalah perempuan yang sebelumnya duduk bersama dengan Yati dan Iwan, saat mereka akan pergi ke Desa Janggala Sukma. Nama perempuan itu adalah, Sakara. Sakara adalah bagian dari sebuah perkumpulan, yang menentang keras apa yang terjadi di Desa Janggala Sukma. Nama perkumpulan itu adalah, Persaudaraan Ksatria Tunggal. Persaudaraan Ksatria Tunggal inilah yang kemudian membuat hidup Pak Bandri berubah seketika, karena yang dia pelajari di sana adalah hal-hal yang baik. Dan tidak bertentangan dengan apa yang ia yakini.
Sejak saat itu, orang-orang dari Desa Janggala Sukma tidak pernah mengejarnya lagi. Hingga Pak Bandri memutuskan untuk kembali ke Pena Kota. Dan sesuatu yang luar biasa pun terjadi kepada dirinya. Yang dimana, Pak Bandri menjadi orang kepercayaan dari pemilik perusahaan tersebut. Setelah pemilik perusahaan Pena Kota mengetahui kebusukannya dilakukan oleh pimpinan perusahaan Pena Kota kepada para karyawannya. Termasuk kepada Pak Bandri. Sehingga pemilik perusahaan memecat semua karyawan yang berhubungan dengan si pimpinan tersebut. Bahkan, pemilik perusahaan Pena Kota menyerahkan semua tanggung jawabnya kepada Pak Bandri, sepenuhnya. Yang kemudian, perusahaan media cetak Pena Kota, akhirnya dibeli atas nama Pak Bandri.
Tentu saja, hal itu adalah perintah dari pimpinan Persaudaraan Ksatria Tunggal. Sang pemimpin Persaudaraan Ksatria Tunggal ingin menggunakan Pena Kota sebagai salah satu asetnya, agar dia bisa dengan mudah menyebarkan informasi kepada seluruh masyarakat. Pada masa itu, kasus kejahatan sebenarnya sudah sangat besar. Sama dengan apa yang terjadi sekarang ini. Sayangnya, banyak sekali orang yang kesulitan mendapatkan keadilan. Terutama dengan orang-orang yang berada di ekonomi menengah ke bawah. Mereka seakan dipersulit, setiap kali mereka ingin mendapatkan perlindungan secara hukum. Dan Pena Kota-lah yang selama ini menyebarkan berbagai macam kecurangan, yang dilakukan oleh orang-orang kaya, yang seringkali serakah dengan kekayaannya.
Sampai saat ini, Pena Kota masih bertahan dan berdiri kokoh. Meskipun banyak halangan dan rintangan yang menghadang Pena Kota. Pak Bandri sudah terbiasa mendapatkan ancaman pembunuhan. Bahkan, Pak Bandri pernah mendapatkan penyerangan di rumahnya sendiri, oleh sekelompok orang tidak dikenal. Lalu, alasan mengapa Pak Bandri ingin mengetahui tentang Desa Janggala Sukma adalah, karena banyak sekali kasus kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang dari Desa Janggala Sukma. Tapi, Pak Bandri tidak pernah mendapatkan bukti tentang kejahatan yang mereka lakukan. Dari informasi yang telah Pak Bandri kumpulkan selama ini, banyak pejabat korup yang juga meminta bantuan kepada penduduk Desa Janggala Sukma, untuk melindunginya. Sehingga tidak ada pihak kepolisian yang berani ikut campur, karena orang-orang Desa Janggala Sukma sangatlah berbahaya.
Baru sekarang Pak Bandri merasa sangat menyesal karena telah mengirim Iwan dan Yati ke Desa Janggala Sukma. Padahal, Desa Janggala Sukma adalah tempat yang sangat-sangat berbahaya. Lebih berbahaya dari sebuah medan peperangan. Namun semuanya sudah terjadi. Penyesalan tidak akan merubah apapun. Iwan dan Yati sekarang sudah terjebak di Desa Janggala Sukma. Kemungkinan mereka berdua untuk keluar dari sana sangatlah kecil. Pak Bandri juga tidak ingat betul bagaimana Sakara membawanya keluar dari sana. Karena hal itu sudah terjadi berbulu-puluh tahun yang lalu. Yang tentunya keadaan di Desa Janggala Sukma sekarang sudah sangat berbeda. Saat dulu Hermanto pergi ke sana bersama anggotanya, Hermanto berusaha mencocokkan informasi yang diberikan oleh Pak Bandri. Hasilnya, semuanya berbeda.
Bahkan, Hermanto juga tidak menemukan bukti-bukti yang jelas soal jejak yang ditinggalkan oleh Pak Bandri di desa tersebut. Mulai dari jalan, rumah warga, semuanya sudah berubah total. Hermanto memang sangat ahli dalam penyamaran. Hermanto bisa masuk ke dalam kultus sesat tersebut, tanpa mendapatkan masalah sedikitpun. Tidak ada satupun orang di Desa Janggala Sukma yang tahu, kalau Hermanto adalah teman dekat Pak Bandri. Hal itu membuatnya bisa keluar masuk dengan bebas di Desa Janggala Sukma. Namun setelah lama keluar dari Desa Janggala Sukma, Hermanto tidak pernah kembali ke desa tersebut. Karena dia khawatir kalau penyewaannya akan diketahui oleh para penduduk Desa Janggala Sukma.
Bisa dikatakan, tugas yang diberikan oleh Pak Bandri kepada Yati dan Iwan adalah sebuah tugas yang berhubungan dengan masa lalu Pak Bandri itu sendiri. Pak Bandri sudah bertahun-tahun lamanya, mencoba untuk mengetahui rahasia terdalam yang ada di Desa Janggala Sukma, tetapi dia tidak pernah berhasil. Sebelum Yati dan Iwan, Pak Bandri juga telah mengirimkan orang-orang kepercayaannya. Dan tidak ada satupun kabar dari mereka sampai sekarang ini. Entah apa yang terjadi kepada mereka, Pak Bandri sendiri pun tidak pernah tahu. Padahal Pak Bandri sudah berusaha dengan sangat keras. Namun semakin dia berusaha, kesulitan yang dihadapi pun semakin lama semakin besar. Hingga membuatnya hampir saja putus asa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments