Saat ini aku sudah berada di rumah bu Arimbi.
Tadi ketika bertemu di perlintasan trotoar, Beliau memaksaku tinggal di rumahnya untuk sementara waktu. Dan karena mereka terus membujukku, akhirnya aku bersedia ikut dengannya meski dengan hati yang berat.
Ngomong-ngomong soal pak Bima, yang tak lain adalah suaminya bu Arimbi, ternyata beliau orangnya sangat baik. Dia tidak seperti pria yang ku bayangkan.
Ya sebelumnya aku memang berfikir kalau seorang pria paruh baya akan melotot melihat daun muda sepertiku. Tapi tidak dengan pak Bima. Beliau justru menunjukkan sikap seorang ayah padaku. Sosok yang menjaga pandangan, humble juga humoris.
Andai ayahku seperti beliau, hidupku pasti nggak akan lontang-lantung begini.
"Bunda yang benar saja" Itu kata Ryu sembari menggelengkan kepala. "Aku nggak mau nikah sama Naina, bun!" Aku yang tengah mencuri dengar pembicaraan mereka, otomatis langsung terhenyak.
"Nikah?"
Usai sarapan tadi, aku membantu bik Titik mencuci piring lalu setelahnya aku hendak ke kamar tamu yang melewati depan kamar bu Arimbi, namun langkahku mendadak terhenti karena mendengar namaku di sebut.
Dan saat inilah aku berdiri di depan pintu sambil menguping pembicaraan mereka.
"Kenapa nggak mau, nak? Naina gadis yang baik"
"Ya jelas nggak mau lah bun, aku nggak cinta kok, lagi pula dia juga orang baru disini" Tolaknya to the point. "Menikah itu sekali seumur hidup bunda, jadi harus di landasi dengan cinta, harus saling mencintai. Nah ini baru aja kenal, main nikah aja"
"Tapi nggak selamanya pernikahan dengan cinta bisa menjamin rumah tangga berjalan mulus, Ryu. Contohnya ayah. Sebelumnya ayah menikah dengan mamahnya kak Lala, mereka saling mencintai, lalu apa yang terjadi di pernikahan mereka yang di landasi cinta itu? Ada lagi adeknya Sagara, Lita dan Hanum, mereka juga menikah saling mencintai, tapi pada akhirnya berpisah. Rumah tangga itu yang penting saling mengerti satu sama lain, nak"
"Nah itu dia bun, yang saling cinta aja bisa hancur berantakan, apalagi yang sama-sama enggak cinta"
"Tapi bunda sama ayah?" Sahut bu Arimbi. Dan aku malah semakin di buat bingung.
"Ayah sama bunda itu seribu satu lah bun"
"Biasanya insting seorang ibu itu kuat, Ryu. Mereka tahu mana yang baik buat anak-anaknya" Kini suara itu keluar dari mulut pak Bima. "Dari pada kamu nunggu wanita yang nggak jelas kapan mau di ajak nikah, ya mending sama Naina"
"Kok ayah jadi pemaksa juga si?"
"Ya karena ayah yakin pilihan bunda itu tepat. Lagi pula Naina nggak kalah cantik dengan pacarmu itu"
"Ayolah Ryu, dia baik loh, nggak neko-neko, penurut dan penyayang" Ujar bu Arimbi seolah menguatkan instingnya.
"Dari mana bunda tahu kalau dia baik? Bisa jadi dia cuma pura-pura. Covernya aja begitu, sifat aslinya, mana tahu" Sahutnya dengan nada ketus.
"Bunda mohon Ryu, kamu adalah anak laki-laki bunda satu-satunya, kamu yang nantinya tinggal sama bunda di sini dan mengurus kami. Bunda mau menantu yang seperti Naina"
"Tetap nggak mau bun"
"Bunda juga nggak mau punya menantu yang nggak mau di ajak tinggal di sini sama bunda sama ayah" Sambar bu Arimbi kilat.
"Hubungan ini untuk seumur hidup bun, aku nggak mau gegabah"
"Please Ryu, bunda mau menantu yang nggak egois"
"Ya tapi bukan Naina, bunda"
"Bunda tetap mau Naina"
"Bissmillah insya Allah pilihan bunda tepat nak" Sambung pak Bima.
"Ayah" Pria itu sepertinya melemas.
Satu lawan dua, jelas dua yang menang.
Melanjutkan langkah, aku memilih pergi dari depan kamar bu Arimbi. Aku nggak mau menguping lebih lanjut pembicaraan mereka. Selain itu, jantungku juga bertalu-talu hingga kakiku gemetar dan nyaris luruh ke lantai.
Mungkin ini devinisi keluar dari kandang macan, kemudian masuk ke kandang banteng.
Entah apa yang mereka bicarakan lagi selanjutnya, yang jelas aku tak menyangka akan seperti ini. Benar-benar tidak ada dalam khayalanku, apalagi dalam pikiranku.
***
"Naina, bunda mau bicara" Ku hentikan aktivitas mencuci buah begitu mendengar ucapan bu Arimbi.
"Bicara mengenai apa, bu?"
"Biasakan panggil bunda, Naina!" Bukannya menjawab beliau malah menyeruhku memanggilnya bunda. Memang si sudah berulang aku kena tegur soal panggilannya, tapi aku selalu lupa.
"Bicara apa, bun?" Tanyaku penasaran.
"Cuci tanganmu, kita duduk" Wanita itu menunjuk ke kursi makan.
Dalam hati aku bertanya-tanya kira-kira apa yang hendak bu Arimbi bicarakan. Apa tentang pembicaraannya kemarin pagi?
Ah, kenapa jantungku berdebar-debar begini.
Dengan langkah penuh tanya, aku menuju ke meja makan dimana bu Arimbi sudah duduk di salah satu kursi makan.
Beliau menyunggingkan senyum saat aku menarik kursi lalu duduk menghadap ke dirinya.
"Ada apa, bun?"
"Bunda tahu kamu di paksa menikah dengan pria tua" Ujarnya dengan fokus penuh menatapku. "Ryu yang cerita setelah dia mengantarmu pulang waktu itu. Bunda juga yakin kamu pasti kabur dari rumah bibimu karena nggak mau di nikahkan dengannya. Iya kan?"
"I-iya bun" Jawabku dengan terbata.
"Nah, karena bunda pernah janji sama ibumu, jadi biarkan bunda menepati janji itu"
"Janji?" Tanyaku reflek mengernyitkan kening.
Sejujurnya aku merasa terkejut, dan kalau boleh menebak, pasti janji tentang mereka yang ingin menjodohkan anak-anak mereka?
Ah entahlah...
"Dulu kami pernah berjanji kalau kami akan menjodohkan anak kami, dan bunda berharap kamu mau jadi menantu bunda" Bu Arimbi tampak menjeda kalimatnya, namun hanya sejenak. "Mau ya, menikah dengan Ryu!"
Detik itu juga jantungku seakan mau loncat dari tempatnya. Sampai-sampai aku tak bisa mengontrol detakannya.
"Bunda sudah bicara dengan Ryu, dan dia setuju buat menikahimu"
Menelan ludah, pandangnku terus jatuh menembus iris bu Arimbi.
Apa aku tidak salah dengar? Hhh kalau benar, berarti dugaanku sangat tepat.
"Ayahnya Ryu juga sangat setuju kalau kalian menikah"
"Ta-tapi bun_"
"Please Naina! Bunda mohon! susah payah bunda bujuk Ryu sampai akhirnya dia bersedia, jadi tolong kamu juga setuju ya, jangan nolak, okay!"
"Tapi kami nggak saling cinta bun?"
"Kata siapa kalian nggak saling cinta, hanya kamu yang belum mencintai Ryu, lambat laun pasti kamu akan mencintainya sama seperti Ryu yang juga sudah tertarik padamu, dia sangat menyukaimu, Naina"
What?? Pria nakal itu menyukaiku? Jelas-jelas dia ngotot menolak menikahiku dan bilang nggak cinta kok, itu yang ku dengar kemarin. Kenapa tiba-tiba dia menyukaiku?
Mungkinkah bu Arimbi berbohong?
"Naina, Ryu itu pria yang baik. Mau ya" Rayunya.
"Bunda yakin kamu nggak akan butuh waktu lama buat mencintainya, jadi please ya!"
"Tapi apa ini nggak terlalu cepat bun, maksudnya kami belum saling mengenal lebih dalam"
"Halah itu soal gampang. Bukankah pacaran setelah menikah itu lebih indah, lebih nyaman dan pastinya mau melakukan apapun justru mendapatkan pahala. Beda kalau belum sah, mau ini itu, pasti jatuhnya dosa. Iya nggak?"
Untuk ke sekian kalinya aku meneguk salivaku sendiri.
"Bunda beri tahu Naina, dulu waktu bunda nikah sama ayahnya Ryu, beliau sama sekali nggak cinta sama bunda, tapi lama-lama ayahnya Ryu bahkan hampir setiap hari bilang cinta ke bunda, ya kalau istilah jaman sekarang tu, bucin"
Ya ampun wanita ini benar-benar perayu yang handal. Beliau menceritakan masa lalunya untuk merayuku supaya bersedia menikah dengan putranya. Percaya si kalau pak Bima lama-lama cinta, mungkin pak Bima nggak tahan sama rayuannya.
Entah jurus apa juga yang bu Arimbi pakai untuk merayu putranya itu.
"Supaya ibu kamu juga bahagia di sana, Naina" Katanya lagi masih dengan nada membujuk.
"Itu bukan hanya keinginan bunda loh, tapi juga keinginan ibumu. Ya bisa di bilang itu wasiat"
Kalai sudah begini aku harus jawab apa?
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
martina melati
bukan sarang buaya???
2025-02-02
0
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
naina suruh belajar sama bunda nina
2023-12-09
3
Syirfa Ratih
jawab ajja oke google..aq siap nikah sama Ryu...🤣🤣🤣 gumush bgt deh sm Arimbi,dlu perasaan GK ada sifat perayu& pemaksa gitu,gmbaran aq tuh Arimbi kalem& lemah lembut,,tak punya bakat rayu merayu,lah ini🤭 mngkn harus gitu y biar semua keinginannya berjln lancar,,,aahh...jd tak sabar nunggu aksi naina yg bakal berperan menjd 2 karakter berbeda..kira" brp lama Ryu bakalan sadar...??? kak ane..sehat" ya...smga up-nya makin lancar,😘😘
2023-10-12
2