6

Selama dalam perjalanan dari Surabaya ke Banyuwangi, aku dan Ryu tak terlibat pembicaraan apapun.

Aku tahu pria itu sebenarnya masih mengantuk, tapi demi menuruti perintah bundanya, dia rela mengantarku pulang.

Setelah pulang dari rumah sakit tadi pagi, dia hanya beristirahat sebentar, paling cuma tidur tak kurang dari dua jam.

Itu sebabnya dari wajahnya terlihat masih sangat lesu.

Mungkin karena perjalanannya lumayan jauh, jadi dia memilih mengantarku lebih awal karena di malam harinya pria di sampingku ini akan kembali dinas malam.

Dan tak kurang dari tiga puluh menit lagi, kemungkinan aku akan sampai di rumah bibi, itupun kalau nggak macet. Namun tiba-tiba pria yang fokus mengemudi ini mendadak menepikan mobilnya, ia berhenti lantas langsung mendaratkan kedua tangan pada roda kemudi, sedetik kemudian kepalanya merunduk menempelkan kening di lengannya.

Bersamaan dengan kepalaku yang bergerak menoleh ke samping kanan karena keheranan, dia bersuara.

"Istirahat sebentar ya, aku nggak kuat" Katanya membuatku reflek mengerutkan kening.

"Mas ngantuk?"

"Hmm" Sahutnya menyembunyikan wajahnya. "Sepuluh menit doang ya"

Aku diam, tak merespon kalimatnya.

Sebenarnya aku bisa pulang sendiri, toh rumah bibi sudah dekat, tapi apakah sopan jika aku turun dan meninggalkan dia di sini.

Tak ada pilihan lain, akupun terpaksa menunggunya sampai dia bangun.

Menyandarkan punggung pada sandaran jok mobil, aku termangu dengan fikiran melayang pada hutang-hutangku.

Bu Arimbi terlampau baik, sepertinya aku nggak bisa meminta pertolongan padanya. Nanti jatuhnya aku di bilang memanfaatkan keadaan sekaligus kebaikan bu Arimbi. Apalagi anak laki-lakinya ini.

Taringnya pasti langsung keluar jika aku meminjam uang ke bundanya sebesar delapan puluh juta.

Perkenalan kami masih sangat baru, imageku tentu saja akan turun drastis. Tapi bagaimana aku mengulur waktu, sedangkan bibi sudah menekanku hampir setiap detik.

Larut dalam lamunan, tahu-tahu sudah hampir satu jam kami berhenti. Ku tolehkan wajah ke arah pria yang masih tertunduk menyembunyikan wajahnya. Tidurnya terlihat begitu lelap, jelas aku tak berani membangunkannya.

Aku kembali terdiam, menimbang-nimbang haruskah membangunkannya. Tapi tak ada pilihan lain. Akhirnya ku beranikan diri untuk membuatnya membuka mata.

"Mas Ryu!" Panggilku dengan suara pelan. Ada rasa takut yang terselip sebenarnya.

Hening..

Tak ada pergerakan apapun darinya. Aku kembali membangunkannya.

"Mas Ryu" Pria itu bergerak lalu mengangkat kepalanya. Dengan mata agak menyipit pria yang ternyata sangat tampan ini menoleh ke arahku.

"Iya, ada apa?"

Mendengar pertanyaannya reflek aku meneguk ludahku sendiri.

"Sudah satu jam kita berhenti, bukankah mas Ryu harus segera kembali?"

"Satu jam?" Sepasang manik hitamnya melirik jam yang ada di dashboard.

Ku lihat dia menarik napas panjang, lalu mengusap wajah dengan kedua tangannya.

"Sori, aku ketiduran" Pungkasnya sambil menyalakan mesin.

Kamipun melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai di depan rumah bibiku.

"Mas mau mampir dulu?" Tanyaku tanpa melihatnya.

"Tentu saja, aku harus memastikan ke bibimu kalau aku sudah mengantarmu sampai rumah, bukan"

Aku diam tak menjawab.

Sedetik kemudian aku kembali mendengar suaranya.

"Nanti kalau aku nggak mampir dan langsung pulang, nggak menyerahkanmu ke bibikmu, takutnya kamu malah pergi diam-diam, terus bibimu nuntut aku di kiranya aku nggak mengantarmu, siapa yang repot kalau sudah begitu?"

Hhhh...Pemikirannya itu salah besar, bibiku bahkan tak peduli jika aku nggak pulang sekalipun. Kalau saja aku nggak punya tanggungan hutang, mungkin saja dia sudah mengusirku dari rumah.

Seolah tanpa cela, bibik nggak nyadar kalau rumah nenekku sampai di sita bank gara-gara dia ikut bisnis investasi dan kena tipu.

"Kamu nggak mau turun?" Tanya Ryu. Dan aku langsung tersadar dari lamunanku.

"I-iya" Sahutku sambil melepas seatbelt.

Saat kami sudah sampai di depan pintu, mendadak kami kompak menghentikan langkah kami karena mendengar sebuah negoisasi antara bibi dengan seorang pria.

"Asal kamu bisa membujuk Naina supaya mau menikah denganku" Detik itu juga kami pun saling melempar pandangan.

Kemudian kembali mendengar suara yang kali ini keluar dari mulut bibi.

"Baik, nanti akan saya bicarakan dengan Naina, aku akan memaksanya. Tapi janji ya, harus bantu aku membiayai kuliah anakku"

"Tenang saja" jawabnya yang sudah ku pastikan bahwa pria itu adalah pak Hamzah. Pria yang meminjamiku uang dengan menyita sertifikat rumah ini.

Bibik berniat memaksaku menikah dengan pria yang sudah beristri dua?

Tega sekali dia...

****

BERSAMBUNG

Dear Reader yang tercinta ...

Sebelumnya maaf ya, atas cerita sebelum-sebelumnya yang sudah rilis tapi ku hapus dan ada yang belum di lanjutin. (Ikatan Cinta)

Ada beberapa faktor yang membuat saya sempat hiatus. Yang pertama karena komenan di beberapa novel yang benar2 membuat saya minder. maklum saya orangnya cengeng dan gampang nangis, jadi kalau di katain apapun, nyali saya di pastikan langsung terkikis habis. 😁

Yang kedua karena di sibukkan dengan pekerjaan di dunia real, di tambah baru punya baby. Masih belum bisa mengatur waktu.

Yang ketiga mungkin dari pihak intern yang nggak bisa saya sebut.

Tapi insya Allah cerita ini bakal selesai di sini, (Di noveltoon) meski regulasinya yaaaaa begitulah.

Dan tunggu saja bab2 selanjutnya karena alurnya benar-benar beda dari kisahnya Danu-Nina.

Semoga nggak bosen dan bisa ngikutin sampai tamat..

😘😘😘

Regard,

Ane

Terpopuler

Comments

tiara officiall

tiara officiall

suka kok kak ane,yg berkata nyinyir biarin aj,GK usah di gatek.

2025-01-05

0

Ria Umami

Ria Umami

semangat Thor, masih penasaran sama kelanjutan ikatan cinta

2024-06-01

2

mariyatni

mariyatni

baru bisa donlot noveltoon lagi ni kak ane, baca maraton 😁

2024-02-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!