Ribut dengan Mertua dan Suami

"Sarah ,Gilang ayok kemasi barang kalian kita pergi dari sini,bunda udah ga kuat nak setiap hari ayahmu hanya mengajak ribut sepertinya bunda sudah tidak tahan menghadapi sikap ayah kalian"ujarku sambil menyeka air mata.

"Bunda berantem lagi sama ayah,kalo emang bunda ga kuat kita pergi aja dari sini bun, Sarah jg udah ga mau liat ka Gilang di pukulin ayah terus karna melawan perintahnya"ucap nya dengan polos.

"Iya nak,sekarang bantu bunda beres beres barang kalian ya,ga perlu semuanya bawa yg penting saja nanti bunda akan belikan kalo ada yang kurang,sekarang rapihkan saja yg perlu perlu ya nak",pintaku.

"bun..da..kita mau kemana kenapa beresin pakaian aku ,bun"tanya dia setelah terbangun dari tidurnya.

"Kita mau pindah nak ,kamu istirahat aja nanti biar bunda dan adikmu Sarah yg merapihkannya,kondisi kamu masih belum sehat kan,"ujarku.

"Kenapa pindah bun,apa semua gara gara Gilang tadi melawan perintah ayah,kita jadi pindah dari sini",tanyanya .

"Ayahmu sudah kelewatan kita ga bisa terus terusan bertahan dengan sikapnya yang semena mena nak,bunda sudah dapat tempat tinggal sementara buat kita nanti setelah bunda ada uang lebih kita akan beli rumah baru yg hanya untuk kita saja,"ucapku .

"Emang bunda punya uang buat beli rumah kan katanya uang bunda sudah habis ,terus kita nanti gimana mau punya rumah,aku aja masih sekolah dan Sarah masih kecil bun,"tanyanya lagi.

"Tenang aja nak,itu biar menjadi urusan bunda yg terpenting kalian ga boleh menderita lagi oleh perlakuan ayah kalian,bunda akan lakukan apapun untuk membahagiakan kalian berdua,"ujarku menjelaskan.

"Iya bun"

"Kamu bisa bangun kan kita jalan pelan pelan ya ,nanti biar bunda sewa ojek dulu kalian tunggu disini sebentar,"perintahku pada keduanya.

 *****

"Mau kemana lagi kamu kerjaan tiap hari hanya keluyuran saja suami tidak diurus,"ucap seseorang yg tak lain ibu mertuaku.

"Oh ibu,tumben ngomong gitu,emang menurut ibu saya masih punya suami?"jawabku ketus sambil membuka pintu.

"Dasar menantu tak tahu diri masih aja kamu sombong ya,!"ucapnya sambil menarik rambutku.

Dan benar saja seketika aku terpelanting ke kursi karna jambakan ibu mertuaku yg sangat keras,sehingga menimbulkan kegaduhan dan mendatangkan suami dan maduku keluar dari persembunyiannya.

"Sakiiit bu lepasin,ibu sudah gila ya beraninya cuma menyiksa orang saja,"ucapku geram.

"Biar tau rasa kamu perempuan sombong,berani sekali kamu melawan saya ,hah"ucapnya membentak.

Aku yang mendengar bentakannya pun tidak merasa takut sedikitpun malah aku semakin berani ingin melawan kekejaman ini,tapi tunggu saja waktunya kalian tidak akan aku ampuni.

"Duuuh,,berisik sekali sih,lho mama kenapa sama tika ma apa yang sudah mama lakuin,"tanya mas fery.

"Ini nih istrimu ga tau diri ditanya kok malah bikin emosi ya sudah mama tarik saja rambutnya biar tau rasa dia,"jawabnya tanpa merasa bersalah.

"Kamu lagi,kamu lagi,ga capek kamu tiap hari bikin rame di rumah ini,dasar kamu memang istri ga tau malu,"cecar mas fery.

"Aku ga tau malu,tadi kamu bilang apa coba lagi,aku ga tau malu apa kamu dan keluargamu yg ga tau malu ditambah dengan selingkuhanmu itu,siapa yg sebenarnya tdk tau malu,"suaraku lantang sehingga menjadi tontonan gratis buat para tetangga.

"Mas sudah mas malu ah,"ucap Winda yg saat itu pun tak luput menjadi sorotan para warga.

"Tuh dengerin selingkuhanmu saja masih tau rasa malu masa kamu gak ya walaupun aku tau itu karna dia tidak mau di gosipkan oleh tetangga karna terbukti menjadi pelakor tapi buatku dia masih cukup tau diri,"ujarku mengejeknya.

"Stop apa2 kamu mau bikin aku malu hah,ga usah teriak teriak gitu seperti orang gila saja,"ucap mas fery.

"heh,sudahlah sebaiknya kamu urus saja selingkuhan kamu mas juga ibumu itu biar ga bar bar kayak tadi,"tuturku.

Sembari berlalu pergi ke depan aku memperhatikan beberapa tetangga memperhatikan rumah kami mungkin mereka merasa keberisikan dengan suara ribut ribut tadi wajar saja mereka begitu ingin taunya.

"Tika,mertua kamu kenapa lagi ,kalian ribut lagi ya,"ujar salah satu tetanggaku bu Nila.

"Biasa bu ,mas fery dan ibunya selalu membuatku ga nyaman disana ditambah mereka kerap sekali menyiksa anak anak ku,"ucapku.

"Ooooh jadi benar itu gosipnya tik suamimu itu main tangan sama anak anakmu trus kabar si Winda itu gimana apa masih menumpang dirumahmu,"tanyanya lagi penasaran.

(mengangguk)

"Sabar ya tik ,nanti mereka juga kena karmanya,"ucap bu Nila lagi.

"Ya sudah bu saya mau sewa ojek dulu mau pindah dari sana bu,saya permisi dulu,"ucapku pelan.

"Tunggu tik,kamu mau pergi kemana kan kamu sudah tidak ada orangtua dan bukankah semua hasil kerja kerasmu ada disana juga,"cegat seorang ibu lainnya.

"Iya bu,tapi ga apa apa saya sudah ada rumah tempat peninggalan orangtua saya dulu hanya memang agak sedikit jauh dari sini untuk sementara saya akan menempati rumah itu saja,"tuturku pada semuanya.

"Ya sudah gimana baiknya kamu saja,kita ga bisa bantu apa apa cuma memang anak anak kamu semua mau pergi dari sana tik,"tanya bu Nila.

"Ya jelas mau dong bu daripada mereka tersiksa disana punya bapak kok kejamnya kayak bapak tiri,"celoteh ibu Dewi yang terkenal suka bergosip dengan para tetangga.

"sst ga boleh gitu bu Dewi ,kasian mba tika dia nanti tambah sedih,"ujar bu Nila mencoba mencairkan suasana.

"Ya sudah bu ibu maaf saya sedang buru buru nanti kita sambung lagi obrolannya kapan waktu,"ucapku sambil berlalu.

Sayup sayup aku masih mendengar ibu ibu tadi berbicara tentang diriku,biarlah saat ini aku ga mau ambil pusing itu memang sudah menjadi resiko bertetangga,saat ini yg terpenting adalah membawa anak anak aku pergi dari sana jauh dari rumah yg seperti neraka buat ku.

"Kasihan ya tika ,sudah kerja capek capek uangnya dipakai suami dan mertuanya saja bahkan anak anaknya pun di telantarkan oleh bapaknya sendiri,malang betul nasibnya sekarang pun dia harus pergi dari rumah itu karna tidak tahan dengan perlakuan suami dan mertuanya ditambah suaminya tega menghianati dia saat dia tidak ada disini ya ibu ibu,"ucap bu Dewi memulai bergosip dan yg lain pun ikut membenarkan apa yg dikatakan bu Dewi memang semuanya benar walaupun ada sedikit bumbu bumbu untuk menambah gosip agar terdengar lebih panas.

"Udah dong bu ibu kasihan kan masa orang lagi kesusahan kita malah asik gosipin sih mending kita pulang masak makan malam untuk keluarga kita masing masing daripada ngumpul disini ga baik lho ,"ujar bu Nila sambil membubarkan kerumunan ibu ibu yg sedang asik mengobrol.

*******

Terpopuler

Comments

Tjitjik Juni Supriyati

Tjitjik Juni Supriyati

ya betul tik, mending anak2mu km bawa kerumahmu sendiri.untung masih ada rmh warisan ortu.

2024-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kepulangan Atika
2 Keributan
3 Bertemu winda
4 Kedok terbuka
5 Kejadian aneh
6 Perangkap
7 Terbukti
8 Titik terang
9 Menyusun rencana
10 Menyusun Rencana #2
11 Suasana pagi
12 Keributan
13 Ber pas pasan
14 Sore yang tegang
15 Kesepakatan
16 Kedatangan Mba Ela
17 Rumah warisan
18 Hari pertama
19 Cek cok dengan Winda
20 Ribut dengan Mertua dan Suami
21 Rencana part 1
22 Rencana #2
23 Rencana #3
24 Sebuah keinginan
25 Yayasan Bumi Persada Modern
26 Kedatangan mba Ela
27 Berbelanja
28 Bertemu pak Andrew
29 Pengenalan guru dan aturan sekolah
30 Membeli kendaraan baru
31 Hari pertama sekolah
32 Pov Atika
33 Pov Ferianto
34 Pov Winda
35 Pov Hendri
36 Pov Lastri
37 Kedatangan tamu tak terduga
38 Kehebohan di pagi hari
39 Kelakuan aneh
40 Pesan mba Ela
41 3 Tamu dadakan
42 Kunjungi Winda
43 Tumbal untuk mba Ela
44 Kematian bayi Winda dan depresinya
45 Lamaran Mr.Andrew
46 Winda tewas
47 Pertemuan mba Ela dengan Lastri
48 Pov Laela
49 Pov Andrew,Cindy dan Alex
50 Ulah mister
51 Resepsi pernikahan duo pasangan
52 Ternyata Bi Eda
53 Pertarungan Lastri dan Laela
54 Ke pendopoh ki Masyur
55 Pertemuan dengan Kyai
56 Mimpi buruk
57 Awal pertemuan
58 Fakta baru
59 Teror
60 Susunan Rencana
61 Wanita bercadar
62 Penyesalan Laela
63 Pindah ke rumah baru#1
64 Pindah kerumah baru#2
65 Kecelakaan
66 Kematian Lastri
67 Geger penemuan mayat gosong
68 Kehidupan baru
69 Salam kenal
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Kepulangan Atika
2
Keributan
3
Bertemu winda
4
Kedok terbuka
5
Kejadian aneh
6
Perangkap
7
Terbukti
8
Titik terang
9
Menyusun rencana
10
Menyusun Rencana #2
11
Suasana pagi
12
Keributan
13
Ber pas pasan
14
Sore yang tegang
15
Kesepakatan
16
Kedatangan Mba Ela
17
Rumah warisan
18
Hari pertama
19
Cek cok dengan Winda
20
Ribut dengan Mertua dan Suami
21
Rencana part 1
22
Rencana #2
23
Rencana #3
24
Sebuah keinginan
25
Yayasan Bumi Persada Modern
26
Kedatangan mba Ela
27
Berbelanja
28
Bertemu pak Andrew
29
Pengenalan guru dan aturan sekolah
30
Membeli kendaraan baru
31
Hari pertama sekolah
32
Pov Atika
33
Pov Ferianto
34
Pov Winda
35
Pov Hendri
36
Pov Lastri
37
Kedatangan tamu tak terduga
38
Kehebohan di pagi hari
39
Kelakuan aneh
40
Pesan mba Ela
41
3 Tamu dadakan
42
Kunjungi Winda
43
Tumbal untuk mba Ela
44
Kematian bayi Winda dan depresinya
45
Lamaran Mr.Andrew
46
Winda tewas
47
Pertemuan mba Ela dengan Lastri
48
Pov Laela
49
Pov Andrew,Cindy dan Alex
50
Ulah mister
51
Resepsi pernikahan duo pasangan
52
Ternyata Bi Eda
53
Pertarungan Lastri dan Laela
54
Ke pendopoh ki Masyur
55
Pertemuan dengan Kyai
56
Mimpi buruk
57
Awal pertemuan
58
Fakta baru
59
Teror
60
Susunan Rencana
61
Wanita bercadar
62
Penyesalan Laela
63
Pindah ke rumah baru#1
64
Pindah kerumah baru#2
65
Kecelakaan
66
Kematian Lastri
67
Geger penemuan mayat gosong
68
Kehidupan baru
69
Salam kenal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!