BAB -17

  Setelah menempuh perjalanan dengan menembus udara yang panas, akhirnya Widiya dan Putri telah tiba ditempat tujuan.

Acara Syukuran itu di selenggarakan di rumah temannya Widiya yang berada disebuah komplek perumahan elit di Kota Medan.

Widiya dan Putri segera turun dari mobil setelah memarkirkan kendaraannya, kemudian segera menuju rumah sahabatnya tersebut.

Sesampainya di ruangan acara, mereka disambut oleh Luke Handayani yang merupakan teman sekolah dari Widiya semasa SMU dahulu dan juga sebagai pemilik acara.

"Hai say...!" sapa Luke, ketika melihat Widiya dan anaknya telah berada di ruangan itu.

Luke mengahmpiri ibu dan anak itu dengan senyum sumringah dan tertawa bagia, kedua sahabat lama itu langsung berpelukan selayaknya tak pernah bertemu sekian lama.

"Hai say..., bagaimana kabarmu?" tanya Widiya kepada Luke sembari menmpelkan pipi kanan dan kirinya ke wajah Luke.

"Baik dong!" jawab Luke seketika, "Hai.., ini Putri kan?" tanya Luke sembari menyalami gadis cantik itu.

"Iya tante.., tante apa kabar?" tanya Putri yang mencium tangan Luke.

"Kabar baik sayang, udah gadis ya...?" ujar Luke sambil memandang tubuh Putri dari rambut hingga kakinya, senyuman tersungging di bibir Luke saat melihat Putri.

"Oh ya, mari-mari, ambil makan dulu dong?" ajak Luke kepada Widiya, sembari menarik lengan Widiya menuju meja hidangan.

Widiya dan Putri segera mengambil piring yang ada di ujung meja, dengan dipandu oleh penjaga hidangan, mereka mengambil nasi untuk makan di acara pesta tersebut.

Setelah hidangan telah diambil, Widiya dan Putri segera berjalan mencari kursi untuk duduk sembari menikmati makan siang itu.

Duduk ditengah-tengah tamu undangan lainnya mereka menikmati makanan yang telah mereka ambil dari meja hidangan.

Mata Putri melirik kearah depan sambil menikmati makan siangnya, terpampang sebuah sepanduk yang bertuliskan tasyakuran aqiqah cucu dari ibu Luke Handayani, Putri yang membaca tulisan di spanduk itu baru tau bahwa acara tersebut merupakan acara Tasyakuran Aqiqah Cucunya Luke.

"Ma, tante Luke udah punya cucu ya ma?" tanya Putri kepada Widiya yang sedang menikmati makan siangnya.

Mendapat peeranyaan dari Putri, Widiya menganggukkan kepalanya, "iya, ini cucu pertamanya dari anak lelakinya" jawab Widiya.

Putri menganggukkan kepalanya sambil tetap menikmati makanan yang ada.

"Berarti ma, udah jadi nenek dong tante Luke?" tanya Putri kembali.

"Iya...., nenek muda!" jawab Widiya sambil tertawa bercanda bersama Putri.

Sejurus kemudian, makanan yang berupa nasi dan lauknya itu telah pindah seluruhnya ke perut Widiya dan Putri tanpa sisa, tinggallah piring bekas makanan mereka yang diletakan diatas kursi disamping tempat duduk mereka.

seteguk jus jeruk membasahi tenggorokkan mereka, dan tak lama seorang ppria muda menghampiri mereka untuk mengambil piring kotor yang terletak di sampingnya.

"Halo say....!" suara dari beberapa orang wanita menghampiri Widiya yang tengah duduk bersama Putri menikmati hiburan yang ada.

"Hai...!" jawab Widiya setelah mengetahui bahwa yang menyapanya adalah teman-temannya semasa Sekolah yang saat itu juha hadir disana.

Luke mengajak mereka untuk menghampiri Widiya saat ini, seperti biasa mereka saling berpelukan dan menempelkan pipi mereka masing-masing tanda persahabatan.

"Duh...., ibu pengusaha ini tambah cantik aja!" kata teman Widiya yang bernama Eva.

"Iya nih, mentang-mentang suami dah sukses, dia jarang mau kumpul sama kita lagi" sahut teman Widiya yang satu bernama Hanna.

"Ah bisa aja, nggak lah, saya memang belum sempat untuk kumpul-kumpul lagi" tandas Widiya dwngan senyum manisnya.

"Iya, kalau nggak gini, nggak ketemu kita" kata Luke, sembari mengajak teman-temannya untuk duduk bersama.

"Mangkin cantik aja mak?" tanya Eva yang melihati tubuh Widiya

"Iya biasa dong, namanya istri pengusaha sukses" sindir Hanna dengan tersenyum tipis.

"Ah, kalian bisa aja" jawab Widiya tersipu malu, aku biasa aja, kalian aja tuh yang berlebihan melihatnya" kata Widiya kembali.

"Bener lo, emang kamunya tambah canti dan seksi" sindir Hanna kembali sembari menepuk kecil lengan Widiya.

Memang diantara teman-temannya Widiya lah yang tampak cantik dan memiliki tubuh yang seksi, dari wajahnya dia tidak seperti usia empat puluhan, tetapi tiga puluhan, jika berjalan dengan Putri, seperti kakak beradik antara ibu dan anak itu.

Widiya memang pintar merawat tubuhnya, dia memanfaati fasilitas yang diberikan suaminya untuk dia, karena itu Indra Wiguna sebagai suaminya sangat menyayangi dan mencintainya.

"Untuk merayakan pertemuan kita, bagaimana kalau kita bernyanyi bersama?" ujar Luke.

"Ah, kita suruh aja Widiya nyanyi, suara diakan bagus?" kata Hanna.

"Oh ya, kan emang kita udah lama nggak mendengar Widiya nyanyi" sebut Eva sembari melirik Widiya.

"Ah nggak lah, aku lagi nggak mod" jawab Widiya pelan.

"Buleh juga tuh Wid, nyanyi dong untukbkami, satu lagu aja..." pinta Luke dengan sedikit memelas.

"Nah tuan rumah requst tuh....., ayo dong Wid?" pinta Eva, dengan mengguncang-guncangkan tangan Widiya.

Widiya hanya tersenyum, "ah, kalian ini ada-ada aja" kata Widiya.

"Ayo Wid" Luke segera menarik lengan Widiya, tanpa kuasa Widiya menuruti langkah Luke ke arah panggung dan berbicara kepada pemain organ tunggal yang ada di panggung itu.

Sebuah microphone diberikan kepada Widiya, dengan wajah yang tersipu malu Widiya mengambil corong mic tersebut.

"Baik, satu lagu saya persembahkan untuk yang punya hajatan" demikian ucap Widiya.

Dengan suara khas nya, Widiya membawakan sebuah lagu yang pernah dinyanyikan oleh artis bernama Dian piseshah berjudul aku masih sendiri yang begitu tenar pada masanya, dan lagu tersebut merupakan lagu pavorit Widiya.

Seluruh tamu saat ini benar-benar terhibur dengan suara emas Widiya yang sangat menyirep para tamu yang ada.

Usai menyanyikan lagu tersebut, seluruh tamu bertepuk tangan dengan meriah, bahkan seorang tamu lelaki meminta untuk menyanyikan satu lagu lagi kepada Widiya.

Menyanggupi permintaan pria itu, Widiya pun menyanyikan lagu keduanya yang bernada dangdut berjudul terlena yang di popolerkan oleh penyanyi aslinya Ike Nurjanah.

Putri yang melihat mamanya bernyanyi sangat senang, karena mamanya mampu menghibur para tamu dengan suara emasnya.

Apapun jenis lagu yang dibawakannya, semua terasa enak dan sesuai dengan irama yang ada, karena memang Widiya hobi bernyanyi, itulah sebabnya, sang suami menyediakan studio musik dirumah untuk menyalurkan hobi sang istri.

Dua lagu telah dibawakan oleh Widiya dari lagu bergenre yang berbeda, tepuk tangan riuh dari para tamu menyambut Widiya dengan tersenyum menuruni panggung tersebut.

Tanoa rasa malu dan ragu, Widiya turun dari panggung menju tempat duduknya, dia sudah terbiasa berjalan diatas panggung, sebab dari gadis Widiya beberapa kali ikut kontes menyanyi dan memenangi beberapa diantaranya.

Dengan pakaian yang tertupu dengan hijabnya, seluruh undangan melihat dia berjalan menuju kursinya, terlebih-lebih tamu lelaki dengan mata yang tajam melihat Widiya yang begitu mempesona.

Terpopuler

Comments

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

lanjut👍👍👍

2023-11-03

1

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

siapa lelaki itu ya?

2023-10-24

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

like 👍

2023-10-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!