Putri menuruni anak tangga rumahnya menuju ruang makan dan kemudian dia mengambil piring untuk mengisi lambungnya di pagi itu.
"Sudah dicatat bu?" tanya Widiya yang masuk dari arah depan rumah selepas mewawancarai Security nya tadi.
"Iya bu, ini lagi saya tulis apa saja yang kurang" jawab bu Tina sambil menulis bahan-bahan yang kurang.
Widiya hanya melihat Putri yang sedang sarapan pagi itu di meja makan, "ya sudah, jika begitu kita bisa berangkat ke pasar sekarang bu?" tanya Widiya kepada bu Tina.
"Ya, kita berangkat sekarang bu" jawab bu Tina.
Widiya berjalan keluar sambil mengambil kunci mobil beserta surat-suratnya untuk berangkat ke pasar.
Putri asyik menikmati sarapan di pagi itu, kemudian setelah selesai dia membawa piring makannya ke tempat pencucian dan meletakkan piring tersebut disana.
Sebuah tas dan map pelastik yang ada diatas meja makan tersebut segera disambarnya lalu berjalan menuju garasi motor yang ada di samping rumah.
Sejurus kemudian motor metic kesayangannya distater dan Putri segera melajukan kendaraannya untuk berangkat menuju kampusnya.
......................
Sementara itu Indra yang sedang berada di Manado sedang bersiap menuju kantor Mitra Kerjanya.
Sang Manager Oprasional yang menemaninya sedang menunggu di lobi hotel.
Indra sudah terlihat keluar dari lift dan segera menuju ke luar yang disusul oleh Manager Oprasional itu.
"Gimana kendaraan pak? Apa sudah bapak siapkan?" tanya Indra kepada si Manager Oprasionalnya sambil melangkah keluar hotel.
"Sudah pak, kita bisa berangkat menggunakan taksi" jawab sang Manager itu dengan mengikuti Indra dari belakang.
Pintu utama hotel dibuka oleh seorang Security ketika Indra dan Meneger Oprasionalnya keluar dari hotel.
Sebuah taksi telah terparkir tepat di depan pintu lobi hotel, Manager Oprasional segera mengarahkan Indra ke taksi itu.
Taksi telah membawa kedua petinggi perusahaan kayu tersebut melaju menuju tempat tujuan, disisi kiri dan kanan terlihat kota Manado yang sangat indah.
Selama dalam perjalanan, Indra dan Manager Oprasionalnya menyaksikan keindahan kota tersebut, sesekali mereka berkomunikasi dengan driver taksi itu.
Setengah jam kemudian taksi telah tiba di halaman kantor yang bergerak di bidang perkayuan di kota Manado, tampak kantor itu berdiri megah dengan lima lantai.
Indra dan sang Manager melangkah masuk ke kantor itu, di depan mereka bertemu dengan Security keamanan, "maaf pak, mau kemana?" sapa si Security tersebut dengan ramah.
"Kami dari Medan, rekanan kerja perusahaan ini, dan kami mau bertemu dengan pak Bun Liong" kata Manager Oprasional.
"Oh ya pak, mari saya antar" kata Security tersebut sambil membawa Indra dan si Managernya ke dalam ruangan, dan bertemu dengan seorang wanita cantik berambut sebahu dengan kulit yang putih dan bersih, diwajahnya terdapat sebuah tahi lalat di dagu sebelah kan.
"Maaf bu, bapak-bapak ini dari Medan, rekanan bisnis pak Bun Liong" sebuat Security itu kepada si wanita yang menggunakan setelan jas kantor itu.
"Oh ya pak" jawab si wanita itu yang dimejanya terdapat nama Liliani dan bertulis Sekretaris yang menandakan bahwa dia adalah seorang Sekretaris dikantor tersebut.
"Halo pak, tamu bapak yang dari Medan sudah tiba" kata Liliani saat menelpon pimpinannya itu.
"Mari pak, kita langsung keruang bapak" sebut Sekretaris itu sambil berjalan membawa Indra dan Managernya menuju pintu lift yang ada di sudut ruangan.
Setelah pintu lift terbuka, Sekretaris dan Indra bersama Manager Oprasional itu masuk kedalamnya, tombol nomor lima ditekan oleh wanita itu yang menandakan bahwa mereka menuju ke lantai lima.
Hanya hitungan detik, mereka telah sampai ke lantai lima dan menuju ke ruangan Bun Liong sang CEO Perusahan itu.
Tok... Tok.. Tok...., puntu ruangan diketuk oleh wanita Sekretaris itu.
"Ya masuk" terdengar suara dari dalam yang mempersilahkan kami untuk masuk.
Dengan segera Wanita itu membukakan pintu itu, "Maaf pak, saya membawa tamu bapak" kata wanita tersebut saat di depan pintu sambil melangkah masuk ke ruangan tersebut.
"Oh ya, pak Indra silahkan" sapa Bun Liong saat melihat Indra dan Managernya sambim berjalan menyambut kedatangan Indra serta menjabat tangan diantara keduanya.
"Selamat pagi pak Indra, mari silahkan duduk" kata Bun Liong kepada Indra.
"Bagaimana, apa kita bisa langsung ke lapangan?" kata Bun Liong kepada Indra.
"Ya terserah, kalau saya ok saja" kata Indra dengan tersenyum.
"Baik, sebentar, saya telpon manager saya dulu" ucap Bun Liong sambil menelpon beberapa orang anak buahnya untuk menemani perjalanan mereka menuju hutan kayu milik perusahaan tersebut.
Tidak berapa lama, tiga orang anak buahnya yang terdiri dari para Manager dan seorang Kepala Bagian itu langsung menjabat tangan Indra dan Managernya ketika diperkenalkan oleh Bun Liong kepada anak buahnya.
"Jika sudah, kita bisa langsung berangkat sekarang" kata Bun Liong si raja kayu dari Manado itu.
Mereka bersama-sama melangkah menuju hutan kayu milik perusahaan Bun Liong Grub itu.
Hutan itu lumayan jauh dari kota, letaknya berpatasan dengan Kabupaten lain diseputaran Kota Manado, butuh waktu lama mereka untuk sampai ke tempat tersebut.
Selama dalam perjalanan, kedua CEO itu saling bertukar informasi tentang bisnis mereka, Indra Wiguna sang Raja kayu dari Medan itu juga sangat piawai dalam bisnis ekspor kayu.
Hingga tanpa terasa mereka telah tiba di Hutan Kayu milik Bun Liong, mereka segera menuju kedalam hutan tersebut dengan ditemani beberapa pekerja dan mandor yang ada disana, dengan menggunakan pakaian proyek, Indra dan rombongan terus memasuki kawasan hutan itu dengan berjalan kaki sambil melihat jenis kayu dan kwalitas kayu tersebut.
Dengan senyum yang ramah Indra terus memeriksa kadar dari Pohon Kayu Jati yang ada disana, tak lupa pula Bun Liong dan para pekerja memberikan keterangan atas kayu-kayu yang dihasilkan.
Selama ini Bun Liong hanya mengekspor kayu nya ke Philipina dan Malaysia Timur, dan belum pernah menjualnya ke berbagai wilayah Asia lainnya maupun ke Eropa.
Itulah sebabnya Bun Liong mengambil Mitra Kerja dengan Indra yang di ketahui bahwa Indra sudah pemain besar yang mengekspor kayu nya hingga ke Eropa dan juga Asia.
Indra merasa senang melihat kayu-kayu yang dihasilkan oleh perusahaan milik Bun Liong, Indra sudah merasa puas dengan apa yang telah dia lihat dari pohon kayu yang ada, ditambah lagi perawatannya juga sangat baik.
Kayu-kayu ini masuk dalam katagori level dua, dan ini sangat diminati di Eropa seperti Belanda, Spanyol dan Jerman.
Namun Indra masih ingin melihat lagi tempat pengolahan kayu tersebut, dari gelondongan sampai menjadi kayu-kayu yang siap di ekspor.
Karena tempat hutan kayu itu sangat jauh dari kota, jadi mereka tidak punya waktu untuk ke pabrik pengolahannya, karena hari sudah sore dan mereka langsung kembali menuju kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Sena judifa
oh kayupun ada levelnya
2023-11-26
0
Ucy (ig. ucynovel)
kayu pakai level jg ya thor, kyknya authornya pny pengalaman di bidang ini
2023-11-22
1
Ray
baru ngeh covernya ganti, ngeri kali Thor 😫🔥
2023-11-09
1