Pak Marwan terus melajukan mobilnya membawa sang majikan Indra Wiguna sampai di kantor tujuannya meskipun pagi itu masih turun hujan.
Mobil melintasi jalan kota yang basah dan licin membuat jalanan sedikit macat. Tapi tidak perlu waktu lama, Pak Marwan telah tiba membawa majikannya di depan kantornya.
Seperti biasa, apabila mobil Indra tiba didepan kantor, maka seorang Security membukakan pintu mobil tersebut.
Tampak Indra yang pagi ini memngunakan setelan jas berwarna abu-abu telah memasuki kedalam kantornya.
"Selamat pagi pak" seperti biasanya para karyanan dan karyawati kantor tersebut menyambut Indra yang baru saja tiba.
"Pagi..." jawab Indra sambil memanggukkan kepala dan tersenyum, dia berjalan terus menuju sebuah lift yang akan membawanya ke lantai tiga menuju ruangannya.
Setibanya didalam ruangan dia langsung merebahkan tubuhnya duduk di bangku sang CEO tersebut.
Tidak berapa lama pintupun diketuk.
Tok..tok..tok...., ketukan suara pintu dari luar.
"Ya.., masuk" kata Indra mempersilahkan tamunya untuk masuk.
Pintupun terbuka, tampak seorang wanita keturunan Tionghoa yang sangat cantik masuk kedalam ruangannya, "Selamat pagi pak?" sapa wanita cantik tersebut yang tak lain merupakan sang Seketarisnya yaitu Herliani Lim.
Pagi itu dia menggunakan pakaian jas nya yang berwarna hijau muda dan dipadukan dengan sebuah rok span sebatas lutut, sehingga terlihatlah kakinya yang putih dan mulus, sepasang kaki itu melangkah masuk mendekati meja Indra dan kemudian duduk di kursi yang berada di meja depan Indra.
"Ini pak, laporan kerja kemarin" sambil menyodorkan sebuah berkas kepada Indra oleh sang Sekretarisnya tersebut, senyum manjs terpancar dari wajah wanita turunan itu.
Indra segera memeriksa berkas tersebut, "Mana laporan keuangan kita?" tanya Indra sambil melihat berkas yang diberikan Herliani Lim tersebut.
"Kalau laporan keuangan belum diberikan oleh Menager Keuangan pak" jawab Herliani sambil tetap tersenyum dan memandang berkas yang dia beri kepada Indra sang CEO tersebut.
"Ini laporan penjualan kita yang dua minggu itu ya?" tanya Indra kembali sambil terus memeriksa berkas tadi, "Ah bener pak, itu laporannya telah saya buat dalam satu rangkuman" jawab Herliani dengan sedikit kikuk dengan pertanyaan Indra.
Indra memanggutkan kepalanya " tapi jika bisa ini dipisah saja, buatkan dia perminggu, jadi saya mudah untuk memahaminya" kata Indra sambil tersenyum dengan merapatkan kedua bibirnya.
Herliani pun tampak tersenyum lebar sehingga tampaklah gigi-giginya yang putih bersih itu "Iya pak, nanti akan segera saya buatkan" sebut Herliani dengan memanggutkan kepalanya.
"Baiklah jika begitu, ini berkas tolong disiapkan kembali ya" kata Indra sambil menyerahkan berkas laporan itu kembali kepada Herliani.
Dengan senyum manis Indra menyerahkan berkas itu dan Herliani pun tampak tersenyum lebar menerima berkas yang dikembalikan kepadanya, "baik pak, secepatnya akan saya buat dan akan saya laporkan kembali ke bapak" ucap Herliani dengan tersenyum.
"Saya mohon izin pak" sebut Herliani sambil berdiri dengan sedikit membungkukkan tubuhnya memberi hormat pada atasannya.
Sedangngkan Indra hanya memanggutkan kepalanya tanda setuju dengan sedikit senyuman. Si Sekretaris itupun segera membalikkan tubuhnya untuk melangkah keluar ruangan, dengan tubuhnya yang ramping dan indah juga dipadukan pinggul yang indah pula bergerak melangkah kelyar ruangan dan membiarkan Indra sendiri di ruangan tersebut.
Indra menatap ke arah Sekretarisnya yang berjalan keluar ruangan tersebut hingga benar-benar dia hilang dari ruangan itu.
......................
Sementara itu dirumah Indra Wiguna masih terlihat sang istrinya Widiya sedang merapikan taman yang ada di depan rumahnya.
Widiya memang gemar menanam bunga-bunga hias di depan rumahnya yang taman tersebut cukup lebar yang juga ditumbuhi rumput berkhwalitas tingga.
Ditengah taman itu ada sebuah tiang bendera yang tinggi dan dibawahnya dikelilingi oleh kolam ikan yang melingkar.
Beberapa jenis species ikan ada dialamnya, sebab Indra juga hobby memelihara ikan.
"Hei bu Widiya" sapa beberapa orang tetangga yang kebetulan lewat depan rumahnya.
"Hei, mau kemana?" sapa Widiya sambil tersenyum kepada mereka.
"Biasa, mau ke warung" jawab yang lain. "Rajin ya bu Widiya, pagi-pagi udah ngurusin taman" kata seorang tetangga lagi ngeletuk.
"Ah biasalah bu, nyari-nyari kesibukan" jawab Widiya dengan senyum yang bersahabat, tangannya memegang sebatang bunga ros yang hendak ia tanam.
"Oh, iya bu, kami duluan ya takut kesiangan, ntar sayurnya habis lagi" ucap ibu-ibu tetangga itu sambil tertawa dan berjalan menuju warung yang mereka tuju.
Widiya hanya menganggukkan kepalanya saja sambil tersenyum lebar.
Setelah selesai mengurusi tamannya dia segera membasuh tangannya dari kotoran yang menempel, sebuah kran air dibukanya yang ada disamping rumah, airpun mengucur dan dia segera membersihkan tangannya dan juga alat-alat penanam kembang.
Widiya melangkah masuk kedalam rumahnya dan menuju ruang makan.
Disana tampak Putri sedang menikmati sarapan di pagi itu dengan menggunakan pakaian training miliknya.
"Jam berapa hari ini kamu kuliah put?" tanya Widiya dengan terus berjalan menuju dapurnya.
"Hari ini ngk kuliah ma, nggak ada jadwal" kata Putri sambil terus menghabiskan nasi yang ada dipiringnya.
"Ntar siang mama mau keluar ngak?" tanya Putri kepada ibunya sambil terus mulutnya mengunyah makanan yang ada.
Suara kran dihidupkan, Widiya sedang mencuci buah-buahan, "Ngak tau Put, soalnya papa hari ini pulang siang" jawab Widiya sambill terus membersihkan buah-buahan itu.
Putri hanya manggut-manggut sambil terus menikmati makannya, segelas air putih kemudian dia teguk untuk membantu makanan yang tersisa di tenggorokannya.
"Biasa mama jalan keluar, mana tau mama mau keluar selagi Putri ada waktu" kata Putri kembali, sambil berjalan membawa piring bekas makannya yang kotor.
"Emang mau kemana?" tanya mamanya yang telah selesai menyusun buah-buahan.
Kemudian Putri menghidupkan kran air itu untuk mencuci piring bekas makannya, "ya Putri mana tau, mungkin mama mau nonton atau makan gitu" kata Putri.
Widiya hanya tersenyum.
"Emang ada film baru ya?" tanya Widiya sambil menysun buah-buahan diatas meja makan.
"Nggak tau juga sih ma" jawab Putri sambil menyusun piring bekas makannya setelah dicuci.
Putripun berjalan menuju ruang tv, dia segera menghidupkan layar kaca tersebut untuk melihat tayangan-tayangan yang ada.
Bu Tina pun baru saja turun dari lantai atas, "Udah di cuci buahnya bu?" tanya bu Tina kepada Widiya.
"Sudah" jawab Widiya, "bu Tina baru nyuci ya?" tanya Widiya kembali sambil duduk di kursi meja makan.
"Iya, baru selesai" jawab bu Tinah sambil terus memberesin segala sesuatu.
"Hmmm, giman, kira-kura ibu capek nggak kalau semua kerjaan disini ibu yang nangani?" tanya Widiya.
"Ya, namanya juga kerja harus capek lah bu" jawab bu Tina.
Widiya tampak tersenyum.
"Saya tau ibu pasti sangat capek, ya udah bulan depan saya panggil orang khusus tukang cuci, nyapu, ngepel ama nyetrika baju, biar bu Tina nggak jadi caoek banget" kata Widiya.
"Ya terserah ibu lah, kan ibu majikannya" jawab bu Tina ringan.
Widiya tersenyum mendengar ucapan bu Tina, Widiya memang dapat merasakn betapa letihnya bu Tina ini bekerja sendiri dirumah yang cukup luas itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Sena judifa
jgn bilang kalo siindra suka sama sekertarisnya
2023-10-29
1
Ray
lanjut bg
2023-10-28
0
վմղíα | HV💕
wah Bu Widia pengertian
2023-10-08
0