BAB - 3

Hari sudah menunjukkan pukul 17.00 wib, Indra baru saja meninggalkan kantornya bersama sang supir.

Perjalanan menuju ke rumahnya tampak sedikit terhambat karena kemacatan di jalan yang tidak terelakan.

Hampir satu jam barulah dia tiba sampai dirumah.

Mobilpun segera memasuki halaman rumah, tepat di depan pintu ia segera turun dari mobil dan menuju masuk kedalam rumah.

"Assalammu'alaikum" kata Indra.

"Wa'alaikumsalam" jawab Widiya sang istrinya.

Widiya menyambut hangat kedatangan suaminya itu.

Sedang Indra duduk di sofa dan membuka sepatu beserta kaos kakinya.

Indra langsung masuk ke dalam kamarnya dan kemudian mengambil handuk untuk segera mandi.

Sedangkan Widiya kembali duduk di ruang keluarga sedang asyik menonton Sinetron tv.

"Assalamu'alaikum" suara wanita dari luar.

"Wa'alaikumsalam" jawab Widiya.

Ya, Putri juga baru pulang dari kampusnya.

Dia segera naik kelantai dua menuju kamarnya.

Indrapun terlihat keluar dari kamar dengan busana Muslim untuk bersiap-siap berangkat ke Mesjid.

"Mau Sholat pa" tanya Widiya.

"Iya, inikan malam Jum'at, papa mau ada perwiridan" kata Indra kepada istrinya.

"Mungkin selesai Isya papa baru pulang" ujar Indra kembali.

Widiya hanya mendengarkan perkataan suaminya dengan matanya tetap tertuju pada layar televisi.

"Apa Putri sudah pulang kuliah ma?" tanya Indra.

"Sudah pa, baru saja" jawab si Widiya.

"Ya udah papa berangkat dulu ya, mama jangan lupa sholat" kata Indra sambil berlalu dari Widiya dan menuju keluar rumah untuk menuju ke Mesjid yang tak jauh dari rumahnya.

Suara Azand telah berkumandang, Widiyapun segera mematikan tv untuk melaksanakan Sholat.

"Putri...., Putri..., ayo Sholat nak" teriak Widiya kepada Putri.

"Iya ma..." jawab Putri.

Merekapun melaksanakn Sholat bersama di sebuah Musholah yang berada di dalam rumah.

Hingga selepas Isya barulah Indra pulang kerumahnya.

"Assalammu'alaikum" kata Indra sambil masuk kedalam rumahnya.

Di ruang tamu hanya terlihat Putri bersama bu Tina yang sedang menonton tv.

"Kemana mama nak?" tanya Indra kepada Putri.

"Ada dikamar pa" jawab Putri.

Indra segera masuk kedalam kamarnya.

Widiya terlihat sedang tidur pulas diatas ranjang dengan menggunakan baju lingerie.

Indra segera mengganti pakaiannya untuk tidur.

Dengan piyamanya dia pun pergi keluar rumah untuk sesuatu ke ruang makan.

Kemudian diapun kembali menuju kamarnya.

"Jangan malam-malam kamu tidurnya Putri" kata Indra kepada Putri mengingatkan anaknya tersebut.

"Iya loh pa, bentar lagi juga tidur" jawab Putri.

Indra segera masuk ke kamarnya.

Dia segera merebahkan tubuhnya disamping Widiya yang sedang tertidur.

Kemudian diapun memeluk istrinya.

Mendapat pelukan itu, Widiyapun terbangun.

"Sudah pulang kamu pa" kata Widiya.

"Sudah, baru saja" jawab Indra dengan tersenyum.

"Cantik banget mama malam ini" kata Indra sambil membelai wajah mulus Widiya.

"Ah papa, kalau ada maunya aja merayu" jawab Widiya dengan tersenyum.

Indrapun mencium dahi Widiya dengan lembut.

"Bentar pa, mama kamar mandi dulu" kata Widiya yang tau akan keinginan suaminya.

Dia segera menuju kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Sedetik kemudian Widiya telah kembali, dia segera mematikan semua lampu ruangan dan hanya menghidupkan lampu yang kecil yang sedikit redup.

Suasana dikamr itupun terlihat romantis.

Widiya dengan pakaian lingerienya yang tipis dan tidak menggunakan BH sehingga membuat pandangan samar-samar dua bukit kembar yang terlihat indah dibalik gaunnya itu.

Widiya segera mendekati Indra dan kemudia memelik suaminya itu.

Ciuman hangat begitu memadukan suasana dimalam itu.

Bibir saling memanggut dengan begitu hangatnya, ditambah lagi dengan permainan lidah yang membuat semangkin terasa begitu hangat.

Tangan Indra juga telah bergerilya menuju dua bukit yang lumayan besar milik Widiya.

Ukuran bukit tersebut sekitar 38 B dan itu masih sangat padat dan kenyal karena Widiya dapat menjaga dan mengurus assetnya dengan baik.

Sehingga meski telah memiliki dua orang anak, dia masih tampak terlihat begitu indah.

Indra teeus saja mencari titik-titik rangsang pada tubuh Widiya.

Mulai dari wajah, bibir hingga leher Widiya menjadi sasaran empuk ciuman dari Indra.

Satu persatu pakaian mereka terlepas hingga tak satupun benang yang menempel.

Kini dua bukit kembar nan besar dan indah itu mulai menjadi sasaran mulut Indra.

Ujung bukit itu masih terlihat indah berbentuk bulatan besar seperti kelereng.

Indra terus memainkan kelereng itu dengan lidahnya dan sesekali kelereng itu dia hisap dan membuat Widiya mengeluh kenikmatan.

Seluruh tubuh Widiya kini disapu dengan lidah Indra, dia bagaikan seorang pelukis handal yang tengah memainkan kuasnya diatas kanvas kulit putih Widiya.

Sampai akhirnya penjelajahannya menemukan sebuah gua yang ditumbuhi rumput-rumput halus yang masih terawat dengan indah.

Tanpa membuang waktu diapun segera menyusupkan lidahnya kedalam mulut gua tersebut.

Aaaaakhh.....agkhhhh.

Suara erengan nikmat keluar dari mulut Widiya tatkala Indra sedang membersihkan gua pribadinya dengan kuas milik Indra.

Hingga cairan-cairanpun keluar dari mulut gua itu bagaikan air yang menetes.

Widiya telah benar-benar basah dengan peluh berkali-kali hingga dia membalikkan tubuh Indra dan mengambil sebuah rudal balistik milik Indra.

Rudal dengan ukuran lumayan besar itu segera di telannya dengan mulutnya.

Kini Widiya bagaikan anak kecil yang sedang menghisap sebuah es batangan.

Widiya begitu lihai menghisap es batangan tersebut.

Indrapun menjadi tak kuasa dibuatnya

Kini Widia mengambil alih peemainan, dia duduk diatas tubuh Indra.

Rudal itu dimasukkan kedalam gua pribadinya.

Jebleeeess......

Terasa dalam dan hangat.

Akhhhh....

******* terdengar ketika rudal tersebut mengenai tirik sasaran.

Widiya mulai memainkan peranannya, dia bagaikan seorang joky balapan kuda yang tengah memacu kuda liar miliknya.

Akhhhh..... Akhhh....

Suara erengan Widiya berkali-kali keluar.

Terkadang dia bagaikan seorang penyanyi dangdut yang sedang bergoyang diatas panggung, gerakan maju mundur dan berputar membuat pinggulnya begitu lincah.

Puas dengan semua peemainannya, kini giliran Indra yang bermain.

Dengan membelakangi Indra Widiya sedikit mengangkat pinggilnya sehingga rudal milik Indra masuk dari arah belakang.

Akhhh...., paaaa.....

Erengan suara Widiya kembali terdengar.

Puas beemain, kini Indra sudah tak kuasa menahan dirinya.

Dengan tidur terlentang Widiya membiarkan Indra untuk naik keatas.

Setelah rudal menancap tepat Indra segera memacu kendaraan tempurnya itu bagaikan lari seratus kilo meter perjam

Aaakkkhh...akhk..., paaaa...

Suara Widiya sangat berisik.

"Gim..gimana pa...., ayo...." kata Widiya

"Iyaaa, maaa..." jawab Indra.

Beberapa menit kemudian, rudal milik Indrapun memuntahkan cairan kental tepat kedalam gua itu.

Erengan dahsyatpun keluar dari mulut mereka berdua.

Hampir satu jam mereka bercinta, akhirnya kedua suami istri itupun terkapar lemas dan merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Indra mulai diserang rasa kantuk, dan matanyapun mulai terpejam.

Begitu juga dengan Widiya dia tersenyum puas dan memeluk tubuh suaminya.

Malam itu benar-benar terasa indah bagi mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Putra Al - Bantani

Putra Al - Bantani

terimakasih kak masukannya, agar saya bisa lebih baik lagi berkarya

2023-11-03

0

@Kristin

@Kristin

ijin Krisan, di akhir percakakapan jgn lupa tanda koma sebelum tanda petik. ( ,") koma atau Titik sesuai kebutuhan kalimat.

2023-11-03

1

Sena judifa

Sena judifa

dijelaskn y thor

2023-10-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!