Salah Sasaran

PoV Author

Sesampai dirumah Risa, Rendy langsung pulang karena harus menjemput Safira di rumah orang tuanya dan mengembalikannya pada Risa. Manda langsung masuk ke kamarnya. Zein berlalu ke dapur dan kembali lagi ke ruang tengah dengan membawa segelas air putih untuk Risa.

"Lekas diminum obatnya, Kak. Gak pakek acara entar - entaran. Kali ini aja nurut untuk minum obat. Biar lukanya cepet sembuh. Entar kalo gak minum obat lukamu membusuk karena infeksi. Trus tanganmu diamputasi. Mau ?", Ucap Zein pada Risa layaknya sedang membujuk anak kecil.

Risa menautkan alisnya menatap Zein. "Kamu kira aku anak kecil apa. Aku juga ngerti apa aja yang menyebabkan luka bisa infeksi", balas Risa dengan tatapan tajam. Dia lalu meraih kantung plastik berisi obat - obatan. Membuka bungkusnya satu persatu lalu meminumnya. Ditenggaknya habis segelas air yang dibawa Zein.

"Puas ?", ucapnya menatap Zein saat obatnya telah berhasil melewati kerongkongannya.

Zein hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan berlalu membawa gelas kosong bekas Risa ke dapur.

"Jemput dirumah ya, bro". Ucap Zein pada seseorang di telpon.

"..."

"Iya. Udah kelar kok. Aman semuanya"

"..."

"Yaudah, aku tunggu".

Zein duduk di samping Risa. Matanya masih fokus pada ponsel. "Udah bisa aku tinggal ke bengkel kan kak ?".

Risa melirik Zein sekilas. "Udah. Aku gak apa - apa kok". Tubuhnya di sandarkan pada sofa.

"Motor kakak aku pakek dulu, ya ? Nanti kalo uangku udah cukup, aku beli motor sendiri". Ucap Zein sambil melangkah keluar.

Risa mengikuti langkah Zein sampai di depan pintu. Sudah ada teman Zein di depan rumah mereka.

"Aku pergi dulu, kak", ucap Zein dan menghampiri temannya.

Risa memperhatikan adik laki - lakinya yang berbincang sejenak dengan temannya. Tampak temannya menyodorkan plastik berisi makanan pada Zein. Setelahnya Zein kembali ke rumah.

"Ini dari Ibu buat makan kalian. Jangan berebut", ucap Zein yang mendapat plototan dari kakaknya.

Zein kembali menghampiri temannya dan berlalu meninggalkan pelataran rumah. Saat Risa hendak masuk, Risa dikejutkan dengar suara teriakan wanita. Risa membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa pemilik suara itu.

"Dasar janda gatel. Berani ngerebut milik orang".

Risa menautkan alisnya mendengar ucapan salah seorang wanita berambut pirang yang tak dikenalnya itu. Dari wajahnya, terlihat wanita tersebut lebih muda darinya. Tatapannya mengarah pada Risa dengan tajam. Seakan Risa adalah santapan lezat. Disamping wanita itu, seorang wanita yang sangat dikenal Risa menyunggingkan senyuman.

"Heh, Risa. Tau diri dong kamu. Udah janda, tukang rebut milik orang. Suka brondong lagi. Dasar pelakor". Ucapnya pada Risa. Sebelah tangannya memegang ponsel dengan kamera menyala. Tangan satunya sibuk menunjuk - nunjuk Risa.

"Kamu harusnya sadar diri. Kalo mau cari mangsa tuh, Om - Om kaya. Jangan brondong. Gatel banget sih jadi perempuan". Ucap wanita berambut pirang itu pada Risa. Dia pun melakukan hal yang sama. Menyalakan kamera ponselnya dan mengarahkan pada Risa.

Risa hanya menatapi mereka satu persatu tanpa satu kata pun. Dia memindai sekelilingnya yang telah tampak tetangga - tetangga yang kepo. Beberapa diantaranya terdengar mencibir Risa. Namun Risa masih diam. Dia tak mengerti dengan semua penyataan yang dilontarkan kedua wanita tersebut.

"Ada apa, sih kak ribut - ribut ?". Tanya Manda yang menghampiri Risa. Dia memperhatikan dua wanita dihadapan kakaknya yang memegang ponsel. Mata membelalak saat menyadari kamera ponsel tersebut menyala. "Apa - apaan kalin main rekam - rekam ? Matiin gak ?".

"Heh. Anak kecil gak usah ikut campur". Ucap wanita yang bertubuh gempal.

Manda mengernyitkan dahinya. "Kak Wulan ? Ini kenapa kak ? Ada masalah apa sama kak Risa ?". Cecar Manda yang mengenali salah satu wanita tersebut. Ya. Wulan teman Risa semasa sekolah. Manda bisa mengenalnya karena dulu Manda sering diajak Risa ke sekolah saat mengikuti ekskul.

"Kakakmu yang janda ini gak tau diri. Kegatelan. Suka rebut milik orang. Dasar pelakor". Maki Wulan pada Risa sambil terus menunjuk - nunjuk Risa. "Kemarin dia udah coba - coba deketin Rendy. Gebetan aku. Sekarang dia mulai deketin gebetan Sandra, sepupu aku. Mana brondong lagi".

"Ini muka lebam begini pasti karena baru kenak damprat. Ternyata kakak beradik sama - sama pelakor". Ucap wanita yang bernama Sandra. Dia mengarahkan kameranya pada wajah Manda.

"Gaes, liat nih. Ini nih muka - muka pelakor. Yang satu sok suci. Yang satu udah kenak damprat. Kecil - kecil udah jadi pelakor". Ucapnya lagi sambil memindai kamera pada wajah Risa dan Manda secara bergantian.

"Hati - hati ya gaes sama dua perempuan ini. Awas pasangan kalian direbut. Hiiiiih". Wulan berucap sambil bergidik ngeri saat mengarahkan kamera pada dua kakak beradik tersebut.

"Cukup ya Wulan. Setiap orang punya batas kesabaran. Aku gak pernah rebut siapapun. Apa lagi Rendy. Dia bukan milikmu. Dan juga gak memilih kamu". Kalimat terakhir Risa penuh penekanan. Dia menatap Wulan tajam tanpa rasa takut. "Dan kamu ?", tunjuknya pada Sandra. "Kamu juga masih anak kecil. Paling juga sepantaran sama Manda. Mulut kamu dijaga. Dipikir dulu kalo mau berucap".

Manda hanya diam memperhatikan Risa yang tengah membalas mereka. Perhatian Manda tertuju pada Sandra. Dia seperti tidak asing dengan Sandra. Wajahnya tampak sangat familiar dimatanya. Tidak mungkin teman kerja. Kakak kelas juga sepertinya tidak. Tapi dia yakin pernah melihat Sandra.

"Maling gak akan pernah ngaku"

"Pelakor ya pelakor. Dasar janda gatel". Umpat Wulan pada Risa. Dia lalu mematikan kameranya dan menyimpan ponselnya. "Udah cukup video kamu. Bentar lagi pasti viral. Dan pastinya kamu bakal dipecat dari pekerjaan kamu. Rasain kamu. Aku udah peringatin kamu sebelumnya Risa. Tapi kamu tetep gak peduli". Wulan menyunggingkan senyuman pada Risa.

"Udah kak. Udah banyak yang koment di video tadi minta di tag namanya. Nanti aku tag nama mereka di komentar aja". Sandra menggandeng lengan Wulan dan menatap Risa dengan angkuh. "Kalo kamu masih kegatelan sama lakik orang. Aku pastiin bakal lebih dari ini balesan dari aku". Sambungnya lagi dengan mata yang hampir lolos menatap Risa.

"Aku pastiin kalian berdua nyesel karena udah memvideoin kami ke medsos. Aku harap gak akan ada drama setelah ini". Balas Risa dengan tenang.

"Sekarang kalian pergi dari sini sebelum aku panggilin Pak RT untuk ngusir kalian karena kalian udah buat onar". Kini giliran Manda yang bersuara. Ditangannya sudah ada sapu yang di arahkan pada kedua wanita itu.

Keduanya meninggalkan kediaman Risa dengan senyuman angkuh. Para tetanggapun berangsung masuk ke rumah masing - masing. Tetangga yang memang tidak suka dengan keluarga Risa merasa senang dengan apa yang menimpa Risa. Sedangkan mereka yang tahu betul tentang Risa merasa iba dengan kejadian yang baru terjadi.

Sangat disayangkan, keduanya yang tampak berpendidikan sama sekali tidak memiliki etika dan sopan santun. Segala masalah dapat terselesaikan dengan baik jika masing - masing menjalin komunikasi yang baik pula.

"Aku kayak pernah liat cewek itu deh, kak. Tapi aku lupa dimana". Manda menyugar rambut panjangnya ke belakang. "Ini memori otak lemot banget kalo lagi diperluin. Sinyalnya langsung tenggelam".

Risa tak bisa menebak siapa lelaki yang dimaksud oleh Sandra. Dia tak pernah dekat dengan pria manapun selain Rendy, Erik dan Aldi. Tak mungkin rasanya dengan Erik dan Aldi. Sementara Aldi, sudah hampir seminggu berada di Kalimantan. Kalau Erik, sudah jelas Sandra bukan tipikalnya. Lagi pula, Wulan bilang jika laki - laki yang di makaud Sandra adalah berondong bagi Risa.

Alis Risa bertaut. Dia memikirkan laki - laki yang tengah dekat dan setidaknya sering bertemu dengannya. Risa lalu mengikuti Manda yang masuk ke rumah dan menahan lengannya.

"Apa ?". Tanya Manda penuh selidik.

"Pacar abang sekarang siapa ?". Risa balik bertanya pada Manda. Abang maksudnya adalah Zein.

Manda memutar bola matanya seraya berpikir. Dia melipat tangannya ke dada. "Em... Kayaknya sih gak ada". Ucapnya ragu. "Astaghfirullah kak".

"Aduh... Sakit Manda. Ini belum ada satu hari dijahit". Rintih Risa saat tiba - tiba saja tangan Manda refleks memukul lengan kirinya.

"Ya Allah, kak. Maaf. Aku gak sengaja". Ucapnya sambil mengelus lengan Risa yang masih dibalut perban. "Aku baru inget, kak. Aku pernah liat Sandra di hape Abang. Dia pernah chattingan gitu sama nomor yang gak di save. Dari caranya ngechat, itu sih kayaknya cewek. Trus voice note nya juga suara cewek. Dan lagi kak. Poto profil nomor itu ya si Sandra itu". Manda tampak sangat heboh menjelaskan tentang Sandra.

"Oh iya, kak. Aku juga pernah liat Abang nongkrong di kafe sama si Sandra. Kayaknya yang dimaksud Sandra itu Abang, deh. Aku yakin banget. Hah. Mampus lu Sandra. Gak dapet restu dari calon kakak ipar dan adik ipar. Hahahaa". Sambung Manda lagi. Dia tersenyum sinis mengingat kejadian bodoh yang baru saja dilakukan Sandra. Tindakan gegabah yang tanpa dibekali informasi yang akurat.

Terpopuler

Comments

Susi Nora Cerahwati Silitonga

Susi Nora Cerahwati Silitonga

up banyak2 donk thor,,,🤭🤭

2023-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Sekali Saja
2 Emang bisa punya Ayah lagi ?
3 Papa
4 Penyemangat Safira
5 Pahit dan Sulit
6 Ingin Keluarga yang Lengkap
7 Niat Awal
8 Si Mulut Pedas
9 PDKT
10 Keluarga Bahagia
11 Salah Set
12 Tertunda
13 Bujukan Calon Anak
14 Rencana Melamar
15 Bantuan
16 Si Paling Cemas
17 Ayah dan Anak
18 Drama Keluarga
19 Pelajaran Untuk Manda
20 Salah Sasaran
21 Hari yang Melelahkan
22 Launching Kafe
23 Lamaran
24 Dilamar
25 Kondangan
26 Ngambek
27 Bertemu Mantan
28 Si Tukang Kepo
29 Perasaan Baru
30 LDR
31 Kemalangan
32 Penolakan
33 Mengurangi Rasa Rindu
34 Kronologi dan Penyesalan
35 Mantan Mertua
36 Penangkapan
37 Tragedi Lagi
38 Persiapan
39 SAH
40 Resepsi dan Grup Chat
41 Tamu Bulanan
42 Bu Owner
43 Fakta Baru Tentang Risa
44 Bertemu Aqilah
45 Kabar Duka
46 Berebut
47 Mencari Solusi
48 Keputusan
49 Debat
50 Tertunda Lagi
51 Keputusan Ibu
52 Ide Konyol
53 Negosiasi
54 Malam Syahdu
55 Tanda Cinta
56 Minta Izin Kakak Ipar
57 Tak Terduga
58 Salah Tingkah
59 Semakin Dekat
60 Curiga
61 Peluk Aku
62 Bertemu Kembali
63 Kartu As Arya
64 Hari Bahagia
65 Pernikahan Zein Lita
66 Bertemu Keluarga Baru Ayah
67 Khawatir
68 Ngidam
69 Terharu
70 Honey Moon atau Baby Moon
71 Keinginan Mira
72 Minta Pendapat Risa
73 Pertemuan yang Disengaja
74 Istri lu Cantik
75 Tentang Risa
76 Makan Malam
77 Morning Sick
78 Pengen Makan Masakan Risa
79 Ngidam Samaan
80 Fantasi Mira
81 Risa Hilang
82 Pencarian Risa
83 Risa
84 Si Penculik
85 Kabur
86 Ruang Bersalin
87 Baby Sean
88 Zein Lita (Pillow Talk)
89 Kedatangan Tamu
90 Sikap Aqilah
91 Drama Aqilah
92 Hanya Judul
93 Kembali Dekat
94 Sensasi yang Berbeda
95 Sugesti untuk Risa
96 Mencurigakan
97 Rumah Aqilah
98 Lompat Kelas Lagi
99 Penguntit
100 Kembali Muncul
101 Long Time No See
102 Kondisi Risa
103 Skye Xavier Adijaya
104 Ending
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Sekali Saja
2
Emang bisa punya Ayah lagi ?
3
Papa
4
Penyemangat Safira
5
Pahit dan Sulit
6
Ingin Keluarga yang Lengkap
7
Niat Awal
8
Si Mulut Pedas
9
PDKT
10
Keluarga Bahagia
11
Salah Set
12
Tertunda
13
Bujukan Calon Anak
14
Rencana Melamar
15
Bantuan
16
Si Paling Cemas
17
Ayah dan Anak
18
Drama Keluarga
19
Pelajaran Untuk Manda
20
Salah Sasaran
21
Hari yang Melelahkan
22
Launching Kafe
23
Lamaran
24
Dilamar
25
Kondangan
26
Ngambek
27
Bertemu Mantan
28
Si Tukang Kepo
29
Perasaan Baru
30
LDR
31
Kemalangan
32
Penolakan
33
Mengurangi Rasa Rindu
34
Kronologi dan Penyesalan
35
Mantan Mertua
36
Penangkapan
37
Tragedi Lagi
38
Persiapan
39
SAH
40
Resepsi dan Grup Chat
41
Tamu Bulanan
42
Bu Owner
43
Fakta Baru Tentang Risa
44
Bertemu Aqilah
45
Kabar Duka
46
Berebut
47
Mencari Solusi
48
Keputusan
49
Debat
50
Tertunda Lagi
51
Keputusan Ibu
52
Ide Konyol
53
Negosiasi
54
Malam Syahdu
55
Tanda Cinta
56
Minta Izin Kakak Ipar
57
Tak Terduga
58
Salah Tingkah
59
Semakin Dekat
60
Curiga
61
Peluk Aku
62
Bertemu Kembali
63
Kartu As Arya
64
Hari Bahagia
65
Pernikahan Zein Lita
66
Bertemu Keluarga Baru Ayah
67
Khawatir
68
Ngidam
69
Terharu
70
Honey Moon atau Baby Moon
71
Keinginan Mira
72
Minta Pendapat Risa
73
Pertemuan yang Disengaja
74
Istri lu Cantik
75
Tentang Risa
76
Makan Malam
77
Morning Sick
78
Pengen Makan Masakan Risa
79
Ngidam Samaan
80
Fantasi Mira
81
Risa Hilang
82
Pencarian Risa
83
Risa
84
Si Penculik
85
Kabur
86
Ruang Bersalin
87
Baby Sean
88
Zein Lita (Pillow Talk)
89
Kedatangan Tamu
90
Sikap Aqilah
91
Drama Aqilah
92
Hanya Judul
93
Kembali Dekat
94
Sensasi yang Berbeda
95
Sugesti untuk Risa
96
Mencurigakan
97
Rumah Aqilah
98
Lompat Kelas Lagi
99
Penguntit
100
Kembali Muncul
101
Long Time No See
102
Kondisi Risa
103
Skye Xavier Adijaya
104
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!