'Aku tahu keraguan hatimu, mengerti kegelisahan yang dirasakan tak bisa semudah itu untuk percaya pada siapapun orang baru di dunia maya.' Leon memahami banyaknya keraguan di hati Kezia. Terus memberi semangat dan keyakinan kalau semua akan baik baik saja.
'Leon, sekali lagi Aku tidak bisa menjanjikan apa-apa kepadamu tapi kalau usaha dan niatmu begitu kuat ingin menemui ku lakukanlah! tapi Aku tidak akan memberitahukan di mana Aku berada. Satu lagi Aku hanya baru bercerita sama Mama sambungku saja entah seperti apa tanggapannya.' Balas Kezia di chatting nya malam itu.
'Benarkah itu? Aku tahu hatimu tak jauh sepertiku, setidaknya Kamu telah memberi jalan dan petunjuk secara tidak langsung padaku juga gambaran hatimu.'
'Ya Leon Kamu tahu bagaimana hatiku.'
'Aku baru mau sampai ke bandara bersama temanku Toddy hanya itu yang ingin Aku sampaikan padamu Sayang.' Sekali lagi Leon memperlihatkan keseriusan untuk menemui Kezia walau harus siap mencarinya seberapa lamanya hanya berbekal satu kota itu juga baru perkiraan dan komunikasi yang tetap terjaga.
'Leon, Aku begitu deg-degan mendengar keseriusan mu, mungkin Aku percaya atau tidak sama sekali, tapi hatiku mengatakan Kita akan bertemu tapi entah kapan.'
'Yakinkan hatimu Sayang waktu yang akan bicara dan akan mempertemukan Kita mungkin di situ sejarah baru akan tercipta buat cinta Kita. Tetap semangat dan yakin kalau cinta Kita akan bertemu dan seperti impian Kita selama ini tentang kebahagiaan yang akan Kita jemput satu hari nanti.'
'Leon, Aku pamit dulu karena sebentar lagi jadwal belajarku.'
Kezia langsung menutup chatting dan mematikan laptopnya, hatinya bergejolak dan menghangat sambil menatap buku puisi yang bertumpuk di lemari kayu jati berukir yang begitu mengkilat.
Mengenakan pakaian gi dengan di bantu Bibi Emily dan sepatu khusus, kini bagi Kezia belajar apapun sudah tidak menjadi beban lagi tetapi Kezia selalu dengan kesadaran taat pada jadwal dan aturan yang telah ditetapkan menjadi keharusan bagi rutinitas kesehariannya.
Setelah kegiatan bersama Sir Joss ada materi lain mematangkan beberapa bahasa dan musik yang jadi keharusan bagi Kezia. Semua kini dijalani dengan hati enjoy dan otak terbuka hingga tak heran semua pelajaran apapun itu akan Kezia lahap semuanya di hari ini sampai malam nanti.
Kezia datang diiringi Bibi Emily di belakangnya terlihat Mama sambungnya Ayako lagi mengobrol dengan Sir Joss dengan serius dan tersenyum saat Kezia hadir di dojo itu.
Kezia memberi hormat dengan meletakkan sebelah tangannya di dada lalu duduk di hadapan Ayako dan Sir Joss.
Biasanya Kezia berlatih di tonton Papanya Victor dan Mama sambungnya Ayako kini hanya Ayako yang duduk sambil tersenyum memandang Kezia yang sudah siap dengan segala kepiawaiannya dalam memainkan senjata khas negaranya yaitu samurai.
Ada kebanggaan tersendiri bagi Ayako serasa melihat Dirinya di waktu masih remaja dulu cuma sayang masa remaja dilewatinya hanya sebentar saja karena Ayako keburu berkenalan dengan seorang flamboyan Victor Harper yang begitu di dukung keluarga besarnya dan akhirnya kini jadi suaminya dan membawa Ayako di negara ini mendampingi suami dan Putri sambungnya yang beranjak dewasa.
Paman Tom dan Bibi Emily duduk juga di kursi lain sama menonton Nona asuhnya sedang berlatih di bawah sana.
"Paman Tom, Apa kabarnya Tuan? lagi berada dimana saat ini Paman?" Tanya Ayako sambil matanya tak lepas dari gerakan yang di perlihatkan sama Kezia saat berlatih berpasangan dengan Sir Joss.
"Oh, tidakkah Tuan mengabarkan juga pada Nyonya?" jawab Tom malah balik bertanya.
"Saat pertama datang di satu negara Asia Tuan mengabarkan, setelah itu belum mengabarkan lagi, Aku tidak mau bertanya sebelum Tuan sendiri yang mengabarkan padaku walau hatiku diliputi kecemasan," jawab Ayako sambil tersenyum etika seorang Istri baginya seperti itu.
Tuan lagi di negara ke tiga yang di kunjunginya. Semua berjalan baik-baik saja tanpa ada sesuatu yang membuat terhambat perjalanannya walaupun masih ada beberapa negara yang akan disinggahi dan dikunjunginya. Tuan 3 kali setiap harinya mengabari kepadaku terutama bertanya tentang Nyonya Dan juga Nona Kez," jawab Tommy Lee.
Ayako tersenyum tiga kali sehari semalam bertanya tentang Dirinya dan Putrinya begitu romantis kedengarannya walau tetap tersimpan rahasia hatinya seperti apa.
Juga ada kecemburuan di hati Ayako saat suaminya jauh berhari-hari dan berminggu-minggu mereka berpisah. Ayako tahu Victor tidak bisa jauh dari Dirinya.
Setiap malam selalu menghangatkan ranjang tidurnya selalu memeluk dan menciumnya dengan lembut walau Ayako tahu di balik itu tersimpan watak keras dan terkadang sadis suaminya apalagi kalau berhadapan dengan siapa saja yang bertentangan dengan aturan bisnisnya, kecurangan dan kebohongan selalu saja dengan tanpa perasaan Victor menghukum siapa saja di lingkungan bisnisnya dengan pelajaran radikal dan kejam bahkan bisa melenyapkan siapa saja orang yang tak berguna begitulah selalu kalimatnya yang terdengar menyeramkan bagi siapa saja.
Victor suaminya bisa saja dengan mudah bila ingin mendapatkan wanita manapun di negara manapun, untuk sesaat atau sekedar simpanan pemuas hasratnya saat jauh Darinya tapi kalaupun itu di lakukannya harus jadi hal biasa bagi Ayako, menentang dan memprotes semua yang di lakukannya sama saja dengan mendatangkan masalah bagi Dirinya.
"Kenapa Nyonya sama Nona tak ikut serta seperti biasanya kalau kunjungan ke beberapa negara Nyonya?" tanya Tom seperti biasanya kalau Tuannya melakukan perjalanan panjang selalu memboyong Istri serta Putrinya.
"Mungkin sudah dalam pertimbangannya Paman," jawab Ayako pendek saja.
"Bibi Emily apa Nona Kez, pernah bercerita tentang seseorang di dalam hidupnya?" Ayako beralih pada Bibi Emily yang duduk di samping Paman Tom.
"Maksud Nyonya siapa? Ibunya? Apa seseorang itu temannya?"
"Siapa saja tak terbatas dua orang itu barangkali saja pernah bercerita."
"Tidak Nyonya, pernah dulu bertanya tentang Ibunya tapi karena Bibi jawab tidak tahu sama sekali jadi cukup pertanyaan sampai di situ saja tidak ada bahasan kembali," jawab Bibi Emily dengan jelas.
"Paman juga Bibi ada hal yang sedang Nona Kez pikirkan saat ini yaitu seorang pemuda kenalan Nona di dunia maya yang ingin bertemu. Apa pendapat Bibi dan Paman soal ini karena kebetulan juga Nona Kez berbicara kepadaku saat Papanya sedang tidak ada di sini." Ayako memandang bergantian pada kedua orang paling setia di keluarga Victor Harper itu.
"Oh ya? pantesan Nona selalu saja tertawa, kadang menangis sendiri atau kalau lagi seneng bernyanyi dengan kencangnya di tempat tidur kadang juga ketiduran sambil memeluk laptopnya." Bibi Emily bercerita tentang keanehan Nona asuhnya.
"Maaf Nyonya, siapa orang itu teman dekat Nona kah? tapi kenapa mengatakan ingin bertemu saat Tuan Victor sedang tidak ada di sini? Saya pribadi mengkhawatirkan ada tujuan lain pada Nona sebaiknya berhati-hatilah." Tom mengingatkan selalu dengan kewaspadaan.
"Justru Saya ingin bicara dengan Paman juga Bibi dan Sir Joss sebaiknya seperti apa? karena Nona Kez begitu berkeras ingin menemuinya."
"Apa Nyonya sudah bicara dengan Sir Joss? apa pendapatnya?"
"Belum memutuskan apapun makanya Saya bicara meminta pendapat Paman juga Bibi dulu baiknya seperti apa."
"Menurut hematku takutnya mata-mata yang mau memanfaatkan Nona Kez dan yang sebenarnya mengincar juga mengancam pada Tuan Victor sebaiknya jangan ditemui walaupun sudah lama mereka berkenalan, tetapi ada opsi lain seandainya ingin bertemu undang Dia ke rumah ini dengan catatan dan syarat yang Kita berikan."
"Sangat di mengerti Paman masukan yang sangat bijaksana."
"Ya Nyonya kalau Dia macam macam kurung di penjara bawah tanah atau lempar saja pada piaraan Tuan Victor yang di kolam tertutup itu biar semua aligator mendapat santapan."
Terdengar pendapat Tom begitu membuat merinding siapa saja yang mendengarnya.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments