"Mam, boleh Aku tanya satu hal entah akan membuat Mama tersinggung atau seperti apa pandangannya," ucap Kezia setelah mengantar Papanya sampai ke pintu gerbang diantar mobil Lamborghini Gallardo menuju bandara bersama pengawal pribadinya Keizeero dan orang kepercayaannya Paman Valdes.
"Tentang apa Sayang? tanyakan saja kalau Mama bisa menjawab akan menjawabnya tetapi kalau di luar kemampuan Mama mungkin Mama tidak bisa menjawabnya tergantung pertanyaannya," jawab Ayako sambil tetap tersenyum mengamati wajah Putri sambungnya yang sepertinya kelihatan meragu.
"Apa Mama menikah sama Papa karena hubungan bisnis atau karena cinta?" tanya Kezia. Pertanyaan di luar dugaan Ayako Yoshimura karena baru kali ini terlihat Putri sambungnya begitu serius dengan pertanyaannya.
"Lalu apa bedanya Sayang kalau pada akhirnya saling mencintai?" Dengan hati-hati Ayako menjawab dengan jawaban perlahan sambil menelaah maksud ucapan pertanyaan Kezia menatap raut muka cantik yang terlihat serius.
Ada banyak tersirat maksud dari tiap pertanyaan dan memang baru kali ini Ayako merasa akrab dengan Putri sambungnya itu.
Kebahagiaan bagi Ayako kehadiran dan perannya bisa di terima Putri sambungnya itu keinginannya sejak lama, tapi dari kemarin-kemarin Kezia selalu menutup diri dalam hal apapun termasuk berkomunikasi dengan Dirinya.
"Itu bukan jawaban tetapi malah pertanyaan lagi!" jawab Kezia singkat.
"Baiklah, Mama menikah sama Papamu karena ada hubungan bisnis dengan keluarga Mama. Itu awalnya karena Kami ada dalam dunia yang sama. Orangtua Kami sama sama pengusaha yang bisa di bilang cukup besar jadi otomatis mengharuskan Mama bertemu dengan relasi perusahaan keluarga dari manapun. Kebetulan waktu itu Papamu menjalin hubungan bisnis dengan keluarga Mama. Papamu yang begitu simpatik menawarkan Dirinya pada keluarga Mama untuk mempersunting Mama setelah beberapa kali bertemu walaupun pada saat itu usia Kami begitu jauh berbeda dan Papamu menikah untuk yang kedua kalinya awalnya Mama sempat meragu tetapi mungkin cinta jua yang menyatukan hingga bisa bertahan sampai saat ini." Ayako seolah tanpa beban menjawab apa adanya karena memang awalnya Dirinya sempat meragu tetapi kini mungkin Ayako yang jatuh cinta pada Victor.
Kezia diam mungkin mengerti atau berpikir.
"Kenapa memang bertanya begitu Sayang hem? Apa yang Kamu pikirkan? apa karena semalam Papamu memperkenalkan pada seseorang?" selidik Ayako sambil duduk duluan di susul Kezia di seberangnya dalam taman utama yang begitu luas membentang dengan bermacam macam bunga dan tanaman berkualitas.
"Aku merasa belum siap berbagi hati dengan siapapun." Lirih ucapan Kezia seperti tidak senang dengan perkenalan yang di merencanakan Papanya.
"Mama mengerti kegelisahan hatimu, mungkin Papamu hanya mengenalkan bukan memperuntukkan bagimu. Menurut Mama jalani aja perkenalan dengan siapapun biar tahu karakter semua orang toh suatu saat harus bisa menentukan siapa yang terbaik buat masa depanmu." Ucapan yang sangat bisa di pahami dan bijaksana.
"Benarkah hanya mengenalkan? apa bedanya dengan perintah yang biasanya seperti itu kalau sudah jadi keinginan Papa?" tukas Kezia sambil menerawang jauh entah ke mana pikirannya.
Mungkin itu yang dipikirkannya saat ini, sepahit apapun pil yang untuk Dirinya menurut Kezia tetap harus di telannya. Hidupnya ada dalam skenario Papanya tak bisa tidak.
Kalau bisa menawar Kezia ingin hidup seperti gadis pada umumnya, bisa sekolah di luar, punya banyak teman, belajar banyak hal mengenal siapa saja dan berkegiatan seperti pada umumnya gadis seusianya.
"Sayang, bukankah dengan pendekatan sekarang juga Papamu sedikit mengalah? buktinya Kamu bisa belajar masak dan boleh keluar belanja ke Mall nanti sama Mama itu satu kemajuan bukan? Tujuan Papamu baik karena Kamu tidak banyak bergaul di luar Papamu memilihkan seseorang yang baik menurut penilaiannya sebagai teman yang setara dengan kedudukanmu dari dunia bisnis juga jadi tak perlu mengarahkan lagi." Panjang penuturan Ayako berharap Kezia mengerti tujuan baik Papanya.
"Bagaimana kalau Aku tidak cocok? Bisakah Aku menolak?" tanya Kezia lagi.
"Jalani saja berteman, kenal dengan siapapun tidak ada salahnya kalau memang tidak cocok harus bisa ada alasan apa yang membuat tidak cocok dan harus bisa mencari sosok yang menurut Kamu paling ideal, lalu bicara sampaikan sama Papamu Mama akan bantu semampu Mama meyakinkan jika memang seperti itu. Yakin Zackly tidak menarik hatimu?" selidik Ayako sambil tersenyum.
"Benarkah Mam? Aku belum memikirkannya sebenarnya." Ayako tersenyum lebar pengakuan kedua kalau Ibu sambungnya itu teryata enak juga jadi sahabatnya.
Ayako mengangguk meyakinkan Putri sambungnya.
"Seberapa besar usaha dan bisnis yang di kembalikan Harper group?" tanya Kezia lagi.
Pertanyaan yang sebenarnya bukan ditujukan pada Dirinya, tapi pada Papanya sendiri. Tapi Ayako berusaha bisa menjawab walau tidak menjamin Kezia bisa puas dengan jawabannya.
"Mungkin pertanyaan itu Papa yang bisa menjawab karena kalau Mama yang menjawab takut ada kesalahan dan juga menyalahi memberitahukan sesuatu yang Mama tidak tahu semuanya. Hanya yang Mama tahu Harper's Group sudah meliputi dan merambah ke beberapa negara. Seperti saat ini Papamu inspeksi ke beberapa negara memerlukan waktu cukup lama." Ayako menjawab dengan bijaksana.
Kezia manggut mengerti akan jawaban Mama sambungnya.
"Apa Mama mendengar dari obrolan Papa apa rencananya untuk masa depanku akan seperti apa?" tanya Kezia lagi.
"Sepertinya pasti merencanakan yang terbaik dan penuh dengan perhitungan dan persiapan dalam segalanya, dapat Kamu rasakan sekarang bagaimana Papamu mempersiapkan mental fisik dan segala macam karena mungkin manusia harus ada pensiunnya jadi Papamu mau mempercayakan kepadamu membawa nama bendera Harper's di kancah dunia bisnis yang digelutinya." Ayako pindah duduk ke samping Kezia dan memegang bahunya memberi keyakinan dan motivasi kalau Kezia bisa menjalani semua rencana Papanya.
"Apa Mama yakin kalau Anak Papa hanya Aku?"
"Setahu Mama iya."
"Satu lagi Mam apa Ibuku masih hidup apa sudah meninggal?"
Deg! sejenak Ayako diam jawaban seperti apa yang harus di ucapkan, harus hati-hati dan bijaksana mungkin kalaupun tahu, apalagi Ayako sendiri tidak tahu sama sekali bahkan dirinya juga menyimpan pertanyaan itu dan terkadang cemburu saat Suaminya masih mengigau atau memanggil nama kecil Catherine tanpa di sadarinya.
"Maaf Mama tidak tahu Sayang. Mama menikah dengan Papamu setelah status Papamu sendiri karena sampai saat ini tidak pernah Papamu membahas soal itu karena mungkin telah menjadi masa lalu tak pernah ada singgungan tentang masalah itu entah kalau merasa berbicara tentang masa lalu di masa sekarang adalah suatu hal yang tabu walaupun pada dasarnya Mama tidak menganggapnya seperti itu tetapi Papamu menutup untuk pembicaraan tentang Mama Catherine di hadapan Mama."
"Salahkah Aku masih berpikir kalau Mama itu masih hidup? dan ada di suatu tempat? Aku meyakini itu, selalu Aku berpikir ingin mencari tahu dan bertanya tentang Mama tapi Papa selalu terlihat emosi dan menggertak seakan itu satu kesalahan seorang Anak merindukan Mamanya. Aku hanya ingin tahu kalau masih bisa ingin Aku memeluknya."
"Tak salah Sayang, mungkin Papamu merasa diingatkan kembali tapi semua itu sudah berlalu dan ingin di lupakan."
"Tak mungkin seseorang yang telah ada dalam hidup Kita akan bisa di lupakan satu kata mustahil. Tapi kenapa Papa selalu menutup diri untuk masalah Mama? bukankah seorang Anak berhak tahu sesungguhnya siapa dirinya?"
"Sudahlah Sayang, mungkin suatu waktu Kamu bisa bertanya lagi pada Papamu."
Ayako mencoba memeluk Kezia yang mengembang bola matanya, memberinya kenyamanan sebagai Ibu yang baik juga sebagai sahabatnya.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments