"Sayang, apa yang Kamu sampaikan tadi sama Papamu bukan berarti jawabannya penolakan dari Papamu tapi Papamu perlu memikirkannya lagi dan itu untuk kebaikanmu semua semata-mata karena rasa sayang yang berlebihan dari Kami sebagai orang tua." Ayako beralih duduk ke samping di mana Kezia duduk di ayunan taman dalam keputren nya.
"Buat apa di pikirkan kalau semua permintaan dan pertanyaan pada akhirnya hanya akan mendapat jawaban sama?" jawab Kezia dengan ketus. Mencoba mengungkapkan kesal hatinya.
"Tidak Sayang, jadilah sahabatku semua akan baik baik saja apa yang kamu inginkan? Aku Ibumu walau bukan Ibu kandung Aku mengerti keinginanmu setelah dewasa. Berpikirlah dengan dewasa jangan terlalu negatif berpandangan dan melihat pada orang lain termasuk kepadaku menjadi teman itu akan lebih baik dengan siapapun Aku Mamamu jadi Kamu boleh membuka hati kapanpun merasa memerlukan teman," jawab Ayako sambil tetap menatap wajah cantik Kezia di sampingnya.
Kezia masih belum percaya dengan apa yang disampaikan Ibu sambungnya itu kenapa tiba-tiba jadi baik? apa Dia disuruh Papanya untuk mendekati Dirinya sehingga dirinya bisa luluh mengikuti apa yang diinginkan Papanya mengikuti semua keinginan Papanya? munafik memang penilaian Kezia jika semua itu atas kepentingannya juga.
Hanya diam sambil mencerna apa yang di sampaikan Ibu sambungnya Kezia mulai menyadari kalau dirinya perlu teman mungkinkah Ibu tirinya bisa jadi teman yang baik juga menyenangkan? Jawaban yang mustahil bagi Kezia. Tapi kalau memang baik bisakah hatinya mulai menerima dan mempertimbangkan penawarannya untuk jadi teman?
"Aku pernah berada di usiamu temanku banyak siapa saja jadi temanku termasuk Ibuku dan Bapakku, walau Aku belum punya Anak dan pengalaman menyelami hati seorang Anak, tapi naluri seorang Ibu ada di dalam hatiku Aku sangat terbuka untuk diskusi hal apapun dan bisa secara perlahan menyampaikan keinginan pada Papamu." Lanjut Ayako
Kezia mengangkat kedua matanya ada reaksi dari ucapan Ayako.
"Baiklah mungkin hanya itu dulu yang Aku sampaikan jangan ragu Aku juga Mamamu juga temanmu kini dan ingin melihat Putrinya selalu tersenyum. Datanglah setiap saat pada Mamamu ini kalau dirasa butuh teman untuk berbagi," Ayako mengakhiri bicaranya dan menatap Kezia yang hanya diam terpekur di ayunan taman keputren nya.
Ayako bangkit hanya menyampaikan itu saja mungkin besok akan melihat respon Kezia seperti apa. Apa menyambutnya atau bersikap kembali seperti biasa.
Kezia diam membiarkan Ibu sambungnya berjalan perlahan mau keluar keputren sampai akhirnya Ayako mendengar panggilan pada Dirinya.
"Tunggu!"
Ayako tersenyum sambil memalingkan mukanya berhenti berjalan berbalik pada Kezia yang berdiri di dekat ayunan taman kamar keputren nya.
"Apa mengirim Mama ke sini itu bagian pesan dari Papa?" tanya Kezia jauh dari perkiraan Ayako kalau Putri Kez bisa bertanya begitu jauh di luar dugaannya.
"Sayang, duduklah sepertinya banyak hal yang ingin Mama sampaikan. Menemui mu adalah keinginan Mama sendiri Papamu percaya kalau Kita bisa berteman baik jadi menyerahkan semuanya pada Mama mungkin nanti Papamu yang memikirkan dan mempertimbangkan apa yang menjadi keinginanmu. Mama sudah bicara sama Papamu kalau Putrinya harus menguasai hal yang menjadi keinginannya bukan hanya keinginan Papamu saja," sahut Ayako membesarkan hati Kezia.
Entahlah Kezia melihatnya itu ketulusan atau pamrih atas apa yang Ibu sambungnya lakukan pada dirinya itu barusan. Entah yang sebenarnya di baik kebaikannya itu hanya di muka saja di hadapan Papanya atau juga pura-pura baik entah sampai saat ini dan tidak melihat hal kebaikan ataupun keburukan di mata Ibu sambungnya itu.
"Benarkah itu?"
"Apa yang menjadi keinginanmu?"
"Aku ingin berlatih ballet melepaskan semua beban dalam hati kirim instruktur nya ke sini Aku hanya berlatih lewat tutorial dunia maya."
"Sayang, kalau tari ballet Mama bukan bagiannya, nanti Mama sampaikan kepada Papamu tapi mari bersama mau belajar apa bersama Mama?"
"Aku mau belajar memasak."
"Sangat boleh itu naluri perempuan semuanya hal paling menyenangkan saat Kita bisa menguasai dan bisa membeli menyenangkan perut orang-orang yang Kita cintai dengan masakan Kita, karena akan ada saatnya Kita melayani bukan terus di layani."
"Apa artinya itu?"
"Mama lahir dari keluarga biasa tidak se-formal keluarga Papamu di sini jadi keluarga Mama bebas berkreasi dengan keinginannya masing-masing, takdir membawa Mama ke keluarga Papamu di sini senang rasanya bisa dicintai dan mencintai walaupun Mama lebih banyak dilayani tapi Mama sesekali turun juga ke dapur inspeksi dan mau makanan bikinan sendiri dan di perbolehkan sama Papamu, senang rasanya kalau nanti Kita berdua bisa turun bersama ke dapur walaupun tetap bersama koki keluarga Kita."
Ada sungging senyum di muka Kezia, dalam otaknya sudah terbayang ingin berkreasi seperti apa yang diucapkan Ayako Ibu sambungnya itu.
"Tapi pesan Mama tetap pada aturan sesuai keinginan Papamu setidaknya berlatihlah sesuai keinginan Papamu dan hal lain selain ketentuan yang diharuskan dikuasai sama Papamu, anggap semua yang tidak diharuskan bisa tapi Kamu bisa melakukannya dan kamu ingin menggelutinya itu adalah kebebasan yang harus Kita syukuri pasti suatu saat apa yang diharuskan bisa sama Papamu dan yang ingin kamu pelajari sendiri akan mendatangkan manfaat untuk masa depan mu." Panjang ucapan Ayako. Kezia mungkin memahami karena terlihat mukanya berubah berseri.
Semua terlepas tidak lepas dari komunikasi setiap malam yang dilakukan bersama Leonard yang tertuang dalam kata-kata indah yang selalu di kirim dalam balasan kata indah juga.
'Kezia Sayang, betapa ingin Aku masak dan menikmati makan malam terindah bersamamu menyuapkan makanan ke bibir indah mu dari satu piring yang sama bersama Kita menikmati indahnya rembulan dan dinginnya terpaan angin di musim ini'
'Leon, Aku tidak bisa memasak walau semua keinginanmu adalah sesuatu hal yang mungkin sangat indah yang Aku bayangkan tetapi semua itu membuat Aku malu, karena Aku bukan gadis pada umumnya.'
'Sayang, setidaknya kejujuranmu membuat Aku semakin penasaran, Aku semakin ingin menemui walau Kamu berada di belahan dunia manapun.'
'Ah, Leon seandainya Aku bisa menembus tembok dan aturan Papaku mungkin Kita sudah bisa bertatapan dan tersenyum bersama, Aku hanya rembulan kesepian di balik sepi. Aku bahagia walau Kita hanya bisa bertemu di dunia maya.'
Setidaknya Kezia berkhayal walau bertemu seorang pangeran Leonard Pablo dalam dunia maya ke dunia nyata dalah satu kemustahilan tapi Kezia ingin tahu memasak itu seperti apa?
Menjadi antusias saat Ibu sambungnya menawari dan mengajak akan mengajarinya masak.
"Baiklah, setelah agenda harian selesai dari rutinitas belajar, latihan, les dan lain-lain datanglah cari Mama Kita ke dapur dan nanti hasil masakan Kita biar Papamu mencicipi," sekali lagi Ayako begitu senang dengan sambutan Putri sambungnya itu.
Kezia tersenyum dan mengangguk pasti.
Ayako mendekati Kezia memeluknya dengan perasaannya sendiri, mengusap punggungnya walau Kezia tak memberikan reaksi apapun.
"Selesaikan berlatih apapun sesuai keinginan Papamu biar hati Papamu senang selebihnya belajar bersama Mama ya Sayang."
Ayako berlalu tanpa melihat reaksi dari Kezia hatinya telah berhasil mencuri hati Kezia dan meyakinkan kalau Dirinya tidak seburuk apa yang disebut orang-orang pada umumnya kalau Ibu sambung itu seorang yang galak, seseorang yang otoriter seorang yang tidak bisa terbantahkan jauh dari kata penyayang dan selalu mendikte Ayako ingin membuang semua image itu.
********
Sambil nunggu up PUTRI PEWARIS SANG MAFIA Baca juga ya, Pesona Aryanti, Biarkan Aku Memilih, Meniti Pelangi, Masa Lalu Sang Presdir, Cinta Di Atas Perjanjian, Noda Kelam Masa Lalu. By Enis Sudrajat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Baperrrr akyuuuu😘😘
2023-12-27
1
Dwisya12Aurizra
heemm puitis banget
2023-09-22
2
Dwisya12Aurizra
kalo mau belajar masak sama aku, aku ahli nyeplok endog, sama masak mie instan 🤭
2023-09-22
2