We Are Together

We Are Together

Satu

Seorang cowok bertubuh jangkung serta berwajah tampan kini tengah berjalan santai menuju perpustakaan sekolahnya. Telapak tangan kirinya dimasukan ke dalam saku celananya, sementara telapak tangan kanannya di gunakan untuk memegang tas ransel yang berada di bahu kanannya.

Cowok pintar yang sifatnya susah di tebak, Darel Arsenio namanya. Dia kelas 11 IPS3 yang hobby-nya menggambar. Dia juga tergolong salah satu anak most wanted di sekolahnya, banyak kaum hawa yang mengagumi-nya karna wajahnya yang lebih mirip dewa Yunani.

Bagaimana tidak? Dia mempunyai kulit yang berwarna putih begitu kontras jika dibandingkan dengan rambut jabriknya yang berwarna hitam sedikit kemerahan, matanya setajam elang, hidungnya yang mancung bak perosotan anak TK, dan bibirnya yang terlihat seksi berwarna merah muda—meski dia sering merokok.

Siapa sih yang enggak suka sama cowok tampan, kaya dan pintar coba? Mungkin hampir semua kalangan para kaum hawa menyukainya, terlebih lagi karena sikapnya yang dingin kepada hampir semua cewek. Namun agaknya mereka tidak pernah jengah untuk mendekati Darel yang sering dikasih julukan prince cold.

Jam sekolah sudah berbunyi dua puluh menit yang lalu, tetapi masih banyak siswa siswi yang masih berkeliaran. Entah itu di kelas, kantin, taman, maupun di perpustakaan. Darel pun sama, dia masih berkeliaran didalam sekolahnya.

Darel bersekolah di SMA Merah yang nota bene-nya adalah salah satu sekolah elite di kota Jakarta. SMA itu diberi nama Merah karena almamater yang digunakan murid berwarna Merah. Konon katanya Merah itu melambangkan arti Keberanian.

"Hai, kak Darel," seorang cewek yang diketahui adik kelas Darel itu menyapa seraya tersenyum malu-malu. Sayangnya, sapaan itu tidak dibalas oleh Darel. Hanya saja tadi Darel sempat melirik sekilas, sebelum meneruskan langkahnya tadi yang sempat tertunda. Biarlah di cap sombong, toh dia tidak peduli sama sekali.

Koridor masih tampak ramai dan riuh. Banyak murid yang masih berlalu lalang disana. Suara sepatu berada dengan lantai terdengar jelas dikedua telinga Darel. Darel berbelok, dia kini memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan saja.

Saat sudah berada di depan pintu, tangan kanan Darel terulur untuk meraih knop pintu perpustakaan. Detik berikutnya dia mendorongnya dengan pelan, menyapu pandang ke seluruh ruangan perpustakaan, sedetik kemudian dia menarik sudut bibirnya. Darel tersenyum tipis yang hampir saja tidak terlihat.

Namun, sepasang matanya yang setajam elang itu tidak lepas mengamati paras cantik jelita milik seorang cewek yang bernama Keysa Deolinda, dia kelas 11 IPA3. Seluruh penjuru pun mengakui kalau wajah Keysa itu cantik. Selain cantik, dia juga berperilaku baik kepada semua orang.

Keysa mempunyai tubuh bak gitar spanyol tetapi dia tidak pernah sekalipun bentuk tubuhnya itu. Kulitnya putih seperti orang Asia, kedua pipinya dirambati rona merah. Tentu saja rona itu bukan berasal dari make up. Yang paling di sukai adalah senyumnya.

Senyum Keysa benar-benar sangat manis macam madu, sungguh.

Darel mengeluarkan sketchbooknya dari dalam tas ranselnya tidak lupa pensil lengkap dengan penghapusnya yang kini dia letakan diatas meja. Hari ini dia menjadikan Keysa sebagai target objek gambarnya. Darel mulai menggambar sketsa wajah Keysa.

Keysa sendiri tengah fokus membaca novel bersampul seorang cewek dengan kedua cowok yang berada disisi kanan dan kirinya. Earphone berwarna putih menyumpal kedua telinganya, sesekali Keysa mencuri pandang ke arah Darel. Sebab dari tadi Darel selalu mencuri pandang ke arahnya. Konsentrasi Keysa kini menjadi buyar karena ulah Darel.

Tak lama kemudian, sepasang mata mereka bertemu. Iris coklat Keysa bertemu iris hitam milik Darel. Mereka berdua kontan diam mematung. Rasa canggung kian sangat kentara didalam perpustakaan. Detik berikutnya Darel memutuskan pandangannya lebih dulu.

Sedangkan Keysa hanya mengendikan bahu acuh seraya memasang wajah datar. Ah, Bodo amat. Keysa bergumam dalam hati.

Keysa mengernyitkan dahinya bingung, kenapa cowok tampan itu akhir-akhir ini selalu rajin mengunjungi perpustakaan? Padahal sebelumnya cowok jarang mengunjungi perpustakaan, dia hanya akan mengunjungi perpustakaan jika sedang kepepet saja. Yang Keysa tahu cowok itu cukup populer di sekolahnya.

Kenapa cowok berambut jabrik itu dari tadi selalu mencuri pandang ke arah gue terus menerus, huh?

Apa ada yang salah dengan penampilan gue ini?

Apakah dia kesini hanya ingin ngelihatin wajah gue yang cantik ini?

Keysa melontarkan beberapa pertanyaan didalam hati. Detik berikutnya dia langsung menggeleng pelan.

"Ah, gue nggak peduli itu dan gue juga nggak boleh ge-er dulu." lirihnya.

Darel sedikit senang ketika sketsanya mulai menampakan rupa, tetapi Darel tidak lagi mencuri pandang kearah Keysa. Dia hanya perlu mempertegas garis-garis kontur pada gambarnya agar mempertajam rupa paras Keysa yang menurutnya benar-benar cantik.

Cewek berparas cantik yang di ketahui bernama lengkap Sherly Zenaide Jovanka itu tiba-tiba muncul dibelakang Darel yang saat ini masih sibuk berkutat dengan aktivitasnya. "Babe, kamu lagi gambar apa sih?" Sherly bertanya penasaran dengan nada yang terdengar manja, sekaligus menjijikan ditelinga Darel.

Pertanyaan yang baru saja di lontarkan oleh Sherly berhasil membuat Darel terperanjat kaget. Detik berikutnya dia langsung menutup sketchbook-nya dengan cepat—tidak ingin jika Sherly melihat gambarnya itu. Kini Darel mendongak untuk menatap wajah Sherly. Rasa senang yang sudah membara kian pudar begitu saja.

Sejak kapan Sherly sudah berada di sini, huh?

"Lo nggak perlu tau," Darel menyahut cuek.

Sherly mengerutkan dahinya bingung—menatap muka dingin Darel dengan curiga, karna tadi dia hanya melihat sekilas gambar itu. Sebenarnya babe tadi gambar apa sih? Pacar gue ini bikin kepo aja deh. Ah, gue cari tau entar aja lah. Sherly membatin dalam hati. Jujur saja, dia benar-benar penasaran.

Sherly mengerucutkan bibirnya lucu, dia sebenarnya ingin pulang sekarang juga. Namun pacarnya sendiri belum pulang. Tentu saja Sherly tidak akan pulang tanpa pacar kesayangannya itu. Seketika Sherly menyipitkan matanya ketika menemukan hal yang menurutnya sedikit janggal. Kenapa Darel—pacarnya akhir-akhir ini selalu mengunjungi perpustakaan? Ah, entahlah, Sherly tidak ingin ambil pusing hal itu.

"Babe, ayo pulang... enggak bosen apa meng-gambar terus?" Sherly merengek manja seraya mengguling-gulingkan lengan Darel yang masih berada di atas meja—berharap bahwa Darel akan menuruti permintaannya.

"Nggak. Lo mending pulang sendiri, gue masih mau disini," Darel menukas dengan cepat.

Sherly kembali cemberut. Raut wajahnya kini berubah menjadi terlihat sangat sedih. "Kenapa aku nggak pernah kamu perlakukan selayaknya sebagai pacar kamu, huh? Padahalkan aku ini pacar kamu babe."

Sepasang mata Sherly sekarang sudah berkaca-kaca. Mungkin saja kalau Sherly berkedip mungkin cairan berwarna putih yang lebih mirip embun pagi air itu akan jatuh membasahi pipinya yang bisa dibilang tirus.

Darel sama sekali tidak menghiraukan perkataan Sherly barusan. Ya, dia tidak menjawab perkataan Sherly. Sejujurnya Darel sudah muak. Ah, ralat, tepatnya sangat muak melihat kelakuan manja Sherly Zenaide Jovanka, yang notabene-nya adalah pacarnya sendiri.

"Kalau kamu enggak mau pulang sekarang, ya udah aku mau temenin kamu aja disini." Sherly berujar dengan keukeuh.

Mendengar perkataan Sherly barusan berhasil membuatnya menggeram marah. Kali ini Darel memasukan sketchbook-nya lengkap dengan pensil dan penghapus ke dalam tas ranselnya, dia berdiri seraya menenteng tas ranselnya sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar dari perpustakaan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Darel meninggalkan Sherly yang kini masih menatap benci kearah Keysa. Kedua tangannya terkepal erat, detik berikutnya Sherly membalikan badannya kebelakang kemudian dia mengerucutkan bibirnya seraya menghentak hentakan kakinya dengan kesal.

"Eh, Babe gue di mana? Ah, pasti gue di tinggal lagi nih," Sherly menggerutu pelan sebelum akhirnya Sherly berlari kecil untuk mengejar Darel yang sudah pulang, maybe? Sherly tidak marah, akan tetapi dia hanya merasa kesal saja dengan pacarnya sendiri.

Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua belas
13 Tiga belas
14 Empat belas
15 Lima belas
16 Enam belas
17 Tujuh belas
18 Delapan belas
19 Sembilan belas
20 Dua puluh
21 Dua puluh satu
22 Dua puluh dua
23 Dua puluh tiga
24 Dua puluh empat
25 Dua puluh lima
26 Dua puluh enam
27 Dua puluh tujuh
28 Dua puluh delapan
29 Dua puluh sembilan
30 Tiga puluh
31 Tiga puluh satu
32 Tiga puluh dua
33 Tiga puluh tiga
34 Tiga puluh empat
35 Tiga puluh lima
36 Tiga puluh enam
37 Tiga puluh tujuh
38 Tiga puluh delapan
39 Tiga puluh sembilan
40 Empat puluh
41 Empat puluh satu
42 Empat puluh dua
43 Empat puluh tiga
44 Empat puluh empat
45 Empat puluh lima
46 Empat puluh enam
47 Empat puluh tujuh
48 Empat puluh delapan
49 Empat puluh sembilan
50 Lima puluh
51 Lima puluh satu
52 Lima puluh dua
53 Lima puluh tiga
54 Lima puluh empat
55 Lima puluh lima
56 Lima puluh enam
57 Lima puluh tujuh
58 Lima puluh delapan
59 Lima puluh sembilan
60 Enam puluh
61 Enam puluh satu
62 Enam puluh dua
63 Enam puluh tiga
64 Enam puluh empat
65 Enam puluh lima
66 Enam puluh enam
67 Enam puluh tujuh
68 Enam puluh delapan
69 Enam puluh sembilan
70 Tujuh puluh
71 Tujuh puluh satu
72 Tujuh puluh dua
73 Tujuh puluh tiga
74 Tujuh puluh empat
75 Tujuh puluh lima
76 Tujuh puluh enam
77 Tujuh puluh tujuh
78 Tujuh puluh delapan
79 Tujuh puluh sembilan
80 Delapan puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua belas
13
Tiga belas
14
Empat belas
15
Lima belas
16
Enam belas
17
Tujuh belas
18
Delapan belas
19
Sembilan belas
20
Dua puluh
21
Dua puluh satu
22
Dua puluh dua
23
Dua puluh tiga
24
Dua puluh empat
25
Dua puluh lima
26
Dua puluh enam
27
Dua puluh tujuh
28
Dua puluh delapan
29
Dua puluh sembilan
30
Tiga puluh
31
Tiga puluh satu
32
Tiga puluh dua
33
Tiga puluh tiga
34
Tiga puluh empat
35
Tiga puluh lima
36
Tiga puluh enam
37
Tiga puluh tujuh
38
Tiga puluh delapan
39
Tiga puluh sembilan
40
Empat puluh
41
Empat puluh satu
42
Empat puluh dua
43
Empat puluh tiga
44
Empat puluh empat
45
Empat puluh lima
46
Empat puluh enam
47
Empat puluh tujuh
48
Empat puluh delapan
49
Empat puluh sembilan
50
Lima puluh
51
Lima puluh satu
52
Lima puluh dua
53
Lima puluh tiga
54
Lima puluh empat
55
Lima puluh lima
56
Lima puluh enam
57
Lima puluh tujuh
58
Lima puluh delapan
59
Lima puluh sembilan
60
Enam puluh
61
Enam puluh satu
62
Enam puluh dua
63
Enam puluh tiga
64
Enam puluh empat
65
Enam puluh lima
66
Enam puluh enam
67
Enam puluh tujuh
68
Enam puluh delapan
69
Enam puluh sembilan
70
Tujuh puluh
71
Tujuh puluh satu
72
Tujuh puluh dua
73
Tujuh puluh tiga
74
Tujuh puluh empat
75
Tujuh puluh lima
76
Tujuh puluh enam
77
Tujuh puluh tujuh
78
Tujuh puluh delapan
79
Tujuh puluh sembilan
80
Delapan puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!