Sembilan belas

"Pagi mommy-ku sayang," Keysa menyapa dengan suara merdunya.

"Pagi juga Keysa sayang." sahut Linda seraya menggigit roti bakar yang diatasnya terdapat selai coklat. Namun pandangannya tak lepas dari wajah berbinar milik anak perempuan kesayangannya.

Setelah saling melontarkan sapaan singkat, keduanya kini nampak enggan membuka mulutnya kembali. Terfokus pada makanan masing-masing, tanpa mempedulikan suasana yang kembali terasa senyap. Wajar saja, hari-hari sebelumnya pun begitu.

Keysa hanya makan dengan mommy-nya saja—mengingat bahwa kedua orang tuanya bercerai ketika dia masih kecil. Dirinya juga merasa terpukul dengan hal tersebut, namun dirinya begitu enggan untuk bilang kepada mommy-nya, dia hanya tidak ingin mommy-nya sedih. Hanya itu saja.

Keysa segera menaruh sepatunya diatas keramik terlebih dahulu sebelum mendaratkan pantatnya di kursi yang bersebelahan dengan Linda. Dedetik berikutnya dia tersenyum tipis. Didepannya sudah tersaji roti bakar selai coklat serta segelas susu sapi putih. Kontan dia segera melahap rotinya sampai habis, dan meneguk susunya itu sampai habis.

Setelah Keysa selesai makan, dia langsung bergegas memakai sepatunya. Dia berjalan menghampiri Linda. "Keysa berangkat sekolah dulu ya, mom," Linda berucap pada Keysa seraya meraih telapak tangan Linda, dikecupnya punggung tangan Linda dengan sayang.

Linda tersenyum lebar sejenak. "Iya, Sayang, hati-hati ya?"

Keysa sontak langsung mengangguk sebagai respon, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Linda dan mengecup sekilas pipi tirus milik mommynya. Detik berikutnya, Keysa mengayunkan kakinya menuju halte bis yang letaknya berada di depan rumahnya, sesekali dia bernyanyi pelan seraya menikmati udara yang masih segar karena belum terkena banyak polusi.

Keysa mendudukan pantatnya di kursi halte yang didepannya ada jalan raya yang masih nampak sepi—hanya terdapat beberapa kendaraan yang melintasinya. Dia mengambil ponsel miliknya yang berada disaku roknya, lalu membuka aplikasi Instagram miliknya.

Keysa mendelik ketika melihat banyaknya notif yang membanjiri Instagramnya karena postingan tadi malam. Dimana dia berfoto candid—sungguh dia tadi malam hanya iseng saja. Keysa tersenyum tipis, hatinya terasa kembali menghangat.

Alasannya karena Darel ikut berkomentar dan membelanya dari para haters. Dia juga bahagia saat Darel mulai mengikutinya di Instagram, entah kenapa jari jempolnya tergerak untuk menekan kata ikuti balik. Suara deruman motor memekakan telinga berhenti tepat di depan Keysa, sontak Keysa terkejut.

Cowok itu membuka helm full facenya dan memamerkan wajah tampannya. Sayangnya cowok itu tidak turun dari motor ninjanya yang berwarna merah berani, cowok itu tersenyum tipis ke arah Keysa—namun sayangnya Keysa tak melihat senyum tersebut karena terlihat samar sekali.

"Ayo naik," katanya, suara baritonnya terdengar berat dan serak, namun terdengar seksi ditelinga Keysa.

Dia Darel, Darel Arsenio.

"Kok lo bisa ada disini sih, Rel?" Keysa bertanya penasaran seraya beranjak dari duduknya. Dahinya mengernyit karena bingung. Sedetik kemudian Keysa mengayunkan kedua kakinya untuk mendekat kearah motor milik Darel.

Bagaimana dia tidak bingung coba? Jika tiba-tiba Darel datang menghampirinya. Sangatlah mustahil jika Darel mengetahui rumahnya—mengingat bahwa dirinya baru berkomunikasi dengan Darel. Darel berdeham pelan untuk mengurangi rasa gugupnya yang telah melanda dirinya saat ini.

Namun, matanya tidak lepas dari wajah cantik milik Keysa. "Gue tadi niatnya mau berangkat lewat sini—"

"Eh, malah liat lo disini, ya udah gue samperin aja," sambungnya.

Keysa mengangguk-anggukan kepalanya pelan tanda dia mengerti. Sejujurnya dia agak ragu untuk percaya dengan perkataan Darel barusan. Namun, dirinya tidak ingin ambil pusing hal tersebut. "Udah sana gih berangkat, entar lo telat," Keysa kembali membuka suaranya seraya tersenyum manis.

Sementara Darel? Dia menggeleng pelan tanda dia tak menyetujui perkataan Keysa barusan. Darel berdeham pelan sebelum mulai berkata. "Justru gue nyamperin lo kesini karena gue mau ngajak lo berangkat bareng—"

"Bay the way, lo nungguin bis udah berapa menit?" Darel bertanya dengan menaikkan salah satu alisnya.

Keysa mengetuk-ngetuk pipi kanannya dengan jari telunjuknya yang lentik seraya mendongakkan kepalanya keatas—tanda bahwa dirinya kini tengah berpikir keras. "Eum, sepertinya udah sepuluh menit lebih deh," Keysa menyahut diiringi tawa kecil dan berhasil membuat Darel gemas sendiri kepadanya. Keysa juga sebenarnya takut dirinya akan telat—mengingat bahwasanya bis langganannya belum datang juga.

"Padahal udah sepuluh menit berlalu, masa belum ada bis yang muncul?"

"Mending bareng gue aja, hitung-hitung biar enggak telat,"

Keysa menghela nafas panjang—lalu dia hembuskan dengan kasar. Detik berikutnya Keysa menggigit pipi bagian dalamnya karena dia sekarang tengah gugup sekaligus bimbang. "Gue sebenarnya sih mau aja, Rel,"

"Tapi lo tau kan pacar lo kalau ke gue itu bawaannya pengen jambak-jambakkan? Kalau enggak ya pasti cakar-cakaran,"

Sontak Darel langsung terkekeh geli setelah mendengarkan perkataan Keysa yang menurutnya sangat menggemaskan. Darel kembali diam dan tidak bergeming sama sekali. Kini, Darel tengah bergelut dengan fikirannya sendiri. Benar juga perkataan Keysa barusan.

Memang benar adanya jika Sherly itu orangnya sangat possessive terhadapnya, apalagi jika sudah menyangkut urusan cewek yang dekat dengannya—pasti Sherly tidak akan membiarkannya begitu saja. "Udah Key, biar gue aja yang ngurus Sherly. Lo mau kan berangkat bareng sama gue, kan?" Darel bertanya dengan nada rendah. Wajahnya kembali terlihat datar seperti hari-hari biasanya. Sejujurnya, Darel sedikit tertarik untuk mendekati Keysa—mengingat bahwa keduanya memiliki hobi yang sama—yaitu hobi membaca.

Keysa meremas roknya yang berwarna coklat tua itu dengan gusar. "Eum, gimana ya?" Keysa melirik sekilas wajah Darel yang masih juga memandangnya.

"Iya deh," Keysa akhirnya memutuskan pilihannya—walau sebenarnya dia sedikit merasa ragu.

Sontak Darel langsung menyeringai. Dia bersorak dalam hati. Detik berikutnya Darel langsung turun dari motor ninjanya lalu dia mengambil helm khusus untuk cewek—sebenarnya helm itu sering dipakai Sherly—mengingat bahwa Sherly sering merengek minta diboncengnya naik motor.

"Gue pasangin helmnya, ya?" Darel bertanya dengan nada rendah yang terdengar lembut ditelinga Keysa.

Kontan, Keysa mengangguk setuju. Tidak ada alasan untuk menolak permintaan Darel barusan. Sejujurnya, Keysa juga tidak mau jika dirinya dan Darel telat. Bisa-bisa dirinya dan Darel akan disuruh lari keliling lapangan sebanyak-banyaknya dan lebih parahnya lagi adalah di suruh membersihkan semua toilet yang ada di SMA Merah? Hell no. Lebih baik harus berlari dari pada membersihkan semua toilet.

Tiba-tiba saja, iris hitam legam milik Darel bertemu iris cokelat madu milik Keysa. Pandangan mereka bertemu, detak jantung Keysa berpacu dengan cepat dari sebelumnya, begitu pun dengan Darel. Namun sebisa mungkin Darel menyembunyikan hal tersebut. Keysa terpaku pada tempatnya saat dia dipasangkan helm oleh Darel.

Perlu diketahui bahwa saat ini hatinya terasa berbunga-bunga, sungguh. Detik berikutnya, Keysa terlebih dahulu memutuskan kontak matanya dengan Darek terlebih dulu. Dirinya berdeham pelan untuk mengurangi rasa canggungnya. Keysa langsung membuang wajahnya kesamping—sebenarnya saat ini dirinya tengah salah tingkah.

"Ayo berangkat sekarang, Rel," Keysa berkata dengan sedikit kikuk.

Sontak Darel langsung tersadar dari lamunannya, senyum tipis tersungging di bibirnya. Hal tersebut kontan membuat wajahnya semakin tampan. Tak lama kemudian, dirinya mengangguk sekali dan segera menaiki motor ninjanya, lalu disusul Keysa setelahnya.

"Pegangan dipinggang gue aja, jangan dibahu gue karena gue bukan tukang ojek,"

Keysa lantas tersenyum lebar setelah mendengar perkataan Darel barusan yang terdengar lucu ditelinganya. "Gue enggak enak sama Sherly, Rel,"

"Entar ujung ujungnya gue di cap sebagai pelakor lagi kayak kemaren," lanjut Keysa diiringi dengan tawa kecil.

"Udah, Lo jangan mikirin dia mulu," Darel menegur seraya memindahkan telapak tangan Keysa yang tadinya di bahu menjadi berada di pinggangnya dengan telapak tangan kirinya. Dia sangatlah menginginkan jika Keysa pegangan tangannya dipinggangnya bukan dibahunya.

Darel mulai melajukan motor ninjanya yang berwarna merah. Meninggalkan halte bis dan membelah jalan raya yang tampak ramai dipagi ini—seperti biasanya jalan raya mulai padat. Darel menyugingkan senyum dibalik helmnya. Entah kenapa dirinya merasa jika ada kupu-kupu yang melayang-layang didalam perutnya.

Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua belas
13 Tiga belas
14 Empat belas
15 Lima belas
16 Enam belas
17 Tujuh belas
18 Delapan belas
19 Sembilan belas
20 Dua puluh
21 Dua puluh satu
22 Dua puluh dua
23 Dua puluh tiga
24 Dua puluh empat
25 Dua puluh lima
26 Dua puluh enam
27 Dua puluh tujuh
28 Dua puluh delapan
29 Dua puluh sembilan
30 Tiga puluh
31 Tiga puluh satu
32 Tiga puluh dua
33 Tiga puluh tiga
34 Tiga puluh empat
35 Tiga puluh lima
36 Tiga puluh enam
37 Tiga puluh tujuh
38 Tiga puluh delapan
39 Tiga puluh sembilan
40 Empat puluh
41 Empat puluh satu
42 Empat puluh dua
43 Empat puluh tiga
44 Empat puluh empat
45 Empat puluh lima
46 Empat puluh enam
47 Empat puluh tujuh
48 Empat puluh delapan
49 Empat puluh sembilan
50 Lima puluh
51 Lima puluh satu
52 Lima puluh dua
53 Lima puluh tiga
54 Lima puluh empat
55 Lima puluh lima
56 Lima puluh enam
57 Lima puluh tujuh
58 Lima puluh delapan
59 Lima puluh sembilan
60 Enam puluh
61 Enam puluh satu
62 Enam puluh dua
63 Enam puluh tiga
64 Enam puluh empat
65 Enam puluh lima
66 Enam puluh enam
67 Enam puluh tujuh
68 Enam puluh delapan
69 Enam puluh sembilan
70 Tujuh puluh
71 Tujuh puluh satu
72 Tujuh puluh dua
73 Tujuh puluh tiga
74 Tujuh puluh empat
75 Tujuh puluh lima
76 Tujuh puluh enam
77 Tujuh puluh tujuh
78 Tujuh puluh delapan
79 Tujuh puluh sembilan
80 Delapan puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua belas
13
Tiga belas
14
Empat belas
15
Lima belas
16
Enam belas
17
Tujuh belas
18
Delapan belas
19
Sembilan belas
20
Dua puluh
21
Dua puluh satu
22
Dua puluh dua
23
Dua puluh tiga
24
Dua puluh empat
25
Dua puluh lima
26
Dua puluh enam
27
Dua puluh tujuh
28
Dua puluh delapan
29
Dua puluh sembilan
30
Tiga puluh
31
Tiga puluh satu
32
Tiga puluh dua
33
Tiga puluh tiga
34
Tiga puluh empat
35
Tiga puluh lima
36
Tiga puluh enam
37
Tiga puluh tujuh
38
Tiga puluh delapan
39
Tiga puluh sembilan
40
Empat puluh
41
Empat puluh satu
42
Empat puluh dua
43
Empat puluh tiga
44
Empat puluh empat
45
Empat puluh lima
46
Empat puluh enam
47
Empat puluh tujuh
48
Empat puluh delapan
49
Empat puluh sembilan
50
Lima puluh
51
Lima puluh satu
52
Lima puluh dua
53
Lima puluh tiga
54
Lima puluh empat
55
Lima puluh lima
56
Lima puluh enam
57
Lima puluh tujuh
58
Lima puluh delapan
59
Lima puluh sembilan
60
Enam puluh
61
Enam puluh satu
62
Enam puluh dua
63
Enam puluh tiga
64
Enam puluh empat
65
Enam puluh lima
66
Enam puluh enam
67
Enam puluh tujuh
68
Enam puluh delapan
69
Enam puluh sembilan
70
Tujuh puluh
71
Tujuh puluh satu
72
Tujuh puluh dua
73
Tujuh puluh tiga
74
Tujuh puluh empat
75
Tujuh puluh lima
76
Tujuh puluh enam
77
Tujuh puluh tujuh
78
Tujuh puluh delapan
79
Tujuh puluh sembilan
80
Delapan puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!