Sungguh nahas, bukan adegan romantis yang terjadi. Malahan adegan jambak-jambakan sambil berguling-guling. Neina dan Leindra sudah sangat lelah sedari tadi berteriak untuk menghentikan aksi Reno dan Rini. Bukannya memedulikan anak-anaknya yang tengah khawatir, kedua orang dewasa itu malah semakin gencar bertarung.
Mereka tidak tahu saja sedari tadi Lucky sudah mendokumentasikan kejadian itu sambil cekikikan sendiri. Lagi asyik-asyiknya memvideokan pemeran utamanya, tiba-tina Neina datang dan duduk di samping Lucky dengan wajah yang cemberut sambil memeluk boneka beruang kesayangannya. Seketika Lucky langsung mengakhiri videonya.
Lucky berusaha untuk menghibur Neina, tapi sepertinya tidak berhasil. “Hah, harap maklumlah. Mama sama Papa kamu memang selalu begitu...” ucap Lucky keceplosan. “Eh, maksudnya. Kalau mereka berdua bersama dan Om Reno jadi Papa kamu jadinya ya begitu”, lanjut Lucky yang gugup.
“Apa sih Om, ngomongnya gak jelas gitu! Udah deh, Om nggak usah bohong. Aku tuh udah tau kalau Om Reno itu Papa aku!”, Jawab Neina dengan santai.
Reno ternganga mendengar pengakuan Neina itu. Ia tidak menyangka jika Neina sudah mengetahuinya. Ia pun lalu bertanya mungkinkah Mama mereka yang telah menjelaskan semuanya? Tapi, Neina menggelengkan kepalanya. Membuat Lucky semakin kebingungan.
Lucky sampai berpikir, jika Reno-lah yang tetelah memberitahukan kepada anak-anak ini tentang siapa dirinya. Tapi, sepertinya tidak mungkin. Ia ingat bagaimana Reno sangat takut dengan kondisi mental anak-anaknya jika tahu yang sebenarnya.
Neina heran melihat Lucky yang tampak berpikir seperti sedang di hadapkan dengan soal yang sangat sulit. Wajahnya sampai jelek banget kayak monkey yang lagi nunggu Ilham agar bisa mendapatkan sesisir pisang. Apa lagi di tambah wajahnya yang terkena terpaan sinar matahari membuat keningnya sangat berkerut dan itu begitu jelek sekali menurut Neina.
“Om, bingung kenapa?”, tanya Neina yang mengerti jika Lucky sedang memikirkan dirinya yang bisa mengetahui jika Reno adalah Papanya. “Hah! Gini ya Om. Masih ingat nggak awal jumpa denganku? Gimana Om Reno tidak sukanya sama aku tapi sekarang?”, Neina mencoba menjelaskan peristiwa sebelumnya.
Lucky pun mengangguk-angguk. Bukan karena ia mengerti, tapi karena ingat bagaimana Reno memarahi kedua anaknya itu saat perdana bertemu. Neina menjelaskan lagi jika keesokan harinya Reno sudah berubah sangat sayang padanya. Neina yakin, itu karena Reno telah mengetahui jika ia dan kembarannya adalah anak Rini, mamanya. Neina juga melihat dengan jelas bagaimana Reno dan Rini saling bertatapan dan di sana tampak kerinduan pada keduanya.
“Hah! Om gimana sih? Masa gitu aja gak tau, heran, bingung. Cape deh!”, keluh Neina yang lelah menjelaskan panjang lebar pada Lucky.
Lucky pun tersenyum seperti orang linglung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jujur, kali ini otaknya lagi konslet. Ia benar-benar takjub mengetahui Neina bisa seakurat itu meneliti semuanya.
Kemudian, Leindra pun juga ikut duduk dengan Lucky dan Neina. Ia juga sedang menghela napas karena lelah dari tadi meneriaki kedua orang yang sedang bertengkar itu. Lucky pun melihat ke arah Leindra. Ia sedikit menelisiknya dari atas hingga ke bawah. Membuat Leindra menjadi jengkel. Lucky hanya ingin memeriksa apakah Leindra juga tahu jika Reno adalah Papanya.
“Kenapa sih, Om? Buat risih aja deh!”, celetuk Leindra.
Dalam hati Lucky terus saja mengucapkan istighfar melihat dua orang anak yang terus saja memarahinya. Ia jadi bingung, apakah ia harus bertanya sama Leindra tau tidak. Tapi, ia juga penasaran dengan apa yang di pikirkan Leindra.
“Em, itu, anu..”, ucap Lucky gugup takut salah.
“Apaan sih Om, gak jelas banget!”, jawab Leindra yang melihat ada yang aneh pada Lucky.
Hah, keduanya menyebutkan jika Lucky orang yang tidak jelas? Ia merasa seperti orang dungu sekarang di antara kedua anak-anak bosnya ini. Namun, rasa penasarannya tidak hilang juga. Ia pun kembali menebar senyuman pada Leindra.
“Itu, soal Om Reno. Kamu tau nggak, Om Reno itu siapa?”, tanya Lucky dengan pelan-pelan.
“Papa aku!”, jawab Leindra santai.
“Ja..jadi kamu juga udah tau soal itu? Ka..kamu tau dari mana?”, tanya Lucky yang semakin syok dengan kedua anak yang dianggapnya aneh ini.
Leindra pun menjelaskan pada Lucky jika mamanya tidak pernah suka bila di sentuh pria lain. Ada aja kejadian kalau ada pria yang pegang-pegang mamanya. Yang kena semprot pakai lagu kebangsaan kadang juga kena pukulan maut dari mamanya. Tapi, sepertinya tidak untuk Reno. Beberapa kali Reno menyentuh bahkan memeluk Mamanya, mamanya tidak yang terlalu marah. Itu pertanda jika Om Reno dan mamanya punya hubungan khusus. Yaitu suami dan istri. Apalagi melihat Reno yang sangat sayang pada Neina dan Leindra.
Ya, Lucky juga baru sadar hal itu. Ia juga tahu bagaimana sikap Rini. Yang ogah di sentuh sama pria lain. Bisa-bisa langsung kena bogem dan langsung game over. Tapi, tidak juga untuk Lucky, mungkin karena Rini menganggap Lucky seperti adiknya sendiri.
Hah! Aku nggak nyangka mereka sudah tahu dengan cara mereka sendiri. Percuma aja disembunyikan, keluh Lucky dalam hatinya.
“Nggak udah heran Om, kami berdua ini memang anak genius”, celetuk Leindra berlagak sombong pada Lucky.
What? Dia tahu apa yang aku pikirkan? Ucap Lucky masih di dalam hatinya.
“Ya tau lah, Om. Aku kan bisa baca pikiran orang. Jadi, Om harus hati-hati denganku”, ucap Leindra lagi sambil melipat tangannya di dada mengejek Lucky.
Lucky pun semakin terkejut dengan pengakuan Leindra itu. Padahal sebenarnya, itu hanyalah tebakan Leindra saja. Ia memang sudah mempelajari apa yang ada di pikiran orang-orang dengan berbagai topik pembicaraan.
Namun, hal itu malah membuat Lucky merasa dirinya orang yang paling payah diantar kedua anak kecil itu. Badannya pun mulai gemetaran.
“Aaaaa..!!!”, teriak Lucky sekuatnya. Dan itu ia ulang-ulang seperti orang depresi.
Membuat dua orang yang tengah bertengkar itu langsung terdiam karena mendengar suara teriakan yang begitu kuat. Mereka melihat Lucky dan terkejut. Mereka segera menghentikan perkelahian itu. Rini yang khawatir langsung berlari menghampiri Lucky.
"Lucky! Kamu kenapa?", tanya Rini yang panik.
Melihat Rini, sontak Lucky langsung bersimpuh di pundak Rini sambil menangis. Rini semakin heran dan bingung. Ia hanya bisa mengelus punggung Lucky untuk menenangkan Lucky.
"Hiks, hiks. Mbak tau? Satu menit aja aku bersama kedua anak mbak, aku merasa orang paling payah. Huaaaa!", oceh Lucky sambil menangis.
Ucapannya hampir tidak jelas karena ia mengatakannya sambil menangis. Rini juga nggak ngerti apa yang dimaksud oleh Lucky.
"Aku mengerti sekarang gimana rasanya jadi mbak yang hidup bertahun-tahun bersama dengan mereka. Huaaa!!", lanjut Lucky.
Rini benar-benar tidak paham. Tapi, ia tetap berusaha menenangkan Lucky yang masih meletakkan kepalanya dipundak Rini. Mereka tidak tahu saja ada orang yang cemburu di sana melihat mereka sedekat itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
LISA
Si kembar genius
2023-10-13
1