Rini dan Leindra sibuk mencari Neina. Mereka berteriak memanggil nama Neina di dalam mall itu. Tapi, mereka tetap tidak bisa menemukan Neina. Rini melihat wajah Leindra yang sudah pucat. Mungkin Leindra sudah sangat kelelahan, begitu pikirnya.
Rini pun menawarkan diri untuk menggendong Leindra. Awalnya Leindra menolak. Tapi, Rini tetap memaksanya. Dan karena Leindra juga sebenarnya merasa benar-benar lelah ia pun akhirnya mau di gendong. Walaupun ia tidak tega melihat Mamanya yang terlihat ngos-ngosan mencari Neina sambil menggendong Leindra.
“Ma, i..itu Neina!”, seru Leindra yang melihat Neina bersama seseorang.
Rini pun melihat ke mana arah tangan Leindra menunjuk. Dan saat ia merasa yakin jika yang di lihatnya itu Neina, ia pun langsung bergegas menghampirinya.
“Neina!”, panggil Rini saat sudah dekat.
Neina pun langsung menoleh Rini dan ia tersenyum serta melambaikan tangannya seperti tidak terjadi apa-apa dan tidak merasa bersalah juga. Dan, orang yang sama dengan Neina itu juga membalikkan badannya ke arah Rini. Rini sampai membelalakkan matanya begitu melihat pria itu. Ya, dia adalah Reno.
Reno pun juga ikut tersenyum pada Rini dan Leindra. Lalu, ia melambaikan tangannya juga serta menyuruh kedua orang itu mendekat padanya. Sungguh rasanya di luar dugaan Rini. Ada yang aneh pada Reno. Kenapa ia tambak begitu ceria sedangkan kemarin ia begitu marah padanya. Apakah Reno telah berubah pikiran? Rini bertanya-tanya dalam hati.
Ya, mau tidak mau Rini pun berjalan mendekatinya. Ini juga demi mengambil Neina darinya. Ia sangat iri saat melihat Neina yang menggenggam erat tangan Reno.
“Neina, kenapa kamu pergi begitu aja tanpa bilang sama Mama?”, tanya Rini yang sedang kesal.
“Maaf Ma, Neina lupa”, jawabnya polos.
“Ayo pulang!”, ucap Rini dengan menarik tangan Neina yang satunya tanpa menurunkan Leindra.
“Tunggu!”, sela Reno.
Reno menatap kepada Neina yang tidak ingin berpisah dengannya. Lalu, ia tersenyum pada Neina seolah bilang “tenang, aku akan membantumu”.
“Jangan buru-buru gitu dong. Kasihan Neina, sepertinya dia kangen banget sama aku. Gimana kalau kita duduk santai dulu. Oh ya, ini buat Neina”, ucap Reno terdengar ramah lalu memberikan es krim pada Neina. “Dan ini, untuk Leindra”, ucapnya lagi.
Namun, Leindra menggelengkan kepalanya. Ada rasa kecil hati pada Reno. Dengan melihat Leindra, sepertinya ia akan sulit untuk di taklukan. Tidak seperti Neina yang memang sudah menyukainya.
“Kalau begitu, ini untuk kamu. Es krim coklat vanila, ya kan?”, ucap Reno sambil tersenyum.
Rini terus menatap Reno dengan tajam. Lalu, ia ambil pemberian Reno itu. Kalau saja tidak ada anak-anaknya di sana, tidak akan mau dia menerimanya. Ada yang aneh pada Reno sekarang ini. Rini memicingkan matanya untuk menelesik Reno.
Tapi, sepertinya Reno tahu apa yang ada di pikiran Rini. Ia tersenyum lagi melihat tingkah Rini itu. Kemudian, ia mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar es krim itu. Dan mengajak Rini untuk duduk di sebuah Resto di sana.
“Ayolah..”, bujuk Reno karena Rini terlihat tidak ingin mengikuti keinginannya.
“Oh ya, Leindra kenapa di gendong terus?”, tanya Reno pada Leindra dengan sebuah senyuman manis.
“Dia kecapekan!”, jawab Rini dengan judesnya.
Reno memperhatikan raut wajah Leindra yang memang pucat. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi pada Leindra. Tapi, jika bertanya pada Rini, pasti Rini tidak akan memberitahukan padanya.
“Yaudah, kalau gitu biar Om, yang gendong Leindra. Kasihan Mama kan, nampak capek banget”, bujuk Reno.
“Nggak perlu!”, jawab Rini.
Tapi, Leindra melihat wajah ibunya yang memang terlihat lelah itu. Leindra benar-benar tidak tega. Dan kalau untuk berjalan lagi, yang ada dia bisa pingsan dan akan lebih merepotkan. Akhirnya, mau tidak mau Leindra pun melepaskan Rini dan bergantian bergelayut di gendongan Reno.
Rini mendengus kesal. Tapi, Reno hanya tersenyum. Senyum penuh dengan kemenangan. Lalu, Reno juga mengajak Neina naik ke badannya untuk di gendongnya. Tentu saja Neina bersorak gembira. Mereka pun berjalan menuju resto itu. Dan Rini di tinggal jalan sendirian di belakang.
Rini merasa ingin menangis saat itu. Ia tidak bisa membayangkan jika kedua anaknya akan diambil oleh Reno. Seperti yang ada di hadapannya sekarang. Reno mengambil Neina dan Leindra dan membawanya pergi begitu saja.
Dan beberapa saat kemudian, sampailah mereka di tempat yang di tuju. Reno sengaja mendudukkan kedua anaknya di hadapannya agar ia bisa melihatnya terus. Dan ya, mau tidak mau Rini harus duduk di sebelah Reno. Tahu tidak? Saat ini hati Rini sebenarnya tidak karuan. Sebenarnya, Rini tidak membenci Reno. Tapi, ia terpaksa harus menjaga jarang dengan Reno. Jadi ya, yang di rasakan ya saat ini adalah jantung yang berdebar-debar namun ia sembunyikan dalam-dalam.
Mereka pun memesan makanan. Ya, dengan senang hati Neina memesan semua yang dia mau. Burger, kentang goreng, steak, bakso dan masih banyak lainnya. Reno sampai ternganga di buatnya. Ternyata selera makan Neina cukup tinggi.
“Saya pesan nasi goreng aja, mbak”, ucap Rini pada pelayan tersebut.
“Oh ya mbak, nasi gorengnya pedas ya. Dan tidak usah di taruh sayur apapun hanya pakai telur dadar aja”, ucap Reno tanpa sadar.
Rini memandangi wajah Reno. Ia kaget sekali mendengar ucapan Reno yang sama sekali tidak lupa apa yang ia suka. Dan Reno pun baru sadar jika dirinya terlihat peduli dengan Rini.
“Dengar, jangan GR dulu! Aku baik padamu seperti ini hanya di depan anak-anak. Aku tidak mau menyakiti mereka”, bisik Reno pada Rini.
Ah, Reno tidak tahu saja hati Rini merasa hancur mendengar perkataan Reno itu. Tapi, Rini harus kuat. Ia tidak boleh sampai ketahuan jika dirinya masih...
“Aku tau itu! Kau lihat es krim pemberianmu? Sudah aku buang. Jangan pikir aku juga mau menerima pemberianmu. Kalau tidak di depan anak-anak aku juga males dekat sama kamu”, balas bisik Rini yang tak kalah menyakitkan hati Reno.
Reno pun tersenyum kecut. Dan tiba-tiba ponselnya berdering. Ia melihat nama ibunya di layar itu. Ia pun beranjak segera mengangkat panggilan tersebut.
“Halo Ma, ada apa?” ucap Reno malas sambil mendengarkan balasan mamanya. “Mama tenang aja. Aku baik. Sangat baik bahkan. Karena aku sedang bersama anak-anakku. Iya Ma, anak-anakku. Sudah dulu ya Ma. Aku mau lanjut bersama mereka lagi”, ucap Reno lalu mengakhiri panggilan itu begitu saja.
Sedangkan di seberang sana, Ratna sedang merasa kegelisahan serta kepanasan. Ia benar-benar tidak terima jika Reno berdekatan lagi dengan Rini dan anak-anaknya.
“Kurang ajar! Berani-beraninya si Rini tidak menepati janjinya! Ini tidak bisa aku biarkan! Akan ku beri pelajaran dia! Dan aku harus memikirkan cara agar Reno tidak dekat dengan mereka lagi!”, ucapnya geram dan penuh kebencian pada Rini.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
LISA
Ternyt ma2 nya Reno ga suka sama Rini
2023-10-13
2
Haris Prastio
kenapa harus pura2... klo Rini jujur mungkin Reno juga bisa bantu Rini kan
2023-10-11
1